Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rufidi Chandra
Abstrak :
Dari hasil pemetaan di lapangan terdapat empat (4) lokasi yang berpotensi untuk terjadinya bahaya gerakan tanah atau batuan. Potensi bahaya tersebut harus dikendalikan secara tepat untuk mengurangi atau menghindari bahaya yang berdampak pada aktivitas produksi, properti, lingkungan serta manusia. Lokasi yang berpotensi terhadap gerakan tanah atau batuan tersebut adalah : 1. Kuari "A" bagian timur tingkat kendati risikonya tinggi terjadi gerakan tanah. 2. Kuari "B" bagian selatan tingkat kendali risikonya tinggi terjadi gerakan batuan. 3. Gunung Slindis tingkat kendali risikonya tinggi terjadi gerakan batuan. 4. Kuari "A" bagian barat tingkat kendali risikonya ketat terjadi gerakan batuan. Hasil analisa potential loss pada setiap lokasi penelitian, sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisa risiko ketidakstabilan lereng, gerakan tanah di lokasi Kuari "A" bagian timur, dapat mengakibatkan kerugian pada properti, proses, lingkungan maupun manusia (total) sebesar dari US $ 112.660 (most likely) sampai US $ 1.062.450 (Worst case). 2. Berdasarkan analisa risiko ketidakstabilan lereng, runtuhan batuan di lokasi Kuari "B" bagian selatan, dapat mengakibatkan kerugian pada properti, proses, lingkungan maupun manusia (total) sebesar dari US $ 109.960 (most lokely) sampai US $ 1.056.450 (Worst case). 3. Berdasarkan analisa risiko ketidakstabilan lereng, runtuhan bantuan di lokasi Gunung Blindis, dapat mengakibatkan kerugian pada properti, proses, lingkungan maupun manusia (total) sebesar dari US $ 11.930 (most likely) sampai US $ 478.450 (Worst case). 4. Berdasarkan analisa risiko ketidakstabilan lereng, runtuhan batuan di lokasi Kuari "A" bagian barat, dapat mengakibatkan kerugian pada properti, proses, lingkungan maupun manusia (total) sebesar dari US $ 108.860 (most likely) sampai US $ 1.254.000 (Worst case). Analisa risiko lereng tambang dengan menggunakan metode analisa slope instability yang digabungkan dengan Workplace Risk Assessment and Control (WRAC), merupakan metode yang efektif dan efisien untuk memberikan hasil penelitian secara cepat dan tepat. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka mengontrol potensi bahaya gerakan tanah di lokasi penelitian yaitu 1). Pendekatan rekayasa teknik dan 2). Pendekatan rekayasa non teknik tentang resiko bahaya gerakan tanah dan batuan, serta cara pencegahannya. Pendekatan ini biasanya merekayasa dua faktor penyebab gerakan tanah atau batuan yaitu dengan memperbesar faktor F (shear strength) dari batuan dan memperkecil N (shear stress) pada batuan. Rekayasa teknik umumnya relatif mahal dan penulis menyarankan di lakukan pada dua lokasi, yaitu : Kuari "A" bagian timur dan Kuari "A" bagian barat, karena pelaksanaannya lebih efektif dan biayanya lebih efisien. Rekayasa teknik sangat sulit diterapkan pada lokasi Kuari "B" bagian selatan dan Gunung Blindis karena kondisi geologinya menyulitkan untuk dilakukan counter weight, mengurangi tekanan pori air, maupun memasang penyangga mekanik. Pada kedua lokasi tersebut, lebih tepat pengendalian risikonya memakai pendekatan rekayasa non teknik. Pendekatan rekayasa non teknik adalah upaya peningkatan peran masyarakat, instansi terkait, serta seluruh karyawan dalam rangka mengurangi resiko bahaya gerakan tanah atau runtuhan bantuan. Daftar Bacaan : 27 (1954 - 2003)
Risk Analysis on Mine Slope in the Cirebon Plant Site, PT. Indocement Tunggal Prakarsa West JavaFrom mapping result in the field there are four (4) locations which have a potential to occurring a dangerous land movement or rock movement . The potential dangerous must be controlled as quickly as to reduce or avoid dangerous which will affect to the activity of production, property, environment and also to the human it self. The locations, which have potential against land or rock movement, are: 1. Quarry "A" at East Side the risk of control level is high to be a land movement 2. Quarry "B" at South Side the risk of control level is high to be a rock movement. 3. Mt. Blindis the risk of control level is high to be a rock movement. 4. Quarry "A" West Side the risk of control level is tight to be a rock movement. Result of potential loss analysis on every research location is as follow : 1. Based on the risk analysis of slope instability, land movement at the location Quarry "A" East side, could caused a damage on property, process, environment, even human being (total) as much US $ 112.60 (most likely) up to US $ 1.062.450 (Worst case). 2. Based on the risk analysis of slope instability, rock fall at the location Quarry "B" South side, could caused a damage on property, process, environment, even human being (total) as much US $ 109.960 (most likely) up to US $ 1.056.450 (Worst case). 3. Based on the risk analysis of slope instability, rock fall at the location Mt. Blindis, could caused a damage on property, process, environment, even human being (total) as much from US $ 11.930 (most likely) up to US $ 478.450 (Worst case). 4. Based on the risk analysis of slope instability, rock fall at the location Quarry "A" West side, could caused a damage on property, process, environment even human being (total) as much from US 108.860 (most likely) up to US $ 1.254.000 (Worst case). Risk analysis of mine slope by used the analysis method of slope instability which mixed with Workplace Risk Assessment and Control (WRAC), is an effective and efficient method to provide observation result as suit and quickly. Some improvements in the frame to control the potential of dangerous of land movement in the research location are 1). Process of Technical Approach and 2). Process of Non Technical Approach about the dangerous of land and rock movement, and also the method to avoid. Process of Technical Approach : This approach usually process in two factor of the cause of land or rock movement which are to enlarge F Factor (shear strength) from the rock and to decrease N Factor (shear stress) on the rock. Generally technical process is relatively expensive and author suggest to do on two location, which are : Quarry "A" East side and Quarry "A" West side, because the implementation have more effective and the cost have more efficient. Process of Non Technical Approach : Technical process are very difficult to be applied at the location Quarry "B" South side and Mt. Blindis because their geology condition are difficult against their counter weigh, reducing their water pore, even to settle mechanic stager. For both locations, the controlling risk is more suites to use the process of Non Technical Approach. Process of non-technical approach is the effort to increase the role of society, connected institution, and all staff in the frame to reduce the dangerous risk of land movement or rock fall. References : 26 (1954 - 2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Indriati
Abstrak :
Banyak negara di wilayah regional Asia Pasifik termasuk Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang negara-negara tersebut. Akibat utamanya adalah langkanya likuiditas, tingginya tingkat bunga dan kurs mata uang asing. Kondisi ini mencakup pula pengetatan penyediaan kredit dan penghentian atau penundaan pelaksanaan proyek konstruksi tertentu. Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang masih belum stabil yang ditandal dengan masih berfluktuasinya kurs mata uang asing dan harga saham di pasar modal, manajemen masing-masing perusahaan dalam industri semen mengambil langkah-langkah antara lain; menaikkan harga jual, melakukan ekspor, melakukan penghematan biaya, melakukan investasi sesuai skala prioritas dan mencari alternatif dengan membeli produk-produk lokal dengan kualitas yang sama dengan komponen impor mesin dan suku cadang. Dampak negatif krisis yang berkepanjangan berimbas pada kinerja perusahaan perusahaan yang bergerak dalam industri semen. Penurunan kinerja terutama dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: Industri ini dipengaruhi oleh jatuh bangunnya sektor property. Akibat krisis yang terjadi menimbulkan keterpurukan sektor ini diinana terjadi penundaan proyek konstruksi dan berkurangnya daya bell masyarakat. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menyebabkan semakin besarnya beban hutang luar negeri yang harus ditanggung perusahaan. akibat beban bunga yang jumlahnya besar. Krisis ekonorni yang terjadi memberikan tekanan negatif terhadap laju perkembangan konsumsi senen nasional indonesia. Konsumsi semen nasional menurun menjadi 19,24 juta ton tahun 1998, kemudian menurun kembali ke 18,77 juta ton di tahun 1999. Untuk tahun 2000, konsumsi semen nasional menìngkat ko 22,33 juta ton tetapi masih jauh di bawah tingkat konsumsi yang pemah dicapai pada tahun 1997. Perkembangan sektor perumahan, sektor komersil dan berbagai proyek industri merupakan tiga faktor kunci berkembangnya penggunaan semen di Indonesia. Konsumsi semen berkorelasi positif dengan keadaan umum, aktivitas ekonomi khususnya sektor konstruksi. Adapun penelitian dilakukan melalui studi pustaka yaitu berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan masing-masing perusahaan selama periode krisis moneter dan artikel beberapa media yang berhubungan dengan topik yang diteliti. Kinerja ketiga perusahaan mengalami penurunan dari tahun 1997 hingga 2000 dan pada tahun 2001 mengalami peningkatan. Harga saham INTP dan SMCB overvalue sedangkan harga saharn SMGR undervalue. Dari ketiga perusahaan yang diteliti, Semen Gresik memiliki kinerja yang cukup baik karena dapat bertahan selania masa krisis meski mengalami penurunan laba bersih, sedangkan PT Semen Cibinong sebaiknya perlu melakukan efisiensi mengingat perusahaan belum mampu bekerja secara optimal dalam menggunakan sumber daya yang ada disamping besamya beban hutang dalam mata uang asing yang ditanggung. Dengan keberhasilan restrukturisasi hutang (debt to equity) yang dilakukan PT Indocement prakarsa, perusahaan ini mampu memperbaiki kinerja keuangannya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Noeke Oktoliani K.
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai salah satu pendukung pada sektor konstruksi. industri semen sangat dibutuhkan untuk pembangunan fisik seperti gedung-gedung perkantoran. perumahan dan jalan. Tetapi pada masa krisis ekonomi saat ini, konsumsi semen dalam negeri menurun karena tidak berjalannya kegiatan pembangunan dibidang konstruksi dan turunnya daya beli masyarakat. Konsumsi semen nasional masih meningkat pada tahun 1997 dan mulai menurun pada tahun 1998 hìngga 30%. Hingga tahun 1999 jurnlah perusahaan yang memproduksi semen tercatat 10 buah. dengan 5 perusahaan diantaranya adalah BUMN (Badan Usaba Milik Negara) dan 5 perusahaan laìnnya milik swasta. Sedikitnya jumlah perusahaan yang memproduksi semen telah menempatkan industri semen sebagai industri yang bersifat oligopolistik, sehìngga kondisi ¡ni sering dikaitkan dengan terjadinya ke[angkaan suplai semen dan fluktuasì harga semen di pasaran.

Pemerintah semula menerapkan regulasi melalui penetapan harga seperti HET (Harga Eceran Tertinggi) pada tahun 1974-1979 dan kemudian sejak bulan April 1979 diganti dengan HPS (Harga Pedoman Setempat) yang diikuti dengan regionalisasi penjualan semen. Dengan dihapuskannya HPS oleh pemerìntah pada bulan November 1997 berarti selanjutnya harga semen akan ditentukan okh penawaran dan permintaan pasar.

Berkaitan dengari deregulasi tersebut, PT.Indocement Tunggal Prakarsa, kemungkiflan akan mengbadapi persaingan yang semakin ketat dalarn industri semen ini dan di sisi lain juga mendapatkan peluang dalam menciptakan pangsa pasar barn diluar wilayah pemasarannya selama ini.

Sebagaimana diketahui, persaingan yang terjadi dalam industri semen yang semakin ketat rnendorong perusahaan-perusahaan semen untuk memperoleh posisi yang Iebih kuat dengan menggunakan berbagai cara antara lain, memberikan harga jual yang kompetitif. menggunakan media iklan sebagai sarana informasi dan promosi, serta memberikart layanan yang Iebih baLk pada para pelanggannya. Selain itu, produk semen telah menjadi suatu kebutuhan utama yang tetap bagi industri properti dan konstruksi, sehingga perusahaan semen yang telab menjadi pemimpin (leader) dalam industri ¡ni akan dapat lebih berkembang lagi.

Produk semen yang tidak memiliki perbedaan dalam bentuk dan kualitas menyebabkan para produsen hams berkompetisi berdasarkan barga, dimana cil Indonesia harga semen ditentukari oleb mekanisme pasar. Strategi bersaing yang dapat diterapkan PT indocernent Tunggal Prakarsa dalam menghadapi persaingan di industri semen ini adalab dengan strategi cosi leadership atau biaya terendah.

Langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menerapkan strategi tersebut antara lain dengan menekan biaya produksi seefi sien mungkin dad aktivitas rainai nilai perusahaan. Dengan mengoptimalkan masing-masing aktivitas dan rantal nilai yang dimilikinya, perusahaan dapat menekan biaya produksi dan mengambil margin yang besar dan penjualan semennya sehingga perusahaan dapat membangun citra dan semen ?Tiga Roda? pada masyarakat melalul prornosi dan media ikian, menetapkan harga jual yang kompetitií menjalin hubungan pernasaran dengan para konsumen, ineningkatkan pelayanan perusahaan, sefla melakukan perluasan proyek guna menambab kebuluhan kapaskas produksi Keunggulan strategik lain yang dimiliki perusahaan yaitu sebagai market leader dapat rnemungkinkan perusahaan untuk menetapkan acuan hargajual semen bagi para pesaingnya

Masuknya Heidelberger sebagai investor strategis yang menanamkan dana di PT Indocement Tunggal Prakarsa alcan dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan jangkauan pemasarannya, balk di pasar dornestik maupun pasar global. dengan menggunakan jalur perdagangari strategis Heidelberger Meskipun industri semen kini termasuk pada tipe standard cycles dan halangan untuk masuk ke dalam industri ¡ni cukup besar, pemain-pemain baru mutai terlihat dan tuait meramaikan industri ¡ni. Hal ini menunjukkan bahwa prospek industri semen sebenarnya rnasìh cukup menjanjikan di tengah kondisi ekonomi dan politik yang hingga saat ¡ni masih belum stabil.
2001
T5327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library