Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulaeha Hamidoen
"Tesis ini mengkaji masalah tentang adaptasi penduduk yang terkena gusuran di lingkungan pemukiman baru oleh Proyek Pengembangan Lingkungan (PPL) dan Proyek Perkayuan Marunda (PPM). Obyek penelitian adalah masyarakat kampung Marunda Baru atau RW.03 Kelurahan Harunda Jakarta Utara.
Kajian tesis ini menunjukkan bahwa lingkungan pemukiman baru dengan sarana dan prasarana yang direncanakan dan diatur secara baik denaan uang penggantian rumah yang diterima penduduk tidak menjamin penyelesaian masalah yang menimpa penduduk yang tergusur tersebut. Penggusuran ternyata memerlukan penyelesaian yang terpadu antar instansi yang terkait, meliputi persiapan mental, pengetahuan dan ketrampilan penduduk yang sesuai dengan lingkungan pemukiman baru dengan cara memberikan sarana Balai Latihan Ketrampilan (BLK) dan kursus-kursus lainnya yang dapat menunjang keberhasilan adaptasi penduduk.
Penelitian ini mengacu-kepada konsep yang dikemukakan oleh Steward dengan kajian yang mengfokuskan pada sistem ekonomi yang diwujudkan dalam pola penghasilan dan perbelanjaan penduduk merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan adaptasi penduduk di lingkungan pemukiman baru. Sedangkan konsep adaptasi mengacu kepada pendapat yang dikemukakan oleh J. Binnet, yaitu adaptasi tingkah laku dan adaptasi sosial. "
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Fadrian
"Tujuan penulisan ini adalah untuk mencari bentuk pola konsentrasi penduduk dan bentuk struktur pemukiman di kota madya Padanq. Variabel yang dipakai meliputi penggunaan tanah, jenis perumahan, harga tanah, utilitas kota dan jaringan jalan. Adapun masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah : dimana saja terdapat konsentrasi penduduk di Kotamadya Padang ? apakah struktur pemukiman kota Padang sesuai dengan struktur pemukiman yang digambarkan oleh (1929) ditinjau dari segi kwalitas perumahan, utilitas kota, harga tanah dan jaringan jalan ? Untuk dapat menjawab permasalahan di atas, korelasi peta, survai lapangan, studi literatur yang lanjutkan dengan analisa deduktif. Kesimpulan yang diperoleh, yaitu : konsetrasi penduduk masih terpusat di dalam kota, yaitu kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara dan sebagian Padang Selatan. Konsentrasi penduduk menyebar dengan perkembangan yang lebih cepat ke arah Utara dan Timur. Analisa struktur kota Padang dengan struktur kota yang digambarkan oleh Burgess ternyata sangat berbeda. Perbedaannya yaitu : daerah pemukiman kias tinggi terletak di dalam kota Padang ( di sisi CBD), menurut Burgess pemukiman kias tinggi terletak pinggir kota, daerah pemukiman transisi terletak di pinggir kota Padang, menurut Burgess pemukiman transisi terletak di dalam kota (di sisi CBD). Perbedaan struktur pemukiman kota Padang dengan struktut pemukiman menurut Burgess disebabkan oleh terbatasnya utilitas kota (listrik, air telepon, riol) dan sejarah pembentukan kota Padang sebagian wilayahnya masih dipengaruhi oleh hukum adat."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erza Nur Afrilia
"ABSTRAK
Masyarakat yang tinggal dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat atau dalam
lingkungan yang buruk dapat menarik lalat untuk hidup berkembang dan
mentransmisikan penyakit di dalamnya. Dalam perlindungan terhadap penyakit,
rumah harus memiliki yang sarana atau fasilitas aman dan bersih serta tercegah dari
vektor yang berperan dalam menularkan penyakit, seperti lalat. Pemukiman
penduduk di Kelurahan Cipayung , khususnya sekitar Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) sampah Cipayung, Depok dengan radius 200 m dari TPA berpotensi untuk
menjadi tempat hinggapnya lalat karena jangkauan terbang lalat sekitar 200-1000
m. Penelitian ini merupakan penelitianan berdesain cross sectional study yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rumah sehat dengan kepadatan lalat.
Hasil sayaan menunjukan tidak ada tidak ada hubungan yang signifikan antara
kriteria rumah dengan kepadatan lalat dalam rumah p value 0,659 (OR 0,7; 95% CI
: 0,136 ? 3,920), dan terdapat hubungan yang signifikan antara kriteria rumah
dengan kepadatan lalat luar rumah, rumah dengan kriteria tidak sehat berisiko 4,2
kali memiliki kepadatan lalat tinggi disbanding rumah dengan kriteria sehat p value
0,011, (OR 4,273; 95% CI : 1,414 ?12,909). Upaya pengendalian lalat dapat
dilakukan dengan menyehatkan lingkungan permukiman.

ABSTRACT
People who live in a not qualified condition of house or in a bad environment
quality can attract flies to thrive and transmit disease. In the protection against
disease, the house should have safe and clean facilities and being prevented from
vector that has role in transmitting the disease, such as housefly. Residential area in
Cipayung village , especially around Cipayung final waste disposal Cipayung,
Depok with a radius of 200 meters from the landfill of final waste disposal has the
potential to become perching place of housefly , because of flight range of housefly
can reach around 200-1000 meters. This research is a cross sectional study design
that aims to determine relation between healthy house with the density of housefly.
The results showe that there was no significant relation between house criteria with
housefly density inside house with p value 0.659 (OR 0.7; 95% CI: 0.136 to 3.920),
and there is a significant relation between house criteria with housefly density
outside house, house with unhealthy house criteria has risk 4.2 times higher
houseflies density rather than house with healthy house criteria p value 0.011, (OR
4.273; 95% CI: 1.414 -12.909). Housefly control can be executed through making
healthy housing and environtmental."
2016
S62819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juhadi
"ABSTRAK
Tulisan ini mengkaji tentang peran masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya hutan (repong damar). Permasalahan yang berusaha dijawab adalah, " mengapa keberadaan repong damar di desa-desa di Krui terus berlanjut dari generasi ke generasi ? Berdasarkan pada permasalahan tersebut maka tulisan ini saya beri judul "Repong Damar: sistem pengelolaan sumberdaya hutan berkelanjutan, di desa Waysindi, Krui, Lampung Barat."
Tulisan ini merupakan hasil penelitian lapangan yang telah saya lakukan di desa Waysindi, Krui, Lampung Barat selama empat bulan. Pengumpulan data saya lakukan dengan cara pengamatan terlibat dan wawancara mendalam dengan para informan serta studi dokumentasi dari tulisan-tulisan terdahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan repong damar yang terus berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya disebabkan oleh beberapa faktor, yakni: (1) adanya institusi pewarisan yang keberadaannya mampu mengatur anggota masyarakat setempat dalam mengelola sumberdaya repong damar. Repong damar sebagai harta kekayaan keluarga hanya dapat diwariskan kepada anak laki-laki tertua (sal tuha bakas), tidak terbagi-bagi pada seluruh anak (sistem pewarisan tunggal). Bagi penerima waris hanya mempunyai hak penguasaan atas harta tersebut dengan konsekuensi-konsekuensi yang menyertainya. Sedangkan hak kepemilikan tetap berada pada keluarga. Suatu tindakan menjual-belikan atau mengalihfungsikan harta waris repong damar sangat dilarang atau ditabukan oleh masyarakat yang bersangkutan; (2) dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan repong damar (mulai dari pembukaan lahan hingga pengunduhan hasil) dilakukan sedemikian rupa (secara radar) sehingga repong damar tetap dapat terjaga keberlanjutannya. Dalam hal ini, untuk memanfaatkan dan mengelola repong dammar tersebut mereka telah menciptakan dan mengembangkan teknologi tradisional, sehingga repong damar terus dapat bermanfaat baik secara ekonomi maupun ekologis. Sementara itu, teknologi tradisional yang telah dimiliki tersebut terus disosialisasikan kepada setiap anggota keluarga dan masyarakatnya dari generasi ke generasi; (3) adanya migrasi ke luar bagi sebagian anggota masyarakat setempat pada gilirannya mengurangi tekanan (eksploitasi) terhadap repong damar. Di samping itu, mereka yang bermigrasi dan telah mendapatkan sumber penghidupan baru, sebagian penghasilan (uang/barang) dikirim ke desa untuk membantu ekonomi rumah tangga keluarganya di desa; (4) repong damar dibudidayakan dan dikembangkan oleh penduduk setempat secara meluas karena adanya permintaan pasar dan juga didukung oleh adanya fluktuasi harga yang relatif kecil dari waktu ke waktu."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswantari
"Skripsi ini mencoba untuk mengungkapkan kembali tentang asal-usul dan usaha-usaha pembangunan serta keadaan Kotabaru Kebayoran sebagai kawasan pemukiman penduduk 1948-1953, baik yang menyangkut masalah latar belakang pencetusan ide, usaha pelaksanaan pembangunan, bagaimana keadaan kota tersebut sebagai kawasan pemukiman, serta pengaruh pembangunan kota tersebut terhadap mata pencaharian penduduk asli Kebayoran yang tempat tinggalnya terkena pembongkaran sampai dengan tahun 1953. Pengungkapan masalah tersebut berdasarkan ilmu sejarah. Kotabaru Kebayoran dicetuskan pembangunannya sebagai usaha pemerintah untuk menanggulangi masalah kekurangan perumahan yang dialami kota Jakarta. Kota tersebut dirancang untuk dijadikan sebagai kawasan pemukiman pekerja yang pekerjaannya di kota Jakarta, dan kota itu direncanakan dibangun sebagai kota satelit.
Kotabaru Kebayoran sebagai kawasan pemukiman penduduk. 1948-1953 ternyata menunjukkan :
1. Kota tersebut belum mampu menarik banyak peminat atau pegawai negeri yang ditempatkan di dalam kota tersebut. Hal itu terjadi karena kota tersebut belum memiliki sarana penunjang kota yang memadai untuk menjadikannya sebagai kota idaman.
2. Kota tersebut ternyata tidak mampu untuk menanggulangi masalah kekurangan perumahan yang dialami kota Jakarta. Hal tersebut terjadi karena :
a. Kotabaru belum dapat menarik banyak peminat untuk tinggal di kota tersebut.
b. Pertambahan penduduk Jakarta terus bertambah dengan pesat, sehingga kekurangan perumahan terus bertambah pula.
c. Kota Jakarta pada tahun-tahun tersebut sering mengalami musibah kebakaran.
3. Pengaruh pembangunan kota tersebut kepada mata pencaharian penduduk asli yang rumahnya terkena pembongkaran adalah :
a. Bagi penduduk asli Kebayoran yang semula mempunyai mata pencaharian sebagai petani sawah atau tegalan, dan tetap tinggal di dalam Kotabaru Kebayoran. Di kota tersebut mereka sudah tidak bertani lagi. Mereka pada umumnya beralih pekerjaan menjadi pedagang.
b. Bagi mereka yang semula mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang buah-buahan. Setelah pembangunan Kotabaru Kebayoran cenderung untuk melanjutkan pekerjaan sebagai pedagang dan jenis dagangannya menjadi lebih beragam.
c. Kesempatan kerja di dalam kotabaru Kebayoran terutama yang berkaitan dengan bangunan cukup banyak tersedia. Sebagian dari penduduk ash Kebayoran memanfaatkan kesempatan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S12667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursid
"
ABSTRAK
Pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat dan perkembangan pemukiman
dalam wilayah administrasi yang masuk kedalam daerah aliran sungai Ciliwung
menyebabkan terjadinya laju perubahan penggunaan lahan yang cukup tinggi.
Keadaan ini menyebabkan secara langsung berubahnya koefisien aliran dari daerah
aliran sungai Ciliwung ini, sehingga debit banjir yang terjadi didaerah aliran sungai
Ciliwung ini juga berubah.

Analisa yang dilakukan antara lain terhadap beberapa data dan literamr
yang dapat membetikan gambaran tentang perubahan penggunaan lahan di dalam
wilayah administrasi yang terrnasuk dalam daerah aliran sungai Ciliwung. Selain
analisa terhadap perubahan penggunaan lahan juga dilakukan analisa terhadap
data hidrologi untuk memperhitungkan curah hujan rencana dan debit banjir
rencana, yang mempenaruhi besamya debit banjir sungai Ciliwung, yang teijadi
pada daerah pengamatan tepatnya di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.
Analisa yang dilakukan menggunakan beberapa metoda yang umum
digunakan, untuk analisa frequency yaitu metoda Gumbel dan Log Pearson Type
III, serta analisa debit banjir rencana menggunakan metoda Melchior, Haspers,
Rasional dan Hidrograf Banjir metoda Nakayasu dengan kondisi data yang ada. Dari hasil analisa terlebih dahulu dilakukan pengujian atau rnembandingkan hasil
analisa, untuk menetapkan analisa yang dianggap hasilnya mendekati keadaan yang
sesungguhnya dari beberapa metoda analisa yang digunakan.
Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap seri data tata guna lahan temyata
penggunaan lahan pada daerah aliran sungai Ciliwung terjadi perubahan komposisi
penggunaan lahannya, yang berakibat langsung terhadap besarnya debit banjir.
I-Ial ini dapat dibuktikan melalui hasil analisa pembahan debit banjir di penampang
PR 152 Pintu Air Manggarai.
Berdasarkan hasil analisa Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Aliran
Sungai Ciliwung Terhadap Debit Banjir tersebut, diharapkan pihak yang terkait,
dapat mengambilnya sebagai gambaran untuk menentukan kebijakan terhadap
penggunaan lahan pada Daerah Aliran Sungai dan kondisi alur sungai Ciliwung di
masa yang akan datang.
"
1997
S35065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library