Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulansari Ardianingsih
Abstrak :
ABSTRAK
Siswa dengan kecerdasan borderline adalah mereka yang memiliki fungsi kecerdasan di bawah rata-rata namun tidak sampai digolongkan disabilitas intelektual. Penelitian ini adalah penelitian single-case yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada seorang siswa dengan kecerdasan borderline. Partisipan penelitian ini adalah seorang siswa laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di kelas 6 SD. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi merangkum paragraf. Penelitian dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: pre-test, intervensi, dan post-test (dilakukan sebanyak 3 kali). Pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pemahaman bacaan, oral retelling, dan evaluasi keberhasilan setiap sesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor tes pemahaman bacaan antara pre-test (23,8%) dan ketiga post-test (post-test 1 = 71,4%, post-test 2 = 78,6%, post-test 3 = 80,95%). Partisipan juga mengalami peningkatan skor oral retelling pada ketiga post-test jika dibandingkan dengan pre-test (skor pre-test = 4, skor post-test 1= 18, skor post-test 2= 23, skor post-test 3= 19). Selain itu, partisipan juga mengalami peningkatan performa yang signifikan di setiap akhir sesi intervensi diukur menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank (Z= -2,703, p=0.007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi merangkum dapat secara efektif meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa dengan fungsi kecerdasan borderline.
ABSTRACT
Siswa dengan kecerdasan borderline adalah mereka yang memiliki fungsi kecerdasan di bawah rata-rata namun tidak sampai digolongkan disabilitas intelektual. Penelitian ini adalah penelitian single-case yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada seorang siswa dengan kecerdasan borderline. Partisipan penelitian ini adalah seorang siswa laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di kelas 6 SD. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi merangkum paragraf. Penelitian dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: pre-test, intervensi, dan post-test (dilakukan sebanyak 3 kali). Pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pemahaman bacaan, oral retelling, dan evaluasi keberhasilan setiap sesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor tes pemahaman bacaan antara pre-test (23,8%) dan ketiga post-test (post-test 1 = 71,4%, post-test 2 = 78,6%, post-test 3 = 80,95%). Partisipan juga mengalami peningkatan skor oral retelling pada ketiga post-test jika dibandingkan dengan pre-test (skor pre-test = 4, skor post-test 1= 18, skor post-test 2= 23, skor post-test 3= 19). Selain itu, partisipan juga mengalami peningkatan performa yang signifikan di setiap akhir sesi intervensi diukur menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank (Z= -2,703, p=0.007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi merangkum dapat secara efektif meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa dengan fungsi kecerdasan borderline.
2018
T52010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Deceria Adventine Br
Abstrak :
Belajar di perguruan tinggi berbeda dengan belajar di tahap pendidikan sebelumnya. Mahasiswa dituntut lebih mandiri dan aktif dalam mencari ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan kemampuan pemahaman bacaan yang baik. Pemahaman bacaan tidak dikembangkan dengan baik pada tingkat pendidikan sebelumnya sehingga mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan pemahaman bacaan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran gambaran strategi metakognitif dalam pemahaman bacaan pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan proses thinking aloud, wawancara dan observasi pada mahasiswa angkatan 2009 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini adalah identifikasi 27 strategi metakognitif dalam pemahaman bacaan yang sering digunakan mahasiswa. Analisa penelitian tambahan dilakukan untuk melihat perbedaan penggunaan strategi metakognitif subjek dengan menganalisis hasil wawancara singkat dan observasi selama proses thinking aloud. Studying in college is different from leaming in the previous educational stage. Students forced to be more independent and active in seeking knowledge. Therefore, students need good reading comprehension skills. Reading comprehension is not well developed at the level of previous education so that students are experiencing difficulty with reading comprehension. The purpose of this study was to obtain the picture description metacognitive strategies in reading comprehension in college students. This study uses qualitative methods to the process of thinking Aloud, interviews and observations of the student in class of 2009 in Faculty of Psychology, University of Indonesia. The result of this study is the identification of 27 metacognitive strategies in reading comprehension are often used by the student. Analysis of additional research conducted to see the differences in the use of metacognitive strategies with analyzing the result from interview and observation when the thinking aloud process is held.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medina K. Siswantara
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam pengajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar sering ditemukan kesenjangan antara nilai tes prestatif dan kemampuan berkomunikasi siswa baik secara lisan maupun tulisan (Hilam, 2001). Salah satu penyebab hal ini menurut Kusuma (1987) adalah penekanan pada aspek grammar. Di samping itu hasil survey Beeby (1991) menjelaskan bahwa pada umumnya materi peiajaran yang diberikan hanya terbatas pada apa yang terdapat dalam buku-buku teks. Pembelajaran bahasa Inggris pada anak-anak usia 10-11 tahun yang berada dalam tahap Konkret operasional (Piaget, 1952 dalam Berk,1997) dan tahap kelas tinggi Sekolah Dasar (Munandar, 1985) seharusnya melibatkan partisipasi siswa secara aktif dalam situasi yang kontekstual, menyenangkan, komunikatif, serta merangsang seluruh indera agar lebih mudah dicerna dan dihayati (ILarcom, 1997). Dengan demikian diharapkan pembelajaran dapat mencapal sasaran 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Metode yang maslh sering digunakan saat ini adalah metode Konvensional, yaitu yang berdasarkan prinsip-prinsip Teacher-centered. Dalam penelitian ini akan disusun suatu metode yang kemungkinan akan mampu mengembangkan domain afektif di samping domain kognitif dan psikomotor dengan berfokus pada pemahaman bacaan. Metode ini disebut Muiti Stimulan, dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip Learnercentered. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode manakah dl antara metode Konvensional dan Muiti Stimulan yang lebih efektif untuk membantu anak usia 10-11 tahun memahami bacaan bahasa inggris. Peneliti melakukan studi eksperimental dengan tipe controlled lab expeiiment dan disain Two group Pretest and Posttest Design. Sebanyak 40 orang subyek dibagi ke dalam 2 kelompok independen yang artinya tidak saling berhubungan karena mendapatkan treatment yang berbeda (Siegel, 1997). Alat ukur berupa tes prestatif yang berfungsi sebagai evaluasi formatif dan sumatif. Di akhir pemberian treatment dilakukan probing interview yang dianalisa secara kualitatif untuk mengungkap faktor-faktor afektif subyek. Analisis menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu dengan uji U Mann-Whitney pada p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara kedua metode pengajaran dengan perkataan lain hipotesa penelitian ditolak dan hipotesa nol diterlma. Penyebab ditolaknya hipotesis penelitian kemungkinan karena berbagai hal seperti sampling error, waktu pemberian treatment yang terlalu singkat sehlngga program dipadatkan, faktor instruktur, serta proactive Inhibition dan habltuatlon dalam proses belajar. Mesklpun demikian dalam penelitian Ini ditemukan faktor-faktor afektif yang menjadi pendorong dalam proses pembelajaran. Pada metode Muiti Stimulan dapat disimpulkan bahwa subyek memillkl sifat yang lebih positif terhadap pelatlhan, guru dan keglatan pembelajaran. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Horwitz (1979) yang menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan prestasi akademik yang bermakna antara subyek dalam kelompok Teacher-centered dan Learner-centered. Tetapi pada kelas Learner-centered siswa lebih menunjukkan sikap positif terhadap guru, sekolah lebih bersikap otonomi dan kooperatif dengan kedua jenis kelamin.
2002
S2795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Hermosa
Abstrak :
ABSTRAK Kemampuan mengenali huruf pada siswa sekolah dasar dan menengah di DKI Jakarta ternyata tidak diikuti dengan pemahaman terhadap materi bacaan yang disajikan. Hal tersebut disimpulkan berdasarkan penelitian Dakhidae (1997, dikutip oleh Purnawan, 2001) terhadap sejumlah penduduk DKI Jakarta yang berusia 10 tahun ke atas. Sementara kemampuan tersebut sangat dibutuhkan pada pendidikan tingkat universitas, mengingat literatur kuliah banyak berisi konsep-konsep abstrak yang membutuhkan proses berpikir yang mendalam untuk memahaminya. Selain itu, tema-tema bacaan yang beredar di masyarakat memang membutuhkan kejelian pembaca untuk memilah dan memilih bacaan yang argumennya layak dipercaya. Mengingat kemampuan pemahaman bacaan yang masih minim di kalangan siswa SMU, maka peneliti merasa perlu mengajarkan serangkaian strategi membaca yang dinamakan membaca kritis yang bertujuan meningkatkan kejelasan dan pemahaman bacaan. Strategi-strategi yang dimaksud adalah skimming, marking dan annotating, outlining dan mapping, analyzing dan evaluating argument, serta making inference yang disampaikan melalui metode ceramah dan praktek langsung melalui bacaan yang diberikan. Penelitian ini merupakan kegiatan penerapan strategi membaca yang dilakukan selama lima hari berturut-turut dengan jumlah subyek sebanyak tujuh orang. Efektivitas kegiatan diukur dengan memberikan tes pemahaman bacaan yang item-itemnya merupakan representasi dari materi yang diajarkan. Tes pemahaman bacaan ini berfungsi sebagai alat pengumpul data utama, disamping hasil integrasi keterampilan, hasil observasi, serta evaluasi peserta mengenai manfaat kegiatan yang berfungsi sebagai data tambahan. Pengolahan data utama dilakukan dengan pengujian statistik non parametrik melalui metode Wilcoxon Signed-Rank Test, dan uji signifikansi pada level 0,05 untuk one tailed test. Untuk mengetahui proses berpikir dalam menjawab setiap item tes, peneliti juga melakukan analisis kualitatif terhadap jawaban subyek. Analisis kualititatif tersebut merupakan pendukung data kuantitatif yang diperoleh melalui pengujian statistik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : strategi membaca kritis tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa SMU. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya peningkatan skor tes pemahaman bacaan yang signifikan setelah mengikuti kegiatan ini. Disamping itu, analisis jawaban kualitatif menunjukkan bahwa tidak ada item yang dijawab dengan tepat oleh seluruh peserta. Namun dari segi penguasaan strategi membaca yang diajarkan, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh strategi dikuasai oleh peserta. Hal ini disimpulkan dari penilaian terhadap hasil integrasi keterampilan dan observasi terhadap performa peserta selama kegiatan. Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil tersebut peserta selama kegiatan. Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil tersebut adalah perlunya dikonstruk suatu instrumen ukur yang merepresentasikan secara langsung strategi-strategi membaca yang diajarkan, pemilihan subyek yang lebih mewakili populasi, dan durasi kegiatan yang lebih lama sehingga memungkinkan penguasaan strategi yang diajarkan secara lebih baik.
2002
S2882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Corina Debora
1992
S2738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Fariana
Abstrak :
Penelitian ini akan menganalisis tingkat pengembalian investasi pendidikan pekerja lulusan SMA/SMK menurut kemampuan akademis yang dimiliki, berbeda dengan penelitian tingkat pengembalian investasi pendidikan sebelumnya yang menggunakan lama tahun sekolah. Kemampuan akademis merupakan variabel endogen yang dipengaruhi oleh lama sekolah ibu sehingga estimasi menggunakan Instrumental Variable (IV). Hasil analisis dengan metode Two Step Heckman terlihat bahwa lulusan yang memiliki kemampuan akademis tinggi akan memiliki upah yang lebih tinggi. Implikasi kebijakan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemampuan akademis lulusan SMA/SMK dan menggunakan kemampuan akademis sebagai screening device dalam perekrutan pekerja. Lulusan yang memiliki kemampuan akademis yang tinggi diberikan kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi. ...... This research will analyze return on education at senior high school graduate according to academic achievement possessed, different with other rate of return on education (RoE) research with using years of schooling. Academic achievement is an endogenous variable that is influenced by mother's year of schooling so that estimation using Instrumental Variable (IV). The results of the analysis Two Step Heckman seen that the graduates who have good academic achievement have high earnings. Policy implications pursued is to improve the academic achievement of senior high school graduates and academic achievement use as a screening device in the recruitment of workers. Graduates who have high academic achievement are given greater opportunities to get a job with higher wages.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T45943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Utami
Abstrak :
Kurikulum 2013 K13 yang sedang berlaku saat ini mengharuskan siswa SMA kelas X yang baru masuk tahun ajaran baru untuk langsung melakukan peminatan sebelum proses pembelajaran dimulai. Salah satu cara menentukan kelompok peminatan ialah dengan menggunakan tes psikologis atau tes peminatan. Selain itu, metode belajar dalam kurikulum 2013 pun secara tidak langsung memaksa siswa SMA untuk lebih aktif membaca materi pelajaran secara mandiri karena guru mengurangi pemberian materi pelajaran dengan metode ceramah. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman bacaan merupakan hal yang utama bagi siswa SMA saat ini, sehingga diperlukan adanya tes psikologis, khususnya tes inteligensi yang mengukur pemahaman bacaan sebagai alat bantu penetapan kelompok peminatan. Alat ukur ini dibuat berdasarkan teori inteligensi CHC. Sampel dari uji coba ini ialah 97 siswa SMA kelas X dari berbagai SMA di daerah Jakarta dan Depok. Alat ukur terdiri dari 15 item dan menggunakan multiple-choice dengan 4 pilihan jawaban. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa Tes RC tidak memiliki konsistensi antar item dalam mengukur pemahaman bacaan dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,61. Hasil uji validitas konstruk menunjukkan bahwa Tes RC valid dalam mengukur konstruk pemahaman bacaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,323 p < 0,01 . Hasil uji analisis item menunjukkan bahwa item-item pada alat ukur belum dapat membedakan individu yang memiliki kemampuan pemahaman bacaan yang tinggi dengan yang rendah. Norma yang digunakan ialah scaled score dengan M=10 dan SD=3. ......The current curriculum K13 requires new high school students to choose a major when entering the new academic year before the learning process begins. One way to determine the major is to use psychological testing. In addition, the learning method in the current curriculum also indirectly forced high school students to more actively read the subject matter independently. It happens because the teacher reduces the provision of subject matter by lecture method. Based on that, it can be said that reading comprehension is the main ability needed by high school students nowadays, so it takes a psychological testing that measures reading comprehension as a tool for majoring. This intelligence testing construction is based on CHC theory. The sample of this trial involves 97 high school students of 10th grader from various high schools in Jakarta and Depok area. The intelligence testing consists of 15 items and uses multiple choice with 4 choices. The reliability statistic indicates that RC test does not have inter item consistency in measuring reading comprehension with reliability coefficient equals to 0.61. The result of construct validity shows that RC test is valid for measuring reading comprehension with correlation coefficient equals to 0,323.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Indira Shanti
Abstrak :
Penulis bacaan memiliki tujuan agar bacaan yang ia tulis dapat dipahami pembaca, sehingga penulis dapat mentransmisikan pengetahuannya dan pernbaca dapat mengmbangkan pengetahuannya. Saat dilakukan penilaian terhadap individu yang memahami bacaan, dapat diidentifikasi adanya individu yang memiliki skor pemahaman bacaan baik (expert) dan individu yang memiliki skor pemahaman bacaan rendah (novice). Brown dan Wagoner (dalam Wilson dan Gambrell, 1988) mengatakan bahwa perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh proses inetakognitif Bonds, dkk (dalam Hsiao, 1997) mengatakan bahwa proses metakognitif dalam berpikir dibagi ke dalam dna kategori, yaitu self management (selanjutnya dibagi lagi menjadi planning, attending, encoding, reviewing, and evaluating) dan self appraisal (selanjutnya dibagi lagi menjadi pengetahuan metakognitif deklaratif; pengetahuan rnb kognitif prosedural, dan pengetahuan metakognitif kondisional). Dalam penelitian ini, peneliti memakai teori proses metakognitif dalam berpikir untuk dilihat apakah dipakai juga oleh individu saat memahami bacaan. Selain dengan membaca bacaan, pemahaman bacaan dapat juga diukur dengan pertanyaan yang mengacu pada bacaan, dengan 6 tingkat pemahaman inferensial. Permasalahan yang diajukan adalah “bagaimana perbedaan self management dan self appraisal antara expert dan novice saat membaca wacana ekspositori ‘?”; “bagaimana perbedaan self management dan self appraisal antara expert and novice saat menjawab pertanyaan mengacu pada bacaan ekspositori ?”; dan “bagaimana perbedaan self management dan self appraisal antara expert and novice saat menjawab pertanyaan pada berbagai tingkat pemahaman inferensial ?”. Untuk mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi self management dan self appraisal dalam memahami bacaan, peneliti menentukan bacaan yang akan dibaca adalah jenis bacaan ekspositori, sampel harus memiliki minat utama dalam bidang psikologi, memakai alat bantu pemahaman bacaan berupa alat tulis, bersedia mengikuti prosedur penelitian selanjutnya, memiliki intelegensi umum pada kategori sama dengan perbedaan rentang skor pemahaman bacaan terbesar. Instrumen penelitian adalah alat untuk elisitasi topik yang diminati angkatan 2001, survei peringkat tema yang diminati angkatan 2001, 4 bacaan ekspositori, yang terdiri dari bacaan peringkat 1 untuk pengambilan data, peringkat 2 untuk menyeleksi mahasiswa yang Menjadi expert and novice, dan peringkat 3 terdiri dari 2 bacaan yang dipakai untuk latihan pengambilan data. Bacaan peringkat 1 dan 30 pertanyaan yang mengacu pada bacaan tersebut yang akan dipakai untuk menyeleksi expert and novice mengalami uji daya diskriminasi item terlebih dahulu pada angkatan 2000, dan kemudian dilakukan perbaikan terhadap item yang perlu diperbaiki. Self management dan self appraisal expert and novice dilihat dengan proses think: aloud saat subyek membaca bacaan maupun menjawab pertanyaan. Sebelum pengambilan data., subjek dilatih untuk melakukan think aloud dengan 2 bacaan berperingkat 3. Data berbentuk transkrip verbatim think aloud subyek, dan diolah berdasar kategori sefmanagernent dan self appraisal. Proses yang tidak dapat dimasukkan dalam dua kategori di atas dimasukkan peneliti sebagai kategori baru. Hasil dan analisis dikategorikan sesuai permasalahan yang diajukan. Saat membaca bacaan, perbedaan utama antara expert dan novice terdapat pada kualitas skemata yang terbentuk akibat self management dan self appraisal yang berbeda antara kedua objek. Expert melakukan seleksi, searching, validasi paradise, elaborasi, qualitatively relating dengan pengetahuan mengenai banyak individu, koni irr nasi, pengetahuan metakognitif prosedural. Expert tidak melakukan gauging. Sedang novice hanya melakukan gauging, validasi mengulang, qualitatively relating dengan pengalaman pribadi, pengetahuan metakognitif deklaratif. Novice tidak melakukan seleksi, searching, validasi parafrase, elaborating. Kategori instruksi pada diri sendiri merupakan kategori baru yang hanya dilakukan novice, yang oleh peneliti dimasukkan sebagai salah satu kategori dalam tahap attention dalam sei management. Sedang kategori tidak tahu merupakan kategori baru yang dilakukan baik oleh expert maupun novice, yang oleh peneliti dimasukkan sebagai Salah satu kategori dalam tahap encoding dalam self management. Saat menjawab persoalan, perbedaan utama antara expert dan novice juga terdapat pada kualitas skemata yang terbentuk akibat self management dan sei appraisal yang berbeda antara expert and novice. Expert melakukan searching, contrasting, validasi, elaborating, qualitative/ relating, konfirmasi, repeating, pengetahuan metakognitif prosedural. Novice melakukan searching, contrasting, validasi, elaborating, qualitative lv relating, konfirmasi, repeating, reversing, pengetahuan metakognitif prosedural. Sedang kategori baru yang diberi judul sadar keadaan diri dan kategori tidak tahu dilakukan baik oleh expert maupun novice. Kategori sadar keadaan diri dimasukkan peneliti ke dalam. Salah satu kategori dalam pengetahuan metakognitif deklaratif, sedang kategori tidak tahu dimasukkan sebagai Salah satu kategori dalam tahap encoding. Perbedaan kualitas terdapat pada proses yang dilakukan expert dan novice. Bila berdasar tingkat pemahaman yang berbeda, terdapat kesamaan antara expert dan notice, bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman inferensial, semakin banyak kesalahan yang mereka lakukan. Namun hal ini hanya berlaku sampai tingkat pemahaman kelima. Diduga, peneliti kurang membuat pertanyaan yang sulit untuk tingkat pemahaman keenam. Kesalahan yang dilakukan expert lebih sedikit dibandingkan notice pada hampir semua tingkatnya. Dari hasil penelitian ini, dapat dibuat beberapa pokok pelatihan yang dapat dilakukan terhadap novice. Sebelumnya, penelitian ini perlu dilakukan terlebih dahulu pada sampel yang lebih besar, namun dengan kontrol yang tetap ketat seperti pada penelitian ini. Kategori baru yang diperoleh pun perlu diuji kembali kemunculannya pada sampel di penelitian berikutnya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Asra Silmi
Abstrak :
Penelitian ini berfokus untuk melihat efektivitas strategi story map untuk meningkatkan pemahaman bacaan pada siswa dengan disabilitas intelektual ringan. Strategi story map merupakan strategi yang digunakan untuk membentuk skema selama membaca suatu bacaan. Program ini dilakukan dengan pendekatan direct instruction, yaitu peneliti memberi contoh (modelling), memberi arahan minimal (guiding) dan memberi kesempatan pada siswa untuk menjalani strategi secara mandiri (independent practice). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan memahami bacaan pada siswa setelah program diberikan. Setelah tiga hari program dihentikan, subyek juga masih mampu mempertahankan kemampuan memahami bacaan tersebut. ...... This study focuses to see the efectiveness of story map to increase reading comprehension for student with mild intellectual disabilities. Story map is a strategy to build a schemata during reading. This program is created using direct instruction approach, consist of three step:modelling, guiding, independent practice. The result of this study showed that the subject's reading comprehension skill increased after this program. Three days after program, subject still maintain the reading comprehension skill.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan apakah pemberian intervensi individual berupa aktivitas motivasional dan strategi membaca BaTaRang Baca, Tanya, Rangkum dapat meningkatkan motivasi membaca dan kemampuan pemahaman bacaan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain subjek tunggal pada siswa SMP dengan slow learner. Program diberikan selama 10 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi membaca dan kemampuan pemahaman bacaan pada subjek setelah program diberikan. ......The objective of this research is to examine whether individual intervention which consist of motivational activity and RAP Read, Ask, Put reading strategy can increase reading motivation and reading comprehension. This research is conducted using single subject design on middle school student with slow learner. The program was administered for 10 meetings and the result of this research show that by providing motivational activity and RAP reading strategy can increase the subject rsquo s reading motivation and reading comprehension.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>