Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Finish Fernando
Abstrak :
Latar Belakang: Prolaps Organ Panggul (POP) dikelompokkan menjadi prolaps dinding anterior, posterior dan puncak vagina. 40% wanita dengan POP dinding anterior vagina memiliki elongasio serviks yang akan mempengaruhi tatalaksana pembedahan POP. Terdapat beberapa alat untuk mengukur panjang serviks, diantaranya Pelvic Organ Prolapse Quantifications System (POP-Q), dengan mengukur perbedaan titik C dan D. Sampai saat ini belum terdapat penelitian yang menguji sensitivitas, spesifisitas dan akurasi pemeriksaan POP-Q dalam mengukur panjang serviks untuk mendiagnosis elongasio serviks pada pasien POP. Tujuan: Diketahuinya nilai sensitivitas, spesifisitas dan akurasi POP-Q untuk menilai panjang serviks sebagai diagnosis elongasio serviks pada pasien POP dengan baku emas pengukuran anatomi serviks dari hasil histerektomi. Metode: Uji diagnosis, potong lintang, consecutive sampling. Data diambil dari pemeriksaan POP-Q dan pengukuran anatomi serviks dari hasil histerektomi. Hasil: 66 subjek, 1.5% POP derajat 2, 45.5% POP derajat 3 dan 53.0 % POP derajat 4. Rerata (± sb) usia dan indeks massa tubuh (IMT) berturut-turut 59.88 tahun (± 9.347) dan 24.41 (± 3.67) kg/m2. Median (min-maks) PS POPQ dan PS Anatomi berturut-turut 4 cm (1-12) dan 5 cm (3-10). Sensitivitas, Spesifisitas dan Akurasi POP-Q berturut-turut 79%, 58% dan 68%. Kesimpulan: Pemeriksaan POPQ memiliki spesifitas yang baik (79%) tetapi dengan sensitivitas yang kurang baik (58%) dan akurasi 68% untuk diagnosis elongasio serviks pada prolaps organ panggul.
Background: Pelvic Organ Prolapse (POP) categorized as anterior, posterior and apical prolapse. 40% women with anterior POP have cervical elongation. Cervical elongation will make difference in surgical POP treatment. There are several tool for measure cervical length, one of them is Pelvic Organ Prolapse Quantifications System (POP-Q), by measure difference in point C and D. Until now, there is no research to measure sensitivity, specificity and accuracy of POP-Q to measure cervical length for cervical elongation diagnose in POP patients. Objective: To know sensitivity, specificity and accuracy of POP-Q to measure cervical length for cervical elongation diagnose in POP patients with gold standard was anatomical cervical length from hysterectomy result. Methode: Diagnosis research, cross sectional, consecutive sampling. POP-Q was taken before operation and anatomi cervical length was from hysterectomy result. Result: 66 subject, 1.5% 2nd degree POP, 45.5% 3rd degree POP, and 53.0 % 4th degree POP. Mean (± sd) age and body mass index consecutively 59.88 years (± 9.347) and 24.41 (± 3.67) kg/m2. Median (min-max) cervical length POP-Q and anatomy consecutively 4 cm (1-12) and 5 cm (3-10). Sensitivity, Spesifisity dan Accuracy POP-Q consecutively 79%, 58% dan 68%. Conclussion: POPQ has good specificity (79%) but with less sensitivity (58%) with accuracy 68% to diagnose cervical elongation in POP.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Dwi Anggayana
Abstrak :
Latar Belakang: Prolaps organ panggul merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita wanita usia lanjut. Salah satu gejala yang diakibatkan dari prolaps organ panggul adalah inkontinensia urin. Inkontinensia urin jenis tekanan merupakan jenis inkontinensia urin terbanyak. Pada beberapa penelitian sebelumnya didapatkan bahwa dengan meningkatnya derajat prolaps organ panggul akan meningkatkan kejadian inkontinensia urin jenis tekanan, akan tetapi hanya terdapat beberapa penelitian yang mendukung hipotesis ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara derajat prolaps kompartemen anterior dengan derajat inkontinensia urin jenis tekanan. Metode: Penelitian ini merupakan analitik observasional berdesain potong lintang menggunakan data dari rekam medis pada wanita dengan prolaps organ panggul dan inkontinensia urin jenis tekanan yang datang ke poli uroginekologi periode Juli 2019 – Mei 2020 di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah subyek dengan infeksi saluran kemih, riwayat pembedahan di pelvis, riwayat tumor abdomen atau massa di pelvis. Derajat prolaps kompartemen anterior diukur dengan menggunakan titik-Ba dari POP-Q, sedangkan derajat inkontinensia urin jenis tekanan diukur berdasarkan hasil tes pad 1 jam. Hasil:Sebanyak 32 subyek yang masuk dalam penelitian ini. Didapatkan tidak terdapat korelasi antara derajat prolaps kompartemen anterior dengan derajat inkontinensia urin jenis tekanan (r = 0,240, p = 0,182). Inkontinensia urin jenis tekanan yang tersembunyi dapat ditemukan pada prolaps kompartemen anterior derajat III dan IV. Kesimpulan:Meningkatnya derajat prolaps kompartemen anterior tidak diikuti dengan meningkatnya derajat inkontinensia urin jenis tekanan. ......Background:Pelvic organ prolapse is one of the most prevalent health problems in elderly women. One of its main symptoms is urinary incontinence. Stress urinary incontinence (SUI) is the most common type of urinary incontinence. Previous researches had indicated that the degree of anterior prolapse would increase the degree incidence of stress urinary incontinence. However, there are only a few studies supporting this hypothesis. This study aims to investigate the correlation between the degree of anterior compartment prolapse and stress urinary incontinence. Methods:An analytic observational study using cross sectional design by the medical record was done on women with pelvic organ prolapse and stress urinary incontinence that came to urogynecology clinic during the period of July 2019 to May 2020 in Cipto Mangunkusumo Hospital. Subjects with urinary tract infection, history of pelvic surgery, or history of abdominal/pelvic malignancy were excluded. The degree of anterior organ prolapse was measured using POP-Q system (Ba point) while the degree of SUI was measured using 1-hour pad test in grams. Results:A total of 32 subjects were included in the study. There was no correlation observed between the degree of anterior compartment prolapse and SUI degree (r = 0.240, p = 0.182). Occult type of SUI can be found in grade III and IV of anterior compartement prolapse. Conclusion:Higher stress urinary incontinence degree was not found in higher anterior prolapse degree in pelvic organ prolapse patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library