Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rica Hendra
Abstrak :
Industri properti mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sejak Bank Indonesia mengumumkan ekspansi kredit dan penurunan suku bunga pada awal 1993, di mana para konglomerat segera ikut menanamkan investasinya pada sektor ini. Namun dengan adanya krisis moneter di kawasan Asia yang dimulai dari Thailand dan akhirnya mempengaruhi indonesia pada pertengahan 1997 sehingga terjadi penurunan nilai mata uang rupiah sebesar ± 80% terhadap dolar Amerika akìbatnya terjadi koreksi terhadap industri properti yang cukup besar. PT. X memutuskan untuk melakukan penjualan saham langsung kepada investor dengan menerbitkan saham baru agar perusahaan benar-benar memperoleh dana segar. Menurut penulis. strategi ini harus didukung metode penilaian yang tepat dibarengi dengan analisa kebutuhan dana untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaannya. Pada awalnya telah terjadi kesepakatan antara perusahaan dengan pihak investor atas harga saham per lembar yaitu Rp 850, sayangnya keadaan perekonomian yang kurang baik masih ditambah dengan ketidakpastian politik sehingga pihak investor memutuskan menunda investasinya di Indonesia. Berdasarkan perhitungan dengan metode dividend discount model dan metode nilai sekarang dari arus kas bersìh ekuitas tenyata nilai saham PT X hanya berkisar antara Rp 78 hingga Rp 103 per lembar. Hal ini menunjukkan bahwa indusrti properti yang merupakan ìndustri jangka panjarg nilainya saat ini benar-benar jatuh dan tidak seimbang dengan aset yang dimiliki maupun infrastruktur yang telah dibangun selama ini. Walaupun pada saat ini pihak investor masih belum memberikan tanda-tanda akan kembali, perusahaan hendaknya tetap berusaha untuk menegosiasikan kembali penjualan sahamnya. Apabila pada akhinya investor tersebut membatalkan rencana investasinya pada PT X, maka manajemen harus menerapkan strategi lain, yaìtu dengan melakukan negosiasi dengan pihak kredìtur untuk merestrukturisasi dalam bentuk debt to equity swap. Selain itu apabila perusahaan berhasil inelakukan penjualan saham-saham baru imaupun restrukturisasi hutang maka apabila kondisi perekonomian telah pulih maka perusahaan akan menjadi perusahaan yang lebib etisien, kuat dan tangguh yang manipu bertahan dalain situasi yang seberat apapun juga.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T2390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurendro Adi Kusumo
Abstrak :
ABSTRACT
PT. Marubeni Steel Processing Indonesia (MSPI) is one of manufactures that have supported another manufactures in Indonesia, MSPI participates in steel processing. Its activities are ?Slitting? the coils and ?Shearing? or Cutting in pieces the steel coils. The company income is divided in three categories. The first category is material sales while cutting, which has a good reputation for his high reliability in measuring of cutting qualities. The second category is ?Tolling Job? or only cutting the steel coils that arc belong to other companies or only the service income. The last category is ?Trading? the steel coils without cutting. The best results of them are in the first category.

At this moment, PT. MSPI has lack of information as the result of inaccurate anticipation in sales and stocks information. In 2000, PT. MSPI didn?t build his sales budget. The enterprise has built it based on sales of the preceding year and adding them about between 10% and 15% for each month. If we compare the budget and monthly sales report, there is a gap between them and they vary more than 40%. It could influence another budget such as the production budget, the treasury budget, and the finance report projected.

Then, in the stock management, there are another gaps between the deliveries and the stocks in Warehouse. The discrepancies inventory reports between the Delivery department and the Accounting department has been caused by human error. Therefore, due to these gaps, PT. MSPI could lose USD 224,980.56 in year 2000

In June 2001, PT. MSPI has obtained PT. Samatech that has an activity «Stamping». MSPI has developed a new divisioni the finance division, This division has an important role iii order to develop the sale budget ¡ 2002 and in the following years.

The most possible solution to resolve the problem is while developing a budget but it should be based on the statistic theory. We can use « Time-Series Models ». The Company could use this budget in order to diminish the gaps. But MSPI has to took rough it in 2002 if this budget will be suit to the current sales. In stocks management, it is better to use ?Bar code? to prevent gaps in the inventory account. But the company has to spend a lot of money if they want to use it, whose Cost approximately IDR 100,000,000,00 or USD 10,000.00. Therefore MSPI must consider realizing it. The report of the Delivery department has to be integrated with the report of the Accounting department. We can use the information system in order to realize it.

2001
T3825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqih Syamsu Rokhman
Abstrak :
Industri perbankan merupakan salah satu industri yang dalam perjalannya selalu harus tunduk pada peraturan yang berlaku, terutama berkaitan dengan tingkat kesehatannya. Apabila diperhatikan faktor Permodalan, faktor Rentabilitas dan faktor Aktiva Produktif mempunyai hubungan secara langsung. Mengingat dengan berubahnya kualitas dan kuantitas aktiva produktif, secara langsung alcan berpengaruh terhadap faktor rentabilitas dan dengan berubahnya faktor rentabilitas akan mempengaruhi faktor permodalan bank. Oleh karena itu keseimbangan antara pertumbuhan assets (delta TA) dan pertuinbuhan modal (delta EC) haruslah dijaga agar supaya tingkat perkembangan bank pada kondisi yang wajar, yaitu sustainable growth. Dimana tingkat pertumbuhan asset tersebut dapat diilcuti oleh perkembangan modal secara internal, berupa tambahan modal dañ laba ditahan secara proporsional. Selain memperhatikan kondisi tersebut di atas, kepentingan lain yang harus diperhatikan adalah kepentingan pemilik modal, yaitu besarnya dividen yang harus dibagikan dan besarnya barga saham yang akan terjadi. Hal ini terkait dengan kebijakan berapa besar nilai dividen yang akan dibagikan, mengingat besarnya nilai dividen yang akan dibagikan pada akhirnya akan menentukan berapa besarnya nilai sahanmya dengan asumsi bahwa faktor lainnya tidak berpengaruh. Bagi perusahaan seperti PT. Bank Agroniaga yang mengalami tingkat kerugian yang cukup besar sebagai akibat besarnya kredit bermasalah, dan memperoleh keuntungan yang cukup besar pada masa krisis karena memanfaatkan kondisi pasar uang pada saat itu, karena adanya dukungan dan captive market dan adanya tambahan modal. Sehingga perusahaan mampu menghapus kredit bermasalah pada tahun 1999. Oleh karena itu hal yang dibutuhkan oleh perusahaan pada saat ini adalah : . Bagaimana cara mengatur tingkat pertumbuban assets yang sustainable dan yang paling mungkin untuk dicapai. . Bagaimana cara mengembalikan besaniya nilai saham ke posisi nilai bukunya melalui penerapan kebijakan dividen yang tepat. Untuk menjawab keclua pertanyaan tersebut di atas, dalam mengatur tingkat pertumbuhan dan menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan agar supaya nilai saham hampir sama dengan nilai buku, dilakukan dengan cara: . Menggabungkan rumus Sustainable Growth dengan rumus penilaian saham dengan menggunakan methode Income Approach dengan Dividend Growth Model. Program yang digunakan adalah program sederhana dengan basis aplikasi DheIpi. . Pelaksanaan perhitungan dilakukan dengan mengiterasi nilai D dengan tillai 0.0001 s/d 1.0000 dan perhitungan akan berhenti pada saat nilai Vo sebesar 995,9999 < Vo < 1005,9999. . Dari hasil perhitungan tersebut, untuk mencapai nilai Vo yang mendekati nilai buku maka besarnya nilai pertumbuhan assets yang paling baik adalah sebesar 16,75 % dengan nilai Dividend Payout sebesar 16,74 %, yang terjadi pada tingkat cost of capital sebesar 18,55 % dengan tingkat ROA sebesar 2,35 %.

. Pemilihan alternative tersebut didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: o Nilai ROA dan cost of capital keseimbangan masih dalam batas yang ditentukan. o Kondisi ¡nfrastruktur dan PT. Bank Agroniaga saat ini. o Dengan tidak terlalu besarnya tingkat pertumbuhan asset akan memudahkan pihak manajemen dalam melakukan pengendalian. . Sedangkan hubungan antar komponen tingkat pertumbuhan dan dividend payout dapat diutarakan sebagai berikut: Pertumbuhan ROA SG Negatif Dp Posistif Pertumbuhan Cost of Capital SG Positif Dp Negatif Dengan mengetahui pola hubungan kedua unsur tersebut terbadap SG dan Dp maka dapat dikatakan bahwa sebagai berikut: . Kedua unsur tersebut mempunyai pengaruh yang berlawanan tethadap SG dan DP. . Sehingga untuk mengendalikan nilai SG dan Dp, apabila terjadi perubahan dan salah satu unsur tersebut,hal yang dapat dilakukan adalah dengan merubah unsur yang lainnya. Kondisi tersebut di atas dapat dicapai dengan asumsi sebagai berikut: . Bank menyalurkan kredit ke sector industri yang menguntungkan dan mempunyai resiko yang rendah, terutama pada sector agrobisnis dan rekanan dari PT. Perkebunan Nasional. . Dalam pendanaan didukung oleh Capitive Market dan Bank mampu menciptakan produk dana yang berbiaya murah . NIlai LDR tidak nielebihi batas yang ditentukan. . Didukung oleh infrastruktur dan personel yang handal. . Nilai Equity MuItplier, dan jumlah saham tidak berubah selama periode perhitungan. . Nilai Risk Sensitive Asset hampir sama dengan Risk Sensitive Liabilities atau dengan kata lain nilai GAP - nya minimal.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Basir
Jakarta: Salemba Empat, 2005
658.15 SAL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Apriliani Suhubdy
Abstrak :
This research aims to examine the effect of earnings management post conglomerate acquisition to acquirers rsquo shareholder value. Conglomerate acquisition rsquo s nature to destroy value and increase firm risk would force managers to inflate earnings post acquisition to show better performance. The company was presumed to inflate earnings after acquisition. Managing earnings would affect the short and long term acquisition performance. This research studied 58 conglomerate acquisition transactions in the United States metals and mining companies between 2000 to 2011. The empirical study shows that companies completing conglomerate acquisitions inflate earnings in the four quarters after completion of acquisition. Earnings management significantly brings negative impact towards abnormal return to shareholders.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen laba pasca akuisisi lateral diversifikasi terhadap nilai pemegang saham pengakuisisi. Diversifikasi yang umumnya menghancurkan nilai pemegang saham serta meningkatkan risiko perusahaan mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba pasca akuisisi untuk menunjukkan kinerja akuisisi yang lebih baik. Perusahaan ini diduga meningkatkan laba setelah akuisisi. Manajemen laba pun akan mempengaruhi kinerja akuisisi melalui pengembalian pemegang saham pengakuisisi. Penelitian ini mempelajari 58 transaksi diversifikasi lateral di Amerika Serikat pada sektor logam dan pertambangan antara tahun 2000 hingga 2011. Studi empiris menunjukkan bahwa perusahaan menyelesaikan akuisisi konglomerat melakukan manajemen laba dalam empat kuartal pasca akuisisi. Manajemen laba secara signifikan membawa dampak negatif terhadap abnormal return kepada pemegang saham.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library