Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustiano Rossy Hassan
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia saat ini memiliki 17.598 pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan 5,8 juta km2 laut atau sebesar 70 % dan luas total indonesia. Dengan demikian potensi yang dimiliki dalam bidang kelautan sangat besar, utamanya antara lain perikanan (tangkap) laut dan biota laut, budidaya perikanan pantai dan laut serta pariwisata bahari. Letak geografi Indonesia yang merupakan lintasan kapal laut internasional yang ramai, menyebabkan potensi jasa perhubungan Iaut juga besar.

Potensi kelautan yang besar tersebut baru dimanfaatkan sebagian kecil saja, di mana produksi perikanan (tangkap) laut lestari sekitar 9,258 juta ton pertahun, namun baru dimanfaatkan sekitar 61 %. Potensi budidaya perikanan pantai (tambak), laut (marineculture), pariwisata baharí dan biota latit untuk pengembangan industri pangan, kosmetika dan farmasi baru sebagian kecil dimanfaatkan.

Pada waktu krisis moneter melanda Indonesia yang hingga saat ¡ni masih belum berakhir, ketika sebagian besar industri di Indonesia mengalami kehancuran, industri perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan selama knsis ekonomi, salah sam alasannya adalab karena sektor industri ¡ni tidak tergantung pada bahan impor sehingga masih diminati oleb investor termasuk investor asing.

Untuk itulah penulis mencoba untuk melihat kemampuan dan suatu perusahaan, yang berada dalarn sektor industi perikanan, yang berdomisili serta beroperasi di Indonesia dalam mensiasati keadaan yang kurang menguntungkan ini. Adapun perusahaan yang penulis pilih adalah PT. Dharma Samudra Fishing Indonesia, Tbk., yang mana perusahaan ini adalah salah satu dan beberapa perusahaan di sektor industri perikanan yang dapat bertahan setama krisis ini berlangsung.

Penilalan baik buruknya kinerja suatu perusahaan salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam melunasi pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Investor dapat menganalisa dengan menggunakan dua indikator utama yaitu tíngkat resiko keuangan/financial risk dan tingkat resiko bisnis, yang dibandingkan dengan kondisi industri di mana perusahaan itu berada secara umum dan kinerja perusahaan tersebut di masa-masa sebelumnya.

Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja perusahaan sangat tergantung dan fluktuasi nilai tukar rupiah. Apabila nilal tukar rupiah menguat terhadap mata uang asing terutama Dollar Amenika Serikat maka keuntungan yang diperoleh perusahaan akan berkurang dan bahkan perusahaan bisa merugi. Demikian juga sebaliknya perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar apabila nilai tukar rupiah melemah. Hal ini dikarenakan +1- 70 % penjualan perusahaan untuk pasar ekspor.
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Iswardi
Abstrak :
ABSTRAK
Pendanaan dengan sekuritisasi aset future flow bagi pelaku bisnis. secara agregat mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak terjadinya krisis yang melanda negara negara berkembang di Amerika Latin, Asia Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara hingga saat sekarang. Keuntungan paling optimal bagi pelaku future flow securitization memang paling dirasakan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki peringkat hutang (rating) yang tinggi namun berada pada batasan sovereign rating yang buruk, yang biasa dialami oleh negara yang sedang mengalami krisis.

Dengan sekuritisasi future flow, Perusahaan yang memiliki peringkat investasi (di atas BBB) akan mendapatkan keuntungan dalam hal perolehan immediate cash dengan cara menjaminkan aset yang dimilikinya. Immediate cash tersebut tentu saja sangat berguna untuk dikelola sedemikian rupa dan dimanfaatkan sebagai revenue generator di masa yang akan datang. Tingginya aspek keamanan dan struktur Asset-Backed Securities. menguntungkan penerbit efek hutang tersebut dalam hal rendahnya beban hutang yang akan ditanggung relatif jika dibandingkan terhadap tingkat bunga yang berlaku di pasar.

Dengan alasan potensi keuntungan tersebut, maka perusahaan-perusahaan dengan peringkat hutang yang baik yang berada di negara berkembang yang memiliki sovereign rating kurang baik termasuk Indonesia, selayaknya mempertimbangkan alternatif pendanaan dengan masuk ke dalam struktur ABS sebagai originator yang menjaminkan asetnya.

Di Indonesia sendiri, sub-sektor industri perikanan termasuk salah satu industri yang memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan menjadi penjaring devisa bagi negara. Sebagian besar pelaku bisnis tidak dilengkapi dengan fasilitas processor yang dapat memproduksi produk-produk bernilai jual tinggi. Kinerja ekspor hanya didominasi oleh sebagian kecil pelaku dalam industri ini, termasuk PT DSFI, Tbk yang bergerak di bidang pengolahan. Laut Indonesia yang sangat luas dengan potensi kekayaan yang bahkan menyimpan hingga 10% persediaan ikan dunia, belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Utilisasi terhadap sumber daya laut kita masìh sekitar 50% saja. Untuk meningkatkan kinerja industri perikanan dibutuhkan investasi dana yang tidak sedikit.

Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mensimulasikan strategi pendanaan Asset-backed Securities kepada salah satu pemain pada industri perikanan nasional, yaitu PT DSFI, Tbk. DSFI disimulasikan sebagai originator yang menjaminkan asetnya dengan cara menjual future receivables kepada entitas khusus yang akan menerbitkan ABS kepada investor. Future receivables yang dimaksud adalah piutang dagang ekspor yang akan dihasilkan akibat adanya penjualan kepada pelanggan di masa yang akan datang.

Faktor penting yang menjadi ukuran kemampuan struktur ABS dalam melunasi kewajiban sehubungan dengan efek hutang yang dikeluarkannya adalah kualitas kredit (credit quality) dari ABS itu sendiri. Peniiaian tentang kualitas kredit dan ABS tidak hanya dilakukan dengan cara menguji kinerja aset jaminan selama beberapa tahun terakhir. Sebab, khusus untuk kelompok aset berupa future flow, dimana aset yang dijaminkan belum ada saat ABS diterbitkan, maka penilaian kualitas kredit ABS tidak dapat dipisahkan dari penilaian terhadap kinerja originator yang menjaminkan aset tadi. Perlu diuji terlebih dahulu apakah ada kemampuan yang cukup baik dari originator tadi untuk menghasilkan aset tersebut di masa yang akan datang. Kemudian harus dilihat juga apakah perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi seluruh kewajibannya sehubungan dengan hutang yang dimilikinya. Sebab hal tersebut sangat berpengaruh dalam hal probabilitas default stare dan perusahaan tersebut di masa yang akan datang.

Posisi bersaing originator dalain industri baik pada skala lokal maupun global, kemudian tíngkat permintaan dan penawaran pada pasar internasional yang berpengaruh terhadap commodity pricing akan menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan dalam membuat proyeksi keuangan, sebab sangat erat berhubungan dengan ketahanan bersaing dan daya serap pasar intemasional terhadap produk yang dihasilkan oleh originator. Faktor penting lain adalah strategi ekspansi berupa investasi fisik yang berpengaruh terhadap kapasitas produksí perusahaan. Hal ini akan menjadi pegangan yang mendasari asumsi untuk membuat proyeksi di masa mendatang. Pembahasan mengenai faktor-faktor penting tersebut dirangkum dalam dua kelompok besar analisa, yakni corporate finance analysis dan structured finance analysis.

Dari hasil penilitian yang dilakukan, originator memiliki kemampuan yang cukup baik untuk menghasilkan aset jaminan dalam jumlah yang cukup signifikan di masa depan. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban hutangnya juga cukup baik, seperti yang tercermin dalam rating jd BBB+ yang diterbitkan oleh Petindo. Dapat disimpulkan bahwa ada potensi yang cukup besar untuk meningkatkan kinerja ekspor perikanan baik oleh para pelaku industri maupun bagi industri perikanan nasional secara keseluruhan mengingat potensi sumber daya perikanan laut yang belum termanfaatkan masih sangat besar.
2001
T3085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library