Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Ariane
Abstrak :
ABSTRAK
Adanya pergeseran makna pada istilah school library kepada istilah school library resources center menjadikan kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan sekolah lebih terintegrasi pada proses belajar mengajar di sekolah. Program Jam Perpustakaan adalah satu kegiatan yang dilakukan perpustakaan sekolah untuk menginteggrasikan kurikulum dengan perpustakaan. Tidak banyak sekolah yang memiliki kegiatan ini. SDIT Nurul Fikri adalah salah satunya. Walaupun keberadaan perpustakaan di SDIT Nurul Fikri tidak sepenuhnya mendapat dukungan dan perlindungan terhadap ruangan dan koleksi dari pihak yayasan, namun pustakawan yang ada mampu menciptakan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan bagi para muridnya. Dengan adanya skripsi ini penulis berharap pihak yayasan dapat lebih memberi dukungan terhadap keberadaan perpustakaan.
1999
S15340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Defison
Abstrak :
[ABSTRAK
Kebudayaan, khususnya komponen nilai, dapat dipelajari melalui proses pendidikan. Pendidikan menjadi isu penting karena pendidikan memainkan peran yang penting dalam sosialisasi pada diri anak-anak. Menjadi sesuatu yang kontradiktif ketika budaya di sekolah bertentangan budaya di masyarakat, khususnya budaya di sebagian kalangan pelajar. Misalnya, masyarakat tidak membenarkan kenakalan pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas dan penyalah gunaan narkoba. Tetapi justru sebagian pelajar justru terlibat dalam kenakalan pelajar tersebut.Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya mempunyai peran penting untuk membendung kenakalan pelajar. Sekolah pada umumnya memiliki visi, misi, nilai, program dan tata tertib yang menentang kenakalan pelajar tersebut. Visi, misi, nilai, program dan tata tertib sekolah dapat disebut sebagai school culture. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan school culture di SMA Islam Terpadu Nurul Fikri (SMAIT NF) Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Nilai SMART merupakan inti school culture SMAIT NF Depok. School culture SMAIT NF Depok secara umum cukup berjalan cukup baik. Hal tersebut didukung oleh pelaksanaan sosialisasi SMART sejak Masa Orientasi Sekolah (MOS). SMART juga dimasukkan ke dalam buku pedoman tata tertib siswa dan dievaluasi setiap bulan. SMART juga berlaku bagi guru dan karyawan tetapi sosialisasi dan evaluasi belum optimal. Tetapi elemen school culture yang masih lemah di SMAIT NF Depok adalah dokumentasi sejarah dan artefak simbolik. Nilai SMART yang berlaku bagi semua warga SMAIT NF Depok baik siswa, guru maupun karyawan seharusnya didukung oleh kebijakan, konsep dan berbagai perangkat yang lebih tepat guna. Sehingga nilai SMART secara konkret dapat bekerja sebagai inti shoool culture SMAIT NF Depok.
ABSTRACT
Culture, especially a value component can be learnt through a learning process. Education becomes an important issue because education plays the crucial role in socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency. School as the education institution has the crucial role to prevent teenages delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values, program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School (SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy. SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an implementation of SMART socialization since School Orientation Period (SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact. SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students, teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture core of SMAIT NF Depok, Culture, especially a value component can be learnt through a learning process. Education becomes an important issue because education plays the crucial role in socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency. School as the education institution has the crucial role to prevent teenages delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values, program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School (SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy. SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an implementation of SMART socialization since School Orientation Period (SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact. SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students, teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture core of SMAIT NF Depok]
2012
T43539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniasih Mufidayati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab inti permasalahan, sejauh manakah hubungan yang terjalin antara iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja tenaga kependidikan pada SDIT Nurul Fikri, ini berarti ada 3 variabel yang akan diteliti, yaitu iklim organisasi (X1), motivasi (X2) dan kepuasankerja (Y).

Penulis melakukan penelitian ini, karena melihat pertumbuhan jumlah SD yang sangat cepat dan pesat sejak digalakkan program WAJARDIKDAS 9 tahun, namun pertumbuhan ini kurang diimbangi dengan peningkatan kualitas. Oleh karena itu, penatalaksanaan sistem dan pengembangan sekolah perlu dibarengi dengan pelembagaan dan pembudayaan sikap dan perilaku semua anggota organisasi sekolah. Agar misi dan tujuan sekolah dapat tercapai semaksimal mungkin, tenaga kependidikan, adalah pihak yang berperan besar dalam hal tersebut. Maka kepuasan kerja mereka harus diperhatikan. Jika kepuasan kerja mereka tinggi, mereka akan bekerja secara optimal untuk peningkatan kualitas sekolah. Maka organisasi dan motivasi adalah faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja. Oleh karena itu penelitian terhadap 3 hal tersebut sangat penting dilakukan sebagai bekal dalam upaya peningkatan kualitas SDM dan lembaga sekolah itu sendiri.

Dalam pengumpulan data, digunakan kuesioner yang disebarkan pada 40 sampel dan populasi sejumlah 50 orang tenaga kependidikan pada SDIT Nurul Fikri. Pengambilan sampel menggunakan teknik `Cluster Sampling'.

Penelitian ini bertujuan membuktikan 4 hipotesis mengenai hubungan iklim (XI) dan motivasi (X2) masing-masing dengan kepuasan kerja (Y), iklimn(Xi) dengan motivasi (X2) serta hubungan iklim (Xi) dan motivasi (X2) secara bersamaan dengan kepuasan kerja (Y). Untuk uji hipotesis ini ditetapkan nilai taraf signifikan a < 0,05. Ho yang menyatakan tidak ada hubungan ditolak jika a < 0,05.

Untuk hubungan Xi (iklim) dengan X2 (motivasi) diperoleh nilai r = 0,312 pada a = 0,05 dan r2 = 9,7%. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan rendah dan pengaruh iklim pada motivasi sebesar 7,9%. Untuk hubungan Xi dengan Y diperoleh r = 0,581 pada a = 0,00 dan r2 = 33,7%. Matra Ho ditolak, tingkat hubungan sedang dan pengaruh iklim pada kepuasan kerja sebesar 33,7%. Untuk X2 dengan Y diperoleh r = 0,038 pada a = 0,815 dan r2 = 0,1%. Maka Ho diterima dan hubungan tidak signifikan, pengaruh motivasi pada kepuasan kerja hanya 0,1%. Karena itu dilakukan pengolahan dengan korelasi parsial di mana Xi menjadi variabel kontrol. Ternyata terjadi perubahan nilai r = - 0,185 pada a = 0,260. Kemudian untuk hubungan X, dan X2 dengan Y digunakan teknik regresi ganda, hasilnya nilai R = 0,6 pada a = 0,00, dan R2
36%. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh iklim secara bersamaan dengan motivasi terhadap kepuasan kerja 36%.

Terakhir, teknik regresi digunakan untuk mendapat model persamaan yang akan memprediksi pengaruh hubungan antar variabel. Dari hasil pengolahan data, diperoleh model yang berarti dan layak digunakan, yaitu : Y = 13,740 + 0,598 . Xl untuk hubungan X1 dengan Y.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Fadillah
Abstrak :
Sebagai sebuah sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru, spmb, sejak dulu tidak pernah memberikan keterangan mengenai mengapa seorang calon mahasiswa diterima atau ditolak dari program studi yang dipilihnya. Juga tidak pernah menjelaskan kepada publik mengapa seorang calon mahasiswa diterima pada pilihan kedua atau ketiga bukan pilihan pertama. Ketiadaan keterangan ini dijadikan peluang oleh lembaga-lembaga bimbingan belajar atau bimbingan tes -yang banyak menjamur di Indonesia, terlebih saat menjelang tes spmb-untuk memberikan penjelasan seputar bagaimana sesungguh proses penilaian seleksi calon mahasiswa itu berlangsung. Pemberian keterangan itu juga dilakukan bersamaan dengan upaya pendampingan/pelatihan calon mahasiswa agar mampu lolos melewati ujian masuk tersebut. Padahal penjelasan yang diberikan oleh lembaga bimbingan itu belum tentu dilakukan oleh panitia ujian masuk perguruan tinggi negeri. Itu artinya masyarakat diberikan informasi yang `semu' dan karena ketidaktahuan mereka bersedia membayar mahal. Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri sebagai salah satu bimbingan yang juga menyelenggarakan program pendampingan/pelatihan persiapan spmb percaya bahwa informasi yang benar adalah sesuatu yang semestinya diketahui publik. Untuk itu bimbingan ini melakukan suatu upaya penjelasan yang benar mengenai bagairnana proses (terutama) penilaian/penempatan calon mahasiswa ke dalam program studi yang dipilihnya, Upaya itu diwujudkan dalam bentuk pengolahan penilaian prestasi siswa --dalam try out yang diselenggarakannya¬dilakukan seperti yang dilakukan oleh panitia ujian nasional spmb. Yakni: penilaian prestasi siswa dengan sistem penilaian nilai nasional. Sistem ini merupakan pemberian nilai berdasarkan posisi peserta tes dalam populasi. kecuali dalam hal jumlah peserta, segala perhitungan statistik yang ada diupayakan sama dengan pengolahan yang dilakukan oleh panitia nasional itu. Di samping memberikan prediksi nilai nasional yang bisa dicapai siswa, Nurul Fikri pun berupaya memprediksikan kaitan nilai nasional yang dicapai siswa dengan kemungkinan program studi yang bisa dipilihnya, Mirip dengan panduan belanja sehingga siswa mendapatkan keterangan mengenai program studi yang lebih berpeluang baginya di spmb nanti. Prediksi itu dikenal dengan istilah matrik bantu pemilihan jurusan. Dari pengujian data dengan menggunakan hierarchial log-linear didapat hasil kelulusan peserta spmb dipengaruhi dengan jumlah nilai nasional optimal yang dicapai vs level pilihan jurusan dan pemahaman siswa terhadap sistem penilaian dan penempatan calon peserta di program studi yang diujikan (mbpj). Analisis lebih lanjut menunjukkan calon peserta yang nilai optimalnya mencukupi level kelas program studi yang dipilihnya mempunyai peluang yang lebih besar daripada yang tidak (kelompok IPA: 5,9 kali, kelompok IPS: 3.6 kali). Juga didapat angka kelulusan peserta (dalam persen) yang lebih tinggi jika ia mempunyai nilai nasional yang cukup, tidak perduli apakah ia paham atau tidak system mbpj, (kelompok IPA, AKP (L I) I) = 70,75 dibandingkan AKP (1,0) 28.82; AKP (0,1) = 61,65 dibandingkan AKP (0,0) = 21,15; kelompok IPS, AKP (1,1) = 64,41 dibandingkan AKP (1,0) = 33,16; AKP (0,1) = 54,95 dibandingkan MCP (0,0) = 25). Uji lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai prediktor kemampuan siswa di saat spmb (causal model for directly observed variables) dilakukan dengan Lisrel 8.30. Uji multivariat regression ini menghasilkan nilai koefisien regresi yang cukup baik sehingga dapat disimpulkan bahwa prediktor yang dikembangkan Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri dapat dipakai calon peserta spmb untuk meramalkan kemampuannya saat mengikuti ujian, Seperti yang dapat dilihat pada angka-angka indeks di bawah ini 1. Berdasarkan masing-masing bidang studi: ? Kelompok IPA: (hari pertama); = 0,67 x1 + 0.49 x2+ 0,73 x3+ 0,24 x4 +027x5;+0,27x6+0,53x7+ 0,44x8+ S dan(hari kedua):y2= 0,53x1 + 0.17x2 + 0,10 x3 +0,38x4+ 0,57x5 +0,76x6 +0,63 x7+ 0,67,x8 + S ? Kelompok IPS: (hari pertama): y, = 0,67 x1 + 0.69 x2 + 0,65 x3 + 0,29 x4 + 0,32 x5 + 0,23 x6 + 0,55x7 + dan (hari kedua); y2 = 0.13 x1 + 0,44 x2 + 0 ,11 x3 + 0,37x4+0,56x5 +0,80 x6,+0,46x7 + S 2. Berdasarkan kelompokan bidang studi: ? Kelompok IPA: (hari pertama); y1 = 0,52 x1 + 0.66 x2 + 0,39 x3 + S dan (hari kedua); y2 = 0,49 x1 + 0,13 x2 + 0,65 x3 + S ? Kelompok IPS (hari pertama): y1 = 0,72 x1 + 0.66 x2 + 0,33 x3 + S dan (hari kedua) y2 = 0,12x1 + 0,21 x2 + 0,60 x3 + S
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonitah
Abstrak :
Disertasi ini mendiskusikan tentang budaya bersekolah dalam perspektif resistensi kultural. Kurikulum sebagai desain akan jalan yang dilalui setiap penuntut ilmu dalam prosesnya mengalami berbagai perubahan pun mengalami perubahan. Kehadiran Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang digagas kelompok Tarbiyah sejak awal 1990 membawa nuansa kurikulum tersendiri bagi Pendidikan di Indonesia khususnya di wilayah perkotaan. Kurikulum dalam sistem Pendidikan Nasional dianggap tidak mencukupi bagi terbentuknya generasi Muslim yang akan datang. SIT dalam pelaksanaannya menginfusi kurikulum ketarbiyahan dalam kurikulum terselubung yang akhirnya mempengaruhi kehidupan murid, guru, dan orang tua murid. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Islam Terpadu Nurul Fikri Depok. Data dari penelitian ini dikumpulkan dengan observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan kajian pustaka. Penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan pada SIT NF Depok adalah bentuk resistensi kultural aktif dari Muslim perkotaan. Kurikulum sekolah tidak hanya ditempatkan sebagai sarana belajar, tetapi menjadi nilai-nilai yang ingin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. ......This dissertation is aimed to discuss schooling culture in the light of cultural resistance perspective. Curriculum as a design of path that every student through in the process experiencing changes thru times and places for the relations that includes School, parents, and state. The emergence of Integrated Islamic School (IIS) since early 1990s brought a specific curriculum ambience as an alternative for Indonesian Muslims to select for their children, especially those who live in urban area. Tarbiyah community that started in campuses at 1980s and initiated IIS recognized that the curriculum of national education was insufficient for developing the next Muslim generation. They managed to instill the tarbiyah curriculum through ways that are hidden, implisit and demonstrate how their hidden curriculum effecting students’, teachers’, and parents’ lives. This research conducted in Nurul FIkri Integrated Islamic School Depok. The data for this research was collected by participant observation, indepth interview, and literature studies. This study reveals that IIS curriculum is form of active cultural resistance for the urban Muslim that embodied Islamic values that desired to be integrated in Urban Muslim everyday life.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library