Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurjannah
"Hepatitis A merupakan penyakit hepatitis akut yang disebabkan oleh virus RNA golongan picornaviridae yang dapat ditemukan dalam tinja penderita. Sarana utama penyebaran Hepatitis A ini melalui fecal-oral yang erat kaitannya dengan 3 hal yaitu air, sanitasi, dan higiene. Tiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan dikarenakan tanpa toilet atau sanitasi yang baik, air akan mengontaminasi feses dan tanpa air bersih praktek higiene tidak dapat dilaksanakan. Hal ini yang menjadi landasan penelitian ini dilakukan, untuk mengetahui hubungan penggunaan dan kepemilikan jamban dengan kejadian Hepatitis A di Sekolah X Kabupaten Bogor tahun 2019 sebelum dan sesudah dikontrol oleh variabel kovariat. Penelitian ini menggunakan desain penelitian case-control dan pendekatan kualitatif dengan metode forum group discussion (FGD) untuk mendapat gambaran kondisi lingkungan sekolah dan penjamah makanan. Jumlah sampel kasus dalam penelitian ini adalah 30 orang dengan perbandingan kelompok kontrol 1:5 yaitu sebanyak 150 orang. Hasil penelitian ini tidak mampu membuktikan adanya hubungan secara statistik antara penggunaan dan kepemilikan jamban dengan kejadian hepatitis A sebelum dikontrol dengan variabel kovariat dengan p-value 0,254 dan OR 0,591 (CI 95% 0,239-1,462) dan sesudah dikontrol dengan variabel kovariat (kebiasaan mencuci tangan pakai sabun setelah BAB, kebiasaan membawa air minum dari rumah, pengolahan air minum, dan jenis kelamin) dengan p-value 0,146 dan OR 0,488 (CI 95% 0,185-1,284).

Hepatitis A is an acute hepatitis illness caused by RNA virus within the family of picornaviridae that could be found inside the feces of the infected subject. The main medium of dissemination of this illness is through fecal-oral that is related to 3 points, which are; water, sanitation and hygiene. These 3 points can not be divided as without the existence of toilet or good sanitation, the water would be contaminated with feces, and without clean water, the practice of good hygiene would not be possible. This point then became the basis of this research, to find out the relationship between the usage and ownership of toilet with cases of Hepatitis A found in School X, Kabupaten Bogor in 2019 before and after being controlled by convariate variable. This research is using research design case-control and quantitative approach with the forum group discussion method of FGD to get an overview about the situation in the school’s environment and food’s handler. The amount of case’s sample in this research is 30 people with group’s control comparison 1:5 which is 150 people. The result of this research could not prove the relationship between the usage and ownership of toilet with cases of Hepatitis A before being controlled with convariate variable with p-value of 0,254 and OR 0,591 (CI 95% 0,239-1,462) and after being controlled with convariate variable (the habit of washing hands with soap after cleaning the bowel, the habit of carrying bottled water from home, water’s cultivation and gender) with p-value of 0,146 and OR 0,488 (CI 95% 0,185-1,284)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sartono
"Dalam tesis ini saya ingin membahas diskresi yang dilakukan Kapolres Bogor dalam kasus penutupan kampus Mubarak Ahmadiyah Bogor. Kebijakan ini dalam konteks kepolisian sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar. Pelaksanaan tugas polisi di lapangan kadangkala memang tidak dapat selalu sama dengan peraturan tertulis yang menjadi panduan polisi (hukum). Kasus ini adalah salah satunya. Klaim Ahmadiyah sebagai bagian dari Islam mendapat pertentangan yang keras di seluruh dunia.
Untuk Indonesia sendiri, kehadiran Ahmadiyah juga mendapat pertentangan di berbagai daerah termasuk dari Dirjen Binmas Islam Depag. Kelompok LPPI yang mengangkat isu tuduhan Ahmadiyah melakukan penodaan Islam telah berhasil mendapatkan simpati publik yang mayoritas Islam pada umumnya dan berpengaruh dalam kekuatan mereka sebagai kelompok penekan. Kondisi ini merupakan suatu hal yang rawan akan keamanan dan ketertiban yang berupa bentrokan terbuka yang berdampak langsung bagi keamanan dan ketertiban Bogor. Dalam peristiwa ini Kapolres Bogor melakukan suatu diskresi dengan membuat satu pilihan melakukan penutupan kampus Mubarak Ahmadiyah Parsing Bogor.
Permasalahan yang menjadi fokus dalam tesis adalah pertimbangan dalam kebijakan Kapolres Bogor dalam kasus penutupan kampus Mubarak Ahmadiyah di Parung Bogor dan kesesuaian dengan visi, misi dan kode etik kepolisian (Polri). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu untuk memberikan gambaran yang cermat mengenai gejala, keadaan, individu atau kelompok tertentu yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gejala dengan faktor-faktor lain dan diikuti dengan analisis. Sedangkan penggalian datanya menggunakan teknik wawancara langsung tidak terstruktur dan kajian kepustakaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T 20512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lira Redata
"Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari sekolah, yang bertujuan membantu sekolah mencapai tujuan pendidikan. Perpustakaan sekolah akan bermanfaat bila prestasi siswa tinggi dan selalu berkeinginan mengikuti perkembangan iptek. Untuk memenuhi kriteria di atas, maka hal itu sangat ditentukan oleh sistem pengajaran yang senantiasa menuntut pemanfaatan perpustakaan sekolah, yaitu sistem pengajaran dengan pendekatan belajar aktif. sistem pengajaran dengan pendekatan belajar aktif, di satu pihak menuntut guru untuk Iebih kreatif dalam melaksanakan tugas pendidikan di sekolah, di lain pihak siswa dituntut untuk dapat lebih mandiri dalam kegiatan belajar. Tentunya untuk memenuhi kedua tuntutan ini, guru dan siswa memerlukan fasilitas yang berperan menunjang pelaksanaan belajar aktif, yaitu perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat berperan menunjang belajar aktif melalui empat komponen yang dimilikinya, yaitu: koleksi, kegiatan dan layanan, fasilitas, serta sumber daya manusia.
SMU MADANiA adalah salah satu sekolah yang menerapkan pendekatan belajar aktif dalam kegiatan belajar mengajarnya. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah SMU MADANiA berusaha berperan menunjang belajar aktif melalui koleksi, kegiatan dan layanan, fasilitas, serta personal yang dimilikinya. Peranan yang sudah dipenuhi oleh perpustakaan sekolah SMU MADANiA adalah sebagai sumber belajar; penyirkulasi koleksi; simbol bagi siswa untuk meraih kebebasan berbicara ; rumah yang menyediakan akses ke sumber sesuai kurikulum ; tempat ideal mengajarkan kemampuan menggunakan informasi; petunjuk, pendukung, dan kebebasan untuk mengembangkan tanggung jawab belajar; serta penyedia lingkungan belajar yang memadai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S15575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrean Eka Lucianto
"Pertumbuhan penduduk di Indonesia senantiasa diikuti oleh peningkatan kebutuhan hunian. Permasalahan yang timbul adalah adanya gap antara indeks Green Neighborhood untuk kawasan perumahan dengan kondisi riil perumahan bersubsidi, sehingga integrasi antara Affordable Housing dengan konsep keberlanjutan khususnya untuk kawasan perumahan bersubsidi dalam kerangka indeks Green Neighborhood menjadi tantangan utama. Riset ini bertujuan untuk merumuskan indeks Green Neighborhood pada perumahan bersubsidi. Metode riset menggunakan analisis spasial, site analysis, scoring/penilaian indeks, wawancara dan wawancara mendalam. Penilaian menggunakan variabel dalam Definisi Operasional Variabel memperoleh poin 16 dengan tingkat penilaian Kurang Baik. Besarnya prosentase perbandingan variabel dari aspek ekonomi 3,31%, aspek sosial 22,55% dan aspek lingkungan 68,14%. Rumusan indeks Green Neighborhood khusus untuk perumahan bersubsidi variabel aspek lingkungan: Ekologi Lahan, Pergerakan dan Konektivitas, Manajemen Air dan Konservasi, Limbah Padat dan Material. Variabel pada aspek sosial: Fasilitas Sosial Komunitas, Kesejahteraan Sosial Komunitas. Variabel pada aspek ekonomi: Keterjangkauan Harga, Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat, Inovasi dan Pengembangan.

Population growth in Indonesia has always been followed by an increase in the need for housing. The problem that arises is that there is a gap between the Green Neighborhood index for housing areas and the real conditions of subsidized housing, so that the integration between Affordable Housing and the concept of sustainability, especially for subsidized housing areas within the framework of the Green Neighborhood index, is a major challenge. This research aims to formulate a Green Neighborhood index on subsidized housing. The research method uses spatial analysis, site analysis, scoring / index assessment, interviews and in-depth interviews. The assessment using variables in the Variable Operational Definition gets 16 points with a Poor rating level. The magnitude of the percentage comparison of variables from economic aspects is 3.31%, social aspects are 22.55% and environmental aspects are 68.14%. Green Neighborhood index formulation specifically for subsidized housing with variable environmental aspects: Land Ecology, Movement and Connectivity, Water Management and Conservation, Solid Waste and Materials. Variables in social aspects: Community Social Facilities, Community Social Welfare. Variables in economic aspects: Affordability, Community Economic Welfare, Innovation and Development."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyadi
"Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga menggunakan pengobatan tradisional herbalis dalam mengatasi masalah kesehatannya di desa Warujaya Parung Bogor. Populasi penelitian adalah 2.303 kepala keluarga dan merupakan penduduk asli daerah setempat. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 196 keluarga, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 3 dusun (Jeletreng, Warukaum dan Cidokom di desa Warujaya Parsing Bogor). Untuk menguji hubungan faktor usia: jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, status ekonomi, biaya pengobatan, ketersediaan, kepercayaan dan persepsi kepala keluarga pengambil keputusan masalah kesehatan keluarga (variabel independen) dengan penggunaan pengobatan tradisional herbalis bagi keluarga (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square serta uji multivariat regresi logistik, dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara penggunaan pengobatan tradisional herbalis dengan pengetahuan(p=0,003), ketersediaan(p=0,000) dan kepercayaan (p=0,002). Variabel jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dan persepsi tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan pengobatan tradisional herbalis bagi keluarga (p≥a0,05) sedangkan yang mempunyai pengaruh terhadap penggunaan pengobatan tradisional herbalis adalah usia, pengetahuan, biaya pengobatan, ketersediaan dan kepercayaan.
Namun dari hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor biaya pengobatan (p =0,023 dan Odds ratio 4.147) pengaruhnya 4.147 kali lebih tinggi dari variabel lainnya, implikasi dari temuan ini adalah dengan harga pengobatan tradisional herbalis yang murah dan terjangkau menyebabkan keluarga memutuskan menggunakannya dalam mengatasi masalah kesehatannya. Untuk itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar menggunakan tanaman herbalis karena harganya relatif terjangkau namun efektif, mudah dan aman, melalui peran perawat komunitas, kerjasama petugas kesehatan dan aparat setempat. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

This study was a descriptive correlation with cross sectional design that aims to examine the influencing factors to the family in using traditional herbal therapy in dealing with health problem in Warujaya village Parung district Bogor. The population was 2.303 families as the native citizen. The sample size were 196 families were determined by combining simple random and proportional sampling which is distributed in 3 small villages (Jeletreng, Warukaum and Cidokom in Warujaya village Parung Bogor). To examine the relationship of the age, sex, educational background, jobs, knowledge, economic status, medication expenses, availability, trust and family 1 decision maker perception on the family health problem (independent variable) in using traditional herbal therapy for the family (dependent variable), it was used the univariate analyze (frequency distribution), the bivariate analyze (chi-square) and the multivariate analyze (logistic regression) with the level of confidence (a = 0,05). The variable were are ages, sex, education background, jobs and economic status haven't related with using traditional herbal therapy to the family (p≥=005) but the significant correlation between the utilize of traditional herbal therapy are knowledge (p=0,003), medication cost (p=0,053), the availability (p~,000) and trust (p=0,042).
Based on the multivariate analyzed illustrates that age, knowledge, medication expenses, availability and trust can influenced with using traditional herbal therapy but the medication expenses variable (p0,023 and Odds ratio 4.147) influenced with 4.147 times higher than other variables, were the most influenced factors to the utilization of the traditional herbal therapy. The implication from this study was that the less expensive cost and the availability of traditional herbal therapy influence the family in using the traditional herbal therapy to overcome the family health problem. Therefore, it is important to socialize the utilization of herbal plant to the people to their health problem, considering the cost effectiveness, easiness, and safeties, through the community nurse role, collaborate with the health worker and other correlated person this issue. It is hoped that the traditional herbal therapy could be beneficial in improving level of health and of the people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Heart rot on acacia mangium willd. forest stand is critical espicially for mechanical or construction wood based purposes. Failure on understanding the nature and the way it get estabilished into the tree stem may cause high economic consequences...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gobel, Satria
"Menurut WHO (1997), Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan utama di negara berkembang. Kematian akibat ISPA, terutama pneumonia sebesar 13,5% (1,5 juta) dari angka kematian total (11,1 juta). Di Indonesia ISPA merupakan penyebab utama kematian balita. Berdasarkan angka ekstrapolasi dari hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995, angka kematian balita pada akhir pelita V diperkirakan 6 per 1000 balita atau berkisar 150.000 balita pertahun (Depkes RI, 1995). Angka kematian balita pada tahun 1995 adalah 75 per 1000 kelahiran hidup dan 59 per 1000 kelahiran pada tahun 1997 (Profit Kesehatan Indonesia, 2000). Berdasarkan pemantauan disejumlah Puskesmas di Kabupaten Bogor diperoleh data bahwa pola penyakit terbanyak diamati menurut kelompok umur 1-4 tahun pada tahun 2000 yang tertinggi adalah ISPA (9,67%).
Data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan parung dari bulan Januari - Februari 2002 diperoleh data bahwa ISPA merupakan urutan pertama dari 10 penyakit terbesar yaitu 243 balita dengan rincian 10,70% balita ISPA yang tergolong pneumonia dan 89,30% balita ISPA non pneumonia. Sedang data hasil survey mahasiswa keperawatan komunitas pada bulan Februari 2002 pada 12 RT yang menjadi sampel, diperoleh data dari 370 balita ditemukan 173 balita(46,75%) mengalami ISPA dan dari pola penyakit terbanyak sesuai survey tersebut, ISPA menduduki urutan pertama untuk semua golongan umur termasuk balita.
Keterlibatan keluarga dalam memberikan perawatan balita dengan ISPA sangat besar sehingga peran perawat komunitas sangat dibutuhkan untuk membina keluarga balita dengan ISPA. Perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dapat berperan sebagai pendidik, koordinator, pelaksana, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus dan modilikasi lingkungan (Friedman, 1998). Untuk melaksanakan semua peran tersebut dibutuhkan perawat yang mempunyai kemampuan yang bridal dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga balita dengan ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku keluarga dalam merawat balita dengan ISPA di Desa Waru Jaya Kecamatan Parung Bogor Jawa Barat.
Desain penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi seluruh keluarga balita di desa Waru Jaya Kecamatan Parung Bogor yang sedang menderita ISPA pada waktu penelitian atau pernah menderita 1SPA 3 bulan terakhir. Sampel penelitian yang diambil adalah keluarga yang memiliki balita yang pernah menderita ISPA 3 bulan terakhir saat penelitian atau pada saat penelitian dilakukan terjaring sedang mengalami ISPA. Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga balita usia 1-5 tahun pada saat pelaksanaan PIN pada 9 pos penimbangan, terjaring sebanyak 201 keluarga balita. Pengumpulan data dengan cara kunjungan rumah dan melakukan wawancara dengan keluarga balita yang terjaring menderita ISPA dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan yang dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2002. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji kai kuadrat dan regresi logistik sederhana.
Hasil penelitian pada analisis univariat menggambarkan bahwa dari karakteristik sosioekonomi yaitu pendidikan sebagian besar berpendidikan tamat SD (62,2%), tidak bekerja (75,6%), penghasilan keluarga lebih dari seratus ribu (60,7%), pengetahuan keluarga tentang pencegahan masih sangat kurang (71.64%), sikap keluarga dalam merawat balita ISPA positif (50,7%) dan perilaku keluarga dalam merawat balita dengan ISPA (52,74%) tergolong baik. Berdasarkan uji kai kuadrat didapatkan ada hubungan bermakna antara penghasilan, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku dalam merawat balita dengan ISPA. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan adanya hubungan yang bermakna secara signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku keluarga dalam merawat balita dengan ISPA.
Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk meningkatkan sumber daya perawat yang memberikan asuhan keperawatan komunitas melalui pelatihan atau pendidikan tinggi keperawatan baik D. III keperawatan atau S1 keperawatan. Bagi Puskesmas agar menyusun program secara terpadu, meningkatkan kunjungan rumah yang terencana, memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, serta meningkatkan kemampuan perawat dalam membuat media sederhana yang mudah dipahami dengan mempertimbangkan tingkat pendidikan keluarga.

Analysis Factors which Related to Family Behavior in Caring Children with Acute Respiratory Infection (ARI) within Community nursing services context in Waru Jaya Village, Kecamatan Parung Kabupaten Bogor West Java, Year 2002"Regarding WHO (I997), Acur Respiratory Infection (ARI) is a mayor health problem in developing countries. Death caused by ARI, especially pneumonia is 13,5% (1,5 million) from total mortality rate (11,1 million). ARI in Indonesia also become the primary cause of children mortality. Based on house hold survey data in 1995, children mortality at the 5 th five years development was about 6 in 1000 children under five or about 150.000 children under five in a years (Depkesehatan RI, 1995). Children mortality rate in 1995 was 75 per 1000 birth and 59 per 1000 birth in 1997 (Indonesia Health Profile, 2000). Based on monitoring some Community Health Center in Bogor, it was found that ARI (9,67%) was the mayor disease in the age of 1-4 years at 2000.
Regarding data from Parung Community Health Center, ARI is the firs level of the 10 biggest disease. From 243 children under five years, which consists of I0,70% children with pneumonia and 89,30 % children with non pneumonia. From the community nursing student specialis survey result in February 2002 at 12 house hold, it was found 370 children under five years and 173 from 370 (46,75%) have ARI. ART also become the first level disease from whole age groups in the life span.
Family involvement in caring children with ARI is significant therefore community nurses are really needed to help the family of children with ARI. The community nurses can demonstrate role as educator, coordinator, carer, health supervisor, consultan, collaborator, facilitator, case finder, and enviroment modifier (Friedman, 1998). In implenting those roles, the compotent nurses are needed in giving care for the family of children with ARI. This study purpose to identify factors which related to family behavior incaring children under five years with ARI in Waru Jaya village, Kecamatan Parung Bogor West Java.
Design of this study used analytic survey method using cross sectional approach with total population sampling. The sample are all family who have children with ARI at the time of study or ever have ART in the last 3 months. Based on the interview result at National Immunization week at 9 centre, there were 201 family who included in the samples criteria. Data was collected by home visiting and interviewing during September to October 2002, Data was analyzed by chi square and logistic regression.
The study result on univariat analysis demonstrate that socioeconomic characteristic: mostly finished primary school (67,7%), un employed (75,6%), family income less than Rp.100.000 (60,7%), family knowledge about ARI prevention is limited (71,64%), positive family in caring shildren with ARI (50,7%) and family behavior in caring balita with MU (52,74%) is good. There was also find a significant relationship between in come, knowledge and attitude toward family behavior in caring children with ARI.
This study results are recommended to Kabupaten Health Council Bogor to increase nurses resource who will give nursing care through training or high nursing education at D.III program or bachelor degree. For Health Center, it is advised to create integrated program which increase planned home visit anggiving nursing care to the family and the community using nursing process approach, and increase nurses ability in developing simple tools for health education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 2112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Nuraeni
"Pemberian ASI bagi bayi merupakan cara yang terbaik untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sejak dini, karena dengan memberikan ASI berarti memberikan zat gizi yang bernilai tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf serta otak, memberikan kekebalan pada tubuh serta mempererat ikatan tali kasih ibu dan bayi.
Pemberian ASI yang benar adalah memberikan ASI segera dalam 30 menit setelah kelahiran; tidak memberikan makanan dan minuman selain ASI sampai bayi berumur 4 bulan. Selanjutnya setelah bayi berumur lebih dari 4 bulan mulai diberikan makanan tambahan yang disebut dengan makanan pendamping ASI sampai bayi berumur 2 tahun.
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan bagi bayi atau anak yang masih mendapat ASI/PASI yang diberikan secara bertahap sehingga bayi/anak menjadi terbiasa dengan makanan keluarga. Agar ibu dapat berperilaku dengan benar dalam memberikan ASI dan MP-ASI, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, dukungan keluarga, dukungan petugas, tersedianya sarana dan fasilitas yang menunjang pemberian ASI dan MP ASI serta adanya intervensi pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat Hasil survei pada bulan Maret 2002 di desa Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, ditemukan masih rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif den pemberian MP-ASI yang terlalu dini pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan karakteristik ibu, dukungan keluarga dan pendidikan kesehatan dengan perilaku pemberian ASI dan MP-ASI dan selanjutnya dapat diketahui faktor yang paling berkontribusi terhadap perilaku pemberian ASI dan MP-ASI di desa Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
Desain penelitian adalah diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu-ibu yang memiliki bayi berumur 0-12 bulan di Desa Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Sampel diambil secara total, pengumpulan data dengan cara kunjungan rumah yang dilakukan pada bulan Juli sampai September 2002. Instrumen penelitian terdiri dari karakteristik ibu (demografi, pengetahuan, sikap); karakteristik dukungan keluarga, karakteristik pendidikan kesehatan dan perilaku pemberian ASI dan MP-ASI. Hasil uji coba instrumen pongetahuan, sikap, dukungan keluarga, pendidikan kesehatan dan perilaku pemberian ASI dan MP-ASI dengan nilai Alpha Gronhach (reliabilitas) berkisar antara 0,74-0,96 sedangkan nitai validitas berkisar antara r = 0,72 - 0,96 dari 30 impel yang diuji cobakan. Data kemudian diolah dan dianalisis: untuk analisis univariat disajikan dalam bentuk data numerik, analisis bivariat menggunakan korelasi -regresi dan analisis multivariat menggunakan regresi linear gander. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwakarakteristik umur ibu sebagian besar > 25-35 tabus (50%), berpendidikan rendah (58,62%), responden berpendapatan rendah (68,10%). Secara umum pengetahuan responden tentang ASI cukup baik (52,59%) begitu juga pengetahuan responden tentang MP-ASI cukup baik (60,34%). Sikap responden negatif terhadap pemberian ASI (50,86%) dan sikap negatif terhadap pemberian MP-ASI (66,38%). Secara umum dukungan keluarga adalah negatif terhadap pemberian ASI dan MP-ASI (55,17%). Kadang-kadang petugas kesehatan memberikan pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan atau di posyandu tentang ASI (66,38%) dan MP ASI sebesar 56,90%. Perilaku responden secara umum kurang baik dalam memberikan ASI (53,45%) dan perilaku kurang baik dalam memberikan MP-ASI sebesar 54,31%.
Berdasarkan hasil analisis bivariat yaitu uji korelasi den regresi didapatkan hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan perilaku pemberian ASI. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya faktor yang paling berkontribusi terhadap perilaku pemberian ASI adalah pengetahuan dan sikap dengan signifikan F = 0,0001 dan R square 0,268.
Sedangkan hasil analisis bivariat dengan uji korelasi dan regresi pada perilaku pemberian MP-ASI menunjukkan hubungan yang bermakna dari pengetahuan, dukungan keluarga dan pendidikan kesehatan. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling berkontribusi terhadap perilaku pemberian MP-ASI adalah pengetahuan dengan signifikan F = 0,001 dan R square 0,141. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik ibu (pengetahuan dan sikap) dapat menggambarkan perilaku pemberian ASI (26,8%) dan MP-ASI (14,1%).
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian AM dan MP-ASI pada bayi dapat diperoleh melalui penyuluhan di posyandu, atau di tempat pelayanan kesehatan lainnya secara berkesinambungan. Kemudian ibu dilatih tentang cara menyusui, serta menyiapkan dan membuat MP-ASI sesuai dengan kondisi keuangan keluarga.
Disamping itu perlu ditingkatkan dan dikembangkan program kunjungan rumah aehingga dapat berpengaruh terhadap aktifitas ibu dalam merawat bayi khususnya pemberian ASI dan MP-ASI. Dukungan keluarga juga sangat penting bagi ibu, sejak masa hamil hingga perawatan bayi selanjutnya serta perlunya meningkatkan pembinaan petugas kesehatan di masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu manajemen laktasi. Bekerjasama dengan bidang promosi kesehatan DepKes Rl dalam mengembangkan model pembelajaran yang mudah digunakan pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat pada umumnya. Perlu penelitian lebih lanjut tentang perilaku pemberian ASI dan MP-ASI dangers menggunakan rancangan kualitatif dan dilanjutkan dengan quasi eksperimen.
Kepustakaan 59 (1980 - 2001)

The Relationship among the Characters of Mother, Family Support, Health Education and the Behavior of Giving Breast-Feeding (ASI) and Additional Food (MP-ASI) in Waru Jaya village, Parung, Bogor regency, Indonesia.
Breast feeding (ASI) to the baby is the best way to increase the quality of human resources as early as possible. Because by giving breast feeding (ASI) means giving the nutrient profitably for the growth and the progression of nerves and brain, giving antibody and strengthening the chain of love between a mother and her baby. Well breast feeding means giving `ASI' as 30 minutes after labor. Do not giving other food and drinks except ASI till 4 months of baby's age. Beside ASI, the next 4 months till 2 years of baby will be accustomed to the family's food. There are some factor! that influence a mother behaves well in breast-feeding and giving additional food, namely knowledge, attitude, belief: family support, officers support, the available facilities which conduct breast feeding (ASi) and additional food, the intervention of health education to individual, family, group and society. The survey result on Maret 2002 in Waru Jaya village, Panmg district, Bogor regency, found that the exclusive breast feeding has been law and giving additional food. Finally, the most contributed factors to the behavior in breast feeding and giving additional food in the community mentioned can be known.
The design of this research used ` descriptive analysis' and cross sectional approach. The population of analysis is the mothers whose babies are 0 - 12 months of age. In Waru Jaya village, Parting district, Bogor regency. The sampling was taken totally_ Data collecting done by doing home visit on July till September 2002. The instrument of research consist of the character of family support, the character of health education and the behavior in breast feeding (ASI) and giving additional food The result of the test to the knowledge, attitude, family support, health education and behavior of giving breast feeding and additional food using the `Alpha Cronbach' around 0,74 - 0,96 and the score of validity around (r = 0,72 - 0,96) of the sample tested.
The data was processed and analyzed; for univariat analysis was presented based on the numeral data and used correlation - regression and multivariat analysis used double linear regression. The result of univariat analysis showed that the character of mother's age most > 25 -- 35 years (50%), low education (58,62%), low income (68,10%). Generally the respondents' knowledge about breast- feeding is good enough (52,59%) and the knowledge about additional food as well (60,34%). The negative attitude of respondent to breast- feeding is 50,86% and the negative attitude to giving additional food is 66,38 %. Anyway in general, the family support to breast- feeding and giving additional food is negative (55,17%). Sometimes the health officers (66,38%) give health education about breast-feeding in doing health service or at Posyandu (central for integrated service) and as many as 56,90% about giving additional food. The behavior of respondent is generally worse in breast-feeding (53,45%) and giving additionnl food (54,31%).
Based on the result of bivariat analysis found that there is a significant relationship between the knowledge, the attitude, the family support and the behavior of breast-feeding. The result of multivariat analysis shows the most contributed factor to the behavior of breast-feeding, namely the factor of knowledge and attitude significantly F = 0,0001 and R square 0,268. Mean while by using the correlation and regression teat about behavior of additional food, there is a significant relationship between knowledge, family support and health education. The result of multivariat analysis shows that the most contributed to behavior of giving additional food is the factor of knowledge, significantly F = 0,001 and R square 0,141. From this can be concluded that the character of mother (in knowledge and attitude) can illustrate the behavior of breast-feeding and giving additional food to the baby in 0-12 months of age.
To increase the mothers' knowledge about breast-feeding and additional food to the baby can be done by giving the information about it in Posyandu or in other health sevices continuously. Then, the mothers are trained how to do breast-feeding and making or providing additional food according to their finance condition they face_ Beside that, it is necessary do increase and develop `home visit programe', so it can influence the mothers activities in looking after their babies, especially in breast-feeding and giving additional food. Family support also has an import= role for the mother since she is in pregnancy till the time of baby's treatment. The establishment of health officers needs to be done in community to increase the quality of lactation management It is necessary to work together with the institution of health promotion, Departement of Health in developing the type of easier learning used in the level of individual, family, group and society in general. It is also necessary to have continuous research about the behavior in the breast-feeding and giving additional food using the qualitative design in order to get better result.
Bibliography 59 (1980 - 2001)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T5143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library