Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Agus Murdiyoto
Abstrak :
Pembuatan paving block pada umumnya terdiri dari Portland Semen, Pasir dan air dengan perbandingan tertentu. Pada penelitian ini penulis menambahkan agregat kasar yang berasal dari limbah botol plastik jenis PET yang dipanaskan pada suhu 220°C dan kemudian dicetak dan dibentuk seperti layaknya agregat kasar. Hasil pengujian agregat kasar menunjukkan bahwa agregat tersebut diklasifikasikan sebagai agregat ringan dengan berat isi lepas sebesar 705,43 kg/m3 dan berat isi padat sebesar 758,48 kg/m3. Komposisi bahan pembuat paving block adalah 1 bagian PC dengan 4 bagian Pasir dan 0,4 bagian Air. Dengan komposisi agregat kasar sebesar 0%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% terhadap berat pasir dan merupakan substitusi berat pasir pada pembuatan paving block didapat hasil bahwa penambahan agregat kasar akan menambah kekuatan tekan paving block itu sendiri. Paving block tanpa bahan tambah kekuatan tekan rata-rata sebesar 86,91 kg/cm2 dan diklasifikasikan sebagai paving block kelas mutu D yang dapat digunakan untuk taman dan penggunaan lainnya. Dengan penambahan agregat kasar sebesar 15% nilai rata-rata kuat tekannya menjadi maksimum yaitu sebesar 132,73 kg/cm2 dan diklasifikasikan sebagai paving block kelas mutu C yang dapat digunakan untuk pejalan kaki. Penambahan agregat kasar lebih besar dari 15 % kuat tekan rata-ratanya akan mengalami penurunan walaupun masih lebih besar dari paving balock tanpa agregat kasar. Kenaikan kuat tekan paving block yang menggunakan agregat kasar disebabkan bahan tambah agregat kasar bersifat polimer semi kristalin. ......Paving blocks generally consist of Portland Cement, sand and water mixed together with a certain ratio. In this research the writer uses coarse aggregate derived from plastic bottle waste of PET type which is heated at a temperature of 220°C, then molded and shaped like usual coarse aggregate. Test results on the coarse aggregate indicate that the coarse aggregate is classified as a lightweight aggregate with a density of 758.48 kg/m3 and a loose density of 705.43 kg/m3. The composition of the materials for the paving block is one part of PC, 4 parts of sand and 0.4 part of water. With coarse aggregate composition of 0%, 10%, 15%, 20%, 25% and 30% to the weight of sand and coarse aggregate which serves as substitution of sand weight in making paving blocks the writer obtains the result that the addition of coarse aggregate will increase the compressive strength of paving blocks. Paving blocks without additional materials have an average compressive strength of 86.91 kg/cm2 and are classified as paving blocks of D quality class which can be used for parks and others. With an addition of coarse aggregate by 15% the average compressive strength increases to maximum by 132.73 kg/cm2 and these paving blocks are classified as C quality class which can be used for pedestrians. With an addition of coarse aggregate which is greater than 15% the average compressive strength will decrease, although the average compressive strength is still higher than that of paving blocks without coarse aggregate. The increase in compressive strength of paving blocks using coarse aggregate derived from plastic bottle waste of PET type is due to additional material of coarse aggregate is semi-crystalline polymer.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29610
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Aidilichsan Muliawan
Abstrak :
Paving block merupakan komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Beberapa studi telah melakukan usaha untuk menggunakan plastik sebagai agregat pada paving block sebagai salah satu bentuk usaha daur ulang plastik. Lignin yang merupakan limbah dalam industri kertas merupakan polimer bipolar yang memiliki dua muka sehingga dapat dimanfaatkan sebagai coupling agent dalam pencampuran. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat pencampuran antara plastik, lignin, dan agregat pada paving block. Eksperimen ini menggunakan plastik tipe polipropena dengan penambahan variasi konsentrasi lignin sebesar 0; 0,1; 0,3; dan 0,5 wt%. Pengujian sudut kontak dilakukan untuk mengetahui tegangan permukaan yang dimiliki oleh masing-masing komponen. Pengujian FT-IR dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang dimiliki oleh campuran. Pengujian SEM dilakukan untuk mengamati morfologi yang terbentuk dari campuran yang dihasilkan. Hasil pengujian sudut kontak menunjukan polipropena dan lignin yang kompatibel karena persamaan sifat hidrofobisitas yang dimiliki. Ikatan gugus fungsi yang dihasilkan dengan variasi konsentrasi lignin menunjukan tidak terdapat ikatan baru yang dihasilkan setelah komponen-komponen dicampurkan. Morfologi yang dihasilkan menunjukan terdapat celah antara polipropena dengan campuran yang mengindikasikan lignin tidak menjembatani plastik dan agregat secara baik. ......Paving block is a composition of building materials made from a mixture of Portland cement or similar hydraulic adhesives, water and aggregates used as road pavement materials. Several studies have made an effort to use plastic as aggregate replacements in paving blocks as a form of plastic recycling. Lignin which is a waste in the paper industry is a bipolar polymer that has two faces so that it can be used as a coupling agent in the mixture. The purpose of this study is to investigate the mixing properties of plastics, lignin, and aggregates in paving blocks. This experiment uses polypropylene with mixing proportions of 0; 0.1; 0.3; and 0.5 wt% lignin. Contact angle testing were carried out to determine the surface tension of each component. FT-IR were carried out to identify the functional of the mixture. SEM were carried out to observe the morphology formed from the resulting mixture. The contact angle test results show that polypropylene and lignin are compatible because of the similarity in their hydrophobicity properties. The functional groups of resulting mixture showed there is no new bonds were formed after the components were mixed. The resulting morphology shows that there is a gap between polypropylene and the mixture which indicates that lignin does not bridge the plastic and aggregate properly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Ridlarahman Firdaus
Abstrak :
Blok paving merupakan komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland, air dan agregat kasar dan halus yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Pada penelitian ini menggunakan plastik sebagai agregat pada blok paving sebagai salah satu bentuk usaha daur ulang plastik. Lignin yang merupakan limbah dalam industri kertas merupakan polimer bipolar yang memiliki dua muka sehingga dimanfaatkan sebagai coupling agent dalam pencampuran. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat pencampuran antara plastik, lignin, dan agregat halus pada blok paving. Eksperimen ini menggunakan plastik tipe polietilena densitas tinggi (HDPE) dengan penambahan variasi konsentrasi lignin sebesar 0; 0,1; 0,3; dan 0,5 wt%. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah sudut kontak, FTIR dan SEM. Hasil pengujian sudut kontak menunjukan polietilena densitas tinggi dan lignin yang kompatibel karena persamaan sifat hidrofobisitas yang dimiliki. Ikatan gugus fungsi yang dihasilkan dengan variasi komposisi lignin menunjukan tidak terdapat ikatan baru yang dihasilkan. Serta bentuk morfologi yang dihasilkan menunjukan kompatibilitas antara HDPE dengan campuran. Namun lignin tidak berfungsi sebagai coupling agent antara agregat kasar dan halus secara baik, namun bertindak sebagai sebagai penyelimut permukaan HDPE. ......Paving blocks are a composition of building materials made from a mixture of portland cement, water and coarse and fine aggregates that are used as road pavement materials. In this study using plastic as an aggregate on paving blocks as a form of plastic recycling business. Lignin which is a waste in the paper industry is a bipolar polymer that has two faces so that it is used as a coupling agent in mixing. This research aims to study the mixing properties of plastic, lignin, and fine aggregate on paving blocks. This experiment used a high density polyethylene (HDPE) type plastic with the addition of a variation of lignin concentration of 0; 0.1; 0.3; and 0.5 wt%. Tests conducted in this study are the contact angle, FTIR and SEM. The contact angle test results showed high density polyethylene and compatible lignin because of the similarity in hydrophobicity properties. Bonded functional groups produced with variations in the composition of lignin showed no new bonds were produced. And the resulting morphological form shows compatibility between HDPE and mixtures. However, lignin does not function well as a coupling agent between coarse and fine aggregates, but acts as a HDPE surface blanket.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Isnandar
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangkit listrik termal PLTU berbahan bakar batubara merupakan sumber utama produksi abu batubara. Abu batubara yang dikumpulkan di bagian bawah tungku disebut coal bottom ash. Di negara Indonesia pemanfaatan bottom ash pada umumnya masih sebatas material penimbun di area landfill dikarenakan terlalu rendahnya nilai dari material tersebut. Tujuan dari riset ini adalah untuk mengungkit nilai dari pemanfaatan material bottom ash sebagai bahan pencampur produk industri konstruksi. Uji eksperimental dilakukan terhadap produk paving block dengan menggunakan berbagai komposisi pencampuran bottom ash, untuk kemudian dilakukan uji kelayakan teknis yaitu uji kuat tekan dan uji penyerapan air guna memenuhi persyaratan standar SNI. Hipotesis dengan menggunakan one way ANOVA dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hasil uji kuat tekan dan penyerapan air terhadap komposisi pencampuran bottom ash. Pengujian kuat tekan dan penyerapan air paving block dengan umur 21 hari mendapatkan hasil terbaik dengan sampel B4 dibandingkan dengan paving block standar B0 yang diproduksi oleh CV.CBI dan masuk kedalam standar SNI mutu B. Hasil riset juga menjelaskan ilustrasi mengenai beberapa manfaat finansial yang dapat diraih, seperti penghematan biaya material produksi paving block dan biaya pemeliharaan landfill. Manfaat lainnya yang dapat diperoleh dengan menggunakan material bottom ash adalah dapat dijadikan sebagai program corporate social responsibility perusahaan pembangkit serta dapat berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
ABSTRACT
The coal fired thermal power plants are the main source of production of coal ash. The coal ash collected at the bottom of the furnace is called coal bottom ash. In the country of Indonesia bottom ash utilization in general is still limited to landfill material due to the value of the material too low. The objective of the present research work was to leverage the value of the utilization of bottom ash material as a mixer of construction industry products. Experimental test was conducted on the paving block product using various mixing compositions of bottom ash, to provide technical feasibility of the compressive strength test and water absorption test to meet the SNI standard requirements. Hypothesis by using one way ANOVA was performed to get influence of result of compressive strength test and water absorption with different bottom ash mixing composition. Test of compressive strength and water absorption of paving block with age 21 day get best result with B4 sample compared with standard B0 paving block produced by CV.CBI and had SNI with B grade standar of quality. Research result also explains illustration about some financial benefits that can be achieved, Such as the cost savings of paving block production materials and landfill maintenance costs. Other benefits that can be obtained by using the bottom ash material can be used as corporate social responsibility program of companies and can contribute to environmental conservation.
2017
T48161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacki Firdaus
Abstrak :
Lumpur sludge hasil sisa instalasi pengolahan air limbah industri pasta gigi termasuk dalam kategori limbah B3 bahan berbahaya dan beracun sumber spesifik khusus, maka perlu dilakukan pengolahan limbah B3 ini, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Salah satu teknik pengolahan limbah B3 adalah dengan menggunakan metode solidifikasi-stabiliasi, agar limbah B3 terikat dengan suatu bahan sehingga tidak terlepas ke lingkungan. Limbah B3 dicampur dengan bahan penyusun beton seperti semen, pasir, kerikil, dan air. Beton ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Dalam penelitian ini dilakukan uji pencampuran sludge sebagai limbah B3 sebagai pengganti pasir sebagai dalam pembuatan beton. Komposisi sludge sebagai pengganti pasir mulai dari 10 , 20 , 30 , 40 , dan 50. Pretreatment sludge dengan pengeringan dan tanpa pengeringan. Dari hasil uji tekan terhadap beton yang dihasilkan tiap campuran, didapat bahwa pada pemakaian sludge sebesar 10 pengganti pasir, menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi daripada beton kontrol beton tanpa campuran sludge sebesar 226,1 kg/cm2 dibanding kuat tekan beton tanpa campuran sebesar 224,3 kg/cm2. Beton hasil campuran ini dapat dimanfaatkan sebagai paving block pada mutu B sesuai SNI 03-0691-1996. Beton hasil solidifikasi-stabilisasi diuji dengan TCLP ndash; toxicology characteristic leaching procedure dengan hasil uji semua parameter anorganik di bawah baku mutu TCLP-A dan TCLP-B sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI no.101 tahun 2014. Dilakukan juga uji karakteristik limbah B3, dengan memberikan hasil beton: tidak mudah meledak, tidak mudah terbakar, tidak reaktif terhadap air, H2S, CN-, tidak korosif.
The sludge from the wastewater treatment plant in toothpaste industry is included in hazardous waste category. So, it is necessary to do process of this hazardous waste, in accordance with Government Regulation PP No.101 of 2014 on the Management of Hazardous and Toxic Waste. One of hazardous waste method treatment is solidification stabilization. The result of this is concrete materials, that bound the hazardous waste. This concrete can be utilized as a building material. In this research, sludge is mixing with concrete material, as a substitute for fine aggregate with percentage 10 , 20 , 30 , 40 , and 50. Sludge is also given pretreatment process, drying and without drying. From the result of compressive test to the concrete produced by each mixture, it was found that at 10 sludge usage of sand substitute, yielded higher compressive strength than the control concrete concrete without sludge mixture of 226,1 kg cm2 compared to concrete compressive strength without mixture of 224.3 kg cm2. This mixed concrete can be utilized as a concrete paving block of B quality according to SNI 03 0691 1996. The solidified stabilization concrete was tested by TCLP toxicology characteristic leaching procedure with the test results of all inorganic parameters under the TCLP A and TCLP B standards in accordance with the Government Regulation No. 101 of 2014. Also performed the characteristic test of B3 waste, by providing concrete results non explosive, non flammable, non reactive to water, H2S, CN , and non corrosive.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darren Matthew
Abstrak :
Fenomena banjir hampir setiap tahun terjadi di Indonesia. Banjir menyebabkan masalah ekonomi, masalah sosial, masalah kesehatan, hingga sudah memakan korban jiwa. Salah satu faktor utama yang menyebabkan banjir adalah sebagian besar permukaan jalan dilapisi material yang bersifat kedap air sehingga air hujan tidak dapat terinfiltrasi ke dalam tanah dan menyebabkan limpasan air hujan, yang kemudian terakumulasi dan terjadi banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari porous concrete paving block sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya banjir. Digunakkan batu screening dengan ukuran 4-9.5 mm sebagai komponen utama pembuatan porous concrete paving block. Dibuat paving block dengan variasi tinggi 6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Rangkaian pengujian dilakukan untuk melihat karakteristik dari porous concrete paving block. Pengujian yang dilakukan berupa uji kuat tekan, porositas, dan laju infiltrasi. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, porous concrete paving block memiliki porositas berkisar antara 19 – 23% dan laju infiltrasi berkisar antara 0.17 – 0.42 cm/detik, namun porous concrete paving block mengalami penurunan kuat tekan sebesar 58-60% jika dibandingkan dengan paving block konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa porous concrete paving block hanya dapat digunakkan sebagai area pejalan kaki dan taman. ......Floods occur almost every year in Indonesia. Floods cause economic, social, and health problems, and have even claimed lives. One of the main factors that cause flooding is that most of the road surfaces are coated with impervious pavement materials so that rainwater could not infiltrate into the soil and cause rainwater runoff, which accumulates and cause flooding. This research aims to study porous concrete paving block as an effort to prevent flooding. Screening stone with a size of 4-9.5 mm were used as the main component in manufacturing porous concrete paving block. Paving blocks were made with height variation of 6 cm, 8 cm, and 10 cm. A series of test were conducted to see the characteristics of porous concrete paving block. Compressive strength, porosity, and infiltration rate test are forms of testing that are carried out. The results show that porous concrete paving blocks have porosity between 19-23% and infiltration rate ranging from 0.17-0.42 cm/s. However, the compressive strength decreased by 58-60% when compared to conventional paving blocks. This indicates that porous concrete paving blocks can only be used as pedestrian and garden areas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Mahardika
Abstrak :
Penggunaan bahan material plastik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya populasi manusia, perkembanan aktivitas dan pola gaya hidup masyarakat. Plastik merupakan salah satu material yang sulit terurai secara alami. Berbagai masalah dapat ditimbulkan dari pencemaran limbah plastik. Salah satu penanganan limbah plastik adalah dengan pemanfaatan kembali limbah plastik untuk dijadikan bahan material paving block. Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen, air dan agregat dengan perbandingan tertentu. Penelitian ini menggunakan plastik jenis Low Density Polypropylene (LDPE) sebagai bahan material subtitusi agregat halus (abu batu) pada pembuatan paving block beton. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik paving block beton berdasarkan hasil uji tekan pada benda uji balok dan kubus yang telah diberi penambahan limbah pastik sebanyak 3%, 5% dan 7%. Dari hasil penelitian didapatkan nilai kepadatan tertinggi rata-rata pada sampel balok paving block dengan campuran LDPE 3% sebesar 2,1 gr/cm3. Nilai kuat tekan tertinggi rata-rata pada sampel balok paving block dengan campuran LPDE 5% sebesar 243,12 kg/cm2. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan nilai rasio kepadatan dan kuat tekan seiring dengan bertambahnya komposisi campuran plastik LDPE di dalam paving block beton berdasarkan umur sampel. ......The use of plastic materials from year to year continues to increase along with an increasing of human population, the development of activities and people's lifestyle patterns. Plastic is a material that is difficult to decompose naturally. Various problems can be caused by plastic waste pollution. One way to handle plastic waste is to reuse plastic waste to be used as paving block materials. Paving block is a composition of materials made from a mixture of cement, water and aggregate in a certain ratio. This research uses Low Density Polypropylene (LDPE) as a partial substitute for fine aggregate (stone ash) in paving concrete block’ mixtures. The purpose of this study was to determine the characteristics of paving concrete blocks based on the results of compressive tests on blocks and cubes specimens hat have been added with 3%, 5% and 7% plastic waste. The experimental results showed the highest average density value in the sample of paving blocks with a mixture of 3% LDPE was 2.1 gr/cm3. The highest average compressive strength value in the sample of paving blocks with 5% LPDE mixture was 243.12 kg/cm2. The results showed that there was a decreased in ratio of density and compressive strength along with an increasing the composition of the LDPE plastic in concrete’s mixture of paving concrete block based on specimen’s age.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ringga Rasi Hatmoko
Abstrak :
Aktifitas pergerakan transportasi pada negara Indonesia semakin mengalami peningkatan pertahunnnya. Peningkatan aktivitas tersebut berjalan seiringan dengan tingginya pembangunan dan pengembangan insfrastruktur. Peningkatan ini tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga di daerah lain sehingga masih memerlukan pembangunan untuk mendukung aktivitas tersebut. Oleh karenanya dapat dipastikan bahwa kebutuhan akan bahan-bahan bangunan juga akan meningkat. Salah satu penggunaan bahan untuk lapis permukaan yang sering digunakan pada perkerasan jalan adalah material paving block. Demikian pula bahan beton termasuk material yang sering digunakan untuk berbagai macam bahan bangunan, sehingga timbul dampaknya yaitu limbah beton. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah beton sebagai agregat menengah pada paving block dari nilai kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan SNI 03-1691-1996. Dalam penelitian ini menggunakan variasi umur benda uji, variasi ketinggian, dan variasi kepadatan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa penambahan material RCA memiliki nilai kuat tekan yang lebih rendah dari campuran tanpa RCA. Penurunan nilai kuat tekan benda uji kontrol dengan benda uji campuran tambahan RCA sebagai agregat menengah sebesar 25.87% pada variasi 6 cm, 23.88% pada variasi 8 cm, dan 15.90% pada variasi 10 cm. Meskipun demikian penurunan ini tetap memberikan manfaat dari penggunaan agregat limbah beton sebagai material daur ulang untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh material beton. ......Transportation movement activities in Indonesia are increasing every year. The increase in activity goes hand in hand with the high development and development of infrastructure. This increase is in urban areas and other areas, so it still requires action to support these activities. Therefore, it is confident that the demand for building materials will also increase. One of the materials used for surface coatings that are often used in road pavements is paving block material. Likewise, concrete is often used for various building materials, so the impact is concrete waste. This research analyzed the utilization of cement concrete waste as intermediate aggregate in paving blocks from the compressive strength value produced under the provisions of SNI 03-1691-1996. This study uses age variations of the test object, variations in height, and variations in density. The results indicate that adding RCA material has a lower compressive strength value than the mixture without RCA. The decrease in the compressive strength of control specimens with additional mixed specimens of RCA as intermediate aggregate was 25.87% at 6 cm variation, 23.88% at 8 cm variation, and 15.90% at 10 cm variation. However, this decrease still benefits from using concrete waste aggregate as a recycled material to reduce the environmental impact caused by cement concrete material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifarahma Ayu
Abstrak :
Penerapan konsep zero waste yang diterapkan pada industri dan kebutuhan akan bahan bangunan mendorong studi penggunaan kembali sludge dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk bahan bangunan. Sludge dari IPAL kegiatan eksplorasi dan produksi migas menurut PP No 85 Tahun 1999, dapat dikategorikan sebagai limbah B3. Maka pemanfaatan sludge IPAL sebagai bahan pengganti pada penelitian ini mengacu pada teknik pengolahan limbah B3 dengan stabilisasi/solidifikasi (s/s) yang melibatkan semen sebagai bahan pengikat. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi XRF, XRD, TCLP, kuat tekan dan penyerapan air. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada produk s/s yang dibuat dengan komposisi 1 PC : 4 agregat halus dengan penggantian agregat halus sebesar 10%, 25%, dan 50% menggunakan sludge IPAL dan perlakuan dengan atau tanpa dikalsinasi memiliki nilai kuat tekan yang semakin menurun, yaitu 87,1 kg/cm2 sampai 18 kg/cm2 seiring dengan jumlah kandungan sludge IPAL dalam produk. Namun, proses kalsinasi juga dapat menaikan kuat tekan 5 kg/cm2 sampai 25 kg/cm2 dari produk s/s tersebut. Pemanfaatan sludge IPAL sebagai bahan pengganti dengan kandungan sludge IPAL 25% tanpa dikalsinasi dalam pembuatan batako pejal memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) Batako dengan peruntukannya sebagai pasangan dinding nonstruktural yang terlindung dari cuaca, tidak memberikan resiko baik terhadap kesehatan maupun lingkungan dan berdasarkan perhitungan cost and benefit analysis, kegiatan pemanfaatan ini dapat memberikan keuntungan ke perusahaan sebesar 45,5% dibandingkan dengan kondisi jika sludge tersebut dibawa ke PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) untuk diolah.
Application of the zero waste concept in the industry and the need for building materials encourage the study to reuse Waste Water Treatment Plant (WWTP) sludge as building materials. WWTP sludge from oil and gas exploration and production activities can be categorized as hazardous waste according to PP No 85 of 1999. The use of WWTP sludge as a substitute in this study is based on the hazardous waste treatment with stabilization / solidification (s/s) involving cement as a binder. Tests performed on the study include XRF, XRD, TCLP, compressive strength and water absorption. The s/s product was made with the composition of 1 PC: 4 fine aggregate, with replacement of fine aggregate content from 10%, 25%, to 50% using WWTP sludge with or without calcination treatment. Value of compressive strength decreases from 87,1 kg/cm2 to 18 kg/cm2 with the increasing content of WWTP sludge in the product that is. On the other hand, the calcination process also increases the compressive strength from 5 kg/cm2 to 25 kg/cm2 of the s/s products. The utilization of WWTP sludge as a substitute, with the WWTP sludge content of 25% without calcination, in a concrete block-making meets standard national of Indonesia (SNI). This concrete block can be used as a non-structural and weather-protected, has no risk, either to health or the environment and this utilization can provide benefit to the company aof up to 45.5% compared with the condition if the sludge is taken to PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) to be processed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42256
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Siswoyo
Abstrak :
Lumpur yang dihasilkan dari instalasi pengolahan air minum di Indonesia masih belum dimanfaatkan dengan baik dan menjadi permasalahan bagi lingkungan. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan yaitu dengan memanfaatkan lumpur tersebut sebagai bahan baku paving block. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan limbah lumpur yang baik dari hasil uji daya serap air, uji kekuatan dan uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) kemudian juga untuk mengetahui mutu paving block serta nilai tambah ekonomi dalam produksi paving block. Pada penelitian ini dibuat beberapa variasi komposisi lumpur PDAM yaitu 0%, 10%, 30% dan 50% dari komposisi total bahan paving block. Proses pembuatan paving block pengikuti prosedur yang ada yaitu tahapan pembuatan komposisi beton yang diinginkan, melakukan pencetakan dengan mesin press, melakukan pengeringan selama 14 hari dan perendaman selama 14 hari berikutnya. Setelah melalui tahap pengerasan selama 28 hari, kemudian dilakukan pengukuran kuat tekan dan daya serap air yang mengacu pada SNI 03-1691-1996. Selain itu dilakukan juga uji TCLP untuk mengetahui potensi limbah berbahaya yang dapat timbul dari produk paving block yang dihasilkan. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa komposisi limbah lumpur 10% memberikan hasil uji kuat tekan rata-rata sebesar 8,55 MPa dan daya serap air rata-rata sebesar 3,57%. Hasil uji ini dapat memenuhi uji mutu paving block kategori ‘D’ sesuai dengan SNI-03-0691-1996. Dan pada hasil uji TCLP menunjukkan kadar logam berat yang diujikan tidak melebihi dari baku mutu yang ada.
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2022
728 JUPKIM 17:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>