Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Dt. (Aman Dt.) Madjoindo, 1895-
Abstrak :
Preparasi katalis logam kobalt (Co) dan campuran logam (Co-Cu) dengan penyangga zeolit klinoptilolit dan bentonit alam untuk proses sintesis Fischer-Tropsch dilakukan dengan metode pertukaran ion (ion-exchange). Preparasi dilakukan dengan mereaksikan larutan Co(NO3)2.6 H2O, Cu(NC3)2.3 H2O dengan NI-13-25 %, dan zeolit klinoptilolit serta bentonit alam sebagai penyangga. Dari hasil karakterisasi katalis menunjukan bahwa komposisi kandungan kobalt (Co) dengan AAS pada masing-masing katalis didapat : Co-Zeolit (2,3098 % wt), Co-Cu-Zeolit (11,2095 %wt), Co-Cu-Bentonit (6,6997 %) dan Co-Bentonit (3,5013 %wt). Hasil uji luas permukaan dengan BET didapat luas permukaan masing-masing katalis menurut tingkatannya : Co-Zeolit (95.25 m²/g) > Co-Cu-Bentonit (92.11 m²/g) > Co-Bentonit (86.80 m²/g) > Co-Cu-Zeolit (59.406 m²/g). Kinerja masing-masing katalis memiliki selektivitas yang beragam pada kondisi reaksi yang sama yaitu : -Katalis Co-Zeolit memiliki selektivitas produk Ci -C2 yang dominan -Katalis Co-Cu-Zeolit memiliki selektivitas produk C5-C7 yang dominan -Katalis Co-Bentonit dan Katalis Co-Cu-Bentonit memiliki selektivitas produk C3-C4 yang dominan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kandungan logam sebagai inti aktif kobalt (Co) dan kobalt-tembaga (Co-Cu) dengan menggunakan penyangga yang berbeda sangat berperan dalam menentukan selektivitas produk hidrokarbon.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
JJJ 28:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Lintang Sari Putri
Abstrak :
Bioavtur merupakan alternatif bahan bakar transportasi udara. Indonesia memiliki minyak kelapa sawit terbesar, hasil olahannya dikonversi menjadi senyawa parafin yang merupakan salah satu bahan baku bioavtur. Penelitian ini, NiMoO4/SBA-15 sebagai bahan katalis bimetalik disintesis untuk konversi asam palmitat menjadi parafin melalui reaksi deoksigenasi. SBA-15 disintesis dengan metode sol gel dan variasi NiMoO4/SBA disintesis melalui metode impregnasi basah secara spray beserta katalis monometalik NiO/SBA-15 dan MoO3/SBA-15 dikarakterisasi dengan XRD, FTIR, SAXS, XRF, SEM-EDX Mapping, dan BET. Analisis XRD dan XRF menunjukkan keberhasilan impregnasi NiO, MoO3, dan NiMoO pada SBA-15. Difraktogram sinar-X dan Scanning Electron Microscope (SEM) mengkonfirmasi proses imregnasi basah secara spray dari partikel logam tidak mengubah struktur heksagonal penyangga katalis. Katalis NiMoO4/SBA-15 diuji dalam reaksi deoksigenasi asam palmitat variasri komposisi Ni:Mo, yaitu: 10:0, 2,5:7,5, 5:5, dan 7,5:2,5 waktu 150 menit. Ditinjau dari hasil GC-MS variasi NiMoO4/SBA-15 5:5 memiliki kondisi paling optimum. NiMoO4/SBA-15 5:5 dilakukan pengujian kembali dengan variasi waktu 90 dan 120 menit menunjukan bahwa waktu 120 menit merupakan waktu paling optimum dengan hasil persen yield 86,164 dan persen konversi 61,348. Uji reusabilitas NiMoO4/SBA-15 (5:5) dilakukan dengan menggunakan katalis sebanyak dua siklus. Analisis dengan FT-IR menunjukan bahwa intensitas pada puncak SBA-15 dan NiMoO4 mengalami penurunan intensitas, namun tidak menghasilkan puncak baru. ......Bioavtur is an alternative fuel for air transportation. Indonesia has the largest palm oil, the processed product is converted into paraffin compounds which are one of the raw materials for bioavtur. In this study, NiMoO4/SBA-15 as a bimetallic catalyst was synthesized for the conversion of palmitic acid to paraffin through a deoxygenation reaction. SBA-15 was synthesized by sol gel method and variations of NiMoO4/SBA were synthesized by wet spray impregnation method with monometallic catalysts NiO/SBA-15 and MoO3/SBA-15 characterized by XRD, FTIR, SAXS, XRF, SEM-EDX Mapping, and BET. XRD and XRF analysis showed the successful impregnation of NiO, MoO3, and NiMoO4 on SBA-15. X-ray diffractogram and Scanning Electron Microscope (SEM) confirmed that the wet spray imregnation process of metal particles did not change the hexagonal structure of the catalyst support. The NiMoO4/SBA-15 catalyst was tested in a palmitic acid deoxygenation reaction with various Ni:Mo compositions, namely: 10:0, 2.5:7.5, 5:5 and 7.5:2.5 for 150 minutes. Judging from the GC-MS results, the NiMoO4/SBA-15 5:5 variation has the most optimum conditions. NiMoO4/SBA-15 5:5 was tested again with variations of 90 and 120 minutes showing that 120 minutes was the most optimal time with a yield percent yield of 86.164 and a conversion percentage of 61.348. NiMoO4/SBA-15 (5:5) reusability test was carried out using two cycles of catalyst. Analysis with FT-IR showed that the intensity of the SBA-15 and NiMoO4 peaks decreased in intensity, but did not produce new peaks.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pola percabangan ranting bambu apus [Gigantochloa apus (J.A. & J.H. Schultes) Kurz.] di alam. Penelitian dilakukan di kawasan rumpun bambu Kebun Raya Bogor dan Laboratorium Biologi Perkembangan Departemen Biologi FMIPA UI Depok. Nodus ranting G. apus diamati secara makroskopis dan mikroskopis. Dari 20 sampel ranting pada pengamatan makroskopis, hanya nodus kedua sampai nodus kelima dari masing-masing ranting, yang digunakan untuk penghitungan jumlah mata tunas. Berdasarkan penghitungan, jumlah mata tunas bervariasi, yaitu 1, 2 dan 3. Nodus ketiga ranting diketahui memiliki jumlah mata tunas terbanyak dan digunakan sebagai acuan pengambilan sampel pembuatan sediaan histologis melalui metode parafin dengan pewarna seri safranin-fast green. Berdasarkan pengamatan mikroskopis sayatan melintang (cross section) dan memanjang (long section) nodus ketiga ranting, terlihat bahwa dari nodus bagian basal mata tunas pertama (tunas primer), dapat terbentuk mata tunas kedua dan ketiga (tunas sekunder). Adapun asal pembentukan kedua mata tunas sekunder tersebut, tidak berasal dari nodus yang sama. Dengan demikian, branch complement pada ranting G. apus di alam adalah berasal dari satu tunas primer yang nodus basalnya mampu membentuk tunas sekunder. Sehingga diketahui tipe branch complement pada ranting G. apus adalah unrestricted monoclade. Selanjutnya, berdasarkan asal pembentukan branch iii Pola percabangan..., Saifudin, FMIPA UI, 2007 iv complement tersebut, dapat pula diketahui bahwa pola percabangan pada ranting G. apus di alam adalah pola percabangan tunggal (single branching).
Universitas Indonesia, 2007
S31524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlin Arina
Abstrak :
Transportasi minyak bumi dari offshore ke daratan melalui pipa sering kali mengalami hambatan. Karena pada suhu dingin terjadi pengkristalan wax. Untuk mengurangi pembentukan kristal wax ini dilakukan penambahan zat aditif alkil benzena sulfonat (ABS). Pada penelitian ini aditif ABS ditambahkan ke dalam model crude oil yang terdiri bensin, kerosin, oli, wax dan asphaltene. Konsentrasi ABS divariasikan 2%, 5%, dan 10% dengan variasi volume (20, 50, 70, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, dan 500 μL ), kemudian diuji pour point dan viskositas. Untuk mengamati pertumbuhan kristal wax dengan penambahan aditif menggunakan Cross Polarized Microscopy (CPM). Interaksi antara wax dengan aditif di analisis menggunakan FTIR. Dari hasil penelitian 15 model crude oil, model 1-3 tidak stabil karena terbentuk dua fasa. Penurunan pour point optimum dicapai hingga suhu 7°C mulai dari 21°C. Untuk mencapai penurunan pour point 7°C, ABS 2% membutuhkan 450 μL, ABS 5% membutuhkan 250 μL dan ABS 10% membutuhkan 150 μL. Aditif ABS mampu mendeagregasi wax dibuktikan dengan analisa CPM. Hasil spektrum FTIR memperlihatkan adanya interaksi antara aditif dengan wax maupun asphaltene.
Transportation of oil from offshore to the mainland through a pipeline often encounter obstacles. Due to cold temperatures occur crystallization of wax. To reduce the formation of wax crystals is the addition of additives alkyl benzene sulfonate ( ABS ). In this study ABS additives are added into the model consisting of crude oil gasoline, kerosene, oil, wax and asphaltene. Concentration ABS varied 2 %, 5 %, and 10 % by volume variation ( 20, 50, 70, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, and 500 mL ), and then tested pour point and viscosity. To observe the wax crystal growth with the addition of additives using Cross Polarized Microscopy ( CPM ). The interaction between the wax additives in using FTIR analysis. From the research, 15 models of crude oil, models 1-3 unstable since formed two phases. Achieve optimum pour point decline to 7 ° C from 21 ° C. To achieve a reduction in pour point 7 ° C, ABS 2 % requires a 450 mL, ABS 5 % requires 250 mL and ABS 10 % requires 150 mL. Additives ABS able mendeagregasi wax evidenced by CPM analysis. The results of FTIR spectra showed the interaction between additives with wax and asphaltene.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Fardizza
Abstrak :
ABSTRAK
Biomarka untuk memprediksi metastasis KGB lokoregional sampai saat ini belum akurat. Angka metastasis tersamar pada karsinoma laring bervariasi yaitu 165%. Dibutuhkan biomarka tumor yang dapat memberikan informasi adanya metastasis KGB lokoregional pada pasien KSS laring stadium lanjut tanpa keterlibatan KGB lokoregional (N0), sehingga diharapkan menjadi acuan untuk dilakukan diseksi leher selektif. Beberapa biomarka yang berhubungan dengan agresivitas dan prediksi metastasis yaitu Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR), Matrix Metallo-proteinase (MMP)-9, Tissue Inhibitor Metallproteinase (TIMP)-1, Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), Epithel Calcium Adhesi (Ekaderin) dan kolagen tipe IV serta HPV dapat digunakan untuk memprediksi luaran pada status pasien tumor dengan dan tanpa metastasis. Penelitian ini ingin memeriksa peran infeksi HPV sebagai faktor onkogenesis dan kejadian metastasis KGB leher pada keganasan laring berdasarkan biomarka sebagai penetapan diagnosis metastasis KGB lokoregional. Dilakukan Cross-sectional, double blind study dengan pengumpulan data sekunder dari rekam medis di Departemen THT-KL FKUI-RSCM. Pemeriksaan ekspresi biomarka dan status HPV dilakukan terhadap jaringan berupa blok parafin dari pasien karsinoma laring Ekspresi biomarka dilakukan dengan pemeriksaan imunohistokimia, dan identifikasi virus HPV dengan nested PCR, dilanjutkan dengan flow-through hybridization. Didapatkan proporsi HPV KSS laring sebanyak 28,7% dengan infeksi HPV risiko tinggi sebanyak 9,15% dan HPV 16 merupakan tipe yang terbanyak. Analisis multivariat Mantel-Haenszel didapatkan ekspresi tinggi biomarka EGFR, MMP-9 dan VEGF berperan terhadap kejadian metastasis KGB pada KSS laring stadium lanjut tanpa infeksi HPV dengan OR 3,38; 5,14. Keadaan tersebut tidak berperan lagi bila terdapat infeksi HPV Dari penelitian ini didapatkan suatu algoritma penatalaksanaan KSS laring stadium lanjut khususnya untuk penentuan tatalaksana diseksi leher pada N0. Infeksi HPV didapati pada KSS laring stadium lanjut, HPV 16 merupakan tipe HPV yang terbanyak. Biomarka penanda metastasis didapatkan pada EGFR; MMP-9; VEGF dengan kekuatan 2;1;6.
ABSTRACT
Biomarkers to predict locoregional lymph nodes metastasis is not yet accurate until now. The number of occult metastasis in laryngeal carcinoma varies between 165%. A tumor biomarker that can give information on the existence of locoregional lymph node involvement in patients with or without signs of clinical locoregional lymph node involvement, as guidelines whether selective neck dissection is needed in N0 cases. For patients that need additional treatment biomarkers that are correlated with aggresivity and metastasis prediction such as EGFR, MMP-9, TIMP-1, VGEF, E-cadherin, collagen Type IV and HPV are also needed to predict the outcome of patients with or without lymph node metastasis. This study aimed to investigate the evidence of HPV infection in laryngeal carcinoma and the role of biomarkers EGFR, MMP-9, TIMP-1, VEGF, E-cadherin and collagen type IV, in a late stadium laryngeal SCC observed clinically, especially in N0 and also to predict diagnosis of a locoregional lymph node that has potential for metastasis. Cross-sectional, double blind study with planned data collection was performed in the Department of ENT FKUI-RSCM. Data were taken from Formalin Fixed Paraffin Embedded (FFPE) of laryngeal cancer specimen after laryngectomies. Samples were analysed by nested Polymerase Chain Reaction (PCR) and continuous flow-through hybridizationed for genotyping. Expression of EGFR, MMP-9, TIMP-1, VEGF, Ecadherin, and collagen Type IV as metastasis biomarker were evaluated by immunohistochemistry. Overall HPV proportion in laryngeal cancer was 28.7%. A total of 9,15% laryngeal cancer patients were infected with high risk HPV type and HPV 16 was the most frequently observed. Mantel-Haenszel multivariate analysis found that HPV infection did not play role in neck metastasis eventhough there were positive evidence of metastasis biomarker. In contrast, the absent of HPV infection, positif metastasis biomarker of EGFR and VEGF have risk for neck nodes metastasis with OR 3.38; 5.14 fold consecutively. The algorithm was formed from the PM model to determine the metastasis potential to locoregional lymph nodes of late stadium laryngeal SCC with N0. HPV was found to be the oncogenic factor of the laryngeal SCC and HPV 16 was the most frequently observed type in laryngeal SCC. Biomarkers to predict locoregional lymph nodes metastasis are EGFR; VEGF with strenght 2;1;6.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimi
Abstrak :
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencekokan minuman Aloe vera L. terhadap histologis pankreas Mus musculus L. jantan galur DDY yang diinduksi aloksan. Penelitian menggunakan 24 ekor mencit yang dibagi dalam 6 kelompok 4 ulangan, yaitu: kelompok normal (KK1); kelompok kontrol aloksan (KK2); kelompok kontrol nata tawar (KK3); kelompok perlakuan nata manis (KP1); kelompok perlakuan air gula jagung (KP2); dan kelompok perlakuan campuran nata manis dengan air gula jagung (KP3). Pencekokan dilakukan setiap hari selama 14 hari dengan dosis 10 ml/kg bb. Pada hari ke-15, mencit dikorbankan dan organ pankreas diisolasi, kemudian dibuat sediaan histologi metode parafin. Data rerata jumlah sel b pankreas dan diameter pulau Langerhans mencit adalah sebagai berikut: KK1 (118,08 ± 24,42), (163,03 ± 18,60) mm; KK2 (63,37 ± 4,73), (132,70 ± 8,93) mm; KK3 (76,85 ± 13,48), (139,58 ± 11,26) mm; KP1 (88,42 ± 2,51), (146,83 ± 1,21) mm; KP2 (59,61 ± 16,84), 134,47 ± 10,19) mm; KP3 (79,56 ± 17,83), (138,86 ± 18,10) mm. Hasil uji LSD (a=0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna jumlah sel b pankreas antara KP1 dengan KK1 dan KK2, namun tidak terhadap diameter pulau Langerhans. Dengan demikian, pencekokan minuman A. vera dosis 10 ml/kg bb selama 14 hari memberikan perbaikan terhadap jumlah sel b pankreas hanya pada mencit yang dicekok dengan nata manis (KP1), sedangkan diameter pulau Langerhans tidak terjadi perbaikan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Zara
Abstrak :

Produksi biodiesel secara konvensional memiliki beberapa kekurangan dalam segi hasil produksi, waktu maupun bahan baku. Dalam penelitian ini, diuji produksi biodiesel/FAME menggunakan teknologi reaktor DBD Plasma yang telah terbukti dapat menghasilkan biodiesel dengan waktu yang lebih cepat dan bahan baku yang lebih sedikit dalam kondisi ambien. Bahan baku dari penelitian ini adalah campuran minyak jelantah dan kastroli yang dilarutkan oleh pelarut parafin berupa Pertamina DEX dan n-heksadekana ditambah dengan metanol. Gas argon berfungsi sebagai carrier dalam pembentukan pijar plasma. Elektron berenergi tinggi berperan sebagai katalis sehingga tidak dibutuhkan katalis asam/basa tambahan. Variasi yang dilakukan adalah suhu umpan, pelarut reaktan dan frekuensi EPT (Electronic Power Transformer). Didapatkan 2 senyawa produk utama yang dihasilkan proses sintesis yaitu FAME dan Greendiesel. Kondisi optimum didapatkan pada suhu 400C dengan pelarut Pertamina DEX dan frekuensi 25kHz menghasilkan yield FAME dan Greendiesel tertinggi sebesar 60.71% dan 1.59%.


Biodiesel production using conventional method has many drawbacks in many aspects including production results, time efficiency, and raw material aspects. In this research, biodiesel/FAME production is tested using DBD plasma reactor technology that has been proven to produce biodiesel with less production time and raw materials in ambient condition. A blend of used palm cooking oil and castor oil diluted in different paraffin solvent such as Pertamina DEX and n-heksadecane with an addition of methanol are used as the raw materials in this research. Argon gas is used as a carrier gas to boost the formation of the plasma discharge. High energy electron acts as a catalyst. Hence, additional  catalyst such as acid and base is not needed. The variation variables in this research is the feed temperature, kinds of solvent and the EPT (Electronic Power Transformer) frequency. The results shows there are two main components in the product that is FAME and Greendiesel. The optimum condition is achieve at 400C and 25kHz with Pertamina DEX as the solvent with the highest FAME and Greendiesel Yield at 60.71% and 1.59%.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Nur Afif Luthfi
Abstrak :
Dalam penelitian ini, nanokomposit CoMoO4/SBA-15 disintesis sebagai katalis bimetal untuk mengubah asam lemak menjadi parafin melalui reaksi deoksigenasi tanpa kehadiran hidrogen atau pelarut. SBA-15 disintesis menggunakan metode sol-gel, dan CoMoO4/SBA-15 (Co:Mo = 5:5 wt%) dibuat melalui metode impregnasi kering (incipient wetness), bersama dengan katalis monometalik Co3O4/SBA-15 ( 10% berat Co), dan MoO3/SBA-15 (10% berat Mo) untuk mengamati pengaruhnya terhadap struktur dan yield serta selektivitas produk hidrokarbon. Difraktogram sinar-X dan mikroskop elektron transmisi menegaskan bahwa proses impregnasi kering partikel logam tidak mengubah struktur heksagonal pendukung katalis, SBA-15. Analisis fisisorpsi isoterm N2 menunjukkan bahwa katalis hasil sintesis memiliki struktur meso dengan kisaran diameter pori 5-6 nm. Uji katalitik dilakukan dalam reaktor semi-batch pada suhu 350 °C selama 2 jam, dan produk dianalisis menggunakan metode Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (GC-MS). Terlihat bahwa komponen utama produk hidrokarbon dari reaksi deoksigenasi adalah pentadekana, salah satu komponen dalam bahan bakar penerbangan. Aktivitas katalitik pada proses deoksigenasi menunjukkan bahwa MoO3/SBA-15 memiliki rendemen tertinggi (94,87%) dan Co3O4/SBA-15 memiliki selektivitas tertinggi untuk C-15 (86,32%). Kondisi reaksi optimal untuk katalis CoMoO4/SBA-15 adalah dengan jumlah katalis 5% wt, dan suhu reaksi 375 °C. ......In this study, CoMoO4/SBA-15 nanocomposite was synthesized as a bimetallic catalyst for converting fatty acids into paraffin through a deoxygenation reaction without the presence of hydrogen or solvent. SBA-15 was synthesized using the sol-gel method, and CoMoO4/SBA-15 (Co:Mo = 5:5 wt%) was prepared through dry impregnation (incipient wetness) method, along with monometallic catalysts Co3O4/SBA-15 (10 wt % of Co), and MoO3/SBA-15 (10 wt % of Mo) to observe their effect on the structure and yield and selectivity of the hydrocarbon products. X-ray diffractograms and transmission electron microscopy confirmed that the dry impregnation process of metal particles did not change the hexagonal structure of the catalyst support, SBA-15. Physisorption analysis of the N2 isotherm shows that the as-synthesized catalyst had a meso-structure with a pore diameter range of 5-6 nm. The catalytic test was carried out in semi-batch reactor at 350 °C for 2 hours, and the product was analyzed using Gas chromatography-mass spectroscopy (GC-MS) method. It is shown that the major component of the hydrocarbon product from the deoxygenation reaction is pentadecane, one of components in aviation fuel. The catalytic activity in the deoxygenation process reveals that MoO3/SBA-15 has the highest yield (94.87%) and Co3O4/SBA-15 has the highest selectivity for C-15 (86.32%). The optimal reaction conditions for the CoMoO4/SBA-15 catalyst was 5% by weight of the catalyst, and the reaction temperature was 375 °C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>