Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salsally Firdaus Ramadhani
"Obat topikal adalah salah satu metode pengobatan melalui rute kulit yang dinilai lebih nyaman dan efektif dibandingkan pengobatan oral. Pada penelitian ini, disintesis nanoemulsi minyak dalam air (O/W) dengan basis krim dan gel mengandung bromelain untuk menganalisis kemampuan bromelain dalam menghambat pertumbuhan bakteri sebagai obat topikal. Bromelain diisolasi dari bonggol nanas (Ananas comosus [L.] Merr) lalu dimurnikan dengan fraksinasi ammonium sulfat dan menghasilkan aktivitas spesifik sebesar 153,97 U/mg. Dilakukan pula pemurnian dengan dialisis yang menghasilkan peningkatan aktivitas spesifik menjadi sebesar 400 U/mg dengan tingkat kemurnian 12,33 kali dari enzim kasarnya. Fraksi dialisis dipekatkan dengan metode freeze dry dan ditambahkan ke dalam sediaan dengan variasi konsentrasi (3, 5, dan 7%b/b). Sediaan terlebih dahulu dievaluasi sifat fisik dan stabilitasnya sebelum ditambahkan enzim. Nanoemulsi dipilih sebagai sediaan paling efektif sebagai pengantar obat dengan viskositas sebesar 40.000 cps, ukuran globul 32.13 nm, bobot jenis 1.008 g/mL, dan pdI 0.439. Pengamatan stabilitas dilakukan selama 6 minggu pada suhu 4, 27, dan 40±2 ºC terhadap ketiga sediaan dengan hasil tidak terdapat pemisahan fasa, serta pH yang masih dalam rentang pH kulit. Aktivitas proteolitik enzim bromelain pada sediaan nanoemulsi mengalami penurunan menjadi 83,834 U/mL yang diikuti dengan penurunan konsentrasi protein dari 39,403 mg/L menjadi 16,8 mg/L.

Topical drug is a treatment via skin route which is considered more comfortable and effective than oral. In this study, nanoemulsion (O/W) containing bromelain synthesized to analyze the ability of bromelain in inhibit bacterial growth as topical drug. Bromelain was isolated from pineapple core (Ananas comosus [L.] Merr) then purified by ammonium sulfate fractionation with the specific activity of 153.79 U/mg. Further purification was carried out with dialysis which result an increase in specific activity to 400 U/mg with purity level of 12.33 times than the crude enzyme. The fraction was concentrated by freeze dry method then added with various concentrations (3, 5, and 7%w/w) to preparations which the physical properties and stabilities have been observed. Nanoemulsion was chosen as the most effective drug delivery with viscosity of 40.000 cps, globul size 32.13 nm, specific gravity 1.008 g/mL, and pdI 0.439. Observation of preparations stability was carried out for 6 weeks at various temperatures (4, 27, and 40±2 ºC) with the result that there are no phase separation and the pH is within the skin's pH. The proteolytic activity of the bromelain nanoemulsion decreased to 83.834 U/mL followed by decrease in protein concentration from 39.403 mg/L to 16.8 mg/L."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Halimatus Sa`diyah
"Kulit manggis mengandung senyawa α-mangostin yang memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba. Ekstraksi α-mangostin menggunakan deep eutectic solvent (DES) sebagai pelarut hijau untuk meminimalisasi masalah kesehatan akibat pelarut organik. Ekstrak α-mangostin dibuat dalam bentuk nanoemulgel yang efektif dalam aktivasi bahan kosmetik. Namun, studi mengenai bioaktivitas nanoemulgel ekstrak kulit manggis berbasis virgin coconut oil (VCO) dengan DES belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi tersebut melalui uji kandungan total fenolik, uji aktivitas antioksidan, dan antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis serta kemampuan penetrasi untuk aplikasi kosmetik. Formulasi nanoemulgel dibuat dengan variasi penambahan xanthan gum sebesar 0,0%, 0,1%, 0,3% dan 0,5%. Formula X5 mampu menghasilkan nanoemulgel stabil dan memiliki flux penetrasi tertinggi (122,6 ± 32,86 μg/cm2.h) meskipun kandungan fenolik yang terkandung rendah (17,452 g GAE/100 g DES ekstrak) sehingga memiliki aktivitas antioksidan lemah dan tidak memiliki aktivitas penghambatan terhadap S. epidermidis. Penambahan xanthan gum 0,5 % b mampu menunjukkan flux penetrasi α-mangostin tertinggi sehingga dapat direkomendasikan untuk aplikasi kosmetik. Penambahan DES ekstrak dalam formulasi nanoemulgel perlu ditingkatkan untuk meningkatkan konsentrasi α-mangostin.

Mangosteen pericarp contains α-mangostin compounds which have antioxidants and antimicrobial activity. α-mangostin extraction uses deep eutectic solvent (DES) as a green solvent to minimize health problems due to organic solvents and produced in nanoemulgel forms which is effective in activating cosmetic ingredients. However, studies on the bioactivity of nanoemulgel mangosteen pericarp extract based on virgin coconut oil (VCO) with DES have never been done. Therefore, this study aims to determine the characterization through the total phenolic content, antioxidant and antibacterial activity against Staphylococcus epidermidis bacteria and penetration ability for cosmetic application. Nanoemulgel formulations were made with variations in the addition of xanthan gum by 0.0%, 0.1%, 0.3% and 0.5%. Formula X5 is able to produce stable nanoemulgel and has the highest penetration flux (122.6 ± 32.86 μg/cm2.h) despite the low phenolic content (17.452 g GAE/100 g DES extract), so that it has weak antioxidant activity and has no inhibitory activity against S. epidermidis. The addition of 0.5% xanthan gum was able to show the highest α-mangostin penetration flux, so that it could be recommended for cosmetic applications. The addition of DES extract in nanoemulgel formulation needs to be increased to increase the concentration of α-mangostin.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalia Mita Ayu Ramadhan
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan dan mengamati karakteristik dari hidrogel yang terbuat dari nanoemulsi ekstrak manggis. Sifat hidrofobik dari bioaktif yang terkandung dalam manggis, yaitu alfa-mangostin, membuatnya tidak cocok untuk diformulasikan langsung menjadi gel. Maka, bioaktif ini diformulasikan menjadi nanoemulsi terlebih dahulu. Kemudian, nanoemulsi O/W yang stabil digabungkan dengan gel base; atau disebut juga dengan hidrogel, yang diperoleh dengan melarutkan xanthan gum ke dalam air, membentuk nanoemulgel. Nanoemulgel diketahui memiliki sifat yang lebih baik dalam aplikasi kulit, penetrasi, dan stabilitas; dan dikonfirmasi melalui penelitian ini. Formulasi nanoemulgel yang mengandung xanthan gum, nanoemulsion, dan phenoxyethanol didapati memiliki warna putih susu, homogen, dan stabil pada kondisi akselerasi; 5 jam sentrifugasi pada 3750 rpm dan siklus suhu pada -10?C dan 25?C, yang setara dengan stabilitas selama satu tahun. Nanoemulgel terbukti memiliki sifat penetrasi ke dalam kulit yang lebih baik dibandingkan dengan nanoemulsi. Dari 3 formulasi, formulasi 1 dengan jumlah xanthan gum yang paling sedikit 1.0 w/w memiliki kemampuan penetrasi yang lebih baik. Aktivitas antibakteri dan antioksidan dari formulasi juga di evaluasi.

ABSTRACT
The objective of this study is to formulate and characterize hydrogel of mangosteen extract nanoemulsion. The hydrophobic nature of the bioactive, namely alpha mangostin, make it unable to be directly formulated into a gel. Thus, it was first formulated into nanoemulsion. This stable O W nanoemulsion was then incorporated with the gel base, which was obtained by dissolving xanthan gum into water, to form a nanoemulgel. Nanomulgel claims to provide better skin application property, penetration, and stability, and was confirmed through this study. The gel formulations containing xanthan gum, nanoemulsion, and phenoxyethanol were white, homogeneous and stable under accelerated conditions 5 hours of centrifugation at 3750 rpm and temperature cycling at 10 C and 25 C, which equals to 1 year stability. Better skin penetration was attained from nanoemulgel formulations compared to nanoemulsion. Out of the three, formulation 1 with the least amount of xanthan gum 1.0 w w , has better penetration ability. Antibacterial and antioxidant activity of the formulation was also evaluated."
Lengkap +
2017
S66052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Atsarina Dianati Chaidir
"ABSTRAK
Kulit manggis mengandung zat bioaktif α-mangostin yang mempunyai efek baik untuk kesehatan kulit. Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) dapat digunakan untuk mengekstrak α-mangostin dari kulit manggis, dan aman digunakan untuk sediaan topikal (melalui kulit). Sistem nanoemulgel mampu meningkatkan stabilitas sediaan. Pada penelitian yang telah dilakukan, sediaan nanoemulgel diformulasikan menggunakan NADES hasil ekstraksi kulit manggis dan akuades sebagai fasa air, Virgin Coconut Oil sebagai fasa minyak, surfaktan HLB 10, xanthan gum sebagai pengental, dan phenoxyethanol sebagai pengawet. Dilakukan variasi rasio massa xanthan gum sebanyak 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% dan variasi rasio massa NADES hasil ekstraksi kulit manggis sebanyak 1%, 3%, 5%, dan 8%, untuk memperoleh nanoemulgel yang memiliki kestabilan yang tinggi. Pengujian kandungan senyawa bioaktif, stabilitas, karakteristik, dan organoleptik pada sediaan nanoemulgel dilakukan, dan didapatkan hasil bahwa nanoemulgel stabil diperoleh dengan formulasi X5. X5 memiliki hasil uji stabilitas visual tidak menunjukkan adanya destabilisasi, uji accelerated stability test menyatakan stabil selama 1 tahun, uji stabilitas Freeze-Thaw 4 siklus menunjukkan stabil terhadap perubahan suhu dan masuk dalam rentang keberterimaan pH sediaan topikal. Berdasarkan hasil uji karakteristik dan organoleptik, nanoemulgel X5 tidak mengalami perubahan yang besar dari segi pH, viskositas, ukuran droplet, potensial zeta dan sifat fisiknya selama 15 hari masa pengamatan.

ABSTRACT
Mangosteen skin contains bioactive substances α-mangostin which is good for skin health. Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) can be used to extract α-mangostin from mangosteen peel, safe for topical preparations (through the skin). The nanoemulgel system can increase its stability. In this research, nanoemulgel preparations were formulated using mangosteen extract and aquades as water phase, Virgin Coconut Oil as an oil phase, HLB 10 surfactant, xanthan gum as thickener, and phenoxyethanol as preservative. Variation of mass ratio of xanthan gum was done by 0%, 0.1%, 0.3%, and 0.5% and variation of mass ratio of NADES results of mangosteen peel extraction was done by 1%, 3%, 5%, and 8%, to obtain high stability nanoemulgel. Testing of bioactive compound content, stability, characteristics, and organoleptics in nanoemulgel preparations was carried out. The results of stable nanoemulgel obtained from X5 formulation,with the result of visual stability test showed no destabilization, accelerated stability test stated stable for 1 year, Freeze-Thaw 4 cycle stability test showed stable to temperature changes and suitable for topical preparations. Based on the results of characteristic and organoleptic tests, nanoemulgel X5 did not experience a large change of pH, viscosity, droplet size, zeta potential and physical properties during 15 days observation.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Permawati
"Di Indonesia, daun Babandotan (Ageratum conyzoides (L.) L.) (EAC) dan herba Rumput Mutiara (Oldenlandia corymbosa L.) (EOC) telah digunakan secara empiris turun-temurun untuk mengobati penyakit sendin dengan cara ditumbuk kemudian dioleskan. Kuersetin (KU) dan asam ursolat (AU) yang merupakan zat aktif di dalam ekstrak tersebut memiliki aktivitas antiinflamasi pada hewan model yang diinduksi osteoartritis. Di dalam penelitian ini, kombinasi ekstrak babandotan dan rumput mutiara serta kombinasi kuersetin dan asam ursolat diformulasikan dalam sistem pembawa nanoemulsi sehingga memiliki karakteristik fisik yang baik serta dapat menghambat proses inflamasi dan dapat digunakan sebagai obat osteoartritis. Sebanyak 50 (lima puluh) ekor tikus dibagi dalam 10 kelompok (n=5) yaitu: (1) kelompok kontrol normal (normal) (2) kelompok kontrol negatif (negatif) (3) kelompok kombinasi EAC-EOC (EAC-EOC) (4) kelompok EAC tunggal (EAC) (5) kelompok EOC tunggal (EOC) (6) kelompok kombinasi KU-AU (KU-AU) (7) kelompok KU tunggal (KU) (8) kelompok AU tunggal (9) kelompok kombinasi KU-AU non-nano (Emulgel KU-AU) (10) kelompok kontrol positif (positif). Pada hari ke-0, tikus diinduksi monoiodoasetat secara intraartikular 3,0mg/0.05 mL kecuali kelompok normal. Pemberian sediaan topikal sesuai dengan kelompok dosis dilakukan mulai hari ke-29. Dilakukan evaluasi terhadap volume udem (setiap 7 hari), analisis kadar sitokin serum dengan enzyme-linked immunoabsorbent assay (ELISA) dan histopatologi serta imunohistokimia pada hari ke-57. Volume udem lutut tikus tidak berbeda bermakna dengan kelompok normal sejak hari ke-42. Penurunan kadar sitokin serum terjadi pada biomarker Protein S100A8, Interleukin-1β, inducible nitric oxide synthase (iNOS), matrix metalloproteinase-13 (MMP-13), a disintegrin and metalloproteinase thrombospondin-like motifs-5 (ADAMTS-5), Kolagen Tipe 2 dan Aggrecan Core Protein. Perbedaan bermakna semua kelompok perlakuan dengan kelompok negatif terjadi pada biomarker penanda proses inflamasi yaitu Protein S100A8, Interleukin-1ß dan iNOS (#P<0,05). Hasil evaluasi histopatologi dan imunohistokimia menunjukkan bahwa terjadi penghambatan degradasi proteoglikan. Sediaan nanoemulgel yang dikembangkan baik komposisi tunggal maupun kombinasi dapat memperbaiki kerusakan kartilago yang bermanfaat sebagai obat osteoartritis.

In Indonesia, babandotan leaves (ageratum conyzoides (L.) L.) (ACE) and pearl grass herbs (Oldenlandia corymbosa L.) (OCE) have been used empirically as topical preparation for traditional medicine in the treatment of joint disease. Their active compound namely quercetin (QU) and ursolic (UA) acid has appearance anti-inflammatory activity in osteoarthritis (OA) animal model. We investigated nanoemulgel of combination QU and UA as well as the combination ACE and OCE from nanoemulsion carrier systems as the new drug focused on plant-based natural products with a good physical characteristic that inhibit inflammatory process and applied in managing osteoarthritis (OA). Fifty animals were randomly designated to the 10 groups (n=5) as follows: (1) normal control group (Normal), (2) negative control groups (negative), (3) combination ACE-OCE, (4) single ACE, (5) single OCE, (6) combination QU-UA, (7) single QU, (8) single UA, (9) combination QU-UA non-nano formula (emulgel QU-UA), (10) positive control group (positive). Rats were receiving intraartikular monoiodoacetate injection 3.0mg/0.05 mL on day 0 exluding for normal control group. All groups were administered topical preparations allow to each dose group on day 29. We evaluated knee edema profile (every 7 days), serum cytokine level (on day 57) with enzyme-linked
immunoabsorbent assay (ELISA) and histopatological and immunhostochemistry evaluation. Since day 42, knee edema profile of all group treatment has been similar with normal control group (p>0.05). Serum cytokines level for some biomarkers, such as S100A8 Protein, Interleukin-1β, inducible nitric oxide synthase (iNOS), matrix metalloproteinase-13 (MMP-13), a disintegrin and metalloproteinase thrombospondin-like motifs-5 (ADAMTS-5), Collagen Type II and Aggrecan Core Protein were decrease. A significant difference compared with negative group showed for all groups treatment on measurement of inflammation process biomarker of S100A8 Protein, IL-1β, and iNOS (#P<0.05). Based on histological and immunohistochemistry evaluation showed that there was inhibition of proteoglycan degradation. The developed nanoemulgel ACE-OCE and QU-UA either combination or not has good physical characteristic and promising effect to enhance MIA induced cartilage damage as potential therapeutic agent for OA and encouraging to conduct further study as clinical trials.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T53404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Susanto
"Arthritis merupakan penyakit pada daerah persendian yang dapat diobati dengan pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) misalnya asam mefenamat. Asam mefenamat merupakan OAINS yang sudah umum dikonsumsi secara oral, tetapi menimbulkan iritas pada sistem gastrointestinal sehingga dibutuhkan cara penghantaran obat yang lain misalnya melalui kulit. Asam mefenamat merupakan senyawa hidrofobik, dibutuhkan suatu yang bersifat aman dan mampu melarutkan asam mefenamat. Deep Eutectic Solvent (DES) merupakan pelarut tidak beracun yang mampu melarutkan senyawa hidrofobik. DES tersusun atas senyawa pemberi ikatan hidrogen (HBD) dan penerima ikatan hidrogen (HBA). Mentol merupakan senyawa yang memiliki kemampuan anti inflamasi dan sudah umum dijadikan sebagai pemberi ikatan hidrogen. Asam laurat merupakan senyawa hidrofobik yang umum digunakan untuk melarutkan senyawa hidrofobik. Mentol dan asam laurat dipilih sebagai senyawa penyusun DES dengan rasio molar tertentu. Asam mefenamat akan dilarutkan dalam DES kemudian akan dibentuk menjadi nanoemulgel dengan bantuan karbomer 940. Nanoemulgel akan dibuat dari DES dengan rasio molar HBA:HBD sebesar 2:1 dan 4:1. Jumlah asam mefenamat juga divariasikan untuk melihat pengaruhnya pada nanoemulgel. Hasil pengujian nanoemulgel memperlihatkan kestabilan selama satu tahun, memiliki ukuran partikel berkisar 467,93-711,1 nm dengan Polydispersity index 0,77-2,04. Loading dari nanoemulgel berada pada rentang 0,17-0,74 % dengan efisiensi enkapsulasi sebesar 9,61-108,4 %. Sampel E21 dan E23 diujikan lebih lanjut untuk kemampuan permeasi transdermal dan menunjukan sampel E21 mampu untuk melepaskan 21,33% obat sedangkan sampel E23 mampu melepaskan 7,72% obat setelah pengujian 6 jam.

Arthritis is a disease affecting the joints that can be treated with non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), such as mefenamic acid. Mefenamic acid is a commonly used oral NSAID but can cause irritation to the gastrointestinal system, so an alternative drug delivery method is needed, such as through the skin. Mefenamic acid is a hydrophobic compound, and a safe solvent capable of dissolving mefenamic acid is required. Deep Eutectic Solvent (DES) is a non-toxic solvent that can dissolve hydrophobic compounds. DES is composed of a hydrogen bond donor (HBD) and a hydrogen bond acceptor (HBA) compound. Menthol is a compound with anti-inflammatory properties and is commonly used as a hydrogen bond donor. Lauric acid is a hydrophobic compound commonly used to dissolve hydrophobic compounds. Menthol and lauric acid are chosen as the constituents of DES with a specific molar ratio. Mefenamic acid will be dissolved in DES and then formed into a nanoemulgel with the help of carbomer 940. Nanoemulgel will be made from DES with HBA:HBD molar ratios of 2:1 and 4:1. The amount of mefenamic acid is also varied to observe its effect on the nanoemulgel. The testing results of the nanoemulgel show stability for one year, with particle sizes ranging from 467,93 to 3711,1 nm and a polydispersity index of 0,77 to 2,04. The loading of the nanoemulgel ranges from 0,17% to 0,74% with encapsulation efficiency ranging from 9,61% to 108,4%. Samples E21 and E23 were further tested for transdermal permeation capability, with sample E21 able to release 21,33% of the drug, while sample E23 released 7,72% of the drug after 6 hours of testing."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Alika Salsabila
"ABSTRAK
In the skin care industry, topical medications with high levels of antioxidants and High skin penetration is the ideal that all formulators desire. However, more antioxidant content in the oil phase has been
lead to less stability. To answer this problem and find the right balance of antioxidant benefits and stability, formulation nanoemulgel is made by combining mangosteen nanoemulsion with hydrogels that incorporate antioxidants into the aqueous phase. The nanoemulsion
made from a mixture of distilled water and a naturally occurring eutectic solvent based on betaine (NADES) as the water phase and virgin coconut oil (RCO) as the oil phase. 6 nanoemulgel formulation samples were made and observed. Extraction yield is 5.26% g -mangostin/g mangosteen powder and 0.86% g -mangostin/g nanoemulgel. All
the xanthan gum sample was stable while the Carbopol 934 sample underwent separation in the accelerated stability test. Sample XG 1, with 1% xanthan gum, reported to have an IC50 of 16.97 ppm from the DPPH antioxidant test and the amount of cumulative 101.57 g/cm2 released in an in-vitro penetration assay using . cells Franz diffusion. This sample also found the highest score with a score of 39.6 / 45 in
customer survey. This proves that the use of RCO as the oil phase
and NADES as the aqueous phase to formulate a topical nanoemulgel that stable and high penetration with mangosteen extract is very possible and optimized using 1% xanthan gum.
ABSTRACT
Dalam industri perawatan kulit, obat topikal dengan tingkat antioksidan tinggi dan penetrasi kulit yang tinggi adalah ideal yang diinginkan oleh semua formulator. Namun, lebih banyak kandungan antioksidan dalam fase minyak telah
menyebabkan stabilitas yang lebih rendah. Untuk menjawab masalah ini dan menemukan keseimbangan yang tepat antara manfaat antioksidan dan stabilitas, formulasi nanoemulgel dibuat dengan menggabungkan nanoemulsi manggis dengan hidrogel yang menggabungkan antioksidan ke dalam fase air. nanoemulsion
dibuat dari campuran air suling dan pelarut eutektik alami berdasarkan betaine (NADES) sebagai fase air dan minyak kelapa murni (RCO) sebagai fase minyak. 6 sampel formulasi nanoemulgel dibuat dan diamati. Hasil ekstraksi adalah 5,26% g -mangostin/g bubuk manggis dan 0,86% g -mangostin/g nanoemulgel. Semua
sampel xanthan gum stabil sedangkan sampel Carbopol 934 mengalami pemisahan pada uji stabilitas dipercepat. Sampel XG 1, dengan gom xanthan 1%, dilaporkan memiliki IC50 sebesar 16,97 ppm dari uji antioksidan DPPH dan jumlah kumulatif 101,57 g/cm2 yang dilepaskan dalam uji penetrasi in-vitro menggunakan . difusi sel Franz. Sampel ini juga menemukan skor tertinggi dengan skor 39,6/45 in
survei pelanggan. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan RCO sebagai fase minyak dan NADES sebagai fase air untuk memformulasi nanoemulgel topikal yang stabil dan penetrasi tinggi dengan ekstrak manggis sangat dimungkinkan dan dioptimalkan dengan menggunakan 1% xanthan gum."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library