Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi faktual bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan kewirausahaan warga belajar Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) di Kabupaten Karawang kurang baik. Berdasarkan pada kondisi obyektif tersebut, maka pengembangan pelatihan kewirausahaan dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan, sikap dan ketrampilan kewirausahaan warga belajar KUM. Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah yang bersifat praktis melalui applied research, yang digunakan untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan warga belajar KUM melalui praktek kewirausahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Kondisi faktual program KUM di Kabupaten Karawang merupakan program pendidikan kewirausahaan bagi warga belajar KUM melalui kegiatan belajar dan berwirausaha. 2) Kondisi kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan kewirausahaan bagi warga KUM menunjukkan kurang baik. 3) Landasan konseptual pengembangan model pelatihan kewirausahaan bagi warga belajar KUM mengacu kepada konsep pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan perubahan sikap warga belajar KUM. 4) Implementasi pengembangan model pelatihan kewirausaahaan bagi warga belajar KUM berdasarkan identifikasi kebutuhan belajar, penyusunan kurikulum dan perumusan materi pelatihan, penyusunan strategi, metode, media dan alat serta sistem penilaian pelatihan dan 5) Model pelatihan kewirausahaan berbasis potensi lokal bagi warga belajar KUM efektif dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kewirausahaan warga belajar. Kesimpulan hasil penelitian merekomendasikan bagi: 1) rekonstruksi pendidikan kewirausahaan masyarakat, 2) pemerintah daerah, 3) praktisi pendidikan kewirausahaan masyarakat dimana model ini cukup efektif untuk dijadikan model pengembangan kewirausahaan dan 5) Penelitian lebih lanjut, dalam rangka diseminasi model pelatihan kewirausahaan yang dikembangkan."
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ganthy Suci Wardhani
"Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan program CSR Bank Maybank Indonesia yaitu program online Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship (RISE) 2.0, yang berkaitan dengan pemberdayaan komunitas penyandang disabilitas melalui program kewirausahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program RISE 2.0 sebagai upaya memberdayakan penyandang disabilitas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi deskriptif melalui studi literatur dan wawancara yang dilakukan secara daring pada tahun 2021. Penelitian ini melibatkan 8 orang informan yang terdiri dari pihak CSR Maybank Indonesia, pihak People Systems Consultancy Indonesia, dan peserta program. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam menyelenggarakan CSR melalui program RISE 2.0 telah terjadi pemberdayaan bagi komunitas penyandang disabilitas sebagai penerima manfaat. Hal ini dilakukan melalui upaya perubahan mindset, pelatihan kewirausahaan, dan pendampingan kewirausahaan bagi komunitas penyandang disabilitas. Namun, penerima manfaat belum dilibatkan pada proses assessment serta perencanaan program dan program masih terbatas bagi penyandang disabilitas fisik. Faktor pendukung program RISE 2.0 adalah adanya pendekatan personal kepada peserta, pelatih dan mentor yang berpengalaman, adanya komunikasi dua arah, adanya partisipasi aktif peserta, dilakukan secara online, dan adanya komunitas penyandang disabilitas di media sosial. Sedangkan, faktor penghambatnya adalah adanya kesibukan lain peserta, pembatasan sosial karena pandemi COVID-19, kendala jaringan dan listrik,dan belum terbiasanya peserta dengan metode online.

This study discusses the implementation of Bank Maybank Indonesia's CSR program, namely the online program Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship (RISE) 2.0, which is related to empowering communities with disabilities through entrepreneurship programs. The purpose of this study is to describe the implementation and the factors that influence the implementation of the RISE 2.0 program as an effort to empower people with disabilities. This research is a qualitative research with a descriptive study through literature studies and online interviews in 2021. This study involved 8 informants consisting of CSR Maybank Indonesia, People Systems Consultancy Indonesia, and program participants. The results of the study show that in carrying out CSR through the RISE 2.0 program there has been empowerment for communities with disabilities as beneficiaries. This is done through efforts to change mindsets, entrepreneurship training, and entrepreneurship assistance for communities with disabilities. However, beneficiaries have not been involved in the assessment process and program planning and programs are still limited to persons with physical disabilities. The supporting factors of program RISE 2.0 are personal approach to participants, experienced trainers and mentors, two-way communication, active participation of participants, conducted online, and a community of people with disabilities on social media. Meanwhile, the inhibiting factors are the participants' other busyness, social restrictions due to the COVID-19 pandemic, network and electricity constraints, and participants' unfamiliarity with online methods."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gianina Yoane Maria
"

Sebagian orang memilih bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan harapan untuk dapat memperbaiki taraf hidup. Selama bekerja di luar negri, PMI berada pada posisi yang rentan terhadap permasalahan ketenagakerjaan mulai dari permasalahan gaji sampai dengan kasus kekerasan yang menyebabkan kematian. Sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945, negara memiliki kewajiban untuk melindungi setiap warga negaranya, dalam hal ini adalah pekerja migran. Pelaksanaan kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi PMI Purna merupakan salah satu bentuk perlindungan yang diberikan dengan harapan agar mereka mampu memiliki mata pencaharian tanpa perlu bermigrasi kembali untuk bekerja di luar negri. Pada kenyataannya, walaupun sudah diberikan pelatihan kewirausahaan masih terdapat PMI Purna yang memutuskan untuk kembali bermigrasi. Penelitian ini menguji pengaruh variabel status pernikahan, pengalaman mendapatkan pengalaman buruk ketika bekerja, pelatihan kewirausahaan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah tanggungan, pendapatan di negara asal, dan usia terhadap peluang PMI Purna mengambil keputusan untuk bermigrasi ataupun menetap dengan menggunakan metode regresi logistik. Berdasarkan hasil analisa, ditemukan bahwa terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh signifikan, yaitu pelatihan kewirausahaan, jumlah tanggungan, dan usia. Peluang PMI Purna untuk menetap dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kegiatan pelatihan kewirausahaan. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan membuka kesempatan bagi masyarakat dengan kemampuan yang mumpuni untuk turut serta membantu berjalannya kegiatan kewirausahaan sebagai bentuk pengabdian mereka terhadap negara. Hal tersebut dapat menjadi solusi agar pelaksanaan kegiatan dapat terus berjalan tanpa terkendala oleh permasalahan modal dan sumber daya manusia. Kerja sama dengan perusahaan jasa pengiriman juga baik untuk dilakukan agar penjualan dapat mencakup pasar yang lebih luas.

 


Some people choose to work as Indonesians Migrant Worker (IMW) with a hope to increasing their quality of life. When working abroad, IMW was in a susceptible position towards employment matters, from wages matters up to violence matters that could take their life. According to mandate from UUD 45, Indonesia as a country have an obligation to protect every citizen, on this matter are those migrant workers. The implementation of entrepreneurship training activities for Post IMW is one of the protection given in a hope that they could be able to get their livelihood without having to go and work abroad. In reality,although already given the entrepreneurship training, many Post IMW still went back to work abroad. This research is testing the influence variable: marriage status, having bad experience when working abroad, entrepreneurship training, gender, education, number of people dependent, income in country of origin, and age; to the opportunity of Post IMW in taking a decision whether they will migrate again orstay in their country, using the logistic regression method. Based on analysis result, found that there are three variable that have significant  influence, which are: entrepreneurship training, number of people dependent and  age. The opportunity for Post IMW to stay could be increased by improving entrepreneurship training activity. These improvements could be done by opening opportunity for people with qualified ability to opt in helping entrepreneurship activity running as their part of service to the country. Those things could be a solution so the activity can runs well without obstacles such as capital matters and human resources. Cooperation with shipping service company in trading also beneficial to widen the market.

 

"
2019
T51732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library