Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qasim, Syed R.
Boca Raton: CRC Press,, 2018
628.162 QAS w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Suwandhini
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini berusaha untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi sikap penduduk yang bermukim di tepi sunga1 Ci1iwung terhadap penggunaan air sungai tersebut untuk kehidupan sehari-hari. Sikap ada1ah kesediaan bereaksi terhadap suatu hal (obyek), bersifat tertutup tetapi bi1a sudah terbentuk akan turut menentukan cara-cara tingkah laku manusia terhadap obyek tersebut. Penulis merasa perlu membahas topik ini karena masalah pencemaran (terutama pencemaran air sungai) telah menjadi masalah lingkungan hidup yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Masa1ah itu ternyata baru dibahas o1eh ilmuwan dari bidang ilmu pasti alam saja, pembahasan yang dilakukan ilmuwan sosial sangat sedikit sekali. Untuk memudahkan analisa maka penulis menggunakan variabel status sosial ekonomi dan pengetahuan mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan sebagai variabel pengaruh (independent variable), variabel sikap terhadap penggunaan air sungai Ciliwung sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel penggunaan air sebagai variabel terpengaruh (dependent variable). Penulis menggunakan variabel-variabel tersebut untuk mengetahui sampai seberapa jauh faktor sosial ekonomi dan pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan dapat mempengaruhi sikapnya terhadap penggunaan air sungai yang telah tercemar. Selain itu penulis juga ingin mengetahui apakah sikap yang dimiliki seseorang berkaitan dengan tindakan (tingkah lakunya) terhadap suatu obyek terutama dalam hal ini adalah tindakan dalam menggunakan air sungai Ciliwung yang telah tercemar untuk kehidupan sehari-hari). Untuk studi empiris yang harus dilakukan, penulis menetapkan daerah Kelurahan Kampung Melayu sebagai daerah penelitian. Alasan dari ditetapkannya daerah tersebut adalah karena wilayah keiurahan itu hampir seluruhnya terletak memanjang di tepi sungai Ciliwung, dan banyak penduduk daerah itu yang menggunakan air sungai tersebut untuk berbagai, keperluan hidup sehari-hari. Padahal menurut penelitian secara fisio-kimiawi dan mikro-biologi, pencemaran yang terjadi pada sungai Ciliwung telah melampaui Nilai Ambang Batas (NAB). Sebagai populasi penelitian, penulis menetapkan semua penduduk yang bermukim tepat di tepi sungai Ciliwung dan proses penarikan sampelnya dilakukan secara acak tetapi bertahap (multi-stage random sampling). Dari proses itu penulis mendapatkan 100 orang responden yang terdiri dari para ibu rumah tangga, karena mereka itulah yang paling banyak menggunakan air untuk berbagai keperluan (baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun bagi kepentingan keluarganya). Dari data yang terkumpul didapat bahwa sebagian besar responden bersikap negatif (setuju) terhadap penggunaan air sungai Ciliwung untuk kehidupan sehari-hari. Setelah diadakan analisa didapat bahwa sikap itu berkaitan dengan faktor sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan yang relatif rendah. Dari ketika analisa itu dilanjutkan didapat bahwa sikap yang dimiliki responden itu ternyata sejalan dengan tindakan atau tingkah lakunya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Ragina B.
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan air rumah tangga yang tinggi biasanya terjadi dalam sebuah kota metropolitan, seperti halnya kota Jakarta. Standar kebutuhan air domestik yang ditetapkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum adalah sebesar 126,9 liter/kapita/hari sementara standar kebutuhan air yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan adalah 150 liter/orang/hari. Menurut Kajian dan Verifikasi Cakupan Layanan Air Minum Perpipaan di DKI Jakarta Tahun 2009, tingkat konsumsi air rata-rata rumah tangga pelanggan PAM adalah sebesar 253,302 liter/orang/hari sampai 261,496 liter/orang/hari, sementara tingkat konsumsi air rata-rata rumah tangga yang bukan pelanggan PAM di wilayah DKI Jakarta adalah sebesar 204,698 liter/orang/hari. Penduduk miskin Jakarta mengalami peningkatan dari 51,24 ribu jiwa pada Maret 2011 menjadi 363,42 ribu jiwa, dibandingkan Maret 2010 yang hanya 312,18 ribu jiwa.Jumlah ini sekitar 3,75 % dari total penduduk Jakarta. Ironisnya di beberapa tempat warga kelas ekonomi menengah bawah terpaksa membeli air dengan harga mahal ataupun membuat sumur komunal karena tidak terlayani jaringan pipa air bersih atau PAM. Maka diperlukan data penggunaan air domestik pada rumah tangga kelas ekonomi menengah ke bawah dengan harapan dapat dijadikan dasar perbaikan layanan jaringan pipa air bersih. Melalui metode wawancara dengan menggunakan kuisioner diketahui pola penggunaan air rumah tangga kelas ekonomi menengah ke bawah kota Jakarta adalah mandi sebesar 193,89 liter/orang/hari, masak beras sebesar 2,66 liter/orang/hari, merebus bahan makanan sebesar 0,18 liter/orang/hari, minum sebesar 2,23 liter/orang/hari, mencuci pakaian sebesar 42,39 liter/orang/hari, mencuci peralatan makan sebesar 19,41 liter/orang/hari, mencuci kendaraan sebesar 3,87 liter/orang/hari, sehingga total penggunaan air rumah tangga kelas ekonomi menengah ke bawah di kota Jakarta adalah sebesar 264,64 liter/orang/hari. Dari seluruh data hasil sampling yang diolah dengan dengan metode korelasi dan regresi pada Ordinary Least Square didapatkan kesimpulan bahwa tingkat pendapatan tidak berpengaruh secara nyata terhadap penggunaan air rumah tangga. Data dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber penggunaan air rumah tangga yang representatif terhadap kota Jakarta. Large quantities of household water consumption usually occurs in a metropolitan
ABSTRACT
city, as well as Jakarta. Standard domestic water requirements set by Kementrian Pekerjaan Umum is at 126.9 liters/capita/day while the standard water requirement established by the Departmen Kesehatan is 150 liters/person/day. According to the “Kajian dan Verifikasi Cakupan Layanan Air Minum Perpipaan di DKI Jakarta” in 2009, the average level of household water consumption using PAM amounted 253.302 liters/person/day to 261.496 liters/person/day, while the average level of water consumption of households that is not using PAM is equal to 204.698 liters/person/day. The amount of citizens with middle-low class of economy in Jakarta has increased from 51,240 in March 2011 to 363,420 inhabitants, compared to March 2010 is only 312.180. This amounts to about 3.75% of the total population in Jakarta. Ironically in some places middle-low economic class citizens forced to buy water at high prices or make a communal well as underserved water pipelines or PAM. Through interviews using a questionnaire method it is known the patterns of water usage in household with middle-low economic class in Jakarta. Water usage of shower is 193.89 liters/person/day, rice cooking by 2.66 liters/person/day, boiling food by 0.18 liters/person/day, drinking of 2.23 liters/person/day, washing clothes for 42.39 liters/person/day, washing dishes of 19.41 liters/person/day, washing vehicles at 3.87 liters/person/day, so the total water usege in household with middle-low economic classes in the city is amounted to 264.64 liters/person/day. The entire data sampling results was processed by the correlation and regression method in the Ordinary Least Squares. It is concluded that the level of income does not affect the use of household water significantly. The data in this study is expected to be a source of domestic water use that are representative of the Jakarta city.
2014
S53118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rowi Darmawiredja
Abstrak :
Air merupakan elemen penting yang dibutuhkan oleh manusia. Penggunaan air bersih yang berlebihan menyebabkan jumlah air bersih semakin berkurang. Jumlah air bersih yang semakin berkurang memicu manusia untuk menjaga ketersediannya. Salah satu upaya ini dapat dilakukan pada bangunan yang merupakan tempat yang sering digunakan manusia untuk beraktivitas. Tujuan penulisan ini adalah untuk meninjau upaya penghematan air pada bangunan bersertifikasi hijau melalui penerapan teknologi yang dapat mengefisiensikan penggunaan air. Peninjauan ini dilakukan pada bangunan fasilitas pendidikan di Universitas Indonesia yakni Gedung baru PUSGIWA UI. Teknologi pengefisiensian air yang digunakan pada bangunan ini dinilai melalui perbandingan dengan standar Bangunan Gedung Hijau, Greenship, dan EDGE. Data diperoleh dari gambar as built drawing bangunan, wawancara, serta survei lapangan untuk menyesuaikan antara gambar dengan kondisi lapangan. Teknologi fitur air yang digunakan pada bangunan hampir seluruhnya sudah memenuhi kriteria bangunan hijau. Disamping itu air yang telah digunakan pada bangunan ini dialirkan menuju danau sehingga tidak ada air yang digunakan kembali. ......Water is an element needed by humans. Excessive use of clean water causes the amount of clean water to decrease. The decreasing amount of clean water triggers people to maintain its availability. These efforts can be done in buildings which are places that used by humans for activities. The purpose of this paper is to review efforts to save water in green-certified buildings through the application of technology that can streamline water use. This review was carried out on the educational facility building at the Universitas Indonesia, namely gedung baru PUSGIWA UI. The water efficiency technology used in this building is assessed by doing comparison with Bangunan Gedung Hijau, Greenship, and EDGE standards. Data were obtained from as-built drawings of buildings, interviews, and field surveys to match the drawings and field conditions. The water feature technology used in buildings almost entirely meets the green building criteria. Besides that, the water that has been used in this building is channeled into the lake so that no water is reused.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richa Daniella
Abstrak :
Green retrofitting menjadi solusi paling efisien dalam meminimalisir emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim, salah satu fenomena yang sedang melanda dunia. Green retrofitting juga merupakan langkah penting bagi Indonesia dalam mencapai komitmen Net Zero Emission pada tahun 2060. Terdapat dua standar penilaian green retrofitting yang digunakan di Indonesia, yaitu sertifikasi Greenship dari GBCI dan sertifikasi BGH dari Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021. Pengembangan standar WBS gabungan antara kedua standar tersebut menjadi tingkat paling kecil, yaitu aktivitas, dari aspek WAC dilakukan agar menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan green retrofitting pada bangunan gedung bertingkat tinggi sehingga dapat lebih mudah dikelola. Standar WBS juga dikembangkan agar kebutuhan sumber daya pekerjaan green retrofitting dapat dengan mudah teridentifikasi dan direncanakan sehingga dapat meningkatkan akurasi perencanaan sumber daya. Penelitian ini hanya akan membahas mengenai aspek WAC pada bangunan gedung bertingkat tinggi untuk pekerjaan green retrofitting. Hasil yang diperoleh merupakan hasil analisa arsip, analisa deskriptif, analisa delphi menggunakan kuesioner, analisa RII dan analisa statistik yang mencakup uji homogenitas, uji kecukupan data, uji validitas internal, uji reabilitas, dan uji korelasi. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan aktivitas atau tolok ukur penilaian pada struktur WBS yang penting serta yang berpengaruh terhadap akurasi perencanaan sumber daya. ......Green retrofitting is the most efficient solution in minimizing greenhouse gas emissions that cause climate change, one of the phenomena that is sweeping the world. Green retrofitting is also an important step for Indonesia in achieving its Net Zero Emission commitment by 2060. There are two green retrofitting assessment standards used in Indonesia, namely Greenship certification from GBCI and BGH certification from Permen PUPR Number 21 of 2021. The development of a combined WBS standard between the two standards into the smallest level, namely activities, from the WAC aspect is carried out so that it becomes a reference in carrying out green retrofitting work in high-rise buildings so that it can be more easily managed. The WBS standard was also developed so that the resource requirements of green retrofitting work can be easily identified and planned so as to improve the accuracy of resource planning. This research will only discuss aspects of WAC in high-rise buildings for green retrofitting work. The results obtained are the results of archival analysis, descriptive analysis, delphi analysis using questionnaires, RII analysis and statistical analysis which includes homogeneity test, data sufficiency test, internal validity test, reliability test, and correlation test. The result of this research is to obtain activities or assessment benchmarks in the WBS structure that are important and that affect the accuracy of resource planning.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library