Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
[Sebagian besar produksi nikel dunia bersumber dari bijih sulfida, sebaliknya sebagian besar sumber cadangan nikel dunia dikuasai bijih laterit. Kedepannya, produksi nikel yang bersumber dari bijih laterit sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nikel dunia karena cadangan nikel yang bersumber dari bijih sulfida sudah mulai menipis. Metode pelindian asam (acidic leaching) biasa digunakan untuk memproduksi nikel murni, dimana umumnya asam sulfat digunakan sebagai media pelindian. Akan tetapi, penggunaan asam sulfat di dalam metode acidic leaching memiliki beberapa masalah penting seperti pembentukan gypsum yang di akibatkan oleh kelarutan garam logamnya. Beberapa pengembangan terbaru menunjukkan penggunaan asam nitrat dalam acidic leaching pada bijih laterit dapat mengatasi permasalahan ini. Sehingga, pengembangan lebih lanjut mengenai sirkuit berbasis nitrat sangatlah diharapkan untuk memperbaiki proses yang ada. Ekstraksi pelarut (Solvent extraction) merupakan bagian yang sangat penting pada proses pemurnian nikel di dalam ekstraksi hidrometalurgi. Solvent extraction juga memiliki efisiensi yang tinggi untuk memperoleh produk dengan tingkat kemurnian tinggi. Melalui metode solvent extraction, pengotor-pengotor (impurities) utama dapat dipisahkan untuk memproduksi logam nikel. Oleh karena itu, untuk memperkaya pengetahuan dan memfasilitasi proses pelindian berbasis nitrat, studi-studi mengenai solvent extraction pada medium nitrat sangatdibutuhkan. Ada beberapa reagen ekstraksi (extracting reagent) yang umum digunakan dan telah diketahui efisiensinya dalam pemurnian nikel melalui solvent extraction, seperti Cyanex® 272, D2EHPA, and Versatic® 10. Diantara reagen-reagen tersebut, D2EHPA termasuk salah satu reagen yang tergolong murah. Sehingga, penggunaan D2EHPA sebagai reagen ekstraksi akan sangat mempengaruhi aspek ekonomi dari sebuah operasi. Pada studi ini, telah dilakukan investigasi terhadap penggunaan D2EHPA dalam solvent extraction dari nikel dan impurities utamanya di dalam medium nitrat. Studi ini menunjukkan bahwa solvent extraction di dalam medium nitrat juga berbanding dengan solvent extraction di dalam medium sulfat. Studi ini terdiri dari eksperimen ekstraksi dan stripping pada nikel dan impurities utamanya di dalam medium nitrat. Eksperimen ekstraksi menunjukkan urutan selektivitas dari D2EHPA pada medium nitrat ialah Ca < Mn < Mg < Ni. Pada medium nitrat, ekstraksi pada logam-logam tersebut cenderung terjadi pada pH kesetimbangan yang lebih rendah dibandingkan dengan medium sulfat. Eksperimen ini juga menunjukkan sifat dari mangan dimana keberadaan mangan tanpa adanya ion-ion logam lainnya terlihat membentuk sistem koloid setelah penambahan NaOH, tetapi hal ini tidak terjadi dengan adanya ion-ion logam lainnya dan mangan dapat di ekstraksi. Penemuan lainnya ialah bahwa satu mol D2EHPA terasosiasi dengan setiap mol spesies logam yang terekstrak, yang menunjukkan bahwa ekstraktan tersebut terlalu dimuat penuh. Secara umum, stripping logam-logam tersebut dari D2EHPA menggunakan asam nitrat tidak membuahkan hasil yang memuaskan, diamana logam-logam tersebut tidak dapat di-stripping bahkan saat menggunakan asam nitrat pekat. Stripping selektif memungkinkan untuk dilakukan pada asam nitrat encer, dimana impurities dapat secara selektif di-stripping dan meninggalkan nikel pada larutan organik termuat., Most of the world’s nickel production comes from sulphide ore, while the world’s nickel deposit is mainly consist of the laterite ores. In the future, production of nickel metals from the laterite ore is needed to overcome the demand of the nickel metal, since the sulphide ore is depleting. Production of pure nickel metal from laterite ores involves acidic leaching, largely in sulphuric acid. Problems are also associated with the use of sulphuric acid in acidic leaching, such as formation of gypsum due to the low solubility of its metal salts. Recent development shows the use of nitric acid in the acidic leaching of the laterite ore may solve this problem. Therefore, further development in the nitrate based circuit is desired to improve the processing of the laterite ores Purification steps in the hydrometallurgical extraction of nickel involve solvent extraction. Solvent extraction is found to be efficient in order to achieve high purity product of metals. It is found to be able remove the major impurities in order to produce the nickel metal. In providing a downstream process for nitrate based leaching, studies on solvent extraction of nickel from nitrate media is required. Several extracting reagent was found to be efficient to purify nickel using solvent extraction. Extracting reagents such as Cyanex® 272, D2EHPA, and Versatic® 10 were the most common extracting reagents used in the application of solvent extraction. Among them, D2EHPA is considered as cheap extracting reagent. Therefore, the use of D2EHPA as extracting reagent will helps the economical aspect of an operation. The present work investigates the solvent extraction of nickel and its major impurities using D2EHPA from nitrate media. It was found that the solvent extraction of nickel and its major impurities from nitrate media is comparable with the solvent extraction of nickel from sulphate media. The study involves extraction and stripping tests of nickel and its major impurities in nitrate media. The extraction test shows that the order of selectivity of D2EHPA from nitrate media is Ca < Mn < Mg < Ni. In nitrate media, the extraction of these metals tends to occur at lower equilibrium pH in nitrate media compared to in sulphate media. Manganese forms an apparent colloidal system after the addition of sodium hydroxide to adjust the equilibrium pH, but in the presence of other metal ions manganese was able to be extracted. Manganese may be able to be separated from the feed solution using solvent extraction. It was also found that one moles of D2EHPA is associated with each mole of the extracted metal species, which indicates that the extractant is heavily loaded. In general, stripping of these metals from D2EHPA using nitric acid did not give a satisfactory result, since at high concentration of nitric acid, the metals are not able to be completely stripped. Selective stripping is possible to be performed at low concentration of nitric acid, where the impurities are selectively stripped, leaving most of the nickel in the loaded organic.]
[Fakultas Teknik Universitas Indonesia, ], 2014
S57398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadli
Abstrak :
Terak timah merupakan produk sampingan hasil proses pengolahan dan peleburan bijih timah di mana mengandung banyak mineral berharga, antara lain tantalum dan niobium. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konsenstrasi larutan HNO3 sebagai pelindi terhadap peningkatan kadar tantalum pentoksida dan niobium pentoksida dalam terak timah. Terak timah yang digunakan pada penelitian ini adalah terak timah I Indonesia dengan kandungan 0.30 Ta2O5 dan 0.58 Nb2O5. Pemanggangan pada temperatur 900 C dan pencelupan dengan media larutan NaOH dilakukan terhadap terak timah, kemudian analisa XRF. Hasil analisa menunjukkan terak timah ukuran butir 100 dengan kadar 0.10 Ta2O5 dan 0.20 Nb2O5 memiliki kadar senyawa pengikut paling sedikit sebesar 62.70 . Keseluruhan penelitian memperoleh kadar Ta2O5 tertinggi sebesar 0.35 pada terak timah hasil pelindian HNO3 8 M dan kadar Nb2O5 tertinggi sebesar 0.67 pada terak timah hasil pelindian HNO3 6 M.
Tin slag is a byproduct result of processing and smelting of tin ore which contains many valuable minerals, including tantalum and niobium. This research aims to look the effect of concentration of HNO3 solution as leaching reagent to increase the content of tantalum pentoxide and niobium pentoxide in tin slag. Tin slag used in this research was Indonesian tin I slag containing 0.30 Ta2O5 and 0.58 Nb2O5. Roasting at temperature of 900 C and quenching with NaOH solution were done to the tin slag, then XRF analysis. The analysis showed tin slag grain size 100 with grades of 0.10 Ta2O5 and 0.20 Nb2O5 had the least grade of adherent compounds in the amount of 62.70 . Overall the research obtained the highest grade of Ta2O5 in the amount of 0.35 in tin slag leached with HNO3 8 M and the highest grade of Nb2O5 0.67 in tin slag leached with HNO3 6 M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Rachel
Abstrak :
Logam tantalum dan niobium dikategorikan sebagai logam refraktori yang mana banyak dibutuhkan dalam dunia industri tetapi sayngnya keberadan kedua logam ini kembali masuk kedalam kategori critical raw materials. Berdasarkan ketersediaan sumber, terak timah dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mendapatkan logam tantalum dan niobium. Dalam penelitian ini dilakukan rangkaian proses untuk mneningkatkan kadar niobium dan tantalum dalam terak timah yang memiliki kadar awal 0,23 dan Nb sebesar 0,47, dengan melakukan pemanggangan 2 jam di suhu 900 C, dilanjutkan dengan pelindian NaOH 8 M, dan terakhir dilakukan pelindian asam dengan menambahkan variasi konsentrasi H3PO4 pada larutan HNO3 dikondisi atmosferik. Dari hasil pemanggangan didapatkan ada kerenggangan antar partikel dan terjadi aglomerasi.pada partikel. Pelindian NaOH dapat melarutkan senyawa Si, Al, Fe dan Zr. Kadar optimal yang dihasilkan dari pelindian campuran HNO3 2 M: H3PO4 1,5 M dengan nilai kadar untuk tantalum dan niobium adalah secara berturut-turut 0,9 dan 1,54.
Tantalum and niobium are categorized as refractory metal, which needed in many industries. Unfortunately, both of this metals are categorized as critical raw material. Due to the supply of source, tin slag can be considered ad alternative source of tantalum and niobium. The aim of this research is to upgrade the grade of niobium and tantalum of tin slag which have initial grade 0,23 Ta2O5 and 0,47 Nb2O5, with roasting at 900 C for 2 hour, continued by NaOH 8 M leaching, and acid leaching with adding variation concentration of H3PO4 on HNO3. The result showed that there is loosing among particles and also aglomeration of particles. NaOH leaching would dissolve the impurities such as Si, Al, Fe, and Zr. The optimal grade of Ta and Nb was reached by the leaching 2M HNO3 1,5 M H3PO4 with 0.9 Ta and 1,54 Nb.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Aji Wibowo
Abstrak :
Teknologi pengolahan bijih nikel kadar rendah dengan leaching mengunakan Asam Nitrat (HNO3) telah dikembangkan dan dipatenkan oleh suatu perusahaan riset Australia, Direct Nickel. Proses ini diklaim dapat mengolah semua range bijih nikel laterit dengan % ektraksi nikel dan kobalt mencapai > 90%. Salah satu keunggulan proses ini adalah reagen leaching dapat didaur ulang kembali dan menggunakan material SS 304 pada tangki reaktor. Namun proses ini tidak menghendaki adanya ion Cl- karena dikhawatirkan dapat merusak tangki reaktor. Umumnya Cl- ini dapat berasal dari air untuk proses atau dari bijih nikel itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku korosi, terutama korosi sumuran dari material SS 304 dan SS 316 dalam campuran larutan HNO3 dan NaCl. Variasi campuran larutan HNO3 yang digunakan adalah 0.17 M, 0.52 M dan 1.73 M, yang menggambarkan kondisi free-acid di dalam reaktor Sedangkan variasi campuran larutan NaCl yang digunakan adalah 0.1 M dan 1 M. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian dengan metode polarisasi siklik dan electrochemical impedance spectroscopy (EIS). Dari hasil pengujian polarisasi sikilik yang dilakukan, pitting corrosion terjadi pada sampel SS 304 dan SS 316 pada perendaman dalam campuran campuran larutan 1.73 M HNO3 dan 1 M NaCl dan pada sampel SS 304 dalam campuran campuran larutan 0.52 M HNO3 dan 1 M NaCl. Hal ini juga dikonfirmasi oleh hasil dari pengujian EIS. Pengamatan terhadap potensial korosi sumuran dari setiap tipe campuran HNO3 dan NaCl, secara umum SS 316 memberikani ketahanan terhadap korosi sumuran yang lebih baik dari SS 304, terutama akibat adanya unsur pemadu Mo. Pengujian pada komposisi lapisan oksida menunjukkan bahwa walaupun ditemukan adanya unsur Cl dalam lapisan tersebut, korosi sumuran cenderung tidak terjadi pada spesimen SS316.
Processing technology of low grade ores by Nitric Acid leaching has been developed and patented by an Australian research company, Direct Nickel. This process is claimed to be able to treat all the range of laterite ore with extraction of nickel and cobalt reach > 90%. One advantage of this process is the leaching reagent can be recycled back and use the 304 SS material in the reactor tank. The presence of Cl ions in the leaching process was avoided, because it feared could damage the reactor tank. The Cl- could comes form the water fro process or even the nickel ore. This research was conducted to determine the corrosion behavior, particularly pitting corrosion of materials SS 304 and SS 316 in HNO3 and NaCl solution mixture . Variations HNO3 solution used was 0.17 M, 0.52 M and 1.73 M, which descriebd the variation of free-acid concentration in reactor. For NaCl solution using 0.1 M and 1 M concentration. The test was conducted with cyclic polarization method and electrochemical impedance spectroscopy (EIS). From the results of cyclic polarization tests, pitting corrosion occurs on samples SS 304 and SS 316 after immersion in a mixed solution of 1.73 M HNO3 and 1 M NaCl, and the SS 304 samples in a mixed solution of 0.52 and 1 M HNO3 M NaCl. This is also confirmed by the EIS. By the observation of the pitting corrosion potential of each samples SS304 and SS316 immersed in each type of HNO3 anda NaCl solution mixture, generally SS316 provides good resistance to pitting corrosion rather than SS 304, mainly due to the presence of Mo as alloying element. Tests on the composition of the oxide layer indicates that although there is an element found in the layer Cl, pitting corrosion unlikely to have occurred on the specimen SS316.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library