Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rafi Roito
Abstrak :
Shape Memory Alloy (SMA) merupakan suatu material cerdas yang memiliki kemampuan ingat bentuk (Shape Memory Effect). SMA dapat kembali ke bentuk semula setelah mengalami deformasi dan diberi perlakuan panas karena terjadi perubahan fasa dari detwinned martensite ke fasa awal austenite karena sifatnya, SMA dapat diaplikasikan pada berbagai bidang, terutama pada bidang medis dan otomotif. Penelitian ini menjelaskan pengaruh dari temperatur terhadap karakteristik dan waktu pemulihan yang dimiliki oleh kawat NiTi dan NiTiCu dengan variasi temperatur 30C, 200C, dan 600C dan beban sebesar 10 g, 30 g, 50 g, dan 100 g yang bertujuan untuk mendapatkan suatu persentase pemulihan dalam waktu 1 menit. Karakterisasi yang digunakan pada penelitian kali ini dengan menggunakan pengujian XRD dan Shape Memory Testing (SMT). Secara umum, persentase pemulihan pada kawat NiTiCu lebih baik dibandingkan kawat NiTi yang dikarenakan adanya penambahan unsur ketiga dari paduan NiTi berupa tembaga (Cu). Selain itu, peningkatan temperatur pada NiTi dan NiTiCu juga meningkatkan persentase pemulihan yang digunakan pada pengujian berbagai variasi beban dan pengujian berulang. Kemudian, hasil yang didapatkan dari persentase pemulihan tertinggi sebesar 48% yang didapatkan pada NiTiCu dan NiTi dengan temperatur forming 600C pada pembebanan 10 gram. Sedangkan persentase pemulihan terendah sebesar 6% yang didapatkan pada NiTi dengan temperatur normal 30C pada pembebanan 100 gram. ......Shape Memory Alloy (SMA) is a smart material that has the ability to remember shapes (Shape Memory Effect). SMA can return to its original shape after being deformed and given heat treatment due to a phase change from detwinned martensite to the initial austenite phase. Because of its nature, SMA can be applied in various fields, especially in the medical and automotive fields. This study describes the effect of temperature on the characteristics and recovery time of NiTi and NiTiCu wires with temperature variations of 30C, 200C and 600C and loads of 10 g, 30 g, 50 g and 100 g which aims to obtain a percentage of recovery in 1 minute time. The characterization used in this study uses XRD and Shape Memory Testing (SMT) testing. In general, the recovery percentage of NiTiCu wire is better than NiTi wire due to the addition of a third element of the NiTi alloy in the form of copper (Cu). In addition, increasing the temperature of NiTi and NiTiCu also increases the percentage of recovery used in testing various load variations and repeated tests. Then, the results obtained from the highest recovery percentage of 48% were obtained for NiTiCu and NiTi with a forming temperature of 600C at a loading of 10 grams. While the lowest recovery percentage of 6% was found in NiTi with a normal temperature of 30C at a loading of 100 grams.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ian Fleming Tungka
Abstrak :
Pendahuluan: NiTi closed coil springmerupakan salah satu alat ortodonti yang digunakan untuk retraksi gigi pada perawatan ortodonti. Gaya yang dihasilkan oleh NiTi closed coil spring pada beberapa penelitian telah terbukti lebih baik dibandingkan rantai elastomerik maupun SS (Stainless steel) closed coil spring. , karena degradasi gayanya paling rendah.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan besar penurunangaya beberapa merk NiTi closed coil springsetelah diregangkan pada jarak dan dalam kurun waktu tertentuBahan dan cara: Pada penelitian ini digunakan 60 NiTi closed coil spring yang dibagi menjadi 3 kelompok dengan jarak peregangan 18 mm dan 27 mm.Kelompok merk 3M, Ortho One dan Versaden masing-masing 10 buah pada masing-masing jarak peregangan. Peregangan dilakukan selama 4 minggu, gaya awal diukur pada saat insersi dan gaya akhir diukur setelah 4 minggu. Hasil: Penelitian memperlihatkan terdapat perbedaan signifikan pada gaya awal dan gaya akhir antar kelompok baik pada kedua jarak peregangan dan juga perbedaan signifikan pada gaya awal dengan gaya akhir pada masing-masing dan antar kelompokKesimpulan: Terdapat perbedaan nilai gaya awal dan gaya akhir pada semua merk NiTi closed coil spring yang diregangkan pada jarak dan waktu tertentu. ......Introduction: NiTi closed coil spring is an orthodontic appliance which applied to performed tooth retraction in orthodontic treatment. The forces produces by NiTi closed coil spring in many studies has been proven to be superior compared to elastomeric chain and stainless steel closed coil spring. Objective: The purpose of this study was to compare the force degradation within few NiTi closed coil brand toward different distance and time. Materials and method:There were 60 NiTi closed coil spring used in this study, which devide into 3 grups toward distance of 18 mm dan 27 mm. There are 3 group consist of 3M, Ortho One and Versaden each consist 10 piece within different distance. The object is soaked within 4 weeks period. Initial force is measure during insertion and final force is measure after 4 weeks.Results:This study showed that there are significance different in initial force and final force within groups in both streching distance. There are also significance different between initial force and final force within groups Conclusions:There are difference in initial and final force within all brand of NiTi closed coil spring that strech toward certain distance and time.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kamaratih
Abstrak :
Latar Belakang: Penggunaan instrumen endodontik steril diperlukan untuk keberhasilan perawatan saluran akar. Desain dan bentuk instrumen endodontik menjadi tantangan dalam proses sterilisasi. Instrumen yang kini sering digunakan adalah instrumen putar NiTi, dengan salah satu desain terbaru adalah instrumen putar NiTi off-centered, yang bisa berupa variable taper maupun regressive taper. Bakteri resisten yang perlu diwaspadai dalam perawatan saluran akar adalah Enterococcus faecalis. Beberapa tahapan sterilisasi sudah pernah diajukan, namuan tidak spesifik pada instrumen putar NiTi off-centered yang terkontaminasi bakteri Enterococcus faecalis. Perlu siasat dan langkah-langkah khusus untuk mendapatkan instrumen putar NiTi off-centered yang steril dari bakteri Entercoccus faecalis. Tujuan: Membandingkan jumlah bakteri Enterococcus faecalis pada instrumen putar NiTi off-centered variable taper dan regressive taper setelah melalui dua metode sterilisasi yang berbeda. Metode: Delapan kelompok uji yang terdiri dari empat kelompok instrumen putar NiTi off-centered variable taper dan empat kelompok instrumen putar NiTi off-centered regressive taper. Masing-masing dari keempat kelompok tersebut dibagi menjadi kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok sterilisasi Parashos dan kelompok sterilisasi Linsuwanont. Selain kelompok negatif, instrumen-instrumen dari kelompok lainnya digunakan untuk mempreparasi saluran akar gigi premolar yang sudah dikontaminasi bakteri Enterococcus faecalis. Kedelapan kelompok kemudian diuji kultur menggunakan agar kromogenik untuk melihat keberadaan bakteri Enterococcus faecalis dan menghitung koloni yang terbentuk. Hasil: Pada kelompok kontrol negatif, tidak ditemukan adanya bakteri Enterococcus faecalis. Kelompok positif menunjukkan keberadaan bakteri Enterococcus faecalis dengan jumlah besar. Kelompok Parashos dan Linsuwanont menunjukkan jumlah bakteri Enterococcus faecalis yang beragam, dengan kelompok Parashos memberikan hasil jumlah bakteri yang lebih besar daripada kelompok Linsuwanont. beragam.terbanyak dan tersedikit Kesimpulan: Metode sterilisasi Linsuwanont adalah metode paling efektif untuk mensterilisasi bakteri Enterococcus faecalis pada instrumen putar NiTi off-centered regressive taper. Metode sterilisasi Parashos tidak efektif untuk mensterilisasi bakteri Enterococcus faecalis pada instrumen putar NiTi off-centered variable taper maupun regressive taper. Kata kunci: sterilisasi, intrumen putar NiTi, off-centered, Enterococcus faecalis, CFU ......Backrgound: The use of sterile endodontic instruments is necessary to achieve successful root canal treatment. The design and shape of endodontic instruments poses challenges in their sterilization process. The current most widely used endodontic instrument are NiTi rotary files, and one of the newest design results in off-centered NiTi rotary files, which can either have a variable taper or a regressive taper. Resistant bacteria that must be noticed in root canal treatment is Enterococcus faecalis. Several sterilization processes have been put forward for endodontic instruments; however, none were specific for off-centered NiTi rotary files that were contaminated by Enterococcus faecalis. Specific strategies and steps are necessary to achieve sterile off-centered NiTi rotary files that are free from Entercoccus faecalis. Aim: Compare the amount of Enterococcus faecalis on off-centered NiTi rotary files with variable taper and regressive taper after being processed using two different sterilization methods. Method: Eight test groups were established consisting of four off-centered NiTi rotary files with variable taper and four off-centered NiTi rotary files with regressive taper. Each of these four groups were divided into the following groups: negative control group, positive control group, Parashos sterilization group and lastly Linsuwanont sterilization group. Besides the negative control group, instruments from the other groups were used to perform root canal preparation of premolars that were contaminated by Enterococcus faecalis. The eight test groups were then tested for bacterial culture using chromogenic agar media to observe the presence and count the colony forming units of Enterococcus faecalis. Results: In the negative control group, no Enterococcus faecalis bacteria were found. The positive control group showed a large amount of Enterococcus faecalis present. The Parashos and Linsuwanont groups showed a variety in the amount of Enterococcus faecalis present, with the Parashos group showing a higher number of Enterococcus faecalis bacteria than the Linsuwanont group. Conclusion: The Linsuwanont sterilization method is the most effective method to sterilize Enterococcus faecalis bacteria from off-centered NiTi rotary files with regressive taper. The Parashos sterilization method was ineffective in sterilizing Enterococcus faecalis bacteria from both off-centered NiTi rotary files with variable taper and regressive taper.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Suganda
Abstrak :
Buku Serat Nitimani jilid II berisi pengetahuan mengenai ?Bakaling Dumadi? (terjadinya kehidupan) dan ?Sampurna? (kesempurnaan hidup).
Surakarta: Administratir Jawi Kandha-N.V. Albert Rusche, 1919
BKL.1097-PW 173
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Muhyiddin
Abstrak :
Lembaga thing tank pemerintah pada dasarnya berfungsi sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan dan kebijakan pemerintah. Bappenas salah satu tugas dan fungsinya adalah sebagai think tank pemerintah. Untuk mencari bentuk kelembagaan yang sesuai, maka studi ini mengelaborasi kelembagaan think tank pemerintah manca negara. Pada studi dnegan pendekatan kualitatif ini menguraikan beberapa model paraktik-praktik terbalik diantara korean development institute (KDI)- Korea selatan. Nasional institution for transforming India (NITI) Aayog-India, National Economic and social Development Board(NESDB)- Thailand,dan Productivity commisiion (PC)- Australia. Dari 4 model kelembagaan tersebut, Studi ini memberi 4 aternatif opsi sebagai rekomendasi Pertama, untuk pemerintah dapat melakukan revitalisasi sebagai organ di Bappenas untuk menjadi unit kerja think tank pemerintah. Opsi ini jika lembaga Bappenas tetap memegang fungsi perencanaan dan penganggaran, maka merujuk pada NSEBD- Thailan. Kedua, mentrasformasi Bappenas menjadi lembagaThink tank pemerintah secara keseluruhan, dengan rujukan NITI Aayog- India Ketiga, melepas unit kerja yang melaksanakan fungsi think tank di Bappenas dan dijadikan lembaga khusus think tank dibawah Bappenas, rujukannya KDI- Korea Selatan. Keempat, membentuk kelembagaan baru think tank bawah Presiden dengan memanfaatkan sumber daya kelembagaan think tank yang sudah ada dipemerintahan seperti Bappenas dan litbang Kementerian dan lembaga yang sebelumnya juga mempunyai tugas sebagai jembatan atas ilmu pengetahuan kepada kebijakan (bridging knowledge to policy), rujukanya PC -Australia
Kementrian PPN/ Bappenas, 2017
03-18-717470489
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library