Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Suherman
Abstrak :
Upaya efisiensi pemakaian air di rumah sakit adalah salah satu usaha pencegahan penyebaran pencemaran (Polution Prevention), berupa pengurangan produksi air limbah dan juga bertujuan untuk mengurangi kebutuhan air nasional. Disamping itu juga merupakan usaha untuk menekan biaya rekening air, rekening listrik dan biaya operasional pengolahan limbah cair. Instalasi Rawat Inap Teratai adalah salah satu rawat Inap yang ada di RSUP Fatmawati, yang menempati satu bangunan berlantai 6 dan merupakan rawat inap gabungan untuk berbagai penyakit. Instalasi rawat inap Teratai memiliki 266 tempat tidur dengan 209 karyawan dan BOR rata-rata 62,35 %, mengkonsumsi air sebesar 98,26 m3 per hari. Sedangkan menurut estimasi kebutuhan airnya hanya 47 m3, yang berarti 51,26 m3 air yang dapat dihemat. Dan dari hasil survey cepat dengan penyebaran kuesioner dan observasi, diidentifikasi penyebab terjadinya inefisiensi pemakaian air adalah masih banyaknya keluarga pasien yang menginap menunggu pasien dan masih banyaknya orang yang bezuk diluar jam bezuk. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Juli 2000 dengan metode Praeksperimental (pra dan pasca uji), yaitu melakukan intervensi kepada petugas (Satpam) yang bertujuan agar memperketat pengawasan terhadap jumlah keluarga pasien yang menginap dan orang yang bezuk diluar jam bezuk, agar terjadi efisiensi pemakaian air di instalasi rawat inap Teratai. Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan jumlah orang yang bezuk diluar jam bezuk dari rata-rata 12,2 orang per jam sebelum intervensi, menjadi 7,6 orang per jam setelah intervensi dan jumlah keluarga pasien yang menginap lebih dari satu orang menurut 50 % responder sebelum intervensi, menurun menjadi 43 % responden setelah intervensi dan didukung dari hasil observasi keluarga pasien yang menginap lebih dari satu orang, rata-rata hanya 3 orang per malam pada saat sesudah intervensi. Sedangkan rata-rata pemakaian air perharinya sebelum intervensi sebesar 98,26 m3, menurun menjadi 76,24 m3 sesudah intervensi. Pada program efisiensi pemakaian air bersih di instalasi rawat inap Teratai RSUP Fatmawati, air yang berhasil dihemat sebesar 22,02 m3 per hari atau 660,6 m3 per bulan. Bila dikonversikan kedalam rupiah, uang sebesar Rp. 1.320.000,- yang berhasil dihemat. Disarankan kepada pihak manajemen RSUP Fatmawati dapat melanjutkan program efisiensi pemakaian air di Instalasi rawat inap Teratai dan unit 1 instalasi lain yang ada di RSUP Fatmawati dan mengintervensi faktor prilaku pasien, keluarga pasien dan karyawan misalnya melalui penyuluhan dan pemasangan stiker untuk efisiensi air, dan juga merencanakan untuk mengolah dan menggunakan kembali (reuse) air hasil pengolahan limbah cair. ......Efficiency Program of Clean Water Usage In Teratai Inpatient Installation of Fatmawati General Hospital, JakartaThe efficiency of water usage in hospital is one of the poison prevention efforts in the form of reducing waste water production and national water need. The other purposes are reducing the water bill, electricity bill and liquid waste water processing. Teratai Inpatient Installation is serving one of inpatient rooms in Fatmawati General Hospital; it is located in the new building, as an inpatient joint for various diseases. Teratai Inpatient Installation has 266 beds, 209 employees and 62,35 percent of Bed Occupancy Rate (BOR ). This installation consumes 98,26 m3 water a day. According to estimate, it has been designed to consume only 47 m3, so an amount of 51,26 m3 water could be saved. A rapid survey through questioners and observation, detected the causes of inefficiency of water usage. The first cause that there are too many relatives staying at the patient's room, which is against the rule of family visitation. This research was conducted from July 1st to July 31st, 2000 by a pre experimental method (pre and post examination). It was held by provoking the security members to make the patient's family obey the rules. Among the results of this research are: - A reduction of the amount of family visit from 12,2 persons per hour before intervention to be 7,6 persons per hour after intervention, - A decrease of family patient who were stayed in that room, from 50 percents before intervention to 43 percents respondents after intervention. - A reduction of water usage, from an average of 98,26 m3 before intervention to be 76,24 m3 after intervention. This research concludes that the efficiency program of clean water usage in Teratai Inpatient Installation of Fatmawati General Hospital can save water as much as 22,02 m3 a day or 66,06 m3 a month. If it is converted into the monetary units, it can save up to Rp 1.320200. The suggestions for Fatmawati Hospital are continuing this program at Teratai Inpatient Installation and others. Another suggestion is intervenes patient behavior factor in which using water. The other suggestion is reusing liquid waste water.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Listiantoro
Abstrak :
Terbatasnya penyediaan air di Jakarta khususnya untuk pemenuhan kebutuhan air dikawasan Industri Pulogadung mengharuskan pengelola kawasan mulai memikirkan langkah-langkah untuk memastikan ketersediaan air bagi kelangsungan proses di Industri. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mengolah air buangan menjadi air daur ulang. Untuk mengolah air buangan diperlukan data karakteristik air buangan baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga dapat disusun skenario pengolahan dan pemakaian air daur ulang. Proses pengolahan air buangan terdiri dari pretreatment, pengolahan primer dan pengolahan lanjutan. Tiga skenario pengolahan dan pemakaian air daur ulang yang digunakan adalah pemakaian air untuk kebutuhan domestik nonpotable, pengolahan air lanjutan menggunakan teknologi ultrafiltrasi dan pengolahan air lanjutan menggunakan teknologi trickling filter. Hasil perhitungan desain skenario 1 untuk pemenuhan kebutuhan air domestik nonpotable dengan baku mutu U.S. EPA kekeruhan ≤ 2 NTU dan BOD≤ 10 mg/l didapat hasil kekeruhan 1.4 NTU dan BOD = 7.1 mg/l dengan debit air 12122.8 m3 /hari pada debit desain harian maksimum dan 4180.3 m3 /hari pada debit desain harian rata-rata, hasil perhitungan desain skenario 2 untuk pemenuhan kebutuhan air di kawasan industri Pulogadung menggunakan baku mutu air kelas 1 PP No. 82 Tahun 2001 dengan kandungan TSS = 50 mg/l, BOD = 2 mg/l dan COD = 10 mg/l didapat hasil kandungan TSS = 0.1 mg/l, BOD = 0.9 mg/l dan COD = 3.5 mg/l dengan debit air 8486 m3 /hari pada debit design harian maksimum dan 2926.2 m3 /hari pada debit desain harian ratarata sedangkan skenario 3 tidak dapat diterapkan karena perhitungan desain organic loading rate tidak memenuhi kriteria. Dari hasil analisa biaya, skenario 1 pengolahan dan pemakaian air untuk pemenuhan kebutuhan domestik nonpotable menjadi pilihan utama dalam penelitian ini ......Lack of water supply in Jakarta especially for water supply in Pulogadung Industrial estate makes area manager begin to think about how to ensure the availability of water for industrial used. One step that can be done is treat wastewater into recycle water. To treat wastewater, effluent characteristics data both quality and quantity needed for arrange water usage and treatment scenario. Water treatment process consist of pretreatment, primary treatment and advanced treatment. Three scenarios processing and use recycle water are the use of water for nonpotable domestic needs, advanced water treatment using ultrafiltration technology and advanced water treatment with trickling filter technology. Result of design calculation scenario 1 to meet the needs of domestic nonpotable water with water quality standard U.S. EPA turbidity ≤ 2 NTU and BOD≤ 10 mg/l obtained result turbidity 1.4 NTU and BOD = 7.1 mg/l at 12122.8 m3 /day maximum daily flow design and at 4180.3 m3 /day average daily flow design, result of design calculation scenario 2 for Pulogadung Industrial estate water used with water quality standard class 1 PP No. 82 Tahun 2001 with TSS = 50 mg/l, BOD = 2 mg/l and COD = 10 mg/l obtained result TSS = 0.1 mg/l, BOD = 0.9 mg/l and COD = 3.5 mg/l at 8486 m3 /day maximum daily flow design and at 2926.2 m3 /day average daily flow design, scenario 3 can’t be applied because design calculation organic loading rate didn’t meet the criteria. From cost analysis, scenario 1 water usage for domestic nonpotable used become the first choice in this study.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library