Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Muhammad Tamar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji model pengaruh sistem nilai budaya lokal terhadap tipe nilai motivasional dan sifat-sifat kewirausahaan dalam keberhasilan pengusaha Bugis. Penelitian dilakukan terhadap pengusaha Bugis yang bergerak dalam bidang agrobisnis skala usaha kecil dan menengah di Sulawesi Selatan dengan jumlah sampel 210 orang.

Ada empat hal pokok sebagai variabel utama dalam penelitian ini, yakni sistem nilai budaya lokal Bugis (SNBB), tipe nilai mutivasional (TNM), sifat kewirausahaan (SW), dan keberhasilan pcngusaha (KU). Variabel pertama (SNBB) disebut sebagai variabel eksogen, dan tiga variabel berikutnya ( TNM, SW, dan KU) disebut sebagai variabel endogen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis model persamaan struktural (SEM), dengan bantuan program LISREL versi 8.50 dari Joreskog dan Sorborn (2001).

Hasil pengujian membuktikan bahwa model hipotesis pengaruh sistem nilai budaya lokal terhadap nilai motivasional dan sifat-sifat kewirausahaan dalam keberhamilan pengusaha Bugis terbukti fit (sesuai) dengat data empirik. Dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa SNBB berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha Bugis melalui TNM dan SW, yang berarti bahwa nilai budaya Iokal berfungsi sebagai dinamisator dalam keberhasilan pengusaha Bugis.
Abstract
This research aim to test local culture value system influence model to value motivasional type of values and enterpreneurship trait in the performance of Bugis entrepreneur. Research is done to entrepreneur Bugis which is peripatetic in the field of agrobisnis small and medium industry scale in South Sulawesi with number of samples 210.

There is four the fundamental as main variable in this research, namely local culture value system of Bugis ( SNBB), motivasional type of values ( TNM), enterpreneurship trait ( SW), and performance of entrepreneur (KU). The first variable ( SNBB) conceived of exogen variable, and three next variables (TNM, SW, and KU) conceived of variable endogen. Examination is done by using structural equation model analysis( SEM), with program LISREL version 8.50 of Joreskog and Sorbom (2001).

Result of examination the hypothesis model proves t.hat local culture value system influence to motivasional type of values and enterpreneurship traits in the performance of the Bugis entrepreneur is the fit model. Thereby this research successfully proves that local culture value system (SNBB) influential to performance of entrepreneur Bugis through motivasionai type of values (TNM) and enterpreneurship traits (SW), is meaning that local culture value functioned as dinamisator in performance of entrepreneur Bugis.
2007
D851
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tarisa
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan nilai motivasional dengan emosi malu dan emosi bersalah pada remaja. Pengukuran emosi malu dan emosi bersalah menggunakan alat ukur Test of Self Conscious Affect 3 (TOSCA-3) yang dikembangkan oleh Tangney, Dearing, Wagner, dan Gramzow (2000), dan telah diadaptasi kembali dan disesuaikan dengan konteks remaja oleh Tambusai (2013), dan Qonita (2013). Sementara itu, nilai motivasional diukur dengan menggunakan alat ukur The Potrait Values Questionaire (PVQ) yang dikembangkan oleh Schwartz (2003), dan telah diadaptasi oleh Halim (2008). Alat ukur PVQ tersebut dimodifikasi kembali dan disesuaikan dengan konteks remaja. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 506 remaja berusia 15-19 tahun, yang berasal dari lima wilayah administrasi DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara openness to change, dan conservation dengan emosi malu, serta self-transcendence, dan conservation dengan emosi bersalah. Openness to change dapat memprediksi varians emosi malu dengan lebih baik dibandingkan conservation, dan conservation dapat memprediksi varians emosi bersalah dengan lebih baik dibandingkan self-transcendence. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa remaja memiliki skor emosi bersalah yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor emosi malu. ...... This research was conducted to see the correlation between motivational values and shame emotion and guilt emotion in adolescents. The Test of Self Conscious Affect 3 (TOSCA-3), developed by Tangney, Dearing, Wagner, and Gramzow (2000), and revised by Tambusai (2013), and Qonita (2013) to adjust to the adolescents context was used to measure shame emotion and guilt emotion. Meanwhile, The Potrait Values Questionaire (PVQ), developed by Schwartz (2003), and modified by Halim (2008), was used to measure the motivational values. Before being used, the PVQ has been revised to adjust to the adolescents context. The number of participants in this study were 506 adolescents, age 15-19, accross DKI Jakarta. Based on the research, it can be concluded that there are correlations between openness to change and conservation with shame emotion, and also there are correlations between self-transcendence and conservation with guilt emotion. Openness to change is a better predictor of shame emotion, while conservation is a better predictor of guilt emotion. It is also found that adolescents have higher score of guilt emotion than shame emotion.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nezza Nehemiah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai kemampuan resiliensi dan nilai motivasional, serta berbagai faktor yang mendukung resiliensi penyintas peristiwa di Halmahera, bagian dari konflik di Maluku Utara yang tinggal di Bitung. Resiliensi dapat dipahami sebagai kualitas personal yang memungkinkan seseorang untuk melampaui kondisi sulit yang dihadapi dapat dipahami sebagai resiliensi (Connor & Davidson, 2003). Nilai dijelaskan sebagai konsep atau kepercayaan yang terkait dengan keinginan atau tingkah laku pada situasi spesifik yang mengarahkan pemilihan atau evaluasi dari tingkah laku dan kejadian dalam derajat kepentingan yang berbeda (Schwartz, 1992) yang terdiri dari 10 tipe nilai motivasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang melibatkan 58 partisipan yang mengisi kuesioner Connor Davidson Resilience Scale-10 dan Portrait Values Qouestionaire. Penelitian juga melibatkan 12 partisipan focus group discussion yang membahas tentang pengalaman, hal-hal pendukung dan nilai yang terkait dengan resiliensi. Hasil temuan menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Temuan lain menunjukkan perbedaan usia dan jenis kelamin turut menentukan prioritas nilai yang dianut partisipan. Berbagai faktor seperti perhatian keluarga, dukungan sosial, dan keterlibatan dalam aktivitas agama ditemukan mendukung proses adaptasi dan upaya untuk bangkit. Temuan dalam penelitian ini penting untuk dibahas dan dapat digunakan untuk merancang program intervensi untuk membantu pihak lain yang mungkin mengalami pengalaman serupa. ...... This study aims to provide a better picture about human resilience and motivational values, as well as the other various factors that support resilience in Halmahera incident (connected to Maluku conflict) survivors, who live in Bitung. Resilience refers to personal qualities that enable one to thrive in the face of adversity (Connor & Davidson, 2003). Values are concepts or beliefs that pertain to desirable end states or behaviors which transcend specific situations and guide selection or evaluation of behavior and events that are ordered by relative importance (Schwartz, 1992). Using a mixed method approach, this study is involving 58 participants using Connor Davidson Resilience Scale-10 and Portrait Values Questionaire. In addition to that, 12 participants took part in the focus group discussion that discussed their experiences, protective factors, and values that help them to become resilience. Results show that women have a higher resilience than men. Other findings shows age and gender differences also determine the priority of participant's values. Various factors such as family care, social support, and religious beliefs are found to support the adaptation and bounce back process. This study has an important implication to provide a broader picture of resilience and group values that can be used to develop an intervention program to help others who may have similar experiences.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library