Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nandajanwulan Arozal
"Enzim papain merupakan enzim yang berasal dari getah pepaya (Carica papaya) yang terkenal akan khasiatnya sebagai pelunak daging. Hal ini disebabkan karena papain merupakan enzim protease, yaitu biokatalis dalam reaksi hidrolisis protein. Berdasarkan aktivitas protease enzim papain tersebut, papain banyak dimanfaatkan dalam bidang industri tekstil, kosmetik, bir, dan farmasi. Hal ini menyebabkan penelitian dan pengembangan proses isolasi papain menjadi penting. Proses isolasi enzim papain yang dilakukan pada makalah ini adalah dengan homogenisasi, sentrifugasi, dan pengendapan protein dengan variasi konsentrasi dan jenis presipitan. Homogenisasi dilakukan pada pH 7 untuk menjaga agar enzim papain tidak terdenaturasi. Sebelum melakukan pengendapan enzim, teriebih dahulu ditentukan waktu dan suhu inkubasi optimum untuk reaksi hidrolisis kasein. Penentuan waktu inkubasi optimum dilakukan pada suhu 37°C dan rentang waktu 10 s.d. 50 menit. Sedangkan untuk menentukan suhu optimum, dilakukan pada waktu inkubasi optimum yang telah didapatkan dari prosedur sebelumnya dan pada rentang suhu 30°C s.d. 70°C. Waktu dan suhu optimum tersebut akan digunakan untuk uji aktivitas setelah dilakukan pengendapan enzim. Presipitan yang digunakan adalah ammonium sulfat, garam dapur (NaCl), etanol, dan isopropanol. Variasi konsentrasi dan jenis presipitan digunakan untuk mendapatkan enzim papain hasil isolasi yang memiliki tingkat aktivitas protease tertinggi. Adapun uji aktivitas protease dilakukan dengan menpikur absorbansi spektrofotometri reaksi hidrolisis kasein yang dikatalisis oleh papain. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengendapan dengan ammonium sulfat dengan konsentras1 10% memberikan aktivitas yang paling baik, yaitu sebesar 22,599 FU (Enzyme Unit). Sedangkan pengendapan enzim dengan isopropanol memberiKan aktivitas sebesar 22,113 EU, dengan etanol sebesar 22,092 EU, dan dengan NaCI pada konsentrasi 40% sebesar 5,078 EU. Hal ini disebabkan karena ammonium sulfat mempunyai valensi anion yang paling bespr, kestabilan yang paling tinggi, dan toksisitas yang rendah terhadap papain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian keragaman genetik tanaman buah merupakan salah satu kegiatan penting untuk mendukung pemuliaan tanaman. Perbedaan tanaman dapat dideteksi melalui beberapa penanda, antara lain dengan pola pita DNA (Lamadji 1998) yang sering disebut sebagai penanda molekuler...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yurnadi
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat : yaitu sekitar 200 juta jiwa di tahun 2000 dengan laju pertambahan penduduk sekitar 1,98 %. Untuk mencapai sasaran serta kebijaksanaan pada Pelita Ke-enam dalam sektor kependudukan dirumuskan berbagai kebijaksanaan, antara lain meliputi peningkatan kualitas penduduk, pengendalian pertumbuhan, dan kuantitas penduduk dalam rangka menekan dan mengendalikan pertambahan jumlah penduduk.
Untuk menekan dan mengendalikan jumlah penduduk, maka pemerintah telah menggalakkan program keluarga berencana (KB) bagi pasangan suami istri (pasutri) usia subur. Selanjutnya untuk mensukseskan program tersebut diperlukan peran serta aktif dari pasutri tersebut. Pada saat ini, individu yang ikut serta dalam melaksanakan (akseptor) program KB mayoritas adalah para istri. Keikutsertaan para suami dalam melaksanakan KB masih sangat rendah yaitu sekitar 6 % dari seluruh akseptor KB. Rendahnya keikutsertaan suami (pria) dalam program KB mungkin disebabkan masih terbatasnya pilihan kontrasepsi untuk pria atau kontrasepsi pria yang ada masih belum memberikan hasil yang memuaskan.
Pria merupakan fokus baru untuk program KB yang selama ini belum banyak diperhatikan. Sampai sekarang kontrasepsi untuk pria yang dianggap sudah mantap adalah kondom dan vasektomi. Namun penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi menimbulkan keluhan psikologik, sedangkan vasektomi walaupun merupakan kontrasepsi yang dapat diandalkan, seringkali menimbulkan efek samping yang permanen (irreversible) berupa kegagalan rekanalisasi. Apabila faktor akseptor yang menggunakan kontrasepsi tersebut ingin punya anak kembali, maka seringkali sulit dapat dilakukan rekanalisasi kembali. Alternatif lain dalam metode kontrasepsi untuk pria yaitu penggunaan hormon seperti dilakukan pada wanita, tetapi cara ini pada pria dianggap belum memuaskan dan masih terus dilakukan penelitian.
Badan kesehatan dunia (WHO) telah membentuk suatu kelompok kerja (pokja) untuk mencari dan mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria. Mandat yang diberikan kepada pokja tersebut adalah mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria yang aman, efektif dan dapat diterima, serta memonitor keamanan dan keefektivitasannya. Salah satu strategi penelitian yang dilakukan oleh pokja WHO adalah mengembangkan kontrasepsi pria melalui bahan atau zat dari tumbuh-tumbuhan yang diduga mempunyai bahan aktif yang bersifat antifertilitas.
Dalam mencari obat altematif untuk kontrasepsi pria, sebaiknya tidak hanya terbatas pada kontrasepsi hormonal, tetapi juga pada tanaman yang diperkirakan mengandung zat antifertilitas. Berdasarkan analisis yang pernah dilakukan pada sejumlah besar tanaman diketahui bahwa 25 % diantaranya mengandung satu atau lebih zat aktif.
Dan beberapa penelitian yang menggunakan ekstrak biji pepaya telah dilakukan oleh Das, Fransworth, Chinoy dan Rangga, dan Chinoy dkk pada varietas honey dew yang terdapat di India, dan Amir pada pepaya gandul melaporkan bahwa ekstrak biji pepaya tersebut ternyata mempunyai khasiat sebagai antifertilitas pada hewan, namun dosis dari biji pepaya yang dapat menyebabkan infertilitas tersebut masih belum dapat diketahui secara tepat. "
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Abi Rachmadi
"Eschericia coli (E. coli) dianggap sebagai masalah di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang yang menyebabkan penyakit bawaan makanan, infeksi saluran kemih dan infeksi hematogen. Menambah masalah E. coli juga menjadi lebih resistan terhadap obat. Oleh karena itu pencarian alteratif sangat penting. Jamu tradisional, terutama di negara berkembang sering digunakan, salah satunya adalah biji pepaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah biji pepaya memiliki efek antibakteri terhadap E. coli. Biji pepaya dikeringkan dan diolah menjadi ekstrak yang dilarutkan dalam etanol 96% untuk mendapatkan konsentrasi 33%, 22%, 16,5% dan 11%.
Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan menggunakan metode pengenceran untuk mendapatkan Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC). Hasil data dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mana E. coli ditantang oleh Ciprofloxacin dari 3200 mikroliter / ml. Data yang dihasilkan bersifat semi kuantitatif dan diolah dengan analisis deskriptif. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa 16,5% ekstrak biji pepaya adalah MIC dan MBC terhadap E. coli. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa biji pepaya memiliki efek antibakteri terhadap E. coli.

Eschericia coli (E. coli) is considered a problem throughout the world, especially in developing countries that cause foodborne diseases, urinary tract infections and hematogenous infections. Adding to the problem of E. coli also becomes more resistant to drugs. Therefore alternative search is very important. Traditional herbal medicine, especially in developing countries is often used, one of which is papaya seeds. This study aims to determine whether papaya seeds have an antibacterial effect on E. coli. Papaya seeds are dried and processed into extracts dissolved in 96% ethanol to get concentrations of 33%, 22%, 16.5% and 11%.
The research design used was a laboratory experiment using a dilution method to obtain Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC). The results of the data were compared with a control group in which E. coli was challenged by Ciprofloxacin of 3200 microliters / ml. The data generated is semi-quantitative and processed with descriptive analysis. From the results of the study, it was found that 16.5% papaya seed extract was MIC and MBC against E. coli. The conclusion of this study is that papaya seeds have an antibacterial effect on E. coli.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Styani
"Upaya peningkatan hasil ekstraksi karotenoid total buah papaya (Carica papaya L.) dengan menggunakan enzim kombinasi pectinase selulase serta aktivator Mn2+ telah diteliti. Dari penelitian pendahuluan diketahui bahwa aktivitas tertinggi dari enzim kombinase pektinase-selulase dicapai pada suhu inkubasi 400C, waktu 45 menit, pH 5.0 (menggunakan larutan penyangga asetat) dan penambahan Mn2+ 150 mM ke dalam ekstrak buah pepaya dengan perbandingan 0,9 : 30 (v/v). Aktivitas enzim kombinasi pektinase-selulase tersebut ditunjang oleh hasil pengamatan secara mikroskopis, yakni terjadinya degradasi dinding sel yang ditunjukkan oleh perubahan bentuk dan berkurangnya intensitas pewarnaan dari matrik lipidprotein dibandingkan dengan contoh tanpa perlakuan. Pada penelitian utama diketahui bahwa ekstraksi dengan penambahan enzim kombinasi pektinaseselulase tidak terdapat pigmen larut air yang terbuang bersama filtrat baik tanpa atau dengan penambahan Mn2+. Disamping itu dihasilkan kandungan total karotenoid dalam ekstrak tertinggi sebesar 95,33 + 0,01 % dari bobot ekstrak diperoleh pada ekstraksi sampel buah pepaya dengan penambahan enzim kombinasi pektinase-selulase 1:1. Sedangkan ekstraksi dengan penambahan Mn2+ dapat meningkatkan aktivitas enzim pektinase-selulase sehingga terjadi peningkatan % total karotenoid dalam ekstrak buah papaya sebesar 15 %."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2006
T39907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danti Firda Nur
"ABSTRAK
Ulat grayak adalah salah satu hama yang sering menyerang tanaman cabai merah. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini antara lain dengan gigitan dan kunyahan pada daun serta memakan permukaan daun sehingga hanya meninggalkan tulang daunnya saja. Getah pepaya dapat digunakan sebagai pestisida karena mengandung enzim sisteina protease yang merupakan zat yang dapat menghambat sistem pencernaan serangga sehingga dapat membunuh serangga. Percobaan ini memvariasikan getah pepaya yang digunakan yaitu getah yang berasal dari daun, batang dan kulit buah pepaya. Selain itu metode ekstraksi yang digunakan juga divariasikan menjadi metode ekstraksi dengan menggunakan blender dan dengan penyadapan. Ekstraksi dengan menggunakan blender akan dilanjutkan dengan ekstraksi secara kimia menggunakan larutan fosfat buffer dan amonium sulfat. Sedangkan metode penyadapan akan dilanjutkan dengan ekstraksi secara kimia dengan menggunakan aseton. Kedua metode akan dibandingan dengan menggunakan uji aktivitas enzim dan uji efikasi. Aktivitas enzim akan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan uji efikasi akan menggunakan larva ulat grayak yang diberi daun cabai yang telah dioleskan biopestisida. Selain itu akan dilakukan uji penyimpan untuk melihat perubahan warna dan bau serta aktivitas pada sampel

ABSTRACT
Spodoptera litura is one of the major pests on red chilli pepper Capsicum annum . Larvae damage crops by biting, chewing and then eating the lower surface of the leaves. The leaves will become transparent white, severe damage leaves behind only leaf bone. Spodoptera litura in red chilli pepper ca eliminated with pesticide from chemical. But they have side effect if using in a long time like killing another insects and increase the number of pest. Using chemical pesticide need to increase the dose so will be dangerous to enviroment. For decreasing dependancy of chemical pesticide using biopesticide is the alternative.The author s initiated to use latex and piece of papaya as biopesticide. Papaya Carica papaya could be used as a biopesticide because it contains sisteine protease which substances that can inhibit eating even to kill insects pests. The method used is extraction with variation of tapping. First latex and piece of papaya from tapping soluted by phospate buffer, after incubated in temprature 40 C centrifuge the solution and precipitated with aseton 50 . For purification author use nylon filter. For latex and piece of papaya without tapping the extraction add sodium bisulfate as enzyme activator. Based on the method, result will be reach is enzyme activity and mortality rate of spodoptera litura.The result will be test using efication test with flybow of spodoptera litura which are given red chilli pepper leave which given biopesticide from papaya in a week. For activity,we using spectrophotometer UV Vis for measure absorbance in wavelength 750 nm. "
2017
S67873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adnan Raihan
"Pepaya potong segar, memiliki batas waktu penyimpanan yang terbatas karena rentan terhadap kebusukan dan kontaminasi bakteri. Dalam penelitian ini, buah pepaya potong segar mendapatkan perlakuan dengan metode gabungan ozon-nanomist dan sinar UV dengan variasi dosis ozon-nanomist dan jenis material pengemasan. Sampel pepaya potong segar seberat 100 gram dikontakkan dengan ozon-nanomist dan sinar UV selama 3 menit, kemudian disimpan selama 6 hari pada suhu ruang 25°C setelah perlakuan. Pengujian dilakukan dengan mengombinasikan dosis ozon-nanomist (0,1; 0,2 dan 0,3 ppm) dengan penggunaan kemasan berbahan PP, PET, dan LDPE. Masa simpan dievaluasi melalui uji Total Bakteri, sementara kualitas sampel diukur berdasarkan kandungan vitamin C, perubahan massa, dan sifat organoleptik. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa kemasan PET dan dosis ozon 0,3 ppm ditambah dengan sinar UV selama 3 menit merupakan kombinasi yang terbaik untuk mempertahankan kualitas dan memperpanjang umur simpan dari pepaya potong segar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi dosis ozon – nanomist dan pengemasan dapat meningkatkan kualitas dan memperpanjang umur simpan pepaya potong segar selama 6 hari percobaan yang dilakukan.

Fresh-cut papaya has a limited storage time because it is susceptible to spoilage and bacterial contamination. In this study, fresh-cut papaya fruit was treated with a combined method of ozone-nanomist and UV light with variations in ozone-nanomist dosage and type of packaging material. Fresh-cut papaya samples weighing 100 grams were contacted with ozone-nanomist and UV light for 3 minutes, then stored for 6 days at 25°C room temperature after treatment. Tests were conducted by combining ozone-nanomist doses (0.1; 0.2 and 0.3 ppm) with the use of PP, PET, and LDPE packaging. Shelf life was evaluated through Total Bacteria test, while sample quality was measured based on vitamin C content, mass change, and organoleptic properties. The results generally showed that PET packaging and ozone dose of 0.3 ppm coupled with UV light for 3 minutes was the best combination to maintain the quality and extend the shelf life of fresh-cut papaya. The results showed that the variation of ozone - nanomist dosage and packaging could improve the quality and extend the shelf life of fresh-cut papaya during the 6-day experiment conducted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Amaniah Al Hayat
"Peningkatan kebutuhan bahan penghambat korosi yang aman dan ramah lingkungan menjadi perhatian utama, terutama dalam industri berbasis baja karbon rendah. Salah satu penyebab utama kerusakan pada material ini adalah korosi yang dipercepat oleh penggunaan larutan asam seperti H2SO4. Salah satu cara untuk mengurangi laju korosi dari material adalah dengan menambahkan inhibitor organik dari ekstrak tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif. Pada penelitian ini, dilakukan penambahan variasi konsentrasi inhibitor dari ekstrak akar pepaya (Carica papaya L.) dengan melarutkan ke dalam larutan 1M asam sulfat (H2SO4), dimana asam sulfat merupakan senyawa yang digunakan untuk acid pickling pada baja. Dilakukan uji Optical Emission Spectroscopy (OES) untuk mengetahui komposisi kimia dari material uji sesuai dengan spesifikasi material API 5L dan uji Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk mengetahui senyawa yang terkandung dalam ekstrak akar pepaya yang akan digunakan sebagai inhibitor pada baja karbon rendah API 5L grade B. Dilakukan juga pengujian Linear polarisasi untuk mengetahui efisiensi laju korosi pada penambahan variasi ekstrak inhibitor akar pepaya. Kemudian, dilakukan pengujian Electrochemical impedance spectroscopy (EIS) untuk menginterpretasikan sistem variasi konsentrasi inhibitor akar pepaya pada rangkaian listrik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa material uji sesuai dengan spesifikasi API 5L grade B, ekstrak akar pepaya mengandung senyawa bio aktif flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin yang terbukti menurunkan laju korosi dengan variasi konsentrasi dari 4 ml sampai 20 ml terbukti menurunkan laju korosi dari 1,172 mm/year menjadi 0,074 mm/year dengan efisiensi maksimum 93,68% pada konsentrasi 20 ml.

The increasing need for safe and environmentally friendly corrosion inhibiting materials is a major concern, especially in low carbon steel-based industries. One of the main causes of damage to these materials is accelerated corrosion by the use of acidic solutions such as H2SO4. One way to reduce the corrosion rate of the material is to add organic inhibitors from plant extracts containing bioactive compounds. In this study, the addition of various concentrations of inhibitors from Akar Pepaya extract (Carica papaya L.) was carried out by dissolving it in 1M sulfuric acid (H2SO4) solution, where sulfuric acid is a compound used for acid pickling on steel. Optical Emission Spectroscopy (OES) test was conducted to determine the chemical composition of the test material in accordance with API 5L material specifications and Fourier Transform Infra Red (FTIR) test to determine the compounds contained in Akar Pepaya extract which will be used as an inhibitor on API 5L grade B low carbon steel. Linear polarization testing was also carried out to determine the efficiency of the corrosion rate in the addition of akar pepaya inhibitor extract variations. Then, Electrochemical impedance spectroscopy (EIS) testing was carried out to interpret the system of variations in Akar Pepaya inhibitor concentration in electrical circuits. The test results show that the test material is in accordance with API 5L grade B specifications, Akar Pepaya extract contains bioactive compounds flavonoids, saponins, alkaloids, and tannins which are proven to reduce the corrosion rate with a concentration variation from 4 ml to 20 ml which is proven to reduce the corrosion rate from 1,172 mm/year to 0,074 mm/year with a maximum efficiency of 93,68% at a concentration of 20 ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>