Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhendar Ismail
Abstrak :
Par être émis le décret du numéro 3/1989 d0UU au sujet de la règle d'investation qui exige d'entourer l'entreprise d'etat (PT. Telkom et PT. Indosat) dans le secteur de télécommunication et qui donne le permis opérationnel de (ÌSM-900 aux plusieurs fournisseur de télécommunication, signale le début du développement mobile de télécommunication en Indonésie, Il y a beaúcoup d'opérate qui apparaissent et développent son service dans toute la région de l'indonésie, ceux sont: PT. Telkomsel, PT. Satelindo et PT. Excelcomindo. En 2000, le gouvernement a émis le numéro 5212000 de pp au sujet de la déréglementation dans le secteur de télécommunication que les marques disparaissent la droite exclusive des compagnies d'etat et signale que Ja concurrence élevée dans ce secteur a se commencer. Les actions de la PT. Satelindo étaient appartiennent des plusieurs compagnie étrangère et compagnie domestique, mais au milieu de cette année toutes actions ont lieu appartiennent de la PT. Indosat. La PT. Satelindo a commencé ses affaires en 1993 par 3 affaires principales, ceux sont : Le fournisseur cellulaire, le service par satellite et le cadran direct international, l'affair cellulair qui a être commencé de Jakarta etait plus développe que les autres affaires et c'est devenus 'le marché leader' dans la région de Jabotabelc et le deuxième plus grand en Indonésie avec le premier produit 'The Satelindo GSM' comme la carte payée-après. Après le déclin énergique du client dans le début de la crise monétaire en Indonésie, Satelindo lancait le nouveau produit 'Mentari' comme la carte pré-payée avec des plusieurs avantages qui étaient disponible pour attirer l'attention du public de Jabotabelc pour défendre son mode des concurrents. En 2001, Le gouvernement a donné Le permis du Dcs-1800 opérationnel qui est le système de mise à niveau du Gsm90O à plusieurs nouvelles entreprises ou aux entreprises d'exister, inclue PT. Satelindo. Ce permis a crée une condition plus concurrentielle dans le secteur mobile de télécommunication. Pour renforcer sa position et pour défendre son mode dans la région de Jabotabek, elle a combiné ces technologies. Et qu'elle a lancé le nouveau produit pour la carte payée-après et la carte pré-payée qui pourraient être intensivement terminées par les dispositifs attrayants et les services attrayants au client. Mais iL y a beaucoup de chose principale qui doit être mis l'accent sur l'entreprise pour donner le service de satisfaction au client, comme : la largeur du signal d'assurance, de la qualité de réseau et de l'atteinte de service qui est encore focalisée à Jakarta. Par entièrement la commande de dessous de la gestion d'Indosat qui a l'expérience élevée et a la culture forte dans le secteur de télécommunication avec l'état économique de l'indonésie qui commence à être meilleure, Satelindo a la chance élevée pour rester comme le plus grand opérateur dans la région de Jabotabek ou d'ailleurs nationalement.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Benyamin Parulian
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam perkembangan perdagangan yang pesat, Direktorat Satelit yang merupakan salah satu unit bisnis PT. Satelit Palapa Indonesia (PT. Satelindo) telah mempersiapkan diri untuk nengantisipasi tuntutan konsumen dalam memberikan pelayanan pelanggan yang lebih berkualitas,Yakni dengan mengadaptasi sistem manajemen berdasarkan ISO 9000. Untuk menilai proses implementasi ISO 9000 di Direktorat Operasional, penulis memandang perlu untuk dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan yang telah dilakukan, sehingga hasil evaluasi ini akan menjadi landasan untuk membuat kebijakan perbaikan mutu secara keseluruhan dalam proses bisnis. Output dan penelitian ini adalah suatu analisa dan kritik terhadap implementasi sistem manajemen mum yang mengacu pada Standard ISO-9000, suatu rekomendasi untuk melakukan tindakan perbaikan secara berkelanjutan, serta suatu dasar (landasan) penilaian terhadap pelaksanaan sistem ISO-9000.

Untuk memperkuat penelitian ini, maka telah dilakukan berbagai metode pengumpulan data, baik melalui obsevasi, wawancara, maupun instrumen kuesioner. Juga telah dilakukan pengujian kesahihan dan keandalan data yang akan digunakan dalam kuesioner, sehingga dapat dikumpulkan informasi mengenai pengetahuan, sikap, dan pendapat responden, yang relevan dengan pengukuran citra umum perusahaan. Seluruh data tersebut kemudian diolah dan dibandingkan dengan data literatur yang tersedia. Responden yang dipilih adalah lingkup internal Direktorat Satelit, baik yang terlibat Iangsung maupun tidak dalam proses implementasi ISO 9000.

Karya akhir ini disertai sejumlah saran untuk tindak lanjut implementasi di Direktorat Satelit. Juga diberikan saran yang terbagi atas sejumlah tahap implementasi bagi perusahaan yang alcan menerapkan standar manajemen ISO 9000.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widirianto Hendro T.
Abstrak :
ABSTRAK
Satelindo telah berkembang menjadi penyedia pelayanan seluler terbesar di Indonesia, melewati saingan terdekatnya PT. Telkomsel. Hal ini Lebih dikarenakan kebijakan pemerintah yang memungkingkan PT. Satelindo untuk meraup pasar terbesar, seperti area Jakarta dan sekelilingnya. Sedangkan PT. Telkomsel Lebih menitik beratkan meratanya investasi di seiuruh Indonesia.

Namun pada perkembangannya pada akhir 1996 muncul pesaing baru, PT. Excelcomindo Pratama yang juga meluncurkan pelayanan teknologi seluler yang secara teknologì memberikan kapabilitas yang lebih baik.

Persaingan ketiga operator ini menjadi semakin ketat dengan munculnya krisis ekonomi pada akhir 1996 yang mendorong konsumen untuk memotong cost yang mereka miliki. Munculnya isu bad-debt pada sistem pascabayar menjadi salah satu hal yang mendorong dipakainya satu sistem yang belum matang, bahkan untuk negara Eropa sekalipun. Sistim tersebut dikenal dengan sistim prabayar (prepaid system).

Dengan sistim ini Satelindo sangat mengandalkan strategi diferensiasi harga (pricing-differentiation) pada strategi pemasaran kedua produk tersebut. Pembedaan yang hanya dilakukan pada atribut harga, jelas merupakan solusi temporer bagi pelanggan yang sangat price-sensitive karena krisis, dan mencegah brand switching ke produk lain. Namun kondisi ini secara teknis juga membuat Satelindo harus menerima revenue yang lebih rendah karena margin keuntungan prabayar yang sangat tipis. Selain itu strategi ini hanya menguntungkan di jangka pendek.

Bahkan karena strategi pemasaran diatas muncul bias di pasar dimana produksen sendiri tidak dapat mendefinisikan secara jelas profil pasar masing-masing produk dan bagaimana perceived-value konsumen pada masing-masing produk. Untuk itu pada karya akhir ini penulis melakukan riset untuk membaca persepsi konsurnen pada produk selular yang beredar di pasar, khususnya produk GSM.

Diketahul beberapa atribut yang dipersepsikan konsumen sebagai hal terpenting dalam pemilihan produk. dua urutan teratas adalah kemampuan jelajah dan harga. Hal tersebut rnenjeíaskan mengapa Telkomsel dapat menjadi market-leader walaupun secara atribut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan produk Satelindo. Beberapa hal yang harus diperhatikan didasarkan pada persepsi konsumen atas produk yang ada akan sangat membantu menjelaskan kondisi pasar untuk kemudian menentukan strategi pemasaran yang tebraik untuk PT Satelindo.

Sudah menjadi keharusan untuk Satelindo melakukan regenerasi strategi pemasarannya dengan memperhatikan kompopsisi inti mereka. Dimana strategi ini menjadikan perusahaan mernpunyai daya saing tinggi dan kepemimpinan global pada industri teleokomunikasi selular.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Juniarto S.
Abstrak :
Pada buJan Februari 2001, Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang no 36 tahun 1999 yang merupakan deregulasi Pemerintah di bidang telekomunikasi. Dengan munculnya Undang-Undang tersebut, industri telekomunikasi di indonesia yang sejak krisis ekonomi tahun 1998 sempat mati suri menjadi makin semarak. Hak monopoli/duopoli dalam bidang penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia yang selama ini hanya dimiliki oleb kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Indosat (sambungan Iangsung internasional) dan PT Telkom (sambungan telepon tetap - lokal) diakhiri. Investor-investor lokal asing dan lokal dapat melakukan investasi di bidang jasa telekomunikasi tanpa harus menyertakan kedua BUMN tersebut, seperti yang pernah diberlakukan selama ini. Hal ini tentu saja menjadi pemicu tumbulnya perusahaan-perusahaan jasa telekomunikasi baru di Indonesia, terutama jasa telekomunikasi selular. Jasa telekomunikasi selular GSM (Global System for Mobile Communication) yang saat ini pelanggannya terus tumbuh dengan pesat pun tak luput dari incaran para investor. Tidak kurang ada 10 perusahaan telekomunikasi selular baru yang berdiri dengan menggunakan teknologi GSM 1800. Perusahaan-perusahaan tersebut berdiri dengan memiliki ijin operasional secara regional maupun nasional. PT Telkom dan PT Indosat pun tertarik untuk mengambil bagian dari jasa telekomunikasi selular ini dengan mendirikan anak perusahaan baru yaltu : PT Telkom Mobile dan PT Indosat Multi Media Mobile (IMMM). Hal ini tentu saja akan membuat para operator lelepon selular GSM yang sudah lama beroperasi yaitu PT Satelindo, PT Telkomsel dan PT Excelcomindo maupun operator selular AMPS (Advanced Mobile Phone System) harus merubah strateginya untuk menghadapi kompetitor-kompetitor baru di bisnis ini khususnya PT Satelindo yang menjadi pembahasan utama dalam tugas akhir ini. PT Satelindo yang pada awalnya merupakan perusahaan operator telekomunikasi yang berstatuskan PMA (Penanaman Modal Asing), mempunyai peluang untuk mengembangkan strategi berdasarkan kompetensi Inti yang dimilikinya. Hal ini disebabkan PT Satelindo mempunyai sumber daya manusia yang banyak dan berkuaLitas dengan penguasaaa alcan teknologi telekomunikasi yang paling Lengkap dibandingkan para pesaingnya yaitu dengan core business-nya pada jasa telekomunikasi selular, satelit dan sambungan langsung internasional (SLI 008). Infrastraktur yang demikian lengkap yang dimiliki oleh PT Satelindo tersebut tidak dimiliki oleh para kompetitor-kompetitor lainnya. Hal demikian seharusnya dapat membuat PT Satelindo menjadi Perusahaan Telekomunikasi selular terbesar di Indonesia. Namun kenyataan yang ada di pasar tidaklah seperti itu. Saat ini PT Satelindo hanya menjadi perusahaan telekomunikasi selular nomor 2 di bawah PT Telkomsel dari segi banyaknya pelanggan maupun pendapatan per tahunnya. Belum lagi dengan bermunculannya perusahaan-perusahaan telekomunikasi selular baru yang tentu saja tidak boleh diabaikan begitu saja. Untuk mengatasi hal tersebut PT Satelindo memerlukan beberapa pembenahan di dalam organisasnya seperti : perubahan struktur organisasi dan sistem mutriks ke regi omit, peru bahan strukiur tarif yang diperlakukan maupun penambahanpenatmbah an infrastrjktur baru yang diharapkan dapat menunjang perkembangan jurnlah pelanggan PT Sateiindo di masa yang akan datang dan yang tidak kalab pentingnya adaLah peningkatan kualita.s jaringan. Usaha-usaha yang dilakukan tidak hanya dengan melakukan pembenahan internal, belajar dan kesalahan strategi promosi yang dilakukan, pada saat ini PT Satelindo mulai menggiatkan kegiatan promosinya di media-media massa seperti koran, majalah, TV bahkan dengan membuat suarn program acara yang dikenat dengan nama SLI 008. Aliansi strategis dengan pihak operator luar negeri pun dilakukan dengan maksud untuk memperluas wilayah roaming yang dapat dilakukan oleh pengguna telepon selular Satelindo dan yang terakhir (mulai tanggal 08 Mei 2001) adalah dengan melakukan dengan pihak operator GSM dalam negeri yaitu dengan PT Telkomsel dan PT Excelcomindo dalam melakukan kerja sama pengiriman pesan (sms) antar operator, suatu fasilitas yang dahulunya hanya bisa dilakukan oleh para pelanggan yang mempunyai operator yang sama. Diharapkan dengan cara-cara ini posisi PT Satelindo sebagai salah satu operator telekomunikasi selular di tanah air akan semakin kuat dan dapat bertahan menghadapi para kompetitornya baik yang lama maupun yang akan beroperasi di Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library