Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Illich, Ivan
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1984
370.19 Ill b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Gayatri
"Penelitian ini dimaksudkan mengungkapkan pandangan orangtua terhadap pendidikan formal anak-anak mereka pada suku bangsa Betawi di lokasi pemukiman Kampung Melayu, kota madya Jakarta Selatan. Untuk menjaring informasi tentang pandangan orang Betawi tersebut, penelitian dilakukan dengan wawancara berstruktur dan berfokus terhadap kepala keluarga yang dipilih secara acak. Berdasarkan penelitian ini, orangtua berpandangan bahwa pendidikan formal bermanfaat bagi kehidupan yang dalam fungsi praktis adalah untuk memperoleh pekerjaan. Tingkat sekolah yang makin tinggi dianggap memengaruhi jenis pekerjaan yang lebih baik dan dapat meningkatkan penghasilan. Pandangan tersebut berbeda dengan tulisan mengenai orang Betawi yang dikemukakan beberapa ahli antara lain Lance Castles (1987), bahwa orang Betawi memandang sekolah sebagai salah satu cara penyebaran agama Nasrani. Pandangan ini muncul karena pengalaman bahwa sekolah mulai diperkenalkan di Indonesia oleh orang Belanda yang mayoritas beragama Nasrani. Karena itu, tumbuh anggapan bahwa sekolah identik sebagai cara hidup orang Nasrani. Pandangan ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan orang Betawi menghindari dan menolak sekolah karena dikhawatirkan akan memperlemah keimanan agama mereka (Islam). Pergeseran pandangan tersebut dipengaruhi oleh perubahan kota Jakarta. Penduduk Jakarta yang terdiri dari beragam suku bangsa memiliki kemungkinan interaksi yang tinggi dengan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang nilai dan pandangan yang berbeda-beda. Selain itu, banyak penduduk yang didirikan bermacam-macam sekolah berbasis jenjang. Sekarang ini, pendidikan di Jakarta menjadi kebutuhan yang penting untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di antara penduduk Jakarta yang makin padat. Sumber mata pencaharian tidak dapat diperoleh hanya dari hasil kebun yang makin sempit atau telah habis.
This study aims to reveal the views of parents towards formal education of their children in the Betawi ethnic group in the Kampung Melayu settlement, South Jakarta City. To gather information about the views of the Betawi people, the study was conducted through structured interviews and focused on randomly selected heads of families. Based on this study, parents are of the view that formal education is beneficial for life, which in practical terms is to obtain a job. Higher levels of schooling are considered to influence better types of jobs and can increase income. This view differs from the writings on the Betawi people put forward by several experts, including Lance Castles (1987), who said that the Betawi people view school as one way to spread Christianity. This view emerged because of the experience that schools were introduced in Indonesia by the Dutch, who were predominantly Christian. Therefore, the assumption grew that school was identical to the way of life of Christians. This view is one of the factors that causes the Betawi people to avoid and reject school because they are worried that it will weaken their religious faith (Islam). The shift in views was influenced by changes in the city of Jakarta. Jakarta's population, which consists of various ethnic groups, has a high possibility of interaction with various ethnic groups that have different backgrounds, values, and views. In addition, many residents have established various level-based schools. Currently, education in Jakarta is an important need to get decent jobs among the increasingly dense population of Jakarta. Sources of livelihood cannot be obtained only from the results of gardens that are increasingly narrow or have run out."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Naufal
"Tulisan ini berupaya untuk menjelajahi ragam analisis budaya dalam pendidikan formal di Indonesia. Fokus terhadap kajian antropologi pendidikan ditujukan untuk menggambarkan relevansi teoritis maupun metodologis yang ada di antara kedua kajian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi pustaka berbasis anotasi bibliografi yang dilakukan secara daring. Cakupan data yang ditelaah merupakan karya tulis ilmiah yang diterbitkan dari tahun 2018 hingga tahun 2022 dan berfokus pada proses pembelajaran pendidikan formal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kajian antropologi pendidikan di Indonesia memiliki keragaman ruang analisis menarik, seperti relasi pendidikan dengan pembangunan, gender, linguistik, budaya perkotaan dan pengetahuan lokal. Pergerakan ruang analisis tersebut didasarkan pada karakteristik masyarakat Indonesia tingkat keberagamannya yang tinggi. Temuan penelitian ini menggambarkan penawaran-penawaran yang diberikan oleh kajian antropologi pendidikan terhadap kajian antropologi maupun kajian pendidikan.

This paper seeks to explore the variety of cultural analysis in formal education in Indonesia. The focus on educational anthropology is aimed to illustrate the theoretical and methodological relevance that exists between the two studies. The method used in this research is an online literature study based on bibliographic annotation. The scope of the data analyzed consists of scientific papers published from 2018 to 2022 and focuses on the learning process of formal education. The results of this study show that the development of educational anthropology in Indonesia has a variety of interesting analytical spaces, such as the relationship between education and development, gender, linguistics, environment, art, urban culture and local knowledge. Such dynamic analysis is driven by the characteristics of Indonesian society, which has a high level of diversity, The findings of this study illustrate the contributions of educational anthropology studies to both anthropology and education studies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Abbad
"ABSTRAK
Pendidikan formal pada masyarakat keturunan Arab di
lingkungan Empang pada masa lalu yaitu sekitar tahun 1950
ke bawah kurang mendapat kedudukan penting Hal mi disebabkan
oleh karena pandangan dari masyarakat tersebut yang
beranggapan bahwa pendidikan formal itu merupakan sistem
pendidikan yang datang dari Barat, sehingga pengetahiian dan
pemikiran dari sistem pendidikan itu dianggap akan memperlemah
keyakinan agama anak-anak mereka Di samping itu anakanak
bergaul terlalu bebas dengan orang-orang yang menurut
pandangan orangtuanya pada waktu itu tidak seja,jar atau
dengan kata lain bukan golongannya
Dilain pihak, lapangan pekerjaan yang banyak dilakukan
oleh keturunan Arab adalah berdagang Karena itu tampaknya
sistem pendidikan formal kurang mendapat kedudukan penting
Alasan yang dikemukakan mengapa mereka lebih menyukai
perdagangan antara lain adalah karena pandangan mereka
yang beranggapan bahwa dengan berdagang itu mereka merasa
lebih, (1) bebas tidak terikat oleh, a waktu, b terioat, dan
c tidak merasa diatur oleh orang lain, (2) kadang-kadang
memperoleh uang lebih banyak daripada kalau mereka bekerja
pada pemerintah yang harus melalui pendidikan bertahun-tahun
Pendidikan yang terbatas dapat mempengaruhi perkawinan
dalam usia muda, terutama bagi anak-anak perempuan Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pada masa lalu faktor ekonomi
tidak menjadi alasan mengapa mereka tidak menyekolahkan
anaknya terutama anak perempuan, akan tetapi karena pandangan
mereka yang masih tertutup terhadap pendidikan formal
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kwalitatif
yang di dukung oleh metode kwantitatif Metode kwalitatif
dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam dan
pengamatan terlibat, wawancara mendalain dilakukan ,Juga terhadap
empat orang responden yang dijadikan sasaran studi
kasus Metode kwantitatif dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang disebarkan pada 60 orang responden yang
dijadikan sampel
Hasil penelitian di lapangan memperlihatkan bahwa
pada saat mi telah terjadi perubahan pendidikan pada masyarakat
keturunan Arab di Empang yang berpengaruh pada pilihan
lapangan kerja, perubahan umur kawin dan pemilihan .jodoh
Ada pun hal-hal yang menyebabkan terjadinya Derubahan
dalam bidang pendidikan tersebut adalah adanya Derubahan
pandangan dari para orangtua yang disebabkan oleh karena,
adanya perjuangan perseorangan untuk memperoleh kekuasaan,
perubahan lingkungan sosial dan adanya hubungan dengan kebudayaan
lain yang berbeda

"
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S6750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi siswa kelas X SMAN I Sungguminasa Kabupaten Gowa dalam hal 1) hasil belajae fisika 2) kemampuan penalaran formal 3)profil lingkungan pendidikan keluarga 4)apakah kemampuan penalaran formal mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar fisika 5)apakah lingkungan pendidikan keluarga mempunyai pengaruh positif yang signifkan terhadap hasil belajar fisika....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Ratih Sekarsari
"
ABSTRAK
Skripsi ini mengenai sekolah Pa Hua yang merupakan salah satu sarana pendidikan formal bagi keturunan Cina pada tahun 1946-1957. Penulisan ini bertujuan menguraikan sistem pendidikan formal di sekolah Pa Hua pada tahun 1946-1957 sehingga diketahui apa saja yang telah diperoleh para murid-muridnya selama bersekolah di sekolah Pa Hua sebagai bekal dalam kehidupan mereka.
Tehnik mengumpulkan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan mengadakan wawancara tak berstruktur dan mendalam terhadap para responden yaitu Bapak Drs. Fredy Lingga, Ibu Dra. Linggasari, Bapak Tjiong Thiam Siong B.A dan Bapak Drs. Surya Gunardi. Dalam penyusunan skripsi ini digunakan metode riwayat hidup (Individual Life Story).
Hasil penelitian menunjukan, pendidikan formal yang diterima para responden di sekolah Pa Hua telah memberikan bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan. Sekolah Pa Hua yang didriikan oleh Tiong Hoa Hwee Koan ini lebih mengutamakan pendidikan akademis bagi anak didiknya pada kurun waktu 1946-1957. Sehingga sekolah Pa Hua tidak lagi menjadi sarana untuk melaksanakan tujuan Tiong Hoa Hwee Koan pada awal berdirinya pada tahun 1900 yaitu memajukan pemahaman Konghucuisme untuk memperbaharui adat-istiadat Cina di kalangan masyarakat keturunan Cina khusus dalam hal upacara perkawinan dan kematian.
"
1997
S12955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Hidayati
"Di Indonesia pada saat ini banyak berkembang suatu kursus bimbingan belajar. Di dalam aturan mengenai kursus, bimbingan belaiar temasuk dalam pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat, yang merupakan tempat untuk belajar dan berlatih untuk memperoleh pendidikan yang ?tidak dapat dlperoleh? di jalur pendidikan formal, dan termasuk dalam kursus khusus karena jenis kursus ini tidak dapat dimasukkan ke dalam jenis kursus yang Iain (Lembaga Pendidikan/Kursus PLSM, 1995).
Bimbingan belajar yang ada di Indonesia ini berbeda dengan definisi bimbingan beiajar yang ada, karena bimbingan belajar yang ada di indonesia bukan bantuan yang diberikan oleh orang lain (biasanya konselor) supaya proses belajar yang dilakukan individu menjadi sesuai dengan potensinya dan individu menjadi mampu membuat keputusan untuk memecahkan masaiahnya sendiri, tetapi Iebih merupakan proses pengajaran materi tertentu yang pengadaannya di luar pengajaran sekolah dengan tujuan agar siswa lebih memahami peiajaran tersebut.
Masalahnya di sekolah siswa juga memperoleh pengajaran materi (Winkel, 1991). Sehingga dengan adanya pendidikan sekolah dan definisi kursus sebagai tempat untuk memperoleh pendidikan yang ?tidak dapat diperoleh'' di jalur pendidikan formal, maka bimbingan belajar tidak seharusnya ada. Tetapi yang terjadi bimbingan belajar justru bertambah banyak. Oleh karena itu timbul pertanyaan untuk apa siswa mengikuti bimbingan belajar. Dari penelitian Baron & Byme (1994) diketahui bahwa kursus dapat meningkatkan self efficacy. Sitorus (dalam Silaban dkk, 1993) juga mengatakan bahwa siswa-siswi yang mengambil pendidikan tambahan di luar sekolah bisa ditafsirkan sebagai cermin ketidakyakinan terhadap materi pelajaran yang selama ini mereka peroleh di sekolah. Sedangkan Woolfolk (1993) mengatakan bahwa coaching dapat meningkatkan rasa percaya diri. Bimbingan belajar itu sendiri digolongkan dalam kursus dan keberadaannya melebihi coaching karena selain memperoleh keterampilan menghadapi ujian diluar materi dan drill soal, juga diajarkan materi itu sendiri. Oleh karena bimbingan belajar mengajarkan materi IPA maka asumsinya kepercayaan diri yang timbul juga akan berkaitan dengan bidang IPA. Keyakinan individu atas kemampuannya uniuk dapat mengatasi atau melakukan perilaku tertentu ini disebut self efficacy.
Dari hal di atas, maka dibuatlah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan self efficacy (bidang IPA) antara siswa yang mengikuil bimbingan belajar dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan skala self efficacy bidang IPA kepada siswa kelas dua SMU Negeri 28 baik yang mengikuti maupun yang tidak mengikuii bimbingan belajar. Teknik analisa data yang digunakan adalah t-test for independent samples dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows Release 7.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam self efficacy antara siswa yang mengikuti dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Dan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, ada beberepa saran yang perlu diperhatikan, yaitu memperbesar jumlah sampel agar hasil peneilitian dapat digenerelisasikan dan mencari informasi yang akurat dan lebih banyak mengenai bimbingan belajar berkenaan dengan belum banyaknya Iiteratur yang membahas secara khusus mengenai jenis bimbingan belajar yang ada di Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Fianti
"ABSTRAK
Bullying (perundungan) masih terjadi didunia pendidikan Indonesia, khususnya di kalangan pelajar usia 12-17 tahun. Menyikapi hal ini, Kemeterian Pertahanan melakukan upaya pencegahan dan penanganan bullying dengan menitikberatkan pentingnya penerapan kurikulum bela negara. Dalam penelitian kualitatif ini, teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri atas wawancara dan observasi, dalam pengumpulan data ini, peneliti melakukan observasi dan penyebaran angket kepada para siswa SMK Negeri Yogyakarta dan SMK Piri 1 Yogyakarta. Bedarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa implementasi Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) dalam dunia pendidikan sebenarnya sudah dikomunikasikan denagan baik."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI, 2019
355 JIPHAN 5:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>