Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cut Olda Laviana
Abstrak :
ABSTRAK
Pengolahan sampah secara thermal yang terdapat di kawasan Kantor Kementerian PUPR berpotensi mengemisikan partikulat dengan diameter aerodinamik kurang dari 10 mikrometer, untuk itu penelitian ini bertujuan menguji konsentrasi PM10 dengan meggunakan metode gravimetrik dan pengujian komposisinya dengan metode EDX Energi Dispersive X-Ray . Diperoleh rata-rata nilai kosentrasi PM10 yang terdapat di kantor Kementerian PUPR pada saat pengolahan sampah thermal berlangsung pada titik 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 47,369 g/Nm3, 69,766 g/Nm3, dan 47,403 g/Nm3, sedangkan rata-rata konsentrasi PM10 pada saat sampah pengolahan thermal tidak berlangsung pada titik 1,2, dan 3 berturut-turut adalah 70,578 ?g/Nm3,116,132 ?g/Nm3, dan 45,372 ?g/Nm3 dengan komposisi pada saat unit pengolahan sampah berlangsung berupa Karbon 16.44 , Oksigen 48.52 , Natrium 2.99 , Alumunium 2.23 , Silika 14.31 , Kalium 1.02 , Kalsium 11.01 , Zinc 1.42 , dan Barium 2.07 dengan komposisi berupa Karbon 16,44 , Oksigen 48,52 , Natrium 2,99 , Alumunium 2,23 , Silika 14,31 , Karbon 1,02 , Kalsium 11,01 , Zinc 1,42 , dan Barium 2,07 . Dari hasil tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa nilai konsentrasi PM10 tersebut masih memenuhi baku mutu lingkungan yang berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 dan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 551 Tahun 2001.
ABSTRACT
Thermal waste treatment process in the PUPR Ministry office area has the potential to emit particulates with an aerodynamic diameter of less than 10 micrometers. Therefore, this study aims to measure the concentration of PM10 by using gravimetric method and its composition by EDX Energy Dispersive X Ray method. The average value of PM10 concentration in the offices of the PUPR Ministry at the time of thermal waste treatment process occurred at points 1, 2, and 3 were 47,369 g Nm3, 69,766 g Nm3, and 47,403 g Nm3, while the average value of PM10 concentration at the time of thermal waste treatment process did not take place at points 1,2 and 3 respectively were 70,578 g Nm3,116,132 g Nm3, and 45,372 g Nm3. The composition of PM10 at the time of thermal waste treatment process occurred were Carbon 16,44 , Oxygen 48,52 , Sodium 2,99 , Aluminum 2,23 , Silica 14,31 , Potassium 1,02 , Calcium 11,01 , Zinc 1,42 , and Barium 2,07 The conclusion is that the composition of PM10 still meets the environmental quality standards, The Government Regulation Number 41 Year 1999 and The Decision of the Governor of DKI Jakarta Number 551 Year 2001.
2017
S67154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ayuwardani
Abstrak :
Penanganan batubara akan selalu menghasilkan debu batubara dalam jumlah yang signifikan, termasuk di dalamnya PM10. PM10 adalah partikulat respirabel yang dapat terhirup manusia dan mengendap di thoraks.Penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan desain studi cross sectional untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan pekerja Divisi Alat Berat di PT Z.Penelitian dilakukan di PT Z pada bulan Mei-Juni 2015.Jumlah sampel diambil dengan metode total sampling sejumlah 47 responden. Konsentrasi PM10 diukur di 6 titik sampling dengan hasil konsentrasi tertinggi 0,355 mg/m3 dan konsentrasi terendah 0,151 mg/m3. Rata-rata pola aktivitas pekerja di divisi Alat Berat PT Z menunjukkan waktu kerja selama 8 jam/ hari, 263 hari/ tahun, selama 13,3 tahun. Hasil perhitungan asupan untuk durasi realtime adalah 0,0065 mg/kg/hari dengan RQ = 0,75. Sedangkan hasil perhitungan untuk asupan lifetime yaitu 0,012 mg/kg/hari dengan RQ = 1,38. Manajemen risiko yang paling mungkin dilakukan adalah dengan menurunkan konsentrasi menjadi 0,16 mg/m3. Pengendalian PM10 di area kerja dapat dilakukan dengan carakonstruksi jalan yang tepat, pengairan rutin di sepanjang jalan, penggunaan terpal untuk menutup muatan truk, hingga pemasangan barrier tanaman. ......Coal handling will always produce significant amount of coal dust, including PM10. PM10 is a respirableparticulate that can be inhaled by human and settle in thoracic area. This research is using Environmental Health Risk Analysis with cross sectional study design to determine health risk level of workers in Heavy Equipment division in PT Z. This study was conducted in PT Z in May-June 2015. The number of samples taken by total sampling method is 47 respondents. PM10 concentrations were measured at 6 sampling points with the results of the highest concentration of 0.355 mg/m3 and the lowest 0.151 mg/m3. The average activity patterns of Heavy Equipment workers shows a working hour of 8 hours/ day, 163 day/year for 13.3 years. The intake measurement for real-time duration in 0,0065 mg/kg/days with RQ value of 0.75, whereas the intake measurement for life-span duration is 0.012 mg/kg/days with an RQ value of 1.38. The most feasible risk management is to lower the concentration of PM10 to 0,16 mg/m3. PM10 quality control in the working area can be done by proper road construction, regular watering on haul roads, applying tarps on truckbed, and the installment of plant barrier.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilian Susanti Nova
Abstrak :
Infeksi saluran pernafasan akut didunia menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak usia dibawah lima tahun, dan polusi udara salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada anak balita. Kabupaten Bekasi pola penyakit Puskesmas diurutan pertama adalah penyakit ISPA yaitu 32.50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pajanan PM10 terhadap kejadian ISPA pada anak balita, serta determinan yang mempengaruhinya seperti kondisi lingkungan (suhu, kelembaban, kecepatan angin) dan jarak rumah dari industri, kualitas rumah (ventilasi, kepadatan hunian, asap rokok), intake, dan Karakteristik individu (umur, jenis kelamin, status gizi, riwayat imunisasi dan ASI eksklusif). Sampel penelitian ini sebanyak 96 anak balita yang tinggal di Desa Sukadanau Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan melakukan analisis data primer, data primer hasil dari wawancara dan pengukuran PM10, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin pada udara ambien pada 8 titik pengukuran dibagi dalam 3 zona. Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi PM10 dari 8 titik memiliki median 173,50 μg/m3. Kejadian ISPA terbanyak adalah anak balita yang bertempat tinggal pada zona 2 yaitu 15 anak balita (46,9%). Dari 14 variabel yang diteliti yang memiliki hubungan yang bermakna adalah ASI Eksklusif terhadap kejadian ISPA pada anak balita dengan nilai p = 0.02, memiliki OR = 3.000 (1.264 – 7.120) yang mempunyai arti anak balita yang tidak diberikan ASI eksklusif mempunyai peluang untuk mengalami kejadian ISPA 3 kali lebih besar dibandingkan dengan anak balita yang diberikan ASI eksklusif. Berdasarkan penelitian ini disarankan, konsentrasi PM10 yang sudah tidak sesuai dengan yang disyaratkan, perlu dilakukan penanganan yang serius dan perlu adanya kerjasama lintas sektor dari Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Pemerintah Kabupaten Bekasi ......Acute respiratory infections all over the world are the main cause of morbidity and mortality for children under five years old, and air pollution is one of the factors that can influence the incidence of ARI in children under five. Bekasi District, the first place of desease pattern in Public health centre is ARI disease, that are 32.50%. This study aims to determine the effect of PM10 exposure on the incidence of ARI in children under five, as well as the determinants that influence it such as environmental conditions (temperature, humidity, wind speed) and the distance from the house from industry, quality of the house (ventilation, occupancy density, cigarette smoke), intake, and individual characteristics (age, sex, nutritional status, history of immunization and exclusive breastfeeding). The sample of this research is 96 children under five who live in Sukadanau Village, Cikarang Barat District, Bekasi Regency. This study used a cross sectional design by analyzing primary data, primary data from interviews and measurements of PM10, temperature, humidity, and wind speed in ambient air at 8 measurement points divided into 3 zones. Based on the measurement results, the PM10 concentration from 8 points has a median of 173.50 μg / m3. The highest incidence of ARI is children under five who live in zone 2, namely 15 children under five (46.9%). Of the 14 variables studied that had a significant relationship were exclusive breastfeeding with the incidence of ARI in children under five with a value of p = 0.02, had OR = 3,000 (1,264 - 7,120) which meant that children under five who were not exclusively breastfed had the opportunity to experience ARI incidence. 3 times greater than children under five who are exclusively breastfed. Based on this research, it is suggested that PM10 concentrations are no longer in accordance with the requirements, serious handling is needed and cross-sector cooperation is needed from the Health Office, the Environment Agency and the Bekasi Regency Government
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnatami Nurul Azni
Abstrak :
Pajanan agen risiko kesehatan dari lingkungan kerja berdampak pada timbulnya risiko penyakit akibat kerja sehingga pekerja menjadi tidak produktif. Oleh karena itu, untuk mengestimasi risiko kesehatan dari pajanan agen risiko berupa PM10 dari lingkungan kerja, sebuah penelitian analisis risiko telah dilakukan pada 70 orang pekerja industri readymix PT. X Plant Kebon Nanas. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan analisis risiko. Risiko kesehatan akibat pajanan PM10 dihitung dengan membandingkan asupan PM10 dengan dosis referensi. Konsentrasi PM10 diukur pada 6 titik. Hasil konsentrasi tertinggi yaitu 0,407 mg/M3 dan terendah yaitu 0,167 mg/M3 dengan perhitungan konsentrasi rata-rata yaitu 0,289 mg/M3. Hasil perhitungan risiko yang diterima saat ini (realtime) terdapat 21,4% pekerja yang berada dalam kategori berisiko. Sedangkan hasil estimasi risiko yang diterima seumur hidup (lifetime) hanya 2 orang pekerja yang dalam kategori tidak berisiko. Manajemen risiko yang dapat dilakukan adalah dengan menurunkan konsentrasi menjadi 0,08 mg/M3. Dengan konsentrasi tersebut pekerja diestimasikan aman bekerja selama 11 jam per hari dan 362 hari per tahun. ......Exposure of a risk agent from the workplace affect the incidence of occupational diseases so the workers are not able to work productively. To estimate health risk from exposure to PM10, health assessment has been conducted among 70 readymix workers of PT. X at Kebon Nanas Plant. PM10 as risk agent was measured in six points and the result of the highest concentration was 0.407 mg/M3 and the lowest concentration was 0.167 mg/M3 with the average concentration was 0.289 mg/M3. The estimations of health risks are represented by Risk Quotient (RQ), which is obtained from the comparison of the daily intake and reference dose. The calculations of the real time risk showed that 21.4 percent of workers are not safe from a health risk (RQ > 1). While only 2 workers are safe from life time risk. The result of safest concentration was 0.08 mg/M3. With that concentration, estimated workers will be safe to work for 11 hr/day and 362 days/year without adverse health effect.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Rumondang
Abstrak :
Salah satu zat pencemar yang cukup banyak dihasilkan oleh kegiatan antropogenik adalah partikulat (Particulate Matter/PM). Pencemar partikulat apabila terhirup dalam jumlah banyak dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan fungsi organ pernapasan. Faktor penting yang mempengaruhi konsentrasi partikulat yakni partikulat sumber emisi domestik, sumber emisi eksternal dan kondisi meteorologi seperti suhu, kelembaban relatif, arah dan kecepatan angin. Penelitian ini bertujuan mendesain sistem pemantauan digital PM10 dan PM2.5 berbasis IoT yang terintegrasi dengan parameter suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin. Desain sistem ini terdiri dari perangkat keras sensor partikulat ZH03A, sensor suhu dan kelembabab SHT11, dan sensor kecepatan dan aran angin JL-FS2. Data diproses pada mikrokontroler berbasis ATMega2560 dan kemudian dikirim ke server menggunakan internet sehingga dapat ditampilkan di situs web secara real time. Setiap sensor dilakukan proses kalibrasi dan komparasi dengan alat standar dimana hasil yang didapatkan memiliki nilai koreksi sesuai standar dan dilakukan proses regresi linier agar data yang dihasilkan akurat. Pengukuran PM10 dan PM2.5 telah dilakukan di lima titik pengamatan daerah Jabodetabek dalam rentang waktu yang berbeda beda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari lima titk pengamatan data PM10 dan PM2.5 memiliki hubungan dengan data suhu dan kelembaban dimana termasuk dalam korelasi sedang dimana korelasi rata rata didapat yaitu sebesar 0,5. Pengolahan data Arah dan Kecepatan Angin dengan data PM10 dan PM2.5 diolah menggunakan WindRose dan PollutantRosemenunjukkan bahwa sebaran polusi di udara serta dipengaruhi oleh topografi dan permukaan bangunan.
One of the pollutants that is quite a lot produced by anthropogenic activities is Particulate (PM). These activities will produce particulates that have an impact on the decline in air quality in an area. The distribution of PM in the air is influenced by the condition of pollutant sources and by the physical and chemical processes of these pollutants in the atmosphere. This pollutant will be carried by the wind and will accumulate at the destination of the wind direction. Particulate pollutants if inhaled in large quantities for a long time can cause damage to respiratory organ function. Important factors that influence particulate concentrations are domestic emission sources, external emission sources and meteorological conditions such as temperature, relative humidity, wind direction and speed. This study aims to design an IoT-based PM10 and PM2.5 digital monitoring system that is integrated with temperature, humidity, direction and wind speed parameters. The design of this system consists of ZH03A particulate sensor hardware, SHT11 temperature and humidity sensor, and JLFS2 wind speed and flow sensor. Data is processed on an ATMega2560-based microcontroller and then sent to the server using the internet so that it can be displayed on the website in real time. This device will be tested by calibration and comparison methods with standard and operational tools. With this air quality monitoring tool can be an alternative for monitoring air quality and analyzing the influence of meteorological factors on the concentration of PM10 and PM2.5 particulates in the city of Depok.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laila
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah salah satu penyebab kematian pada anak di negara berkembang. Anak-anak adalah salah satu dari kelompok yang paling berisiko. Selama dua tahun terakhir, ISPA merupakan sepuluh penyakit terbesar di Kecamatan Jatinegara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan PM10 dalam udara ruang kelas dengan kejadian ISPA pada siswa SD di Jakarta dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel 353 siswa dan 10 SDN di Kecamatan Jatinegara. Variabel yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada siswa SD yaitu konsentrasi PM10 dalam ruang kelas, lubang udara di dapur, perilaku merokok dalam rumah, penggunaan obat anti nyamuk bakar, dan anggota keluarga sakit ISPA. Siswa SD dengan konsentrasi PM10 dalam ruang kelas yang tidak memenuhi syarat (>70 μg/m3) berisiko 1,7 kali mengalami ISPA setelah dikontrol oleh variabel lingkungan fisik kelas lainnya. Upaya yang perlu dilakukan diantaranya menjaga kebersihan kelas dan perawatan secara rutin, menanam pohon di halaman sekolah sebagai filter udara, berperilaku hidup bersih dan sehat, dan membuat ventilasi udara yang cukup agar sirkulasi udara dalam ruang lancar.
Acute Respiratory Infection (ARI) is one of cause of death in children in developing countries. Children have the highest risk in increased dose of PM10 exposure. In last two years, ARI is one of the top ten diseases in Jatinegara. This study aimed to analyze the relationship of PM10 in air in classroom with ARI in the elementary school students in Jakarta. Study design was cross-sectional with 353 students as sample, taken from 10 SDN in Jatinegara area. Variables associated with ARI in elementary school students are PM10 concentrations in classrooms, ventilation in the kitchen, smoking behavior in house, uses of mosquito repellent, and family members with ARI. Students with PM10 concentrations in classrooms which not qualify the standards (> 70 ug/m3) has the risks 1,7 times in causing ARI after the controlled physical environmental class variables. Efforts should be made to prevent ARI include maintaining the class cleanliness and regular maintenance, planting trees in school yard as air filter, clean and healthy life behavior, and make adequate ventilation for air circulation in rooms.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T53811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Ayu Hastiaty
Abstrak :
Polusi udara dapat meningkatkan kerentanan terhadap COVID-19. Pengendalian polusi udara serta pengendalian COVID-19 di Kota Tangerang belum dilaksanakan dengan maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan model prediksi hubungan polusi udara terhadap kasus COVID-19 Kota Tangerang Tahun 2020-2022. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi tren waktu serta kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tangerang pada bulan April- Juni 2023. Penelitian ini menggunakan data sekunder meliputi data ISPU (NO2, SO2, PM10, dan PM2,5), suhu, kelembapan udara dan kasus COVID-19 di Kota Tangerang. Analisis data menggunakan analisis univariat, uji korelasi, uji regresi linier berganda. Gambaran NO2, SO2, PM10 tahun 2020-2022 berada dalam kategori baik, sedangkan PM2,5 adalah kategori sedang. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan SO2 (p= 0,001 ; r= -0,109) dan PM10 (p= 0,000 ; r= -0,210) berhubungan signifikan terhadap kasus konfirmasi COVID-19. Analisis multivariat menunjukkan polusi udara yang paling dominan mempengaruhi kasus COVID-19 di Kota Tangerang adalah PM10, setelah dikontrol dengan PM2,5, suhu dan kelembapan. Variabel PM10, PM2,5, suhu, dan kelembapan dapat menjelaskan variasi variabel kasus COVID-19 sebesar 17,7%. Model prediksi hubungan polusi udara dengan kasus COVID-19 di Kota Tangerang Tahun 2020-2022 adalah kasus konfirmasi COVID-19 = 4384,38 + 22,47PM10 + 1,63PM2,5 - 120,39suhu - 13,33kelembapan. ......Air pollution can increase vulnerability to COVID-19. Air pollution control and COVID-19 control in Tangerang City have not been implemented optimally. The purpose of this study is to determine the prediction model of the relationship between air pollution and COVID-19 cases in Tangerang City in 2020-2022. This research uses a time trend ecological study design and qualitative. This research was conducted in Tangerang City in April-June 2023. This study used secondary data including ISPU data (NO2, SO2, PM10, and PM2,5), temperature, humidity and COVID-19 cases in Tangerang City. Data analysis used univariate analysis, correlation test, multiple linear regression test. The overview of NO2, SO2, PM10 in 2020-2022 is in the good category, while PM2,5 is in the moderate category. The results of the spearman correlation test showed that SO2 (p = 0.001; r = -0.109) and PM10 (p = 0.000; r = -0.210) were significantly associated with confirmed cases of COVID-19. Multivariate analysis shows that the most dominant air pollution affecting COVID-19 cases in Tangerang City is PM10, after controlling for PM2,5, temperature and humidity. PM10, PM2,5, temperature, and humidity variables can explain 17,7% of the variation in COVID-19 case variables. The prediction model of the relationship between air pollution and COVID-19 cases in Tangerang City in 2020-2022 is confirmed COVID-19 cases = 4384,38 + 22,47PM10 + 1.63PM2,5 - 120.39 temperature - 13.33 humidity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Kurniatiningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Anak-anak merupakan kelompok umur yang memiliki risiko tinggi karena pencemaran particulate matter PM10. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk melihat hubungan asupan pajanan PM10 dengan gejala gangguan pernafasan pada anak sekolah dasar. Dalam penelitian ini variabel intake pajanan particulate matter, jenis kelamin, umur dan status gizi diteliti pengaruhnya terhadap gejala gangguan pernafasan. Disain studi yang digunakan adalah cross sectional, analisis data dilakukan dengan univariat dan bivariat terhadap 102 responden. Pengukuran PM10 dilakukan selama 1 jam pada 4 titik sampling telah menunjukkan bahwa konsentrasi PM10 telah melampaui baku mutu sebesar 120,25 μg/m3. Sebanyak 43,1% responden mengalami gejala gangguan pernafasan dan disimpulkan bahwa intake pajanan PM10 yang tinggi berhubungan signifikan dengan gejala gangguan pernafasan dengan peluang 3 kali dibanding responden dengan intake pajanan rendah (p value =0,009). Hubungan antara intake PM10 dan gejala gangguan pernafasan dipengaruhi juga oleh umur responden dengan p value 0,018.
ABSTRACT
Children are within high risk age group of particulate matter PM10 exposure. Therefore, a study needs to be conducted to see the correction of PM10 exposure intake with respiratory symptoms in elementary students age group. In this study, the intake of the PM10 exposure, the gender, the age and the nutritional status are examined to know their effects on the respiratory symptoms. The study design being used is cross sectional, with univariat and bivariat analysis on 102 respondents. The measurement of PM10 carried out in 1 hour at 4 sampling points has shown that the concentration of the PM10 has exceeded the standard quality of 120.25 μg/m3. A total of 43.1% respondents are experiencing respiratory symptoms and it is concluded that high exposure intake of PM10 is significantly associated with respiratory symptoms with higher chances a chance of 3 times compared to respondents with low exposure intake (p value = 0.009). The relationship between the exposure of PM10 and respiratory symptoms is also influenced by the age of the respondents with p value of 0,018
2015
S59264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuningtyas Sekarputri R.
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai analisis perbandingan lima kegiatan konstruksi yang berbeda pada sebuah kegiatan konstruksi rumah tinggal. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menghubungkan hasil dengan faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan perhitungan dan Analisis terkait. Lima kegiatan konstruksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kegiatan plesteran dinding, kegiatan pengacian dinding, kegiatan pengamplasan kusen, kegiatan pemasangan batu bata, dan kegiatan pemotongan keramik. Adapun hasil konsentrasi partikulat yang di dapat masing-masing kegiatan konstruksi adalah 5.134 g/m3; 6.578 g/m3; 168 g/m3; 7.250 g/m3; dan 672 g/m3. Persebaran diameter partikulat dari sampel yang di dapat dari masing, masing kegiatan adalah 2,2 m; 4,3 m; 10 m; 4,1 m; dan 9,8 m. Berdasarkan hasil dari EDS, komposisi kimia dari partikulat yang ditangkap oleh filter adalah C, O, Na, AL, Si, K, Ca, Zn, dan Ba. Sampel dari pengacian dinding mengandung Mg dan S dan sampel dari kegiatan plesteran kusen pintu mengandung S dan Cl. ...... This research is about comparative analysis of five different construction activities in a house construction. This research is a quantitative research which connects the results with corresponding factors by using calculation and corresponding analysis. Five construction activities covered in this research is wall plastering, cement slush grout, papersand application on door frames, masonry building, and ceramics cutting. The particulate concentration in each of the construction activities are 5.134 g m3 6.578 g m3 168 g m3 7.250 g m3 and 672 g m3. Particulate diameter distribution from each samples are 2,2 m 4,3 m 10 m 4,1 m and 9,8 m. According to EDS test, chemical composition from trapped particulates on the filter is C, O, Na, Al, Si, K, Ca, Zn, and Ba. Samples taken from cement slush grout contain Mg and S, and samples taken from sandpaper application on door frames contain S and Cl.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Najar Mukti
Abstrak :
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA pada balita masih menjadi masalah yang besar di Indonesia. ISPA balita menjadi penyebab kematian balita urutan kedua di Jawa Barat dan di kota Depok menempati urutan pertama dari 10 penyakit yang di rawat jalan di Puskesmas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PM10 udara dalam rumah terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tapos Kota Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan disain cross sectional. Jumlah sampel 100 balita dengan metode cluster sampling yang diambil secara acak pada 2 kelurahan. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ISPA pada balita tergolong tinggi 57,7 dan 66,7, Konsentrasi PM10 dalam rumah OR = 3,477; 1,077-11,229 , suhu ruangan OR = 2,333; 1,017-5,351, kelembaban ruangan OR = 1,119; 0,443-2,827, luas ventilasi ruangan OR = 1,233; 0,108-14,082, dan status imunisasi OR = 1,233; 0,108-14,082 menjadi faktor risiko penyebab kejadian ISPA balita. ......Acute Respiratory Infection ARI rsquo s occurrence in infant remains a prominent problem in Indonesia. ARI are the second largest cause of death in West Java Province, and are the first cause of 10 diseases commonly occurred in patients coming to Community Health Clinic within Depok area. This research conducted aiming at observing PM10 factor in the air inside the house towards ARI rsquo s occurrence in infant within Tapos Community Health Clinic in Depok area in 2017. This research conducted using quantitative methods with cross sectional design. The samples were randomly chosen in 2 districts using cluster sampling method, collected 100 infants in total. Chi square test applied to measure the statistical data. The result suggests that ARI rsquo s occurrence in infant is utterly high 57,7 and 66,7, PM10 concentration OR 3,477 1,077 11,229 , temperature OR 2,333 1,017 5,351, humidity OR 1,119 0,443 2,827 , ventilation OR 1,233 0,108 14,082, and immunization status OR 1,233 0,108 14,082 be risk factors cause the ARI occurred in infant.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>