Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irma Rahmayani
Abstrak :
Tuberkulosis dan HIV merupakan isu kesehatan yang menjadi target tujuan pembangunan berkelanjutan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia untuk dapat diakhiri pada tahun 2030. Kaitan antara TBC dan HIV sangat erat, TBC merupakan penyebab kematian utama pada orang dengan HIV (ODHIV). Indonesia merupakan negara dengan kasus TBC nomor dua terbanyak didunia. Dengan 271 juta penduduk Indonesia diketahui 543.100 orang yang hidup dengan HIV dan diperkirakan 4.700 orang pasien TBC-HIV. Upaya pencegahan sangat diperlukan untuk mencegah risiko penularan tuberkulosis pada ODHIV, dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM) yang mengungkapkan persepsi seorang individu tentang penyakitnya akan mempengaruhi perilaku kesehatannya. Dengan diketahuinya kaitan persepsi ODHIV terhadap perilaku pencegahan tuberkulosis pada ODHIV diharapkan perilaku pencegahan tuberkulosis pada ODHIV dapat ditingkatkan dan berdampak pada penurunan kasus koinfeksi TBC-HIV. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan desain studi kasus. Tujuan penelitian ini untuk menggali lebih dalam tentang persepsi perilaku pencegahan tuberkulosis pada ODHIV menggunakan komponen teori Health Belief Model (HBM). Hasil penelitian adalah perilaku pencegahan yang di lakukan ODHIV dalam pencegahan Tuberkulosis adalah pemeriksaan TBC, meminum Terapi pencegahan Tuberkulosis, memakai masker saat bepergian dan melakukan pola hidup sehat. Perilaku tersebut dipengaruhi persepsi kerentanan, persepsi bahaya/ kesakitan terhadap Tuberkulosis, persepsi manfaat dan hambatan untuk berperilaku tersebut, memiliki keyakinan dapat berperilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya dari petugas kesehatan, pendamping ODHIV, pasangan, dan teman sebaya. ......Tuberculosis and HIV are health issues that are targeted by sustainable development goals to improve the welfare of the world community to end in 2030. The link between TB and HIV is very close, TB is the main cause of death in people living with HIV (PLWH). Indonesia is a country with the second most TB cases in the world. Of the 271 million population, there are 543,100 people living with HIV and an estimated 4,700 people with TB-HIV. Prevention efforts are urgently needed to prevent the risk of tuberculosis transmission in ODHIV, with the Health Belief Model (HBM) theoretical approach which reveals an individual's perception of his illness will affect his health behavior. By knowing the link between perceptions of ODHIV on tuberculosis prevention behavior in ODHIV, it is hoped that tuberculosis prevention behavior in ODHIV can be increased and have an impact on reducing cases of TB-HIV co-infection. This research is a qualitative using a case study design. The purpose of this study was to dig deeper into the perceptions of tuberculosis prevention behavior in ODHIV using the theory component of the Health Belief Model (HBM). The results of the study are preventive behaviors that are carried out by ODHIV in preventing tuberculosis, namely TB examinations, taking TB prevention therapy, wearing masks when traveling and adopting a healthy lifestyle. This behavior is influenced by perceptions of vulnerability, perceptions of danger/pain against tuberculosis, perceptions of benefits and barriers to this behavior, having beliefs about this behavior, and cues to do so from health workers, ODHIV companions, partners, and peers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessi Marantika Nilam Sari
Abstrak :
Kurangnya kepatuhan terhadap pengobatan menjadi faktor risiko munculnya jenis HIV yang resisten terhadap obat, yang dapat ditularkan kepada orang lain. Kepatuhan terhadap pengobatan yang buruk tidak hanya membahayakan kesehatan individu tetapi juga meningkatkan penularan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya ketidakpatuhan minum obat ARV pada ODHIV yang mendapatkan terapi ARV di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di poli HIV Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang dan waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2023 menggunakan data sekunder. Populasi penelitian berjumlah 1.337 ODHIV yang aktif menjalani pengobatan antiretroviral di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang dengan menggunakan total sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi sehingga sampel penelitian berjumlah 1.286 ODHIV. Hasil analisis univariat menunjukan bahwa usia ≥ 35 tahun (56,45), laki-laki (61,20%), pendidikan rendah (87,10%), belum kawin atau cerai (51,92%), domisili dalam kabupaten Tangerang (55,88%), mendapatkan konseling kepatuhan (63,73%), memiliki jaminan kesehatan (51,92%), ≥5km akses layanan kesehatan (54,07%), IO non TB (40,90%), stadium lanjut (63,69%), viral load ≥40 mL (46,73%), tidak ada efek samping obat (53,34%), lamanya pengobatan >5 tahun (72,01%), masuk kedalam populasi kunci (88,01%) dan tidak mendapat dukungan (61,12%). Hasil analisis kai kuadrat secara statistik ada hubungan antara umur, jenis kelamin, status pendidikan, status perkawinan, domisili, pelayanan konseling kepatuhan, stadium klinis WHO, viral load, lamanya pengobatan ARV, kelompok populasi kunci dan dukungan teman sebaya (P-Value<0,05) dengan ketidakpatuhan minum obat ARV. Hasil analisis cox regression dengan faktor yang secara statistik berhubungan terhadap ketidakpatuhan minum obat antiretroviral pada ODHIV adalah umur (P-Value=0,01) nilai PR 1,20 dengan 95% CI (1,05-1,38), status perkawinan (P-Value=0,02) nilai PR 1,18 dengan 95% CI (1,03-1,36), domisili (P-Value=0,01) nilai PR 1,19 dengan 95% CI (1,04-1,36), viral load (P-Value=0,001) nilai PR 1,27 dengan 95% CI (1,10-1,43), lamanya pengobatan ARV (P-Value=0,005) nilai PR 1,25 dengan 95% CI (1,07-1,47), kelompok populasi kunci (P-Value=0,02) nilai PR 1,27 dengan 95% CI (1,04-1,56), dukungan teman sebaya (P-Value=0,04) nilai PR 1,15 dengan 95% CI (1,00-1,32). Faktor umur, status perkawinan, domisili, viral load, lamanya pengobatan, kelompok populasi kunci dan dukungan teman sebaya memiliki pengaruh terhadap ketidakpatuhan minum obat antiretroviral (ARV) pada ODHIV di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang. ......Lack of treatment adherence becomes a risk factor for the emergence of drug-resistant strains of HIV, which can be transmitted to others. Poor adherence to treatment harms the individual’s health and increases the risk of transmission. This study aims to observe the factors associated with the occurrence of non-adherence to taking ARV drugs in PLHIV who receive ARV therapy at the Regional General Hospital of Tangerang Regency. This type of study uses observational research with a cross-sectional design. The study was conducted at the HIV Specialist of the Regional Govern Hospital of Tangerang Regency and the time of the study was carried out in November 2023 using secondary data. The study population amounted to 1,337 PLHIV who were actively undergoing antiretroviral treatment at the Regional General Hospital of Tangerang Regency using total sampling by inclusion and exclusion criteria so that the study sample amounted to 1,286 PLHIV. The results of the univariate analysis showed that the age of ≥ 35 years (56.45), male (61.20%), low education (87.10%), unmarried or divorced (51.92%), domiciled in Tangerang district (55.88%), received compliance counselling (63.73%), had health insurance (51.92%), ≥5km of health service access area (54.07%), non-TB IO (40.90%), advanced stage (63.69%), viral load ≥40 mL (46.73%), no drug side effects (53.34%), duration of treatment ≥5 years (72.01%), entered into key populations (88.01%) and received no support (61.12%). The results of the kai squared analysis statistically showed there was an association between age, sex, educational status, marital status, domicile, adherence to counselling services, WHO clinical stage, viral load, duration of ARV treatment, key population groups and peer support (P-Value<0.05) with non-adherence to taking ARV drugs. The results of Cox Regression analysis with factors statistically related to non-adherence to taking antiretroviral drugs in ODHIV were age (P-Value = 0.01), PR value 1.20 with 95% CI (1.05-1.38), marital status (P-Value = 0.02), PR value 1.18 with 95% CI (1.03-1.36), domicile (P-Value = 0.01), PR value 1.19 with 95% CI (1.04-1.36), viral load (P-Value = 0.001), PR value 1.27 with 95% CI (1.10-1.43), duration of ARV treatment (P-Value = 0.005), PR value 1.25 with 95% CI (1.07-1.47), key population group (P-Value = 0.02), PR value 1.27 with 95% CI (1.04-1.56), peer support (P-Value = 0.04), PR value 1.15 with 95% CI (1.00-1.32). Factors such as age, marital status, domicile, viral load, duration of treatment, key population groups and peer support have an influence on non-adherence to taking antiretroviral drugs (ARV) in PLHIV at the Regional General Hospital of Tangerang Regency.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Rizky Prameshwari
Abstrak :
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih yang disebut sel CD4 dan menargetkan daya tahan tubuh. kasus HIV di DKI Jakarta pada tahun 2022 memiliki kasus HIV secara kumulatif sebanyak 79.043 sehingga menempati urutan provinsi tertinggi. Kasus terbanyak yang dilaporkan pada Tahun 2020 oleh Profil Kesehatan DKI Jakarta berada pada wilayah Jakarta Selatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan angka harapan hidup ODHIV adalah penggunaan obat antiretroviral (ARV). Secara umum pemberian terapi ARV diberikan dalam bentuk kombinasi yang harus dikonsumsi seusia hidup. Angka kepatuhan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi yaitu 45.6%. Angka ini lebih rendah dari target kemenkes yaitu 95% pasien mengalami supresi virus. Kepatuhan terapi antiretroviral di Puskesmas Kecamatan Setiabudi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan terapi antiretroviral di Puskesmas Kecamatan Setiabudi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan wawancara responden berdasarkan kuisioner yang sudah dibuat. Populasi adalah pasien ODHIV >18 tahun dengan minimal terapi selama 6 bulan. Sampel sebanyak 90 orang didapatkan melalui rumus uji beda proporsi. Berdasarkan analisis univariat diperoleh rerata kepatuhan terapi antiretroviral di Puskesmas Kecamatan Setiabudi 84.3 dari skala 100. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa keyakinan diri memiliki hubungan dengan kepatuhan terapi antiretroviral. Keyakinan diri merupakan variabel dominan yang berhubungan dengan kepatuhan terapi antiretroviral di Puskesmas Kecamatan Setiabudi (p=0.023, OR 2.87). Monitoring kepatuhan dapat menjadi intervensi yang baik bagi Puskesmas Kecamatan Setiabudi. ......The Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects white blood cells called CD4 cells and targets the body's immune system. The cases of HIV in DKI Jakarta in 2022 have cumulatively reached 79,043, making it the province with the highest number of cases. The highest number of cases reported in 2020 by the DKI Jakarta Health Profile were in the South Jakarta area. One of the efforts to increase the life expectancy of people living with HIV (PLWH) is the use of antiretroviral (ARV) drugs. Generally, ARV therapy is given in combination and must be consumed for life. The adherence rate at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi is 45.6%. This figure is lower than the Ministry of Health's target of 95% of patients achieving virus suppression. Adherence to antiretroviral therapy at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi is influenced by various factors. This study aims to understand the picture and factors associated with adherence to antiretroviral therapy at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi. This study uses a cross-sectional design with respondent interviews based on a pre-made questionnaire. The population is HIV patients >18 years old with a minimum of 6 months of therapy. A sample of 90 people was calculated using a difference of proportion test formula. Based on a univariate analysis, the average adherence to antiretroviral therapy at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi is 84.3 out of 100. The results of the multiple logistic regression tests show that self-efficacy is associated with adherence to antiretroviral therapy. Self efficacy is the dominant variable associated with adherence to antiretroviral therapy at the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi (p=0.023, OR 2.87). Monitoring adherence can be a good intervention for the Puskesmas in Kecamatan Setiabudi.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larashati Ihza Kinanti
Abstrak :
Penelitian ini membahas dampak dari seperangkat aturan yang dikenal luas dengan sebutan “Peraturan Agen Asing” terhadap suatu LSM bernama SIBALT. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Rusia tersebut memengaruhi SIBALT dalam memberdayakan ODHIV. Dalam penelitian ini, digunakan teori soft power oleh Nye dan pemberdayaan oleh Perkins. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kepustakaan sebagai metode dalam memperoleh data. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa Peraturan Agen Asing yang merupakan salah satu bentuk soft power Pemerintah Rusia tidak hanya memengaruhi kebebasan SIBALT dalam melakukan kegiatan pemberdayaan, tetapi juga menjadi sebab SIBALT melakukan likuidasi sehingga LSM tersebut berhenti beroperasi. ......This research examines the impact of a set of rules widely known as the “Foreign Agent Laws” on an NGO called SIBALT. This research was conducted to find out to what extent the regulations issued by the Russian Government influenced SIBALT in empowering PLHIV. In this study, Nye's soft power theory and Perkins' empowerment theory were used. The research was carried out using a qualitative approach and literature study as a method of obtaining data. From the results of the analysis, it can be concluded that the Foreign Agents Laws, which is a form of soft power by the Russian Government, not only affects SIBALT's freedom in carrying out empowerment activities, but also causes SIBALT to liquidate so that the NGO stops operating for good.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library