Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmad Kartikahadi
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan adanya perubahan-peruhahan dilingkungan bisnis telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan perubahan Undang Undang Telekomunikasi [1], tuntutan pasar bebas dan kebutuhan akan layanan telekomunikasi dengan teknologi sesuai dengan kebutuhan masa depan (seperti internet, broadband, multimedia, seluler dan satelit). penyebaran fasilitas telekomunikasi, harga yang terjangkau, keragaman layanan dan sebagainya maka diperlukan suatu strategi bisnis dan sumber dana yang memadai untuk pengelolaan dan investasi baru.

Dalam hal ini BUMN (Badan Usaba Milik Negara) pengelola layanan telekomunikasi harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut diatas. Salah satu strategi bisnis yang dapat diterapkan adalah dengan merger / penggabungan secara horisontal antara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (yang selanjutnya disebut sebagai PT Telkom) dan PT Indosat. Dengan adanya penggabungan tersebut diharapkan akan terjadi suatu peningkatan efisiensi, peningkatan sinergi (bidang infrastruktur dan layanan), peningkatan struktur modal dan hal-hal lain yang akan menambah kemanfaatan bagi pemerintah, perusahaan, pemegang saham, karyawan ataupun masyarakat pengguna.

Metode yang digunakan untuk menganalisa penggabungan PT Telkom dan PT Indosat meliputi: Analisa Pendahuluan dan Analisa Penggabungan. Yang termasuk dalam Analisa Pendahuluan adalah: analisa faktor-faktor yang berpengaruh pada penggabungan, analisa data histonis, analisa trend teknologi telekomunikasi masa depan, dan analisa perhitungan rencana investasi. Sedangkan yang termasuk dalam Analisa Penggabungan adalah Analisa Perbandingan Kuantitatif, Analisa SW-SW (Strengths Weaknesses - Strengths Weaknesses), Analisa Untung Rugi dan Analisa Internal-Eksternal. Maksud dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemenintah tentang kemungkinan apakah PT Telkom dan PT Indosat Iebih baik atau lebih menguntungkan jika digabung / merger atau tetap berdiri sendiri seperti semula.

Setelah dilakukan analisa maka secara keseluruhan merger dapat memberikan suatu peningkatan keragaman di bidang infrastruktur dan layanan, pemanfaatan kekuatan yang ada pada salah satu perusahaan untuk menutupi kelemahan pada perusahan Iainnya, serta tambahan kemanfaatan bagi pemenintah dan perusahaan. Sedangkan merger kurang memberikan nilai tambah bagi costumer, pemegang saham / investor dan sangat merugikan bagi keuangan PT Indosat dan karyawan di kedua perusahaan. Demikian juga strategi merger kurang sesuai untuk menghadapi berbagai ancaman eksternal yang ada.

Sehingga sinergi atau tambahan keuntungan yang diharapkan dengan melakukan merger antara PT Telkom dan PT Indosat sulit dicapai, disebabkan adanya beberapa faktor yang tidak mendukungnya, karena seluruh faktor yang dianalisa diasumsikan saling berhubungan dan saling melengkapi untuk terciptanya suatu sinergi baru.


ABSTRACT
TelecommunIcation business environment in Indonesia have been transformed, signify by enactment of new Telecommunication Law[1], demands for free market, necessity on telecommunication services agree with new future technology (such as internet, broadband multimedia, celular, and satellite), dissemination of telecommunication facilities, reachable fare and financial support to manage new investment.

Telecommunication stated-owned company has to anticipate in addition to fulfil above necessities and demands. One of business strategic can applied is the merger between PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (PT Telkom) and PT indosat. The expectation of the merger is to enlargement of efficiency, synergy, capital structure, etc and benefits improvement to government, investor, employees, company and customer. The method that was applied to analyze the merger between PT Telkom and PT Indosat included The Preparation Analysis and The Merger Analysis. The Preparation Analysis included analysis on factors that influential on the merger, analysis on historical data, analysis on new ftiture telecommunication technology and analysis of planning investment calculation. The Merger Analysis included: Quantitative Comparison Analysis, SW-SW (Strengths Weaknesses- Strengths Weaknesses) Analysis, Advantage- Disadvantage Analysis and Internal-External Analysis. The direction of this thesis is to give input to government on the possibility or impossibility on the merger between PT Telkom and PT Indosat.

The analysis has come out with a conclusion that in overall, the merger can provide infrastructure and services variety enhancement, strengths utilization of one party to cover the other party?s weaknesses, and benefits improvement for government and company. On the other hand, the merger is not so beneficial from the costumer?s and investor?s point of view, and is not so adventegous for PT Indosat finance, and both parties empolyees either. Moreover, the merger strategy is not so suitable to overcome the external threats.

After all, the expected synergy and benefits improvement from executing the merger between PT Telkom and PT Indosat will hard to achieved, because there are many Unsupporting factors (assumed that all analyzed factor are corresponding and implementing to each other for creating of new synergy).

Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T3767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trubus Gunawan
Abstrak :
Penggunaan smart card saat ini semakin diterima di sebagian besar outlet bisnis, antara lain pada mesin-mesin ATM, terminal/ card reader di merchant maupun pusat-pusat penyedia jasa layanan untuk melakukan transaksi pembayaran secara elektronis. Di Indonesia layanan berbasis smart card banyak diaplikasikan pada payphone, SIM-Card GSM dan kartu perbankan. Perkembangan teknologi smart card yang semakin maju memungkinkan aplikasi layanan yang terpisah-pisah disatukan kedalam satu kartu untuk berbagai aplikasi layanan, yaitu multipurpose smart card. Kapabilitas teknologi smart card ini memberikan peluang bisnis baru bagi operator telekomunikasi untuk mengembangkan bisnisnya ke pasar sektor lain. PT.Telkom sebagai operator telekomunikasi yang mempunyai customer base yang besar mempunyai peluang untuk memperoleh tambahan pendapatan dengan menggelar layanan baru yang dikembangkan dari layanan telepon umum kartu smart yang sudah digelar, yaitu layanan pembayaran secara elektronis pada jalan tol, pembayaran kredit dan debit, pembayaran tagihan jasa telekomunikasi dan layanan percakapan. Dalam tesis ini dilakukan kajian pengembangan bisnis layanan multipurpose smart card melalui analisis kondisi lingkungan bisnis internal maupun eksternal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian dapat ditentukan langkah-Iangkah strategis untuk memasuki bisnis layanan baru ini. Dengan melakukan analisis Internal Ekstemal (IE) dan analisis matriks SPACE diperoleh kesimpulan bahwa dalam memasuki bisnis layanan multipurpose smart card, PT.Telkom berada pada posisi kompetisi. Strategi yang harus diterapkan yaitu strategi pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi horisontal. Sedangkan berdasarkan analisis matriks SWOT dan QSPM, strategi yang sesuai dalam pengembangan bisnis layanan multipurpose smart card yaitu strategi integrasi layanan dengan CMS, strategi PT.Telkom sebagai operator terminal dan card issuer, kerjasama dengan merchant, PUS, bank/institusi jaringan finansial, strategi peningkatan mutu pelayanan dan pengembangan unit organisasi. Sedangkan berdasarkan analisis kelayakan investasi, bisnis layanan multipurpose smart card masuk dalam kriterta layak. Untuk memberikan arah bisnis yang digelar, disusun rencana bisnis (business plan) yang mencakup rencana produk, rencana pemasaran, rencana organisasi dan SDM serta rencana keuangan. ......Now on the most of business outlet, terminal/ card reader at merchants and point of services can accept smart card for electronic payment transaction. In Indonesia, services based smart card are applied at payphene, SIM-Card for GSM and card for banking. The development of smart card technology allows several separated and independent applications to be integrated into using one smart card, called multipurpose smart card. Smart card technology with its capability provides telecommunication operators to develop their business services into other sectors._ PT.Telkom as a telecommunication operator which has a wide customer base, will have a potential opportunity to get revenue added by providing new services developed from the existing payphone network, include electronic payment for toll road, credit and debet payment, payment for telecommunication services bill, and voice servives by using payphone. The study in this thesis is to analyze the business development of multipurpose smart card services by doing analysis of business environment (internal and external) to indicate the strengths and weaknesses of the company, as well as opportunities and threats. Thereby, the company should decide some strategic decissions on providing the new services. By using Internal External (lE) analysis, and SPACE analysis, we get a condussion that to entry the business of multipurpose smart card services, PT.Telkom is on the cornpetitif area position. The company should apply Growth Strategy with focusing horizontal integration. By using SWOT and QSPM analysis, the company should apply some strategies, include to integrate the services with the existing CMS management, PT.Telkom as terminal operator and card issuer, joint operation/ partnership with merchants, point of services and banks/ financial network institution, increase service quality; and develop an organization unit. Based on the feasibility study, the business of multipurpose smart card services is feasible. For giving the guidance, business plan has been made, include product plan, marketing plan, organization and human resources plan; and financial plan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T2126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pima Ratih Retno Wulandari
Abstrak :
Inovasi dalam komunikasi organisasi abad sekarang ini adalah dibutuhkannya aliran informasi dalam organisasi yang bisa mengalir lancar ke seluruh bagian organisasi, atau ke bagian-bagian tertentu saja dan mampu berbagi informasi antar divisi secara lebih mudah. Intinya efektivitas dan efisiensi organisasi dari semua segi. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. merespon inovasi baru tersebut dengan mengadopsi teknologi komunikasi intranet berbasis web pada tahun 1998 sebagai media komunikasi internal perusahaan. Berawal dari asumsi bahwa teknologi tidak bebas nilai, dalam arti setiap terjadinya proses transfer teknologi berarti juga membawa nilai-nilai ideologi, dan budaya dari tempat asalnya yang berpengaruh terhadap praktek dari teknologi tersebut. Penelitian ini mencoba menggambarkan proses pemahaman budaya terhadap teknologi yang diadopsi berkaitan dengan budaya organisasi yang telah melekat pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Landasan teoritik yang digunakan dalam penelitian ini adalah adopsi teknologi komunikasi dalam organisasi serta implementasi teknologi komunikasi dalam organisasi. Bahwa proses pembuatan keputusan oleh organisasi dalam mengadopsi suatu inovasi tergantung pada beberapa hal, begitu juga tipe budaya organisasi dalam mengadopsi suatu inovasi berbeda-beda satu sama lain. Aspek teknikal, aspek organisasi, dan aspek budaya merupakan hal utama yang harus diperhatikan organisasi dalam melaksanakan proses pelembagaan teknologi dalam organisasi, yaitu ditanamkannya norma-norma, nilai-nilai dan budaya yang selalu terkait dengan pengenalan suatu teknologi dalam budaya organisasi. Pada landasan metodologis, secara Ontologis bersifat relativism bahwa proses adopsi teknologi komunikasi Intranet dalam suatu budaya organisasi, selalu mengalami kesenjangan baik secara teknikal, organisasi, maupun budaya tergantung pada pemahaman budaya masing-masing individu. Secara Epistemologi, bersifat transactionalist atau subjectivist peneliti melakukan observasi mendalam sekaligus secara interaktif menggali realitas-realitas yang tersembunyi, secara Aksiologis peneliti diposisikan sebagai fasilitator juga berdasar pada nilai, etika, dan pilihan moral yang merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian, dan secara Metodologis bersifat reflectivity dan dialektical selain melakukan pengamatan, peneliti mencoba melakukan empati dan interaksi dialektis. Dan kualitas penelitian ditentukan oleh sejauh mana penelitian ini merupakan refleksi otentik dari realitas yang dihadapi oleh para pelaku sosial. Data dalam penelitian ini mencakup beberapa data primer dan sekunder dalam berbagai tingkatan informasi ; wawancara mendalam dan terstruktur, analisis dokumen, dan penelusuran informasi di www.telkom.co.id dan www.intranet.telkom.co.id. Data yang penulis dapatkan diinterpretasikan dalam perspektif constructivism. Dari hasil penelitian proses adopsi teknologi komunikasi intranet, Telkom termasuk kedalam kategori organisasi yang inovatif terhadap perkembangan inovasi teknologi baru, hanya sayangnya seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang baik mengenai aspek budaya yang menyertainya. Sementara budaya organisasi di PT. Telkom disatu sisi sangat membantu tercapainya proses pelembagaan adopsi teknologi intranet namun disisi lain juga terdapat budaya-budaya organisasi yang masih menjadi penghambat. Mengenai pemanfaatan www.intranet.telkom.co.id sebagai media baru dalam organisasi di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. ternyata sangat beragam hasilnya. Faktor kebijakan pimpinan merupakan faktor paling dominan yang menyebabkan ketimpangan pemanfaatan media intranet tersebut, disamping faktor-faktor seperti unit kerja dan tingkat pendidikan karyawan. Akhirnya, dari penelitian yang telah dilakukan, penulis merekomendasikan untuk penelitian berikutnya lebih terfokus pada faktor budaya organisasi terkait dengan kepemimpinan yang sangat dominan mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu inovasi di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (x + 141 halaman, 23 buku, 6 artikel )
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Suhayati
Abstrak :
Hukum Persaingan Usaha bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan ekonomi yang berlangsung di pasar adalah didasarkan pada prinsip-prinsip persaingan usaha. Di Indonesia, pengaturan mengenai persaingan usaha diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-Undang ini mengatur mengenai berbagai perjanjian dan kegiatan yang dilarang yang dapat menghambat terciptanya persaingan usaha yang sehat. Di industri telekomunikasi, larangan adanya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dengan mengac'i pada UU No.5 Tahun 1999. Dalam penelitian ini, Penulis mengangkat salah satu kasus persaingan usaha tidak sehat dalam penyelenggaraan telekomunikasi yaitu perkara pemblokiran terhadap Sambungan Langsung Intemasional 001 dan 008 di beberapa Wartel oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perkara ini telah diputus oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan PT Telkom dinyatakan melakukan perjanjian tertutup dan penguasaan pasar. Perjanjian tertutup merupakan salah satu perjanjian yang dilarang dalam UU No.5 Tahun 1999, sebagairnana diatur dalam Pasal 15 UU No.5 Tahun 1999; sedangkan penguasaan pasar mernipakan salah satu kegiatan yang dilarang, diatur dalam Pasal 19 UU No.5 Tahun 1999. Putusan KPPU ini kemudian dibatalkan oleh Pengadilan Negeri Bandung. Dalam tulisan ini, Penulis akan memberikan kajian yuridis alas Putusan KPPU dan Putusan Pengadilan Negeri Bandung atas perkara ini. Penulis juga akan menganalisa metode pendekatan yang digunakan KPPU dalam proses pembuktian perkara ini, sebagaimana dikenal dalam Hukum Persaingan Usaha terdapat dua metode pendekatan yaitu pendekatan per se illegal dan pendekatan rule of reason. Pada akhirnya, tulisan ini akan memberikan pemahaman dan penerapan UU No.5 Tahun 1999 dalam prakteknya, khususnya dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dali Sadli Mulia
Abstrak :
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi domestik di indonesia. Lingkungan kompetisi yang monopoli akan segera berubah menjadi lebih kompetitif dengan berlakunya UU no 36 tahun 2000 yang mengatur skema industri jasa telekomunikasi di Indonesia. Dalam memenuhi kebutuhan dana investasi, selain sumber dana internal, perusahaan mendapatkan pinjaman dalam skema two-step loans dan pemenintah dan melakukan penawaran saham di tahun 1995. Untuk menghadapi kondisi kompetisi maka perusahaan melakukan perubahan strategi dengan perluasan usaha yang meliputi phone, mobile, video, internet dan services (PMVIS) dengan melakukan investasi Iangsung maupun pembentukan anak perusahaan / afiliasi. Selain itu perusahaan diharuskan untuk melakukan restrukturisasi perusahaan sesuai dengan tuntutan perubahan skema industri jasa telekomunikasi dengan melaksanakan transaksi jual beli usaha dengan PT INDOSAT senilai US$ 1,5 milyar. Rencana investasi perusahaan yang diproyeksikan hingga tahun 2006 adalah senilai Rp 43,25 triliun. Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dana maka perusahaan memerlukan strategi pendanaan yang tepat dengan tujuan selain kebutuhan dana lerpenuhi juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut dapat tercapai apabila perusahaan dapat membuat perhitungan target struktur modal yang oplimal, Strategs pendanaan diĆ­orrnulasjkan berdasarkan hash perhitungan target struktur modal dengan menentukan struktur modal yang memiliki weighted average cost of capital dengan nilai yang paling kecil. Dengan mempertimbangkan kepentingan investor asing dan lokal maka hasil perhitungan struktur modal yang optimal adaiah pada saat perusahaan memiliki rasio debt/equity 50:50. Hal ini menjadi dasar dalam penentuan strategi pendanaan untuk melakukan perubahan struktur modal eksisting yang memiliki rasio debt/equity 40:60 dengan fund raising berupa pinjaman senilai Rp 5,66 triliun di tahun 2001. Mengingat perusahaan diarahkan untuk Iebih beradaptasi pada ikiim kompetisi maka sumber dana pinjaman pun tidak mengandalkan pada skema two-step loans. Dengan perhitungan dan asumsi yang relevan maka perubahan struktur modal tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan dana investasi hingga tahun 2006 sekaligus meningkatkan nilai perusahaan yang semuta Rp 45,58 triliun menjadi Rp 54,42 triliun. Dan hasil analisa sensitivitas didapatkan bahwa penurunan 5% dan pendapatan perusahaan akan mengakibatkan perusahaan kekurangan dana untuk pembiayaan investasi mulai tahun 2003.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library