Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inani Puspitasari
Abstrak :
Perusahaan X merupakan perusahaan kontraktor bagi hasil Perusahaan penghasil minyak bumi di Indonesia yang telah memulai kegiatan operasi pengeboran dan proses produksi lepas pantai sejak tahun 1969. Manajemen Perusahaan X memiliki kepedulian yang tinggi akan pelestarian lingkungan, pencegahan polusi, konserpasi energi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawai dan pekerja kontraktor. Secara terintegrasi manajemen menempatkan hal tersebut diatas sebagai prioritas yang sama dengan semua aktivitas bisnis lainnya. Pada data sekunder dari Perusahaan X ditemukan bahwa adanya ketidaksesuaian hasil audit PTW terhadap Prosedur OGP. Maka, penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana implementasi hasil audit PTW di Perusahaan X tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran implementasi permit to work di Perusahaan X baik dari sisi penyelenggara izin maupun dari pekerja. Desain studi penelitian ini adalah studi evaluasi yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metode analisis semi kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil analisis implementasi pelaksanaan permit to work dengan membandingkan international oil and gas procedurs (OGP Prosedur). Penelitian pada perusahaan X yang sudah menerapkan permit to work pada setiap pekerjaan yang berpotensial bahaya/hazard. Pengumpulan data lebih diarahkan pada pengumpulan data sekunder. Populasi penelitian yaitu kegiatan izin kerja di perusahaan X. unit iv yang dianalisis yaitu proses izin kerja dengan membandingkan izin kerja prosedur Oil and Gas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari data sekunder dengan membandingkan OGP Prosedur didapatkan banyaknya ketidaksesuain dalam menjalankan sistem Permit To Work yang berkisar hasilnya 0 ? 40%. Pada tahap persiapan 33,3% yang sesuai, tahap persiapan hanya 40% yang sesuai dengan prosedur. Tahap proses hanya 60% yang sesuai dengan prosedur. Dan tahap general hanya sebesar 58,3% sesuai dengan prosedur. Upaya pengendalian yang direkomendasikan antara lain : Pelaksanaan Permit To Work tidak hanya dilakukan sebagai aktivitas rutin tetapi harus dipahami dan dijalankan sesuai prosedur PTW karena adanya PTW dapat mempermudah menganalisis atau menginvestigasi apabila di perusahaan tersebut ada kecelakaan serta meminimalkan kecelakaan kerja di perusahaan tersebut, peningkatan pemahaman yang baik dan akurat terhadap prosedur PTW, pelatihan yang terkait dengan evaluasi penggunaan sistem PTW, Pembuatan alur permit (Flow of Paper) dari awal pembuatan hingga Close out permit guna memudahkan pengurusan serta pemahaman ?Hazard Control? sebelum memulai pekerjaan, Perlu dilakukan kunjungan lapangan (site visit) guna memastikan bahwa pekerjaan telah dapat diclose out dan pengoperasiaan selanjutnya berjalan aman untuk terus ditingkatkan lagi, Perlunya sosialisasi yang intensif tentang cara pengisian dan pentingnya PTW dalam penulisan dan penjabaran pekerjaan (Task Discription) agar terus ditingkatkan sesuai Prosedur PTW, mempertajam tugas dan tanggung jawab para authorized AA, PA, AGT maka diperlukan penunjukkan secara resmi oleh pejabat yang berwewenang, Perlu dievaluasi agar tugas-tugas yang terkait dengan pelaksanaan PTW, Pemahaman dan implementasi prosedur PTW pegawai perusahaan dan kontraktor agar terus ditingkatkan.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Ratnasari
Abstrak :
Proses kerja pada area Hydro Cracking Complex HCC memiliki risiko bahaya kesehatan kimia dan fisika bagi pekerja. Penelitian ini menilai gambaran bahaya risiko kesehatan dan Health Risk Assessment HRA dengan menggunakan metode semi kuantitatif untuk menentukan skor durasi, eksposure, konsekuensi, dan likelihood yang selanjutnya akan dihitung dalam Risk Assessment Matriks RAM . Pedoman yang digunakan untuk menghitung yaitu International Petroleum Industry Environmental Conservation Association IPIECA dan International Association of Oil Gas Producers OGP tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan proritas pengendalian risiko di area HCC bahaya kesehatan fisika dan kimia berada pada 4 tingkat yaitu: tidak perlu dilakukan tindakan segera, prioritas pertama, kedua, dan ketiga untuk dilakukan tindakan.Penilaian HRA menunjukkan terdapat bahaya fisika berupa bahaya pencahayaan, heat stress, dan bising. Sedangkan bahaya kimia yang ditemukan yaitu uap Hidrocarbon, Fuel Gas CO, Fuel Gas H2S, Fuel Gas CO2, Ammonia NH3 , Benzene Toluene Xylene BTX , Soda Api NaOH , Katalis, Steam H2, Ceceran fuel oil, N2, SO2, LPG, Indoor Air Quality CO, CO, O2,Nox, SOx , dan Lube oil. Tingkat risiko bahaya kesehatan dapat dikurangi dengan melakukan hirarki kontrol, yaitu dengan mengeliminasi bahaya, menambah intensitas cahaya, pembatasan area kerja, rotasi pekerja, penggunaan APD yang sesuai, dan perhitungan kadar paparan bahan kimia. ......Working processess at Hydro Cracking Complex HCC have chemical dan physical hazards for the workers. This study asssessed about health risk hazard and Health Risk Assessment HRA by using semiquantitative method to determine score, exposure, consequence, and likelihood, then we rsquo ll calculate them into Risk Assessment Matriks RAM . The guideline that we use is from International Petroleum Industry Environmental Conservation Association IPIECA and the International Association of Oil Gas Producers OGP. Based on the calculation we found 4 level of risk hazard control for chemical dan physical hazards, there are, no need immediate action, first, second, and third priority of action.HRA result shows there are some physical hazards, lighting, heat stress and noise. There were also found chemical hazards, they are Hidrocarbon, Fuel Gas CO, Fuel Gas H2S, Fuel Gas CO2, Ammonia NH3 , Benzene Toluene Xylene BTX , NaOH, Katalis, Steam H2, fuel oil, N2, SO2, LPG, Indoor Air Quality CO, CO, O2,Nox, SOx , and Lube oil. The level of risk can be reduced by applying control of hierarchy, such as eliminating hazard, increasing light intensity, limiting working area, worker rotation, using appropriate PPE, and measure chemical hazard exposure.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library