Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rezeki Inoky
Abstrak :
ABSTRAK Perusahaan hulu MIGAS mempunyai risiko tinggi terjadinya insiden, termasuk Near Miss. Program kampanye Near Miss, berupa pelaporan Near Miss secara aktif merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya insiden. Di PT. X, kecelakaan serius terjadi 2 kali pada tahun 2014, namun kejadian Near Miss yang dilaporkan sebanyak 10 kali 1:5 , hal ini tidak sejalan dengan teori piramida insiden yang menyatakan 1:60. Penelitian ini bertujuan diketahuinya hubungan pengetahuan, perilaku, pendidikan dan lama kerja dengan perubahan laporan Near Miss sebelum dan sesudah kampanye dan Basic Risk Factor nya. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang, data primer melalui kuesioner terkait pengetahuan dan perilaku, dan data sekunder berupa tingkat pendidikan dan lama kerja terhadap 94 sampel pekerja lapangan perusahan hulu MIGAS PT. X yang masih aktif, serta dilakukan wawancara mendalam ke 20 responden. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi 61,7 , perilaku baik 61,7 , pendidikan tinggi 94,7 , lama kerja ge; 3 tahun 60,6 . Didapatkan perubahan laporan Near Miss sebesar 17 dan kategori prosedur merupakan penyebab utama Near Miss, pekerja lapangan dengan pengetahuan sedang ndash; rendah 22,2 , perilaku baik 20,7 , pendidikan tinggi 18 , dan lama kerja ge; 3 tahun 21,1 lebih banyak melakukan perubahan laporan Near Miss. Namun tidak ada variabel yang berhubungan signifikan secara statistik dengan perubahan laporan Near Miss baik pengetahuan, perilaku, tingkat pendidikan maupun lama kerja P > 0,05 .
ABSTRACT Upstream Oil and Gas Company at high risk incidents, including Near Miss. Near Miss campaign program through active Near Miss reporting is one of ways to prevent the occurance of incidents. At PT. X, serious accidents occurred 2 times in 2014, while 10 Near Miss reported 1 5 this event is not in line with incident pyramid 1 60 . The objective of this study was to obtain knowledge, behavior, education and length of work toward Near Miss report change before and after the campaign and its Basic Risk Factor. This study conducted in cross sectional method, primary data through questionnaire related to knowledge and behavior, while secondary data based on education level and length of work towards 94 samples of existing field staff in one of Oil and Gas Company as well as in depth interview to 20 respondents. Most of respondents have a high knowledge 61,7 , good behavior 61,7 , high education level 94,7 , and length of work ge 3 years 60,6 , Near Miss report changes is 17 16 report and procedures category are the highest of underlying cause Near Miss, field staff who have mid to low knowledge 22,2 , good behavior 20,7 , high education level 18 , and length of work ge 3 years 21,1 more report on Near Miss change. However, there was no significant relationship between Near Miss report and knowledge, behavior, education, length of work P 0,05.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Setiawaty
Abstrak :
ABSTRAK Salah satu target tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) adalah meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan angka kematian ibu (AKI) sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990 - 2015. Penyebab utama kematian ibu diklasifikasikan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung, salah satu penyebab langsung yang disebabkan oleh komplikasi obstetrik terkait kehamilan adalah abortus. Kejadian abortus merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting karena dapat berpengaruh terhadap kesakitan dan kematian ibu. Di dunia abortus yang tidak aman berkontribusi terhadap kematian ibu sebesar 13% sedangkan di Indonesia sebesar 11%. Selain dapat menyebabkan kematian, abortus yang tidak aman dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi yang tidak terduga sehingga dapat mengakibatkan terjadinya near-miss. Kejadian near-miss atau ?nyaris meninggal? pada kasus abortus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tempat tinggal ibu sebagai salah satu proksi dari akses terhadap pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran tempat tinggal (urban, rural) yang merupakan proksi dari akses terhadap pelayanan kesehatan terhadap kejadian near-miss atau ?nyaris meninggal? pada pasien abortus yang dirawat di RS. Penelitian dilakukan dengan metode observasional menggunakan desain kohort retrospektif. Data penelitian yang digunakan merupakan data sekunder dari hasil penelitian Immpact Indonesia tahun 2003-2006 yang berbasis fasilitas (RS) di Kabupaten Serang dan Pandeglang, terdiri dari 2 dataset yaitu FOPROM dan HOSREACT. Analisis data dilakukan secara bertahap, dimulai dengan analisis univariat, analisis bivariat, analisis stratifikasi dan analisis multivariat uji regresi logistik ganda dengan model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan kasus abortus yang berasal dari wilayah rural berisiko 1,96 kali lebih tinggi untuk mengalami kejadian near-miss dibandingkan dengan ibu yang abortus berasal dari wilayah urban (RR 1,96; 95% CI: 1,12 ? 3,41) setelah dikontrol dengan variabel gravida, suhu tertinggi dan pernah ditolong dukun. Upaya pencegahan terjadinya near-miss atau ?nyaris meninggal? dapat dilakukan dengan cara perbaikan sistim rujukan yang dimulai dari tingkat bawah yaitu dari masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan, kemudian untuk RS rujukan agar dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap kasus-kasus abortus yang berasal dari wilayah rural.
ABSTRACT One of the Millennium Development Goals (MDGs) is to improve maternal health with the target of reducing maternal mortality ratio by three-quarters between 1990 and 2015. The main causes of maternal deaths are classified into direct and indirect causes. One of the direct causes related to obstetric complications is abortion. The incidence of abortion is an important health problem because it could affect maternal morbidity and mortality. Unsafe abortion contributes to 13% maternal mortality worldwide, while in Indonesia it accounted for 11%. Unsafe abortion could lead to maternal death as well as causing unpredicted complications that can lead to the occurrence of near-miss. Near-miss incident in the case of abortion may be influenced by several factors, including access to health services. This study is aimed to determine the effect of women?s residence (urban-rural), as one proxy of access to health services to the occurrence of nearmiss on abortion patients who were treated in hospital. Research carried out by observational method using retrospective cohort design. Secondary data resulted from Immpact Indonesia?s hospital-based research in Serang and Pandeglang District during 2003-2006 were used. The data consists of two datasets namely FOPROM and HOSREACT. Data analysis was performed in stages, starting with univariate analysis, bivariate, stratification and finally multivariate analysis using multiple logistic regression with model of risk factors. Results showed that mothers with abortion cases coming from rural area had 1.96 times higher risk for experiencing near-miss events than mothers with abortion cases coming from urban areas (RR 1.96, 95% CI: 1.12 - 3.41) after being controlled by variables such as gravida, the highest temperature and has helped by the traditional birth attendant. One effort to contribute to the prevention of near-miss can be done by improving referral system from the lower levels, from community, and health care facilities, up to referral hospitals in order to give more attention to abortion cases coming from the rural areas.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28491
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
Abstrak :
Proses pendistribusian obat oleh Pedagang Besar Farmasi harus mematuhi prinsip CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik). Berdasarkan Pedoman CDOB untuk mempertahankan sistem mutu harus memastikan bahwa setiap penyimpangan atau ketidaksesuaian terhadap prosedur yang telah ditetapkan harus didokumentasikan dan diselidiki penyebabnya serta tindakan perbaikan dan pencegahan yang tepat perlu diambil untuk memperbaiki dan mencegah terjadinya penyimpangan sesuai dengan prinsip manajemen risiko. Di PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL) setiap ketidaksesuaian yang terjadi dari semua cabang APL akan dilaporkan ke dalam suatu portal untuk selanjutnya ditinjau secara periodik untuk mengevaluasi dan melihat trend dari quality near miss. Analisis kejadian near-miss dilakukan untuk mengetahui kejadian Near miss yang sering terjadi di APL dengan melakukan analisis trend data near miss tahun 2022. Trend kejadian near miss berdasarkan kategori kejadian pada tahun 2022 banyak terjadi pada kategori Building & Facility, Cleanliness, Inventory Issue, dan Equipment dengan persentase masing-masing berturut turut adalah 20,90%, 18,33%, 9,50% dan 7,47%. ......The drug distribution process by Pharmaceutical Wholesalers must comply with the principles of CDOB (Good Drug Distribution Method). Based on the CDOB Guidelines, maintaining a quality system must ensure that any deviations or non-compliance with established procedures must be documented and the causes investigated and appropriate corrective and preventive actions need to be taken to correct and prevent deviations in accordance with risk management principles. At PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL) any discrepancies that occur in all APL branches will be reported to a portal for further periodic review to evaluate and see trends for quality near misses. Analysis of near-miss events was carried out to find out the near-miss events that often occur in APL by analyzing trend data for near misses in 2022. The trend of near-miss events based on event categories in 2022 occurs mostly in the Building & Facility, Cleanliness, Inventory Issue, and Equipment categories with the respective percentages being 20.90%, 18.33%, 9.50% and 7.47%, respectively.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Najmi Tanziila
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang analisis pengelolaan risiko yang terkait dengan kasus near miss yang dilaporkan di PLTA (PT X) tahun 2020 – 2022. Trend manajemen risiko masih berfokus pada bahaya yang level risikonya tinggi. Oleh karena itu, perlu dikembangkan ide future risk untuk menganalisis risiko mulai dari kejadian near miss. Near miss merupakan salah satu pondasi kecelakaan menurut teori Heinrich dan Frank E. Bird. Selain itu, kejadian near miss juga dilatarbelakangi oleh beberapa kejadian unsafe act dan unsafe condition sehingga perlu dilakukan suatu penelitian analisis risiko dan pengendalian near miss serta keterkaitannya dengan unsafe act dan unsafe condition. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif. Objek penelitian adalah kasus near miss, unsafe act, dan unsafe condition yang dilaporkan di PT X tahun 2020 – 2022. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Aplikasi Near Miss PT X, wawancara, dan observasi. Analisis data mengacu proses manajemen risiko AS / NZS 4360 : 2004 dan analisis pengendaliannya mengacu Hirarki Pengendalian Risiko (Safe Work Australia) Dari hasil rekap kasus di PT X, ditemukan 164 kasus terkait K3 dan dikerucutkan menjadi 110 kasus near miss, unsafe act, dan unsafe condition. Setiap kasus ini dikelompokan sesuai kesamaan risiko kemudian 10 kelompok near miss akan dinilai risikonya secara kualitatif dan semi kuantitatif. Temuan dari penilaian risiko kualitatif adalah terdapat 7 keterkaitan kasus near misses dengan unsafe act & unsafe condition sedangkan dari penilaian risiko semi kuantitatif dapat digambarkan 10 risk ranking kasus near misses. Dari penilaian basic risk level hingga recommended risk level ditemukan penurunan risiko yang selanjutnya digambarkan menggunakan penilaian efektivitas existing program (50% - 93%) dan recommended program (50% - 97,8%) Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa perlu terdapat perbaikan Aplikasi Near Miss, edukasi dan sosialisasi kasus terkait K3 untuk pekerja PT X, serta level risiko near miss dapat diturunkan dengan hasil rekomendasi pengendalian risiko. ......This study discusses the analysis of risk management related to near miss cases reported at PLTA (PT X) year 2020 – 2022. The trend of risk management still focuses on hazards with a high level of risk. Therefore, it is necessary to develop the future risk idea to analyze risks starting from near miss events. Near miss is one of the foundations of accidents according to the theory of Heinrich and Frank E. Bird. Moreover, near miss events are also triggered by several unsafe acts and unsafe conditions, so it is necessary to conduct a research on risk analysis and control of near miss and its relationship with unsafe acts and unsafe conditions. Desain of research is descriptive analytic with a semi-quantitative approach and the objects are cases of near miss, unsafe act, and unsafe condition reported at PT X in 2020 – 2022. Data collection was carried out using the Near Miss PT X application, interviews, and observations. The data analysis refers to the risk management process AS / NZS 4360 : 2004 and the control analysis refers to the Hierarchy of Risk Control (Safe Work Australia). From the result of the case recap at PT X, 164cases related to K3 were found and were reduced to 110 near miss, unsafe act, dan unsafe condition cases. Each of these cases are grouped with the similarity of risk then 10 near miss groups are assessed for risk qualitatively and semi-quantitatively. The findings from the qualitative assessment are that there are 7 linkages between near misses with unsafe acts and unsafe conditions, while the semi-quantitative risk assessment can describe the 10 risk ranking of near misses. From the assessment of basic risk level until recommended risk level, a reduction in risk was found which was then described using an assessment of effectiveness of existing programs (50% - 93%) and recommended programs (50% - 97,8%) Based on that results, it is concluded that there are some improvements needed about Near Miss Application, education and socialization of cases related to K3 for PT X workers, and the risk level of near miss can be reduced by the risk control recommendations.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Arie Sandi Putra
Abstrak :
Latar Belakang: Insiden yang menimpa pasien juga menimbulkan risiko pada pekerja RS, sehingga akar penyebab dan solusi pemecahan masalah untuk mengurangi risiko insiden terjadi kembali seringkali sama. Dari near-miss sampai terjadinya insiden serius merupakan suatu rangkaian kejadian yang mempunyai pola penyebab yang mirip. sehingga fokus pada laporan near-miss lebih bernilai pada perbaikan kualitas. Diperkirakan 50%-96% kejadian tidak diinginkan termasuk near-miss, yang terjadi di fasilitas kesehatan tidak dilaporkan sehingga organisasi kehilangan kesempatan belajar dari laporan near-miss untuk memperbaiki sistem serta mengurangi risiko terjadinya bahaya pada pekerja dan pasien. Tujuan: Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung terhadap pelaporan kejadian near-miss oleh staf RS, baik yang menimpa staf dan pasien sehingga dapat dihunakan untuk perbaikan program K3 dan Patient Safety RS. Metode: Penelitian rancangan kualitatif, yang menggunakan kerangka fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pimpinan RS dan diskusi kelompok berfokus kepada kelompok staf RS. Melibatkan unit ER, rawat inap, OR, rawat jalan, dental, fisioterapi, radiologi, laboratorium, farmasi, rekam medis. Jumlah informan keseluruhan 37 orang. Hasil dan Kesimpulan: Faktor-faktor organisasi dan individu yang menghambat atau mendukung pelaporan kejadian near-miss oleh staf RS: Faktor organisasi penghambat yaitu kejadian near-miss yang sama terjadi berulang, kerahasiaan terhadap pelapor; Faktor organisasi pendukung yaitu adanya edukasi dan sosialisasi dalam program K3 dan program Patient safety RS, alternatif alur pelaporan kejadian near-miss, serta adanya nilai dari pelaporan kejadian near-miss; Faktor individu penghambat yaitu kurangnya kemampuan untuk mengenali kejadian near-miss, kurangnya pengetahuan mengenai alur pelaporan, pemahaman terbatas mengenai manfaat pelaporan; Faktor individu pendukung yaitu adanya pengetahuan dasar tentang kejadian near-miss. ...... Background: Incidents that affect patients also pose a risk to hospital workers, so that often the root causes and the solution to decrease the likelihood of recurrence are similar. The chain of events from a near-miss to a serious incident are similar, so that focusing on near-miss reports, may add value and increase the quality of improvements. It is estimated that 50%-96% of adverse events including near-miss in healthcare industry are not reported, which leads to missed opportunities for the organization to learn from the event and improve the system in order to further reduce the risk for workers as well as for patients. Objectives: to identify barriers and supporting factor for near-miss reporting that afflicted patient or worker by hospital workers, so that it can be used to improve Occupational Health and Safety program, and also patient safety program. Method: A qualitative design study was conducted with phenomenology framework, using in-depth interview for hospital management and focus group discussion for hospital workers. Including representatives from ER, Inpatient wards, Outpatient clinics, Operating Room, Dental, Physiotheraphy, Radiology, Laboratory, Pharmacy and Medical Record Unit. Total informants covered were 37 persons. Result and Conclusion: Organizational and individual factors as barriers or supporting near-miss reporting according to hospital workers: Organizational barrier factors are reoccurence of already reported type of near-miss events and reporter anonymity; Organizational supporting factors are education and socialization companent in Hospital Occupational Health & Safety program also Patient Safety program, near-miss reporting alternative route, also value of near-miss reporting; Individual barrier factors are lack of near-miss event recognition, lack of knowledge on near-miss event reporting process, limited understanding of near-miss reporting benefit; Individual supporting factor is basic knowledge of near-miss.
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2015
T58724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diennur Izzati Sugito
Abstrak :
Industri konstruksi memiliki risiko bahaya yang sangat tinggi, tidak terkecuali untuk industri EPC. EPC memiliki tahapan pekerjaan konstruksi yang sangat kompleks dengan durasi pekerjaan yang relatif lama. Karena ini, kecelakaan kerja sering terjadi di proyek EPC. PT XYZ merupakan industri konstruksi di bidang EPC dengan catatan TRIR (Total Recordable Incident Rate) di bawah 1 tetapi memiliki catatan near miss dan tindakan/kondisi tidak aman yang cukup tinggi. Hal ini berdampak kepada tingkat budaya keselamatan PT XYZ. Saat ini PT XYZ sedang berada di tingkat “independent” dan berencana di Tahun 2023 mencapat tingkat “Interdependent”. Untuk mencapainya maka tujuan penelitian adalah untuk melakukan identifikasi indikator SMK3 yang mempengaruhi budaya keselamatan, identifikasi hubungan antar variabel dan pengembangan model budaya keselamatan, dan identifikasi strategi untuk meningkatkan antar indikator budaya keselamatan yang sudah terbentuk. Untuk melakukan evaluasi digunakan indikator dari SMK3 Peraturan Pemerintah No. 50/2012 dan ISO 45001:2018. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat 84 indikator SMK3 dan budaya keselamatan yang teridentifikasi dan divalidasi oleh pakar. Telah teridentifikasi 69 indikator dominan menggunakan SEM-PLS dengan perangkat lunak SMART PLS. Hubungan antar variabel menunjukkan bahwa SMK3 ISO 45001:2018 memediasi SMK3 PP 50/2012 dengan budaya keselamatan. Validasi Pakar menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan terhadap SMK3 PP 50/2012 dengan budaya keselamatan. Telah teridentifikasi 11 rekomendasi strategi dari model hubungan yang terbentuk. ......The construction industry has a very high risk of danger, and the EPC (Engineering, Procurement, Construction) industry is no exception. EPC has a very complex stage of construction work with a relatively long duration of work. Due to this, a syringe work accident occurred in the EPC project. PT XYZ is a construction industry in the EPC sector with a TRIR (Total Recordable Incident Rate) record below 1 but has a fairly high record of near miss and unsafe actions / conditions. This has an impact on the safety culture level of PT XYZ. Currently PT XYZ is currently at the "independent" level and plans identify indicators of OHSMS and safety culture, a system of relationships between variables and the development of models for safety culture, and strategies to improve the established indicators of safety culture. To conduct evaluation and indicators of OHSMS Government Regulation No. 50/ 2012 and ISO 45001: 2018. To carry out the evaluation used indicators from SMK3 Government Regulation no. 50/2012 and ISO 45001:2018. The results of the study concluded that there were 84 indicators of SMK3 and safety culture which were validated by experts. There have been 69 dominant indicators using SEM-PLS with SMART PLS software. The relationship between variables shows that ISO 45001:2018 SMK3 mediates PP 50/2012 SMK3 with a safety culture. Expert validation shows that there is a significant relationship between SMK3 PP 50/2012 and safety culture. There have been 11 strategic recommendations from the relationship model formed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Mardiah
Abstrak :
Latar Belakang: Masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih terbilang cukup tinggi, MMR (Maternal Mortality Rate) di Indonesia sendiri data tahun 2017 mencapai angka 177 per 100.000 kelahiran hidup. Near-miss didefinisikan sebagai ibu hamil atau ibu baru melahirkan (dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan) yang jiwanya terancam tetapi berhasil selamat karena pelayanan atau perawatan yang baik atau karena faktor kebetulan. Kejadian near-miss atau nyaris meninggal sangat dipengaruhi oleh kualitas layanan kesehatan terutama pada masa pandemi. Pandemi COVID-19 telah menimbulkan implikasi pada berbagai sektor termasuk sektor pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Tujuan: Mengetahui bagaimana hubungan pandemi COVID-19 dengan kejadian near-miss atau nyaris meninggal pada pasien – pasien yang mendapatkan metode persalinan sectio caesarea di rumah sakit Ananda Bekasi periode rawat inap Oktober 2019 – Juni 2020. Metode: Penelitian observasional menggunakan desain kohort retrospektif. Data yang digunakan diambil dari rekam medis pasien – pasien obstetrik di rumah sakit tempat penelitian ini dilakukan. Analisis data dilakukan bertahap, dimulai dari analisis univariat, analisis bivariat, analisis stratifikasi dan analisis multivariat dengan cox regression untuk mengidentifikasi hubungan antar vaiabel. Hasil: Terdapat 46 kasus near-miss (10,48%) dari total sampel penelitian sebanyak 439. Pada Analisa bivariat ditemukan bahwa ibu yang mendapat tindakan sectio caesarea pada masa pandemi COVID-19 memiliki risiko sebesar 1,35 lebih besar untuk mengalami near-miss (RR 1,356 ; 95% CI 0,78 – 2,34) p value 0,272. ......Background: The maternal mortality rate (MMR) in Indonesia remains relatively high. The Indonesia MMR data in 2017 showed that the rate of maternal mortality reached 177 per 100,000 live births. Near-miss is pregnant women or mothers who have recently given birth (within 42 days after termination of pregnancy) with threatening live conditions, but managed to survive due to health service quality or health care or due to accidental factors. Near-miss incidence or near death is greatly influenced by health service quality, especially during the COVID-19 pandemic. The COVID-19 pandemic brings implications to various sectors including the maternal and neonatal health care sector. Objectives: This study aims to find the relation between the COVID-19 pandemic and near-miss incidents or near-death in patients who received the delivery method with sectio caesarea at Ananda Hospital Bekasi, inpatient period from October 2019 to June 2020. Methods: By using a retrospective cohort design, this observatory study analyzed data taken from the medical records of obstetrical patients in some stages, starting with univariate analysis, bivariate analysis, stratification analysis, and multivariate analysis with cox regression to find relationships between variables. Result: This study shows that from the total sample of 439 patients with sectio caesarean, 46 cases are near-miss cases (10.48%). Furthermore, the bivariate analysis shows that mothers who received sectio caesarean during the COVID-19 pandemic have greater risk (1.35) of experiencing near-miss (RR 1.356; 95% CI 0.78 - 2.34) p-value 0.272.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yully Harta Mustikawati
Abstrak :
Keselamatan pasien menjadi bagian penting dalam pelayanan keperawatan. Penelitian retrospektif ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Unit Perawatan Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta. Pengumpulan data menggunakan data sekunder dari 95 dokumen laporan kejadian. Instrumen yang digunakan adalah kertas kerja yang dirancang sendiri oleh peneliti. Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara training dan edukasi, kompetensi, status kawin, tingkat pendidikan, kompleksitas pengobatan pasien, alur pekerjaan, kahadiran dan ketidakhadiran staf, peralatan, tingkat ketergantungan pasien, lokasi pelayanan terhadap KNC dan KTD (P=0.13-1.00). Variabel yang berhubungan dengan KNC dan KTD adalah masa kerja (P=0.03), umur perawat (P=0.04) dan umur pasien (P=0.02). Rekomendasi untuk rumah sakit dalam penerimaan perawat baru perlu dipertimbangkan faktor umur dan pengalaman kerja perawat saat melamar, pembuatan kebijakan penerimaan pasien baru sesuai umur pasien dan penempatan pasien beresiko mengalami cedera, pendampingan (perseptorship program) yang optimal untuk perawat dengan masa kerja yang baru (perawat dengan level novice). ......Patient safety is an important part of nursing care. This retrospective research is aimed to identify factors associated with occurrences of near miss and adverse event at the nursing unit of Pondok Indah Hospital Jakarta. Data collection using secondary data from 95 documents of incident reports. The instrument used is a working paper which was designed by the researcher. The results are there was no significant correlation between training and education, competence of nurses, marital status, level of education, complexity of patient treatment, the flow of work, absenteeism of staff, equipment, dependency level of patients, location of services (P=0.13-1.00). There was a significant correlation between year of service (P=0.03), age of nurses (P=0.04), and patient?s age (P=0.02) with near miss and adverse event. The recommendations for hospitals in the acceptance of new nurses are to consider the factor of age and work experience when applying for nurses, make policy on acceptance of new patients according to age of patient and placement of patient at risk of injury, provide optimal assistance in the perceptorship program for nurses with a new period of employment (the nurse with a novice level).
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Dwinanda Septiana Raswita
Abstrak :
Praktik kerja profesi di PT Anugerah Pharmindo Lestari Periode bulan Mei tahun 2018 bertujuan untuk memahami peranan tugas dan tanggung jawab apoteker di Pedagang Besar Farmasi PBF dan Penyalur Alat Kesehatan PAK ; memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di PBF dan PAK; memahami penerapan Cara Distribusi Obat yan Baik CDOB di PBF dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik CDAKB di PAK, serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di PBF dan PAK. Praktik kerja profesi dilakukan selama dua minggu, yaitu dari tanggal 17-31 Mei 2018. Tugas khusus yang diberikan saat praktik kerja berjudul ldquo;Analisis Quality Near Miss dan Deviasi di PT Anugerah Pharmindo Lestari Cabang Tangerang Pada Bulan Mei 2018 rdquo;. Tujuan dari tugas khusus tersebut adalah mendapatkan contoh kejadian quality near miss dan deviasi yang terjadi di APL cabang Tangerang pada bulan Mei 2018 dan mendapatkan tindakan perbaikan dan pencegahan dari contoh kejadian quality near miss dan deviasi yang terjadi di APL cabang Tangerang pada bulan Mei 2018. ......Internship at PT Anugerah Pharmindo Lestari period May 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacist in pharmacy wholesale distribution and medical device distributor; have the knowledge, insight, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practices in pharmacy wholesale distribution and medical device distributor; understanding of the application of good distribution practice for pharmaceutical and medical device, and also have the insight of pharmaceutical practice issue in pharmacy wholesale distribution and medical device distributor. The internship was conducted for two weeks. The title of special assignment is ldquo;Analysis of Quality Near Miss and Deviation in PT Anugerah Pharmindo Lestari Tangerang Branch on May 2018 rdquo;. The purpose of the special assignment is find some examples of quality near miss and deviation incident in APL Tangerang branch on May 2018 and find corrective and preventive action for quality near miss and deviation incident that happened.
Depok: Fakultas Farmasi, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library