Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Fitriana
Abstrak :
Sitokrom P450 isoform 2C9 (CYP2C9) merupakan enzim utama pemetabolisme fenitoin. Inhibisi enzim ini dapat menyebabkan peningkatan kadar plasma fenitoin. Simetidin diketahui meningkatkan kadar plasma fenitoin dalam tubuh. Saat ini, interaksi antara fenitoin dan simetidin secara molekuler belumlah jelas. Suatu metodologi komputasional, penambatan molekuler, berorientasi pada afinitas ikatan struktur kompleks yang terbentuk antara ligan dengan makromolekul target secara tiga dimensi (3D). Berdasar alasan tersebut, peneliti dapat menggunakannya untuk menganalisis interaksi yang terdapat pada struktur kompleks yang terbentuk. Program penambatan molekuler yang paling banyak digunakan, AutoDock, memperlihatkan efisiensi kegunaan menilai ligan yang terikat pada situs aktifnya, sehingga dapat digunakan untuk memahami interaksi antara fenitoin dan simetidin pada CYP2C9. Struktur 3D CYP2C9 yang digunakan adalah struktur kompleks dengan flurbiprofen (PDB ID 1R9O) yang memiliki konformasi terbuka dan struktur kompleks dengan S-warfarin (PDB ID 1OG5) yang memiliki konformasi tertutup. Hasil penambatan molekuler menggunakan struktur kristal 1R9O lebih efektif dibandingkan 1OG5. Substrat fenitoin distabilkan pengikatannya pada CYP2C9 dengan adanya ikatan hidrogen, interaksi dengan Arg108 sebagai residu kationik, interaksi hidrofobik khususnya dengan residu Phe114. Sedangkan inhibitor simetidin distabilkan pengikatannya pada CYP2C9 dengan adanya ikatan hidrogen dengan beberapa residu asam amino termasuk Glu300 yang juga berperan sebagai residu anionik, serta adanya interaksi hidrofobik. Simetidin menjadi inhibitor kompetitif CYP2C9 pada situs pengenalan substrat fenitoin.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32671
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Aulia Rahmiati
Abstrak :
Zat-zat serupa narkotika dan psikotropika baru yang dikenal sebagai New Psychoactive Substances (NPS) telah berkembang di pasaran dalam beberapa tahun terakhir di dunia Internasional maupun di Indonesia. Telah teridentifikasi sebanyak 27 NPS diantara 74 jenis yang beredar di Indonesia pada tahun 2019 yang merupakan turunan kanabinoid dan sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 50 Tahun 2018. Prediksi terhadap NPS perlu dilakukan dan dapat dilakukan menggunakan metode in silico. Penelitian ini bertujuan memperoleh model interaksi dan afinitas penambatan molekuler dari New Psychoactive Substances (NPS) terhadap reseptor Cannabinoid-1 (CB1) dilakukan secara in silico. Penambatan molekuler dilakukan menggunakan AutoDock melalui program PyRx serta dilakukan visualisasi interaksi hasil penambatan molekuler menggunakan Ligplot dan PyMOL. Parameter optimasi yang didapatkan untuk penambatan molekuler CB1 adalah menggunakan grid box 50x50x50 unit dengan energi evaluasi medium (2.500.000). Golongan NPS yang termasuk pada rentang energi ikatan -9,00 hingga -11,00 kkal/mol adalah kanabinoid (62%), fentanil (70%) dan plant-based substances (50%). Pada rentang -7,00 hingga -9,00 kkal/mol yaitu arilsikloheksilamin (70%). Sedangkan pada rentang -4,00 hingga -7,00 kkal/mol yakni katinon (58%), fenetilamin (84%), piperazin (81%) dan triptamin (64%). ......New narcotic and psychotropic substances known as New Psychoactive Substances (NPS) have evolved on the market in recent years both in Indonesia and internationally. As many as 27 NPS have been identified among 74 type in Indonesia in 2019 which are cannabinoid derivatives and have been regulated in Ministry of Health Republic of Indonesia Regulation No. 50 of 2018. Prediction of NPS needs to be done and can be done using the method in silico. This study aims to obtain a model of interaction and molecular binding affinity of the New Psychoactive Substances (NPS) on Cannabinoid-1 (CB1) receptor using in silico method. Molecular docking is done using AutoDock in PyRx program and visualize molecular docking interactions using Ligplot and PyMOL. Optimization parameter obtained for molecular docking of CB1 is using 50x50x50 unit grid box with medium energy evaluation (2.500.000). The NPS group included in the binding energy range of -9.00 to -11.00 kcal/mol are cannabinoids (62%), fentanyl (70%) and plant-based substances (50%). In the range of -7.00 to -9.00 kcal/mol, namely arylcyclohexylamine (70%). Whereas in the range of -4.00 to -7.00 kcal/mol are cathinone (58%), phenethylamine (84%), piperazine (81%) and tryptamine (64%).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrahmah Nawwir Azzahra Masrur
Abstrak :
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan sistem pertahanan infeksi seseorang sehingga menyebabkan penyakit AIDS. Berbagai upaya telah diarahkan untuk pengembangan terapi antiretroviral yang berfokus pada enzim-enzim HIV tipe 1 dengan menggunakan transkriptase balik, protease, dan integrase sebagai target yang potensial. Saat ini, penemuan obat mulai dilakukan dengan pencarian sumber-sumber alam dari ekosistem laut, yang telah dilaporkan memiliki aktivitas biologis, untuk mengeksplorasi berbagai senyawa bioaktif dari organisme laut. Namun, waktu dan biaya yang diperlukan untuk proses penemuan obat sangat besar. Hambatan ini dapat diatasi dengan mengurangi jumlah sampel melalui penggunaan penapisan in silico. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan pangkalan data senyawa kimia dari Echinodermata dan penapisan virtual senyawa-senyawa tersebut terhadap transkriptase balik. Pangkalan data dibuat dengan cara mengumpulkan data dari hasil pencarian literatur yang dilakukan oleh penulis. Penapisan dilakukan menggunakan piranti lunak AutoDock. Berdasarkan hasil penapisan, didapatkan 13 peringkat senyawa terbaik sebagai inhibitor transkriptase balik HIV-1, yaitu Nobilisidenol B, Ech_005, 17-Deoxyholothurinogenin, 22,25-Oxidoholothurinogenin, Ech_022, Ech_026, Ech_021, Nobilisidenol A, Ech_025, 5α-Cholest-8(14)-ene-3ß,7α-diol, Astropectenol A, Ech_004, dan Phrygiasterol.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that targets the immune system and weakens people's surveillance and defence systems against infections and causing AIDS disease. Various researches have been directed to the development of antiretroviral therapy that focuses on enzymes of HIV type 1 using reverse transcriptase, protease, and integrase as a potential target. New trends in drug discovery from natural sources emphasize on investigation of the marine ecosystem which have been reported having biological activities to explore bioactive compounds from marine organisms. However, time and cost required for drug discovery process are immense and at an unacceptable level. These obstacles can be overcome by reducing the number of samples using in silico screening. In this research, database compilation of chemical compounds from Echinoderm and virtual screening of the compounds were done to HIV-1 reverse transcriptase. Database was made by collecting data from any references which were searched by author. HIV-1 reverse transkriptase inhibitors virtual screening was done using AutoDock software. Based on the screening results, top thirteen ranked compound was obtained as hits, they are Nobilisidenol B, Ech_005, 17-Deoxyholothurinogenin, 22,25-Oxidoholothurinogenin, Ech_022, Ech_026, Ech_021, Nobilisidenol A, Ech_025, 5α-Cholest-8(14)-ene-3ß,7α-diol, Astropectenol A, Ech_004, and Phrygiasterol.
2015
S60785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefandi J. Wijaya
Abstrak :
Transkriptase balik HIV-1 merupakan salah satu enzim virus HIV yang sangat vital untuk reproduksi virus. Pertumbuhan virus HIV dapat berkurang secara signifikan apabila fungsi enzim tersebut terhambat. Saat ini, pengobatan HIV telah banyak diterapkan, tetapi pengobatan yang lebih efektif selalu dibutuhkan karena kemungkinan resisten yang terjadi dan efek samping dari penggunaan regimen obat dalam jangka panjang. Pencarian dilakukan dari sumber-sumber alam yang memiliki potensi sebagai obat. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat beberapa senyawa alam yang memiliki afinitas tinggi terhadap enzim transkriptase balik HIV-1 dan beberapa dari senyawa tersebut merupakan glikosida flavonoid. Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih lanjut tentang glikosida flavonoid, khususnya pengaruh gugus glikon dalam interaksi dengan enzim transkriptase balik HIV-1, dilakukan analisis in silico senyawa glikosida flavonoid terhadap enzim transkriptase balik HIV-1 dengan metode penambatan menggunakan parameter AutoDock. Dari hasil penambatan, senyawa glikosida flavonoid terbaik yang direkomendasikan ialah yang memiliki energi ikatan bebas dengan nilai rendah, yaitu kaempferol-3-O-rhamnosida, mirisetin-3-O-rhamnosida, dan kuersetin 3-O-rhamnosida. Ketiga senyawa ini memiliki nilai energi ikatan bebas yang baik karena berinteraksi dengan asam amino kunci Tyr181 serta memiliki interaksi atau ikatan dengan asam amino lain yang tersebar pada tiga cincin flavonoid dan juga pada gugus gula. Gugus glikon pada glikosida flavonoid terlihat memberikan pengaruh dalam interaksi dengan enzim transkriptase balik HIV-1. ...... HIV 1 reverse transcriptase is one of HIV rsquo s vital enzymes for virus reproduction. The multiplication of the virus can be significantly decreased if this enzyme is inhibited. There are currently a lot of treatments for HIV, but a more effective treatment is always needed because of the possibility of drug resistance and its side effects for a long term use. The search is done from natural sources that have potential as a medicine. Based on previous study, there are some natural compounds with high affinity to the HIV 1 reverse transcriptase enzyme and some of these compounds are flavonoid glycosides. Therefore, to learn more about flavonoid glycosides, especially the effect of the glycone group in its interaction with the HIV 1 reverse transcriptase, an in silico analysis is done by using docking method with AutoDock parameters. The results showed that the most recommended flavonoid glycosides are those with the lowest binding energy, which were kaempferol 3 O rhamnoside, myricetin 3 O rhamnoside, and quercetin 3 O rhamnoside. This is suggested because of their interaction with the key amino acid Tyr181 and also the interaction with other amino acids that spread on all three flavonoid rings and also on sugar group. The glycone groups of flavonoid glycosides appear to have an effect in the interaction with HIV 1 reverse transcriptase enzyme.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamka Decky Purnama
Abstrak :
Suatu obat dapat menggeser obat obat lain dari ikatannya dengan protein plasma, sehingga menyebabkan kenaikan respon farmakologi secara tibatiba karena adanya kenaikan konsentrasi obat bebas. Pergeseran obat sangat penting ketika senyawa tersebut berikatan kuat dengan protein, misalnya perubahan ikatan dari 98% menjadi 94% dapat meningkatkan fraksi obat bebas menjadi tiga kali lipat, dari 2% menjadi 6%. Mengetahui adanya interaksi antara asam mefenamat dan piroksikam dalam berikatan dengan protein plasma, dalam hal ini albumin manusia, sangatlah penting, untuk memvisualisasikan interkaksi antara kedua obat tersebut dalam berikatan dengan albumin dimana telah terbukti secara in vitro. Metode in silico menggunakan teknik penambatan molekuler menggunakan program AutoDock 4.0 menghasilkan visualisasi pengikatan yang terjadi antara asam mefenamat dengan albumin, dan juga piroksikam dengan albumin, dan juga mengahasilkan nilai energi pengikatan (ΔG) dan konstanta inhibisi (Ki) dari masing-masing pengikatan. Hasi penambatan menunjukkan bahwa nilai (ΔG) dan Ki asam mefenamat dan piroksikam secara berturut-turut adalah -5,47 kkal/mol, 98,59 μM dan -7,46 kkal/mol, 3,42 μM. Kesimpulan yang diperoleh bahwa ikatan asam mefenamat dengan albumin dapat digantikan oleh piroksikam karena nilai (ΔG) dan Ki asam mefenamat labih tinggi dari piroksikam. Ini dapat diperkirakan bahwa interaksi akan meningkatkan konsentrasi asam mefenamat yang bebas pada plasma darah dan menyebabkan efek toksik.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S32686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Amalia Syarifa
Abstrak :
Indonesia memiliki keberagaman keong darat yang tinggi, namun pemanfaatannya masih sangat terbatas. Lendir keong darat saat ini sudah digunakan sebagai sediaan kosmesetikal karena adanya dukungan ilmiah yang melaporkan bahwa lendir beberapa spesies keong darat memiliki bioaktivitas yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan kulit. Amphidromus palaceus adalah salah satu spesies keong darat native Indonesia yang memiliki tubuh relatif besar sehingga mudah untuk di koleksi lendirnya. Penelitian bioprospeksi lendir A. palaceus sebagai sediaan kosmesetikal belum banyak dilakukan sampai saat ini. Beberapa klaim kosmesetikal yang menarik untuk ditelusuri adalah pencarian agen pemutih dan anti kerut. Inhibisi tirosinase via jalur biosintesis melanin dapat digunakan sebagai klaim agen pemutih, sedangkan inhibisi elastase via jalur degradasi elastin dapat digunakan sebagai klaim anti kerut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit lendir A. palaceus, serta mengungkap potensinya sebagai inhibitor tirosinase dan elastase melalui penambatan molekuler. Identifikasi senyawa metabolit menggunakan instrumen UPLC-MS/MS, sedangkan penambatan molekuler menggunakan perangkat lunak AutoDock Tools 1.5.7 dan AutoDock 4.2. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 17 senyawa metabolit lendir A. palaceus dengan 10 senyawa dengan status terduga dan 7 senyawa dengan status terkonfirmasi. Analisis penambatan molekuler menunjukkan 6 senyawa kandidat inhibitor tirosinase dan 7 senyawa kandidat inhibitor elastase. Senyawa 4-(1-phenylethyl)-N-[4-(1-phenylethyl) phenyl]aniline merupakan senyawa kunci (lead compound) paling berpotensi menginhibisi tirosinase dan elastase. ......Indonesia has a high diversity of land snails, but their use is still very limited. Land snail mucus is now used as a cosmeceutical preparation because of scientific support which reports that the mucus of several land snail species has bioactivity that is beneficial for skin health and beauty. Amphidromus palaceus is a species of land snail native to Indonesia which has a relatively large body so it is easy to collect its mucus. Research on bioprospecting of A. palaceus mucus as a cosmeceutical preparation has not been carried out to date. Some interesting cosmeceutical claims to explore include the search for whitening and anti-wrinkle agents. Tyrosinase inhibition via the melanin biosynthesis pathway can be used as a whitening agent claim, while elastase inhibition via the elastin degradation pathway can be used as an anti-wrinkle claim. This research aims to identify bioactive compounds in A. palaceus mucus, and reveal their potential as inhibitors of tyrosinase and elastase through molecular docking. Identification of bioactive compounds using UPLC-MS/MS instruments, while molecular docking using AutoDock Tools 1.5.7 and AutoDock 4.2 software. This research succeeded in identifying 17 bioactive compounds in A. palaceus mucus with 10 compounds with suspected status and 7 compounds with confirmed status. Molecular docking analysis showed 6 tyrosinase inhibitor candidate compounds and 7 elastase inhibitor candidate compounds. The compound 4-(1-phenylethyl)-N-[4-(1-phenylethyl) phenyl]aniline is the key compound (lead compound) with the most potential to inhibit tyrosinase and elastase.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Fitriana
Abstrak :
ABSTRAK
Malaria menjadi masalah kesehatan global utama dengan angka kejadian kemoresistensi yang tinggi, sedangkan ketersediaan obat yang efektif terbatas. Hal tersebut mendasari pentingnya pengembangan obat antimalaria baru. Pendekatan berbasis struktur digunakan untuk merancang analog triklosan dengan target enzim Plasmodium falciparum enoyl acyl carrier protein reductase (PfENR). Gugus fenol disubstitusi dengan gugus metoksi, serta gugus Cl di posisi 2? cincin B dimodifikasi menjadi gugus 2,3-dihidroksi-propionamida. Penambahan dua gugus hidroksi pada cincin B menggunakan metode dihidroksilasi asimetrik Sharpless dengan ligan kiral (DHQ)2PHAL dan (DHQD)2PHAL menghasilkan dua produk analog triklosan sebagai campuran enansiomer. Interaksi molekuler analog triklosan terhadap PfENR ditentukan dengan AutoDock. Campuran enansiomer yang dihasilkan dari ligan kiral (DHQ)2PHAL memiliki rotasi spesifik (+) 0,0833, sedangkan campuran enansiomer yang dihasilkan dari ligan kiral (DHQD)2PHAL memiliki rotasi spesifik (-) 0,0678. Nilai IC50 kedua analog triklosan ditentukan terhadap galur sensitif klorokuin, 3D7. Jumlah parasit dihitung secara mikrokopis melalui apusan darah tipis yang diwarnai Giemsa. Nilai IC50 ditentukan dengan membandingkan parasitemia senyawa uji dengan kontrol yang dianggap memiliki pertumbuhan 100%. Aktivitas antimalaria campuran enansiomer yang dihasilkan dengan (DHQ)2PHAL dan dengan (DHQD)2PHAL memperlihatkan aktivitas yang lebih poten dibandingkan triklosan (IC50 2,72 x 10-2 M), dengan IC50 berturut-turut 3,38 x 10-5 M dan 2,82 x 10-5 M.
ABSTRACT
Malaria is a major global public health problem that alarming spread of drug resistance and limited number of effective drugs. That reason underline how important it is to discover new antimalarial drug. A structure-based approach has been taken to develop substituted analogs of triclosan that target the key malarial enzyme Plasmodium falciparum enoyl acyl carrier protein reductase (PfENR). The phenol moiety was chemically substituted with methoxy group, and Cl group at posistion 2? in ring B also modified with 2,3-dihydroxy-propionamide group. Sharpless asymmetric dihydroxylation with chiral ligand (DHQ)2PHAL and (DHQD)2PHAL is used to introduce two hydroxyl groups into the ring B to give two analogs of triclosan as enantiomer mixture. The binding energies of two analogs for PfENR were determined using Autodock. The enantiomer mixture generated by chiral ligand (DHQ)2PHAL showed specific rotation of (+) 0,0833, while enantiomer mixture resulted from chiral ligand (DHQD)2PHAL have (-) 0,0678 of specific rotation. The IC50 of two analogs of triclosan were determined against Plasmodium falciparum chloroquin-sensitive strain, 3D7. The number of parasites on thin Giemsa stained smears was calculated microscopically. IC50 determined by comparing paracitemia parasite growth in the presence of compound with that of control without compound. The analog compounds, enantiomer mixture resulted by either (DHQ)2PHAL or (DHQD)2PHAL showed a higher antimalarial activity than triclosan (IC50 2,72 x 10-2 M), with IC50 3,38 x 10-5 M and 2,82 x 10-5 M, respectively.
2013
T32920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezi Riadhi Syahdi
Abstrak :
HIV-1 (Human immunodeficiency virus tipe 1) adalah anggota famili retrovirus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS ketika menginfeksi manusia. Epidemi AIDS adalah salah satu penyakit yang paling destruktif di zaman modern. Diperkirakan lebih dari 33 juta orang telah terinfeksi hingga tahun 2010. Berbagai penelitian perancangan obat yang mentarget berbagai enzim virus HIV terus dilakukan terutama enzim vital untuk reproduksi virus seperti transkriptase balik, integrase, dan protease. Penapisan virtual sebagai salah satu metode pendekatan in silico telah digunakan pada pencarian senyawa penuntun dari basis data senyawa library ataupun dari basis data bahan alam sebagai inhibitor HIV-1. Pada penelitian ini dilakukan penapisan virtual basis data senyawa tanaman obat di Indonesia pada transkriptase balik, integrase dan protease HIV-1. Penapisan dilakukan menggunakan piranti lunak GOLD, AutoDock dan AutoDock Vina. Berdasarkan hasil penapisan didapatkan 10 peringkat senyawa terbaik dari tiap metode untuk tiap enzim. Metode penapisan yang relatif lebih akurat adalah AutoDock untuk transkriptase balik; AutoDock Vina dan GOLD untuk protease; serta AutoDock Vina untuk integrase. ...... HIV-1 (Human immunodeficiency virus type 1) is a member of retrovirus family that could infect human and causing AIDS disease. AIDS epidemic is one of the most destructive diseases in the modern era. There were more than 33 million people infected by HIV until 2010. Various researches have been done to design drug that targeting HIV enzymes primarily vital reproduction enzymes such as reverse transcriptase, integrase and protease. Virtual screening as in silico approach has been used to find lead molecules from compound library or natural database as HIV-1 inhibitors. In this research, virtual screening of Indonesian herbal database was done to reverse transcriptase, integrase and HIV-1 protease. Virtual screening was done using GOLD, AutoDock, and AutoDock Vina. Based on this research, top ten ranked compound was obtained for each methods and enzymes. Virtual screening method which relatively more accurate is AutoDock for reverse transcriptase; AutoDock Vina and GOLD for protease; and AutoDock Vina for integrase.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
T30463
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Irawan
Abstrak :
Research through a metabolomics approach is carried out withoutisolating a single active compound responsible for an activity. Empirically the root, stem, and leaf preparations of Rhinachantus nasutus (L.) Kurz have long been used in traditional medicine such as the treatment of diabetes, eczema, pulmonary tuberculosis, herpes, hepatitis, and hypertension. This dissertation aims to evaluate compounds that have antioxidant and antidiabetic activity through inhibition of alpha-glucosidase activity of plant R. Nasutus metabolomics and molecular tethering based liquid chromatography very high performance mass spectrometry/mass spectrometry (KCKST SM/SM). The stages of research carried out include: (1) Extraction of leaves, flowers, and bark using 70% ethanol with ultrasonic wave-assisted extraction method. (2) Fractionation of selected extracts using centrifugation partition chromatography (PPP). (3) Testing of antidiabetic activity through the mechanism of alpha-glucosidase inhibition of selected extracts and their PPP fractions in vitro. (4) Testing of antioxidant activity by 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH) method; ferric reducing antioxidant power (FRAP); cupric ion reducing antioxidant capacity (CUPRAC) in vitro against extracts and PPP fractions whose alpha-glucosidase inhibitory activity is very active and/or active. (5) Determination of metabolite profiles using KCKST SM/SM Q-Orbitrap on PPP fractions whose alpha-glucosidase inhibitory activity is very active and/or active. (6) Chemometric analysis with multivariate data analysis using SIMCA software against metabolite area area data and bioactivity data. (7) Verification of compounds that contribute significantly as inhibitors of alpha-glucosidase activity resulting from metabolomics by molecular tethering. This study obtained 10 active compounds in the inhibition of alpha-glucosidase in the KPS fraction of R. nasutus, namely compounds (5) bis(2-ethylhexyl) amines, (6) choline, (7) leu gly, (8) N-methyltanolamine phosphate, (11) N-methyldioctylamine, (14) dodesiltrimethethlammonium, (15) austalida J, (17) DL-β-leucine, (22) cemilicoisoflavone B, and (26) licoflavone B. In addition, 6 compounds (compounds 5, 8, 11, 14, 15, and 22) contributed significantly as alpha-glucosidase inhibitors as well as very strong antioxidants with the FRAP method and 3 compounds (compounds 5, 11, and 15) with the CRAPC method. ......In the metabolomics approach, research is done without isolating any active compounds that cause activity. Empirically, preparations of the roots, stems, and leaves of Rhinachantus nasutus (L.) Kurz have long been used in traditional medicine for such purposes as the treatment of diabetes, eczema, pulmonary tuberculosis, herpes, hepatitis, and hypertension. This dissertation aims to evaluate compounds with antioxidant and anti-diabetic activity by inhibiting the alpha-glucosidase activity of the plant R. nasutus using a metabolomics approach and molecular docking based on ultra-high performance liquid chromatography mass spectrometry/mass spectrometry (UHPL MS/MS). The stages of the research included: (1) extraction of leaves, flowers, and stem bark using 70% ethanol using an ultrasound-assisted extraction (UAE) method. (2) Fractionation of selected extracts using centrifugation partition chromatography (CPC). (3) In vitro testing of antidiabetic activity through the mechanism of alpha-glucosidase inhibition of selected extracts and their CPC fractions. (4) Testing the antioxidant activity with the 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method, ferric reducing antioxidant power (FRAP), and cupric ion reducing antioxidant capacity (CUPRAC) in vitro against extracts and CPC fractions with highly active, active, or slightly active alpha-glucosidase inhibitory activity. (5) Determination of metabolite profiles using KCKST SM/SM Q-Orbitrap on CPC fractions with highly active or slightly active alpha-glucosidase inhibitory activity. (6) Chemometric analysis in the form of multivariate data analysis using SIMCA software on metabolite area data and bioactivity data. (7) Verification of compounds that contribute significantly as inhibitors of alpha-glucosidase activity in metabolomics by molecular docking.This study obtained 10 active compounds in alpha-glucosidase inhibition in the R. nasutus CPC fraction, namely compounds (5) bis(2-ethylhexyl) amine, (6) choline, (7) leugly, (8) N-methylethanolamine phosphate, (11) N-methyldioctylamine, (14) dodecyltrimethylammonium, (15) austalide J, (17) DL-β-Leucine, (22) semilicoisoflavone B, and (26) licoflavone B. In addition, it was also found that six compounds (compounds 5, 8, 11, 14, 15, and 22) significantly contributed as alpha-glucosidase inhibitors as well as very strong antioxidants with the FRAP method and three compounds (compounds 5, 11, and 15) with the CUPRAC method.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafidha Irdiani
Abstrak :
Coronavirus disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome 2 (SARS-CoV-2). Saat ini, Covid-19 menjadi masalah kesehatan global dan ditetapkan sebagai pandemic pada Maret 2020. Kompleksitas dan mutasi ssRNA virus yang sangat cepat menyebabkan dibutuhkan waktu lama untuk menghasilkan vaksin yang efektif. Sementara itu, angka kematian yang terus meningkat mengiringi peningkatan angka kasus setiap harinya membuat tingginya urgensi penemuan obat. Terdapat dua target pengobatan Covid-19 yang menjanjikan, yaitu protease SARS-CoV-2 dan ACE-2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi propolis Tetragonula aff. biroi sebagai obat Covid-19 melalui studi in silico. Dalam penelitian ini, penambatan molekuler antara senyawa propolis dengan masing-masing protease SARS-CoV-2 dan ACE-2 dilakukan. Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa senyawa yang berpotensi menghambat aktivitas protease SARSCoV-2 adalah glyasperin A dan broussoflavonol F, dengan docking score -7,8 kcal/mol dan dengan persentase kemiripan profil interaksi masing-masing dibandingkan dengan inhibitor 13b sebagai kontrol positif sebesar 63% dan 75%. Sementara itu, senyawa yang berpotensi menghambat aktivitas ACE-2 adalah glyasperin A, broussoflavonol F, dan sulabiroins A dengan docking score secara berurutan -10,8 kcal/mol, -9,9 kcal/mol, dan -9,5 kcal/mol serta persentase kemiripan profil interaksi dibandingkan dengan inhibitor MLN-4760 sebagai kontrol positif secara berurutan sebesar 77%, 23%, dan 38%. ......Coronavirus disease 2019 (COVID-19), a respiratory disease caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), is a global health concern, as the World Health Organization declared this outbreak to be a global pandemic in March 2020. The need for an effective treatment is urgent because the development of an effective vaccine may take years given the complexity of the virus and its rapid mutation. Two promising treatment targets for COVID-19 are SARS-CoV-2 main protease and ACE-2. Thus, this study examined whether Sulawesi propolis compounds produced by Tetragonula aff. biroi can inhibit the enzymatic activity of both proteins. In this study, molecular docking was performed to analyze the interaction profiles of propolis compounds with SARS-CoV-2 main protease and ACE-2 severally. Based on the research, two compounds, namely glyasperin A and broussoflavonol F, are potential inhibitor for SARS-CoV-2 protease with docking score -7.8 kcal/mol and binding similarities compared to inhibitor 13b as positive control 63% and 75% respectively. Furthermore, glyasperin A, broussoflavonol F and sulabiroins A are also considered as potential inhibitors for ACE-2 with docking score -10.8 kcal/mol, -9.9 kcal/mol and -9.5 kcal/mol respectively, and binding similarity compared to inhibitor MLN-4760 as positive control 77%, 23% and 38% respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>