Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Hidrodinamika merupakan sifat dasar dari sistem yang diperlukan untuk mengklasifikasikan sistem unggun terfluidisasi tiga fasa. Parameter-parameter yang termasuk di dalamnya adalah waktu tinggal, hold up dan koefisien dispersi aksial, dimana nilainya diperoleh dari serangkaian percobaan dengan menggunakan metode tracer untuk penentuan waktu tinggal, metode penangkapan gas dan cairan secara simultan untuk penentuan hold up, sedangkan koefisien dispersi aksial diperoleh dari hubungan antara bilangan Peclet dan hold up fasa cair.

Teknik untuk menentukan harga waktu tinggal dari kolom fluidisasi G-C-P yaitu dengan cara menginjeksikan bahan kimia yang bersifat inert, yang disebut sebagai tracer, ke dalam kolom pada waktu t = 0 kemudian konsentrasinya diukur pada aliran keluar sebagai timgsi waktu. Metode ini disebut sebagai metode tracer.

Sedangkan penelitian dengan menggunakan metode penangkapan gas dan cairan secara simultan melibatkan penutupan katup aliran gas dan cairan yang masuk ke dalam kolom secara serentak, kemudian diukur ketinggian kolom yang terisi oleh tiap fasa Metode ini dilakukan untuk sistem gas-cair-padat dan sistem gas-cair.

Dari hasil percobaan diketahui bahwa kecepatan air dan udara serta ukuran diameter partikel mempengaruhi waktu tinggal, hold :gp tiap fasa dan tingkat dispersi dalam aliran. Semakin besar lcecepatan fluida cair maupun gas, maka harga waktu tinggal semakin kecil, dan semakin kecil diameter partikel harga walctu tinggal akan semakin besar_ Kecepatan air yang semakin besar akan menyebabkan hold up cairan meningkat, sedangkan hold :go gas dan padatan akan menunm. Semakin besar kecepatan udara maka hold :go gas dan padatan akan meningkat, sedangkzm hold iq; cairan akan menurun Sedangkan pengaruh diameter partikel rnemherikan hasil semakin besar ukuran diameter partikel maka hold up gas dan cairan akan menumn, sedangkan hold up padatan meningkat. Intensitas dispersi akan meningkat dengan bertambahnya kecepatan udara dan ukuran diameter partikel serta dengan berkurangnya kecepatan cairan.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Nurhadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davin Syauqi Adli Perdana Susanto
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang Kualitas Udara dalam Ruangan (KUDR) di area kerja kantor pusat PT. X, yang ditinjau berdasarkan hasil pengukuran parameter KUDR yang meliputi parameter kimia (NO2, CO, CO2, PM10, TVOC, formaldehida), fisika (suhu, kelembaban, laju pergerakan udara, pencahayaan), dan mikrobiologi (total bakteri dan total kapang), serta dengan mendeskripsikan faktor KUDR yang ada di area kerja (sumber kontaminan, jalur kontaminan, ventilasi dan distribusi udara, pengguna ruangan). Penelitian menggunakan metode mixed-method dengan pendekatan deskriptif observasional. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan syarat KUDR menurut Permenaker 5/2018 dan Permenkes 48/2016, dan dengan menganalisis faktor KUDR yang berperan. Didapatkan rata-rata konsentrasi CO2, TVOC, dan laju pergerakan udara tidak sesuai dengan setidaknya salah satu syarat KUDR. Faktor KUDR yang teridentifikasi dan berpotensi menjadi penyebab kondisi tersebut adalah kondisi ventilasi dan aktivitas pengguna ruangan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur kondisi polusi di luar gedung, performa ventilasi, dan keluhan serta gejala Sick Building Syndrome pada pekerja. ......The focus of this study is to give an overview of Indoor Air Quality (IAQ) at PT. X office area. This study were conducted by analyzing the IAQ parameters measurement results which consist of chemical parameters (NO2, CO, CO2, PM10, TVOC, formaldehyde), physical parameters (temperature, humidity, ambient air velocity; illumination), and microbiological parameters (total bacteria and total mold), also by describing IAQ factors present in the work area (contaminant source, pathway, ventilation and air distribution, and occupant). The research used mixed-method with a descriptive and observational approach. Data analysis was carried out by comparing the IAQ measurement results with IAQ requirements according to Permenaker 5/2018 and Permenkes 48/2016, and by analyzing the IAQ factors that potentially play a role. This study revealed that the average CO2, TVOC, and ambient air velocity do not meet IAQ requirements which were potentially caused by poor ventilation and occupant activities. Further study is needed by measuring outdoor pollution, investigating ventilation performance, and collecting occupants’ complaints and Sick Building Syndrome symptoms
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2022
MK-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norita
Abstrak :
Telah dilakukan preparasi alloy magnet FeSi dengan variasi Si = 1, 2, 3 dan 4 at % menggunakan metode arc melting. Alloy tersebut kemudian di anil pada temperatur 800 C selama 1 jam. XRD dan fotomikro digunakan untuk meneliti struktur mikro seperti fase, parameter kisi, ukuran, distribusi dan batas butir. Analisis struktur mikro menunjukkan terjadinya fase tunggal a-Fe baik pada kondisi As cast maupun kondisi annealed. Proses anil menyebabkan pertumbuhan ukuran butir dan kristalisasi serta difusi atom-atom Si pada kristal a-Fe. Karekterisasi listrik menggunakan RLC meter menunjukkan bahwa rangkaian ekivalen alloy FeSi adalah rangkaian RL yang tersusun secara seri. Bertambahnya %Si dalam alloy FeSi baik dalam kondisi As cast dan kondisi annealed cenderung meningkatkan nilai resistivitas dan induktansi listrik. Proses anil juga menyebabkan nilai resistivitas dan induktansi listrik meningkat.
Preparation of FeSi magnetic alloy with composition of Si = 1, 2, 3 and 4 at% has been done using arc melting technique under Ar atmosphere. These alloy was annelead at 800 C for 1 hour. XRD and metallography was used to investigate the existance of phase, lattice parameter, size, boundary and distribution of grains. Microstructural analysis of as-cast and annealed samples show that these alloys consist of single phase a-Fe. Heat treatment of these alloys cause grain growth, crystalization and diffusion of Si atoms in a-Fe crystals. Electrical characterization by RLC meter indicates RL series circuit as equivalent circuit. Increasing %Si in FeSi alloy both in as-cast and annealed state tend to increase the values of electrical resistivity and inductance. These values also increase due to annealing process.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21571
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Mildo H.
Abstrak :
Angka oktan bensin (gasoline) untuk kendaraan bermotor merupakan Salah satu standar pengukuran kualitas bensin. Untk menghasilkan bensin dengan angka Oktan tertentu. produsen sering melakukan pencampuran antara bensin yang berangka oktan tinggi dengan yang berangka oktan rendah. Research Oktan Number (RON) dan motor Oktan Number (MON) dari bensin merupakan ukuran kualitas performance sebagai bahan bakar. Skala dari angka oktan itu sendiri didasarkan pada pencampuran linear ISOO tan 'm n hcplane. Anbka oktan bensm dmkux pada >ka|a 1:.o~oklan murm (angka oktan 100) mmpai n-hep\ana murni (angka oktan noi). Angka oktan ilu scndiri dipengaruhi oleh kandungzm senyawa lromalik. olelin dan .s'amm.'e.s'.

Kelika kompuncn-kumponcn bensin clicampur- angka oklan hasil campurau mungkin sedikit berhcda .lari angka oktan bcnsin pcncampumya, \\?2l]E:lLl|JUI1 komponcn-kolnponcnlmya memiliki augka oktan yang mma. Angka oklan campuran tcrsebut mungkin lcbih besar- sama dengnn atau lebih kecil dari mcrhilungau berdasarkan perbandingau volume komponen-komponcn pcncampumya, ini mcnunjukkan ldanya kclidaklinieran. Pencampuran dikatakan linier apahila angka oktan czlmpuran sama dcngan mrediksi bcrdasarkan perbandingan konsenrrasi masing-masing komponen. Ketidaksesuaian angka oktan campuran dengan nilai prediksi linier dapat dikorelasikan dengan persamaan empirik yang spesifik sebagai koreksi terhadap prediksi linier.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ericko Rinanto Pratama
Abstrak :
Estimansi desain parameter merupakan hal yang tepat dilakukan sebelum melakukan akuisisi seismik. Menentukan geometri desain akuisisi yang tepat sesuai dengan kondisi lapangan dapat meningkatkan proses akuisisi yang efektif, menghasilkan data seismik berkualitas bagus, meningkatkan signal-to-noise ratio, dan menekan biaya operasional akuisisi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan desain parameter akuisisi seismik 2D yang dapat memberikan resolusi gambar bawah permukaan yang baik sesuai dengan data seismik terdahulu. Penelitian ini dimulai dengan membuat model kecepatan sintetik yang sesuai dengan informasi data geologi sebenarnya. Parameter desain dibuat dengan perbedaan jarak shotpoint dan jarak receiver. Opsi pertama dibuat dengan interval shotpoint sebesar 150 meter dan interval receiver sebesar 60 meter. Opsi kedua dibuat dengan interval shotpoint sebesar 115 meter dan interval receiver sebesar 60 meter. Opsi ketiga dibuat dengan interval shotpoint sebesar 100 meter dan interval receiver sebesar 40 meter. Dari ketiga opsi tersebut, dilakukan penjalaran gelombang akustik dengan menggunakan sinyal ricker sebesar 40 Hz dan panjang perekaman sebesar 6 detik. Hasilnya ditunjukkan dengan data gather yang berbeda tiap parameter. Hasil data gather yang menunjukkan kualitas bagus terdapat pada opsi ketiga dengan interval shotpoint sebesar 100 meter dan interval receiver sebesar 40 meter.
Parameter design estimation is the key of success to do before seismic acquisition. Determining the appropriate acquisition design geometry in accordance with field conditions can improve the effectiveness of acquisition process, produce good quality seismic data, increase signal-to-noise ratio, and reduce acquisition operational costs. This research was conducted to determine the design of 2D seismic acquisition parameters that can provide good subsurface image resolution in accordance with previous seismic data. This research begins by creating a synthetic velocity model that matches the actual geological data information. Design parameters are made with the difference in shotpoints interval and receiver interval. The first option is made with a shotpoints interval of 150 meters and a receiver interval of 60 meters. The second option is made with a shotpoints interval of 115 meters and a receiver interval of 60 meters. The third option is made with a shotpoints interval of 100 meters and a receiver interval of 40 meters. Of the three options, acoustic wave propagation is performed using a ricker signal of 40 Hz and a recording length of 6 seconds. The results are shown with different data gather for each parameter. The results of the data gather showing good quality are found in the third option with a shotpoint interval of 100 meters and a receiver interval of 40 meters.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>