Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Dzakiah Kalsum
Abstrak :
Pada masa kini kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat sementara di Indonesia sebesar 85% pembangkit tenaga listrik masih menggunakan bahan bakar fosil. Demi keberlanjutan suplai daya listrik juga ekosistem maka perlu dilakukan peralihan ke pembangkit tenaga listrik sumber daya terbarukan seperti surya, air, gelombang laut, dan sebagainya. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan pembangkit yang memiliki potensi pembangkitan tinggi di Indonesia karena merupakan negara tropis dan dekat dengan garis khatulistiwa yang memiliki tingkat radiasi matahari cukup tinggi. Pada penelitian ini dibahas mengenai perancangan PLTS atap On-Grid di gedung pabrik PT. Pelat Timah Nusantara, Cilegon, Banten. Rancangan PLTS ini dapat memproduksi energi sebesar 2228 MWh/tahun yang berkontribusi 7,34% terhadap kebutuhan beban. Total modal awal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 22.919.167.400 dalam masa 20 tahun dengan pengembalian modal investasi pada tahun ke-11. Nilai LCOE dari rancangan PLTS ini adalah Rp. 761,18/kWh yang mana nilai ini lebih rendah dibanding LCOE Banten senilai 907,75 Rp/kWh. ......Currently, the demand for electricity is increasing while in Indonesia, 85% of electricity generation still relies on fossil fuels. For the sustainability of power supply and the ecosystem, a transition to renewable energy sources such as solar, water, ocean waves, and others is necessary. Solar Power Plants have high generation potential in Indonesia due to its tropical location and proximity to the equator, resulting in high levels of solar radiation. This study discusses the design of an On-Grid rooftop PLTS at the factory building of PT. Pelat Timah Nusantara, Cilegon, Banten. This Solar Power Plants design can produce 2228 MWh/year, contributing 7.34% to the load demand. The initial capital required  Rp. 22.919.167.400  over a 20-year period with a return on investment in the 11th year. The LCOE value of this PLTS design is Rp. 761,18/kWh which is lower than Banten’s LCOE that is 907,75 Rp/kWh.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syauqi
Abstrak :
Indonesia sebagai Negara tropis memiliki potensi energi surya yang tinggi dengan radiasi harian rata-rata sebesar 4.5 kWh/m2/hari (Muhammad Bachtiar, 2006). Pembangunan PLTS atap pada gedung fasilitas kesehatan dapat dijadikan sebagai salah satu solusi guna membantu gedung agar dapat bekerja selama 24 jam melayani masyarakat. Penelitian dilakukan untuk mengetahui besar kapasitas PLTS atap beserta jumlah komponen-komponennya dan besar modal biaya yang diperlukan pada awal pendirian PLTS atap. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa sistem PLTS atap yang optimal untuk didirikan pada Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok memiliki kapasitas sebesar 9,28kW dengan produksi listrik tahunan mencapai 12.712kWh. Perincian komponen-komponen pada sistem yang dibangun antara lain, 30=3 modul PV dengan daya 300Wp, 22 baterai Li-ion 12V-100ah, 4.37kW konverter. Adapun lahan yang diperlukan untuk memasang modul PV seluas 64,03m2 derta modal yang dibutuhkan untuk membangun PLTS atap berkapasitas 9,28kW tersebut adalah senilai Rp223.229.232,10. ......Indonesia as a tropical country has a high solar energy potential with an average daily irradiance of 4.5kWh/m2/day (Muhammad Bachtiar, 2006). The establishment of rooftop solar power plant on healthcare center can be considered as one of the solution to help the building work 24 hour a day to serve the people in need of medical assistance. This study conducted to determine the optimal rooftop solar power plant capacity along with the components and the amount of capital investment needed at the start of the rooftop solar power plant establishment. The result of the study shows that the optimal rooftop solar power plant system to be built at the Tanjung Priok Sud-district Healthcare Center has a capacity of 9,28kW with annual electricity production reaching 12.712kWh. Te details of the components needed for the system included 33 PV module with 300Wp capacity, 22 12V-100ah Li-ion batteries, and 4,37kW converter. The area of land required to install the PV modules is an area of 64,03m2 as well as the capital investment needed to build the 9,28kW rooftop solar power plant is worth IDR223.229.232,10.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Christina Transmisiyanti
Abstrak :
Penggunaan PLTD sebagai pembangkit listrik di wilayah dan pulau-pulau terpencil di Indonesia memiliki berbagai masalah teknis, biaya dan efek negatif terhadap lingkungan. Untuk mengurangi pemakaian PLTD dan menggantinya dengan pembangkit listrik yang memakai sumber energi terbaharui sesuai permintaan Presiden, maka PLTS merupakan salah satu jenis pembangkit yang perlu dipertimbangkan kelayakannya sebagai pengganti. Kelayakan PLTS dipertimbangkan dengan menganalisis kualitas dan kuantitasnya yang diperhitungkan dengan metode perhitungan NPV, Payback Period, dan IRR. Dari hasil analisis perhitungan, PLTS ini layak dan baik untuk dipakai sebagai pengganti PLTD.
Using diesel power plant in remote areas and islands of Indonesia gives a sum of technical, financial, and environmental problems. In accordance with the President?s request to reduce the usage of diesel power plants and to replace them with power plants which utilizes renewable energy sources, solar power plant is a viable replacement to be considered. The feasibility is assessed by analyzing the quality and quantity by calculating the NPV, Payback Period, and IRR. Calculation results showed that a solar power plant is a feasible and good replacement for the diesel power plant.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Julian
Abstrak :
Daerah X merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan rasio elektrifikasi yang belum mencapai 100 (seratus) persen. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan produk domestik bruto pada daerah X juga akan memacu pertumbuhan beban. Penyambungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memberikan suplai tenaga listrik tambahan guna meningkatkan performa pelayanan sistem tenaga listrik daerah X. Pada penelitian ini sistem tenaga listrik daerah X dievaluasi perbandingan arus hubung singkatnya, serta tegangan dan pembebanan pada bus dengan analisis loadflow sebelum dan sesudah penyambungan PLTS dengan melakukan simulasi aliran beban dan hubung singkat. Dari hasil simulasi ditemukan bahwa penyambungan PLTS pada sistem tenaga listrik daerah X menghasilkan peningkatan nilai tegangan pada setiap bus dalam rentang yang masih sesuai dengan standard SPLN 1:1978 yaitu lebih dari 90% dan dibawah 105% nilai tegangan nominal bus, di mana nilai tegangan tertinggi terdapat pada bus 2 sebesar 67,759 kV (96,8% tegangan nominal bus) sementara nilai tegangan terendah terdapat pada bus 3 sebesar 18,253 kV (91,27% tegangan nominal bus) serta meningkatkan arus hubung singkat pada 7, 9, dan 29 dengan peningkatan tertinggi terdapat pada bus 9 sebesar 1,85% dan peningkatan terendah pada bus 29 sebesar 0,48% ......Area X is one of many in Indonesia that has not yet reached 100 (a hundred) percent electrification ratio. Increment in population and gross domestic product of area X will also spur load growth rate. Connecting Solar Power Plant (PLTS in Indonesian) can help solve those setbacks by providing additional electrical power supply to enhance the performance of service in area X power system. In this study, area X power system will be evaluated in the difference it experiences before and after PLTS connection in terms of short circuit and bus voltage level as well as loading percentage using loadflow simulation. It is found from the simulation that a connection of PLTS to Area X power system causes an increase in voltage on every bus within range of tolerance of SPLN 1:1978 which is more than 90% and less than 105% of bus nominal voltage, where the highest bu voltage is on bus 2 with 67,759 kV (96,8% of bus nominal voltage) while the lowest bus voltage is on bus 3 with 18,263 kV (91,27% of bus nominal voltage), as well as increases the short circuit current on bus 7,9 dan 29 with the highest increase on bus 9 by 1,85% and the lowest increase on bus 29 by 0,48%
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Anugerah Pitoyo
Abstrak :
Energi terbarukan dari panel surya merupakan energi bersih dan jumlahnya melimpah. Energi terbarukan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat pagi hari sampai sore hari, sehingga panel surya dapat digolongkan sebagai sumber energi listrik sekunder. Panel surya dapat dipasang pada atap Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum untuk mengumpulkan energi ketika matahari bersinar. Energi yang dikumpulkan panel surya merupakan energi listrik yang nantinya digunakan untuk melakukan pengisian baterai kendaraan listrik umum. Tentunya, semakin banyak panel surya yang dipasang maka energi listrik yang dikumpulkan semakin banyak, oleh karena itu dapat dipertimbangkan pemasangan panel surya pada sisi atap SPKLU. Melalui abstrak ini, akan dipertimbangkan aspek desain dan ekonomi, seperti NPV, IRR, DPP, dan LCOE dari SPKLU yang didesain. Seiring dengan tren menurunnya harga panel surya dan baterai tiap tahunnya, maka pemanfaatan panel surya di atas atap SPKLU akan semakin mudah terealisasi. Selain energinya bersih, biaya per satuan energi kWh dari panel surya akan semakin murah tiap tahunnya. ......Renewable energy from solar panels is one of many renewable energy that is clean and abundant. Energy from solar panel can be used to charge electric vehicles from morning to evening, hence solar panels can be classified as a secondary source of electrical energy. Solar panels can be installed on the roof of Public Electric Vehicle Charging Stations to collect energy when the sun is shining. The energy collected by solar panels is electrical energy which will later be used to charge public electric vehicle batteries. The more solar panels that are installed, the more electrical energy will be harvested, therefore it is good choice to consider installing solar panels on the roof side of the SPKLU. Through this abstract, aspects of design and economics such as NPV, IRR, DPP, and LCOE will be discussed. In line with the trend of decreasing prices for solar panels and battery each year, the use of solar panels on SPKLU roofs will become easier to realize. Apart from being clean energy, the cost per unit of kWh energy from solar panels will get cheaper every year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Kurniawan
Abstrak :
Energi listrik saat ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Namun masih banyak masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil belum dapat menikmati listrik dengan mudah karena kendala jarak dan biaya yang relatif lebih mahal. Hal tersebut merupakan penyebab sulitnya mencapai target elektrifikasi nasional. Salah satunya adalah Kepulauan Seribu, dimana masih banyak masyarakat yang menggunakan pembangkit berbasis diesel untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan potensi listrik dari sumber energi terbarukan yang ada dan merancang sistem microgrid dengan pembangkit bertenaga matahari (PLTS) dan angin (PLTB) di Kepulauan Seribu, agar dapat dijadikan referensi untuk mengatasi permasalahan elektrifikasi. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Electric energy currently has a very important role in human life. However, there are still many people who live in small islands who have not been able to enjoy electricity easily due to distance constraints and relatively more expensive costs. This is the reason for the difficulty in achieving national electrification targets. One of them is the Thousand Islands, where there are still many people who use diesel-based plants to meet their electricity needs. Therefore this study aims to obtain the potential of electricity from existing renewable energy sources and design a microgrid system with solar power plants and wind power plants in the Thousand Islands, so that it can be used as a reference to overcome the problem of electrification. So that it is expected to improve the standard of living of the local community.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebastian Muhammad Thoriq
Abstrak :
Telah dibangun sistem PLTS yang terdiri dari panel surya 800 Wp, 2 buah baterai LiFePO4 24 V 30 Ah, SCC MPPT, inverter pure sine wave 1000W 24V, power supply, dan mikrokontroler. Sistem PLTS yang dibangun adalah PLTS Offgrid Hybrid yang menggabungkan 2 sumber yaitu PLTS dengan PLN sebagai back up. PLTS yang dibangun terdiri dari 2 mode utama, yaitu Mode Malam dan Mode Siang. Pada Mode Malam, listrik disuplai langsung oleh PLN. Pada Mode Siang terdapat 2 mode, yaitu Mode UPS dan Mode Non UPS. Pada Mode UPS, back up listrik PLN disuplai melalui power supply dan inverter, sedangkan pada Mode Non UPS, back up listrik PLN disuplai secara langsung ke beban. Aktifasi mode PLTS diatur oleh mikrokontroler dengan menggunakan relay dan kontaktor. SCC MPPT yang digunakan memiliki efisiensi sebesar 95.42%. Inverter yang digunakan memiliki efisiensi sebesar 92.64%. Power supply yang digunakan memiliki efisiensi sebesar 81.93%. Sistem PLTS Mode UPS yang dibangun memiliki efisiensi sebesar 75.67% dengan kehilangan daya terbesar pada power supply. Panel surya 800 Wp pada penelitian ini mendapatkan daya puncak pada rentang jam 10:30 hingga jam 11:30 dan akumulasi total energi yang didapat selama 10 jam mulai dari jam 07:00 hingga jam 17:00 adalah 1835.59 Wh. ......A solar power system has been built consisting of an 800 Wp solar panel, two LiFePO4 batteries of 24 V 30 Ah, SCC MPPT, a pure sine wave inverter of 1000W 24V, a power supply, and a microcontroller. The solar power system built is an Offgrid Hybrid solar power system that combines two sources, namely solar power with PLN as a backup. The solar power system built consists of two main modes, namely Night Mode and Day Mode. In Night Mode, electricity is supplied directly by PLN. There are two modes in Day Mode, namely UPS Mode and Non-UPS Mode. In UPS Mode, PLN backup electricity is supplied through the power supply and inverter, while in Non-UPS Mode, PLN backup electricity is supplied directly to the load. The activation of the solar power system mode is regulated by the microcontroller using relays and contactors. The MPPT SCC used has an efficiency of 95.42%. The inverter used has an efficiency of 92.64%. The power supply used has an efficiency of 81.93%. The UPS Mode solar power system built has an efficiency of 75.67% with the greatest power loss on the power supply. The 800 Wp solar panel in this study obtained peak power in the range of 10:30 to 11:30 and the total accumulated energy obtained for 10 hours starting from 07:00 to 17:00 was 1835.59 Wh.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jovanka Pingky Agriani
Abstrak :

Kebutuhan akan energi listrik sudah dan akan terus menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu, energi konvensional seperti bahan bakar fosil akan semakin langka. Oleh karena itu, perlu mengganti penggunaan energi konvensional dan memanfaatkan energi alternatif seperti energi matahari. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keuntungan dimana sinar matahari yang terus bersinar sepanjang tahun sehingga potensi pemanfaatan energi surya sangat besar. Salah satu bentuk pemanfaatannya adalah dengan cara pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pada penelitian ini akan dibahas perancangan sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada sebuah bangunan pabrik PT. KBI berkapasitas langganan 630 kVA yang berlokasi di Cilegon, Banten. Rancangan sistem tersebut mampu berkontribusi sebesar 53,1% dari total rata-rata kebutuhan energi harian pabrik. Kemudian secara ekonomi, rancangan ini memiliki nilai LCOE sebesar Rp. 636,3/kWh yang merupakan nilai yang lebih rendah dari nilai LCOE wilayah Banten dengan modal investasi sebesar Rp. 8.492.988.548 dan waktu pengembalian modal adalah 13 tahun dari jangka waktu investasi 20 tahun. Perancangan ini mampu menghemat rata-rata biaya energi listrik satu tahun sebesar Rp. 883.615.241.


The need for electrical energy has been and will continue to be a primary need for the people of Indonesia. Over time, conventional energy such as fossil fuels will become scarcer. Therefore, it is necessary to replace the use of conventional energy and utilize alternative energy such as solar energy. Indonesia as a tropical country has the advantage that sunlight continues to shine throughout the year so that the potential for the use of solar energy is very large. One form of utilization is by means of the construction of Solar Power Plants (PLTS). In this study, the design of an on-grid roof PLTS system without batteries will be discussed in PT. KBI’s factory building that has a subscription capacity of 630 kVA and located in Cilegon, Banten. The design of the system is able to contribute 53.1% of the total average daily energy needs of the plant. Then economically, this design has an LCOE value of Rp. 636.3 / kWh which is a value lower than the value of LCOE Province Banten with an investment capital of Rp. 8.492.988.548 and a return on capital is 13 years from the investment period of 20 years. This design was able to save the average cost of electrical energy one year of Rp. 883.615.241.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Bangun Fiddiansyah
Abstrak :
ABSTRACT
Salah satu penyebab gangguan atau potensi terjadinya kegagalan isolasi yang cukup kritis S pada instalasi sistem DC khususnya sistem PLTS adalah gangguan arcing yang berpotensi terjadi secara seri pada sistem wiring PLTS tersebut. Selama ini sistem proteksi eksisting yang terpasang pada PLTS seperti over current relay dan sistem proteksi lainnya tidak mampu mendeteksi gangguan keberadaan gangguan arcing karena besar arus gangguan arcing ini, besar arusnya sangat rendah jauh di bawah setting relay serta time interval yang sangat singkat dari time setting pick up relay eksisting tersebut. Sehubungan dengan keterbatasan pada kemampuan relay eksisting yang terpasang sebagai sistem proteksi pada PLTS, maka perlu dibutuhkan alternatif sistem deteksi terhadap gangguan arcing yang mampu mencegah potensi terj adinya arcing pada sistem wiring PLTS. Pemodelan deteksi gangguan arcing pada sistem DC, dengan memanfaatkan metode transformasi wavelet (wavelet transform) adalah salah satu solusi untuk memproteksi instalasi PLTS dari gangguan arcing. Berdasarkan hasil simulasi pemodelan sistem deteksi gangguan arcing dengan menggunakan sofware SIMULINK/MATLABTM menunjukkan bahwa pemodelan deteksi arcing dengan memanfaatkan transformasi wavelet tidak hanya mendeteksi gangguan arcing, tapi juga sistem deteksi ini bisa memberikan sinyal trip untuk membuka status CB ketika gangguan arcing terjadi di sistem DC tersebut sehingga potensi ganguan arcing yang bisa menyebabkan kegagalan isolasi pada PLTS bisa diminimalisir dan dicegah sedini mungkin.
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan PT. PLN, 2017
621 JEK 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adjar Hadiyono
Abstrak :
Biaya pokok produksi (BPP) di sistem ketenagalistrikan Bangka cukup tinggi dikarenakan sebagaian besar pembangkitnya mengunakan PLTD. Salah satu solusi untuk menekan BPP sekaligus mengurangi emisi karbon dari sektor pembangkit listrik adalah dengan menggantikan jam operasi PLTD dengan PLTS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tekno ekonomi penggantian jam operasional PLTD dengan PLTS. Kapasitas PLTS dibatasi 20% dari beban puncak sistem di Bangka guna menjaga stabilitas sistem. Berdasarkan data potensi energi matahari, biaya-biaya pengembangan sistem PLTS dan konsumsi bahan bakar PLTD pada sistem Bangka didapat hasil COE PLTS sebesar Rp. 2.305,11/kWh, dan biaya bahan bakar PLTD sebesar Rp. 2.390,88/kWh. Harga energi PLTS lebih kecil dari biaya bahan bakar PLTD. Dengan penerapan PLTS sebagai mengantikan operasi PLTD guna mengurangi konsumsi bahan bakar maka dalam satu tahun terjadi penghematan sebesar Rp. 3.075.543.012 per tahun. Sehingga secara ekonomis penerapan PLTS sebagai pengganti jam operasional PLTD layak diterapkan pada sistem ketenagalistrikan Bangka. ...... Electricity production cost of Bangka electrical system is considerably high as the system's mainly operates Diesel Power Plants. A possible solution to decrease the production cost and hence reducing the system's carbon emission is to replace operating hours of the Diesel power plants with Solar power plant (PV). This research intends to analyse techno-economic of this replacement. The total capacity of PV shall not exceed 20% of Bangka electrical system's peak load in order to maintain system's stability. Based on the solar energy potential, solar power system costs and fuel consumption of diesel in Bangka, cost of energy for PV is Rp 2,301.11/kWh, while for cost of diesel fuel is Rp 2,390.88/kWh. It is clear that cost of generation from PV is cheaper than that of Diesel fuel. Substituting Diesel power plant with Solar power plant in Bangka electrical system might save as much as Rp. 3,075,543,012 yearly. Therefore, it is feasible to replace Diesel power plants with solar power plants in Bangka electrical system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>