Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reineldis Gerans
Abstrak :

Lelaki seks Lelaki (LSL) dengan HIV positif merupakan populasi yang terstigmatisasi dan beresiko tinggi menularkan infeksi HIV. Promosi penggunaan kondom menjadi kunci strategis untuk mencegah penularan HIV dikalangan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) LSL dan pasangannya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi determinan perilaku penggunaan kondom ODHA LSL. Desain yang digunakan analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Penelitian di Kupang  dengan 150 responden. Hasil menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan seksual ODHA LSL (p=0,001;α=0,05) dan penggunaan alkohol (p=0,002;α=0,05) dengan perilaku penggunaan kondom. Analisis regresi berganda menunjukkan faktor yang lebih dominan memengaruhi perilaku penggunaan kondom pada ODHA LSL di Kupang adalah pengetahuan tentang kesehatan seksual ODHA LSL (p=0,001; α= 0,05; OR=15,505; 95% CI= 3,550-67,732).  Konsistensi penggunaan kondom ODHA LSL membutuhkan pengetahuan yang baik terkait kesehatan seksual meliputi bahaya HIV/AIDS, PMS, perilaku seksual beresiko, dan manfaat kondom. Petugas kesehatan dianjurkan mampu merancang intervensi khusus dalam memberikan pendidikan kesehatan seksual ODHA LSL.


Men who have sex with men (MSM) with HIV/AIDS are a stigmatized population and at high risk of transmitting HIV infection. Promotion of condom use is a strategic key to preventing HIV transmission among MSM and their partners. This study aims to identify the behavioral determinants of condom use for MSM with HIV/AIDS.  The design used is cross sectional analytic. The sampling technique used was consecutive sampling. This research was conducted in Kupang with 150 respondents. The results showed that there was a relationship between knowledge about sexual health of MSM with HIV/AIDS (p = 0.001; α = 0.05) and alcohol use (p = 0.002; α = 0.05) with the behavior of condom use. Multiple regression analysis showed that the more dominant factor influencing the behavior of condom use in MSM with HIV/AIDS in Kupang was knowledge about sexual health of MSM with HIV/AIDS (p = 0.001; α = 0.05; OR = 15,506; 95% CI = 3.550-3,550-67,732). The consistency of condom use for MSM with HIV/AIDS requires good knowledge regarding sexual health including the dangers of HIV / AIDS, STDs, risky sexual behavior, and the benefits of condoms. Health workers are recommended to be able to design specific interventions in providing sexual health education for for MSM with HIV/AIDS.

2019
T53089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Moulina
Abstrak :
Hubungan seksual anal dikalangan lelaki seks lelaki (LSL) dilakukan untuk memperoleh kepuasan seksual. Setiap peran dalam hubungan seksual anal (top, bottom, versatile) memberikan pengalaman kepuasan seksual berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan preferensi peran seksual dengan kepuasan seksual pada ODHA LSL. Desain studi penelitian menggunakan cross sectional, dilakukan di Female Plus Kota Bandung dengan teknik consecutive sampling sebanyak 107 responden. Instrumen penelitian menggunakan The New Sexual Satisfaction Scale dan kuesioner preferensi peran seksual. Analisis data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan (p value 0.491) antara preferensi peran seksual dengan kepuasan seksual. Kepuasan seksual tinggi terlihat pada penelitian ini, hal tersebut dapat menjadikan motif lelaki seks lelaki dalam melakukan hubungan seksual anal. Diperlukan edukasi mengenai dampak negatif hubungan seksual anal pada lelaki seks lelaki. ...... Anal intercourse among men who have sex with men (MSM) has been done to get sexual satisfaction. Every role in anal intercourse (like top, bottom, and versatile) are giving different sexual satisfaction. This research aims to identify the relationship between sexual role preference and sexual satisfaction among MSM with HIV/AIDS. The design of this research is using cross sectional and has been done at Bandung Female Plus with consecutive sampling technique of 107 respondents. This research is using The New Sexual Satisfaction Scale and sexual role preference questionnaire. Data analysis that has been used is univariate and bivariate with chi square test. The result of this research shows that there is no relationship (p value .491) between sexual role preference with sexual satisfaction. High sexual satisfaction has shown on this research, and it can make MSM motive to do anal intercourse. So that education needs to be done about negative impact of anal intercourse to MSM group.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edianto
Abstrak :
Perilaku seksual beresiko pada lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki dengan HIV/AIDS ODHA LSL sangat penting diperhatikan, mengingat bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi yang penularannya mudah terjadi pada orang dengan perilaku yang tidak sehat. Tingkat religi, penerimaan keluarga dan dukungan kelompok sebaya merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku beresiko. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat religi, penerimaan keluarga dan dukungan kelompok sebaya dengan perilaku seksual beresiko pada ODHA LSL. Penelitian ini menggunakan desain crossectional dengan sampel sebanyak 180 responden menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden 51,7 memiliki tingkat religi yang baik, 52,8 mendapatkan penerimaan keluarga yang baik, 56,1 mendapatkan dukungan kelompok sebaya yang baik dan 56,7 memiliki perilaku seksual beresiko yang tinggi. Pada uji chi-square didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat religi, penerimaan keluarga dan dukungan kelompok sebaya dengan perilaku seksual beresiko p=0,002, p=0,000 dan p=0,000; =0,05 . Analisis dengan regresi logistik didapatkan bahwa penerimaan keluarga merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku seksual beresiko dengan nilai OR=5,337. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya dilakukan intervensi keperawatan yang melibatkan anggota keluarga untuk selalu menerima kondisi pasien ODHA LSL agar mencegah perilaku seksual beresiko. ...... Sexual behavior risk in MSM LWHA is very important to be noticed, given that HIV AIDS is an infectious disease that is easily transmitted to people with unhealthy behavior. Religious level, family acceptance and peer support are the factors that influence sexual behavior risk. The purpose of this study was to determine the relationship of religious level, family acceptance and peer group support with sexual behavior risk in MSM LWHA. This study uses crossectional design with 180 respondents using purposive sampling technique. The results showed that most respondents 51.7 had a good religious level, 52.8 received good family acceptance, 56.1 received good peer group support and 56.7 had high risk sexual behavior . The chi square test showed significant correlation between religious level, family acceptance and peer group support with risky sexual behavior p 0,002, p 0,000 and p 0,000 0,05 . Analysis with logistic regression was found that family acceptance was the most dominant factor related to risky sexual behavior with OR 5,337. The recommendation of this study is the need for nursing interventions involving family members to always accept the condition of MSM patients in order to prevent sexual behavior risk.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library