Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dalimunthe, Katris Lamira Abadi
Abstrak :
ABSTRAK
Makin majunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, gaya hidup pun mulai berubah. Sekarang ini ada kecenderungan di masyarakat terutama di kota-kota besar untuk meninggalkan cara hidup tradisional dan mulai beralih ke cara kehidupan barat. Salah satu jenis penyakit yang sekarang paling sering ditemui akibat dari semakin banyak orang mengadopsi cara kehidupan barat dan peningkatan sosio-ekonomi dari kelas menengah dalam masyarakat yaitu penyakit kencing manis atau istilah lainnya diabetes melitus. Diabetes melitus atau diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai oleh kadar gula yang lebih tinggi dari batas normal. Penyakit ini kini berkembang sebagai suatu penyebab utama kesakitan dan kematian di Indonesia (Waspadji dalam Soegondo, 1995) dan berimplikasi pada beragam masalah kesehatan dan menyebabkan secara tidak langsung sekitar 100.000 kematian tiap tahun (Sarafino, 1998). Selalu menjadi tantangan bagi para peneliti untuk menjawab pertanyaan bagaimana penderita diabetes dapat melakukan modifikasi perilaku agar terhindar dari komplikasi penyakit yang lebih buruk. Gagasan-gagasan bahwa penyakit diabetes berkaitan dengan gaya hidup menyoroti perawatan kesehatan dengan pendekatan kognitif dimana penekanan pada peran aktif individu dalam mendapatkan dan menafsirkan informasi (Mervielde dalam Smet, 1994). Orangorang berpikir tentang resiko secara mendetil, menilai kerentanan dirinya untuk terkena suatu penyakit dan menaksir kemungkinan akan menjadi sakit parah untuk menentukan apakah dia akan mengambil langkah sehat atau tidak. Dengan demikian, keyakinan-keyakinan seseorang mengenai kesehatan (health beliefs) berpengaruh besar dalam mengadopsi perilaku sehat. HBM merupakan salah satu pendekatan psikososial yang paling banyak digunakan untuk menerangkan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Dengan memfokuskan pada keyakinan atau penilaian individu tentang kesehatannya (health beliefs), teori ini mengorganisasikan informasi mengenai pandangan individu mengenai kesehatannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam mengubah tingkah laku sehat (Lancaster dalam DiMatteo, 1991). Health beliefs berkaitan erat dengan self efficacy. Untuk mengambil langkah sehat diperlukan keyakinan bahwa individu mampu menampilkan perilaku sehat tertentu. Individu yang mempercayai bahwa ia mampu menguasai dan mematuhi pola kebiasaan yang sehat cenderung akan mengerahkan usaha yang diperlukan agar berhasil. Subyek dalam penelitian ini adalah penderita diabetes tipe II yang sedang dalam perawatan jalan di rumah sakit. Mengingat sebagian besar pasien diabetes melitus adalah kelompok diabetes melitus tipe II dimana kemunculannya 80 % dari seluruh kasus, maka penelitian ini penting dilakukan terutama pada kelompok tersebut. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada salah satu rumah sakit terbesar di Jakarta, yaitu: rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang terletak di Salemba, Jakarta Pusat yang melibatkan 40 subyek penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk memperoleh sampel adalah melalui teknik incidental sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan health beliefs. Hal ini berarti semakin yakin individu atas kemampuannya dalam menampilkan perilaku sehat, maka individu semakin melakukan penilaian terhadap ancaman yang terjadi akibat masalah kesehatan yang mungkin berkembang dan mempertimbangkan tentang keuntungan dan kerugian dalam menampilkan perilaku sehat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa subyek dalam penelitian ini merasa yakin dapat menjalankan kontrol kadar gula darah secara teratur sesuai anjuran dokter, tetapi sebaliknya subyek merasa tidak yakin dapat berolahraga secara teratur sesuai anjuran dokter. Selain itu, subyek mempersepsikan dirinya memiliki kerentanan yang tinggi terhadap komplikasi penyakit diabetes mellitus dan menjalankan perilaku sehat yang direkomendasikan dokter membawa kerugian lebih sedikit daripada keuntungan yang dipersepsikan individu. Penelitian ini untuk selanjutnya perlu diadakan dengan melibatkan sampel yang lebih besar, perbaikan item-item kuesioner dan Mencari lebih banyak literatur mengenai teori health specrfic self efficacy dan health belief model.
2004
S3422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitria
Abstrak :
Diabetes melitus adalah penyakit yang perkembangan epideminya sangat cepat dan biaya perawatan diabetes pun sangat besar karena merupakan penyakit akut. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk melihat biaya rawat jalan tingkat lanjut diabetes pada peserta JPK PT Jamsostek (Persero) di empat rumah sakit pemerintah di Jakarta yang diteliti serta melihat perbandingan biaya RJTL diabetes pada keempat rumah sakit tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa biaya RJTL diabetes per oranproporsi biaya paling besar pada RJTL diabetes di rumah sakit adalah biaya farmasi (40%-60%) diikuti oleh biaya pemeriksaan diagnostik (24%-36%), dan biaya konsultasi dokter spesialis (10%-12%). Rata-rata biaya RJTL diabetes adalah Rp 400,280-Rp 1,141,372 per orang per tahun. Beban biaya RJTL diabetes di rumah sakit adalah 2.2%-6.2% dari pendapatan per bulan. Beban tersebut dapat dikurangi dengan melakukan pencegahan diabetes, deteksi dini, serta reduksi komordibitas dan komplikasi dengan meningkatkan layanan perawatan diabetes. Dalam skala nasional, program pencegahan yang costeffective harus dimulai untuk memaksimalkan peningkatan kesehatan. ...... Diabetes mellitus (DM) is a growing epidemic and the cost of treating diabetes is largely increasing. The objective of this study was to know cost of diabetes among member of JPK PT Jamasostek (Persero) whom attends at out-patient care hospitals in Jakarta, and to know cost comparison of diabetes at out-patient hospital. This study use quantitative research that has descriptive characteristic. From the total diabetes cost components, the cost for medicine represents the largest share (40%-60%), followed by laboratory cost (24%-36%), and consultation cost (10%-12%). The annual mean outpatient cost for each person with diabetes was Rp 400,280-Rp 1,141,372. The cost burden of DM at outpatient care hospitals is 2.2%-6.2% from income per month. That burden could be saved by prevention, earlier detection, and a reduction in diabetes co-morbidities and complications through improved diabetes care. Large scale and cost-effective prevention programs need to be initiated to maximize health gains and to reverse the advance of this epidemic.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library