Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
J. CH. Adji Jalesiawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S41871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Attariq Zamel
Abstrak :
ABSTRAK Maritme Culture Acculturation adalah proyek akhir yang berlokasikan di daerah Pasar Ikan, Jakarta Utara. Direncanakan pada lahan seluas kurang lebih 3120m2, dengan rancangan akhir bermassa 2 lantai yang berada dekat dengan waduk pasar ikan. Dengan adanya latar belakang matinya nilai turisme pada kawasan sehingga disini mengupayakan untuk mengembangkan nilai turisme yang mati pada kawasan tersebut. Dibawa dengan konsep utama bagaimana sebuah narasi dari menghadirkan kembali budaya campmuran yang sudah ada di Indonesia tepatnya pada Jakarta utara dengan budaya belanda, yang mana nantinya akan berbentuk perpustakaan dan galeri. Perpustakaan dan galeri ini terprogram untuk menyediakan kegiatan turisme berupa edukasi tentang budaya akulturasi di Jakarta, yang diharapkan pengguna nantinya dapat memahami dan menyadari pentingnya keberadaan budaya akulturasi tersebut.
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Jasmine Nathasa
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam beberapa tahun terakhir berwisata menjadi kebutuhan bagi setiap manusia di seluruh dunia. Jepang menjadi salah satu negara yang paling ingin dikunjungi oleh wisatawan asing. Wisatawan asing yang berwisata ke Jepang tercatat paling sering mengunjungi Tokyo. Selain menjadi pusat untuk mengatur pemerintahan, Tokyo juga memiliki atraksi-atraksi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Pasar Ikan Tsukiji. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal apa saja yang menjadi ciri khas Pasar Ikan Tsukiji sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan asing untuk datang berkunjung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif yang berasal dari kajian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunikan Pasar Ikan Tsukiji yang berbeda dari pasar ikan lainnya di negara lain menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing untuk datang ke tempat ini. Keunikan tersebut diantaranya adalah pelelangan ikan tuna, budaya berdagang dan aneka makanan khas Jepang yang dijual dalam pasar ini.
ABSTRACT
In the past few years travel becomes a necessity for every people in the world. Japan become one of the most wanted to be visited country by foreign travelers from around the world. Foreign travelers who came to Japan most commonly visited Tokyo. In addition of being the center of governance, Tokyo also has interesting tourist attractions to visit. One of the many attractions is Tsukiji Fish Market. This study aims to identify what are the characteristics of Tsukiji Fish Market can attract foreign tourists to visit. The method use in the writing of this paper is a descriptive analysis derived from the study of literature. The result showed that the uniqueness of Tsukiji Fish Market is different from other fish market in other countries, and that is become main attraction for foreign tourists to come to this place. The uniqueness is tuna auctions, trade culture and Japanese cuisine are sold in this market.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ellen Natalia
Abstrak :

ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada temuan keramik Eropa dari Situs Pasar Ikan Jakarta yang berjumlah 1762 pecahan, dan merupakan koleksi Museum Sejarah Jakarta serta Museum Bahari. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keragaman bentuk, hiasan dan teknik pembuatan serta tempat asal dan kronelogi keramik Eropa yang ditemukan di Pasar lkan, sehinga mampu memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai keramik Eropa dari Situs Pasar Ikan Jakarta, mengetahui negara asal serta mengetahui masa pembuatan keramik tersebut.

Untuk mencapai hasil penelitian, dilakukan tahap-tahap penelitian yaitu: 1) pengumpulan data, berupa data kepustakaan serta data dari pengamatan langsung pada temuan keramik Eropa, 2) pengolahan data dengan cara menganalisis bahan dasar, bentuk, hiasan dan teknik pembuatan serta 3) penafsiran data untuk menentukan negara asal pembuat dan masa pembuatan keramik Eropa.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keramik Eropa dari Pasar Ikan Jakarta terdiri dari piring, cangkir, mangkuk, kan, albarello, botol, pipa tembakau, tegel serta patung, yang didominasi oleh pipa tembakau (69,18 %). Tetuan keramik ini diperkirakan berasal dari tiga negara Eropa, yaitu Jerman, Belanda dan Inggris dan diproduksi pada abed 16 - 19 M. Keramik dari Jerman berupa botol dengan berbagai bentuk dan ukuran, keramik dari Belanda berupa pipa tembakau, piring, albarello, kan, tegel serta patung, dan keramik dari Inggris berupa piring, mangkuk, cangkir dan piring alasnya serta patung.

Dari bentuk-bentuk keramik Eropa yang ditemukan dalam penelitian ini, tampak bahwa benda keramik dari Eropa yang sampai ke Indonesia merupakan peralatan yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti pipa tembakau, piring, cangkir, mangkuk, kan, botol serta albarello. Melalui temuan keramik Eropa ini juga terlihat bahwa benda-benda dari Eropa yang sampai ke Indonesia bukan hanya berupa peralatan sehari-hari saja, melainkan juga merupakan bahan-bahan cair seperti minuman keras dan air mineral yang disimpan dalam botol keramik berbagai bentuk serta benda-benda hiasan berupa patung dan tegel yang digunakan sebagai hiasan dinding.

Berdasarkan perbandingan antara bentuk-bentuk keramik Eropa ini dengan keramik Asia dari masa yang sama, terlihat bahwa pada abad 16 -19 M peralatan keramik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Indonesia tidak hanya didatangkan dari berbagai wilayah di Asia raja, tetapi juga didatangkan dari wilayah Eropa. Jadi meskipun penghasil keramik di berbagai wilayah Asia telah membuat bentuk-bentuk seperti piring, rnangkuk, cangkir, botol serta tegel dan hasil produksinya ini banyak yang didatangkan ke Indonesia, tampaknya benda-benda serupa tetap didatangkan dari Eropa walau dalam jumlah yang lebih kecil. Berdasarkan jumlah yang lebih kecil ini, terlihat bahwa keramik Eropa bukan merupakan barang yang diperdagangkan secara massal dalam jumlah besar atau barang dagangan yang diandalkan. Keramik Eropa kemungkinan di bawa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Eropa atau masyarakat lainnya yang menggunakan keramik Eropa sarta untuk memenuhi pesanan. Selain itu, ada benda keramik untuk kebutuhan sehari-hari yang tidak diproduksi oleh penghasil keramik di Asia yaitu pipa tembakau, sehingga pipa tembakau harus didatangkan dan Eropa.
1997
S11995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sukrisnovianti
Abstrak :
Temuan keramik Kangxi dari Pasar Ikan dan Marunda berupa pecahan yang belum diketahui bentuk asal dari pecahan tersebut. Untuk itulah penelitian ini akan mencoba mengangkat masalah identifikasi bentuk, dan ragam hias yang ada pada keramik Kangxi. Setelah dilakukan penelitian ternyata bentuk asal dari pecahan keramik tersebut beragam. Mulai dari piring dalam berbagai ukuran, mangkuk yangberaneka jenis, cepuk, vas, teko, botol, sloki dan arca. Jumlah yang terbanyak adalah mangkuk. Ragam hias keramik ini juga bervariasi dari motif flora, fauna, geometris, lambang, tulisan, bangunan, manusia dan pemandangan alam. Jenis-jenis keramik Kangxi tidak semua ditemukan hanya ada jenis famille verte, Blanc de Cine, Batavian ware dan keramik biru putih. Dari banyaknya pecahan yang ada dapat disempulkan bahwa pada abad 17 daerah ini merupakan tempat perdagangan keramik yang cukup ramai.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S12065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Royyan Noor Arofianto
Abstrak :
Fishscape Museum adalah proyek akhir yang berlokasikan di daerah Pasar Ikan, Jakarta Utara. Direncanakan pada lahan seluas kurang lebih 2700m2, dengan rancangan akhir bermassa 2 lantai dan langsung berinterkai dengan perairan lepas Sunda Kelapa. Dengan adanya latar belakang matinya nilai turisme pada kawasan sehingga disini mengupayakan untuk mengembangkan nilai turisme yang mati pada kawasan tersebut. Dibawa dengan konsep utama bagaimana sebuah narasi dari habitat ikan di Jakarta sendiri dan narasi morfologi dari sungai dapat menyampaikan pesan tentang pentingnya bagaimana kehidupan ikan dan lingkungannya perlu dibudidayakan secara optimal. Museum ini terprogram untuk menyediakan kegiatan turisme berupa edukasi tentang kehidupan perikanan di Jakarta dan budidayanya, yang diharapkan user nantinya dapat memahami dan menyadari pentingnya keberadaan ikan pada kehidupannya. Serta ruang untuk para peneliti dan edukator habitat perairan dapat berkumpul untuk bertukar pendapat tentang isu perikanan Jakarta.
Fishscape Museum is a final project located in the Fish Market area, North Jakarta. Planned on an area of ​​approximately 2700m2, with a final design with a 2-storey mass and directly interact with the waters off Sunda Kelapa. With the background of the death of the value of tourism in the region so here strives to develop the value of tourism that dies in the region. Taken with the main concept of how a narrative of fish habitat in Jakarta itself and the morphological narrative of the river can convey a message about the importance of how fish life and its environment need to be optimally cultivated. The museum is programmed to provide tourism activities in the form of education about the life of fisheries in Jakarta and its culture, which is expected to later users can understand and realize the importance of fish in their lives. As well as space for researchers and educators of aquatic habitats can gather to exchange opinions on Jakarta fisheries issues.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Oktaviani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi prinsip-prinsip relokasi dalam pelaksanaan relokasi warga di Kawasan Pasar Ikan Luar Batang, Jakarta Utara. Teori yang digunakan adalah prinsip-prinsip relokasi yang dikemukakan oleh Cernea. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivist melalui pengumpulan data studi lapangan wawancara mendalam dan observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga prinsip relokasi dari Cernea yang menjadi dimensi dalam penelitian ini, yaitu government responsibility, resettler rsquo;s participation dan the host population belum semua indikator dapat terpenuhi dalam pelaksanaan relokasi warga di Kawasan Pasar Ikan Luar Batang Jakarta Utara. Pada dimensi pertama, government responsibility, indikator yang belum terpenuhi di antaranya adalah: penentuan lokasi baru terkait dengan desain dan tata ruang, penentuan lokasi baru terkait dengan fasilitas sarana dan prasarana, kebutuhan finansial untuk membangun kembali kehidupan warga yang terkena dampak relokasi dalam hal soft cost seperti pelatihan. Pada dimensi kedua, resettlers rsquo;s participation, indikator yang belum mampu dipenuhi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di antaranya adalah: sosialisasi dengan warga yang terkena relokasi seperti informasi waktu pelaksanaan relokasi, pemilihan lokasi permukiman baru, prosedur kompensasi, hak-hak pemukim, dan partisipasi melalui pemimpin formal, informal dan organisasi non pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan relokasi. Pada dimensi ketiga, the host population, dapat disimpulkan bahwa semua indikator di dalamnya telah terpenuhi.
ABSTRACT
This research aims to describe about implementation of the relocation principles in the resident relocation in Pasar Ikan Luar Batang Area North Jakarta. Theory that used in this research is the relocation principles by Cernea. This research uses post positivist approach by field study of collecting data in depth interview and observation and literature study. Based on this research, the three principles of Cernea that become dimensions in this research, government responsibility, resettler rsquo s participation and the host population, cannot be met entirely by the provincial government of DKI Jakarta in the Resident Relocation in Pasar Ikan Luar Batang Area, North Jakarta. The first dimension, government responsibility, indicators that cannot be met are determination of the new location associated with design and layout, determination of the new location associated with facilities and infrastructures, financial needs to rebuild the lives of the residents affected by relocation in terms of soft cost such as training. The second dimension, resettlers rsquo s participation, indicators that can not be met are socialization with residents affected by the relocation as the time information to relocate, the recovery of the new settlement, procedure of compensation, the rights of the settlers, and participation by informal, formal and non government organization leader in the planning and implementation of the relocation. The third dimension, the host population, can be concluded that all indicators have been met.
2017
S66298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library