Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakhira Nur Ramadhani
Abstrak :
Bakteri patogen,seperti NTM, dapat ditemukan di limgkungan seperti tanah dan perairan alami. Sumber air baku untuk air bersih dari perairan akan diolah di instalasi pengolahan air minum. Meskipun klorin digunakan untuk disinfeksi dalam pengolahan air minum, NTM yang resistem terhadap klorin tetap dapat tumbuh di sistem distribusi perpipaan. Air dari sistem distribusi ini akan mengalir menuju rumah tangga dan fasilitas umum, seperti rumah sakit, kemudian air digunakan melalui shower yang berpotensi melepaskan NTM dalam biofilm sebagai partikel aerosol. Partikel aerosol ini dapat terhirup oleh manusia dan berpotensi menyebabkan penyakit bagi individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penelitian ini dilakukan di rumah tangga dan Rumah Sakit X di Kecamatan Beji dan Sukmajaya, Kota Depok. Shower di Rumah Sakit X menunjukkan pertumbuhan NTM dalam biofilm yang lebih tinggi dibandingkan rumah tangga. Rata-rata NTM dalam biofilm di rumah tangga adalah 7,00 × 102 CFU/swab pada sumber air tanah, (7,25 ± 5,30) × 102 CFU/swab pada sumber air PDAM, dan (0,85 ± 1,10) × 103 CFU/swab di Rumah Sakit X dengan sumber air PDAM. Sementara itu, perbedaan permukaan shower juga memengaruhi keberadaan NTM pada biofilm yang tumbuh di shower dengan gagang berbahan krom (25%) dan plastik (12,5%). Hasil penelitian pada isolat bakteri dari rumah tangga dan Rumah Sakit X berdasarkan PCR, elektroforesis, dan sanger sequencing, ditemukan dua spesies NTM, yaitu Mycobacterium intracellulare dan Mycobacterium senegalense. ......Pathogenic bacteria, such as NTM, can be found in environments such as soil and natural waters. Raw water sources for clean water from waters will be treated in drinking water treatment plants. Although chlorine is used for disinfection in drinking water treatment, chlorine-resistant NTM can still grow in the piped distribution system. Water from these distribution systems will flow to households and public facilities, such as hospitals, where it is used in showers, potentially releasing NTM in biofilms as aerosol particles. These aerosol particles can be inhaled by humans and potentially cause illness for individuals with weakened immune systems. This study was conducted in households and Hospital X in Beji and Sukmajaya sub-districts, Depok City. Showers in Hospital X showed higher growth of NTM in biofilm than households. The average NTM in biofilm in households was 7.00 × 102 CFU/swab at groundwater source, (7.25 ± 5.30) × 102 CFU/swab at PDAM water source, and (0.85 ± 1.10) × 103 CFU/swab at Hospital X with PDAM water source. Meanwhile, differences in shower surfaces also affected the presence of NTM in biofilms grown in showers with chrome (25%) and plastic (12,5%) handles. The results of research on bacterial isolates from households and Hospital X based on PCR, electrophoresis, and sanger sequencing, found two NTM species, namely Mycobacterium intracellulare and Mycobacterium senegalense.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Kurniasih
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi Ad Valorem Equivalent (AVE) dari 20 negara partner dagang terbesar Indonesia sebagai dampak adanya penerapan kebijakan Non Tariff, khususnya Sanitary Phytosanitary (SPS) dan Technical Barrier to Trade (TBT) dalam kurun waktu tahun 2007-2016. AVE dapat diartikan sebagai tarif implisit yang dikeluarkan oleh produsen dalam rangka memenuhi persyaratan kebijakan SPS dan TBT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan quantity impact approach kemudian hasil estimasi pada HS level 2 digit ditransformasi menjadi AVE untuk dibandingkan terhadap tarif impor. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 9 negara memiliki AVE SPS dan TBT negatif dan 11 negara memiliki AVE positif. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan dampak penerapan kebijakan SPS dan TBT yang dapat bersifat trade impeding effect dan demand enhancing effect. Apabila dikaitkan pendapatan perkapita negara, secara umum terdapat hubungan negatif antara pendapatan perkapita dengan AVE. Adanya motif proteksionisme dari Pemerintah dapat terlihat dari tingginya nilai AVE dibandingkan tarif MFN pada sektor-sektor tertentu. ......This study aims to estimate the Ad Valorem Equivalent (AVEs) of the 20 largest trading partner countries of Indonesia as a result of the implementation of the Non-Tariff Measures, especially Technical Barrier to Trade (TBT) and Sanitary Phytosanitary (SPS) in the period 2007-2016. AVE can be interpreted as an implicit tax issued by producers in order to meet the SPS and TBT policy requirements. The method used in this research is the quantity impact approach and then the estimation results at the 2 digit HS level are transformed into AVE to be compared to import tariffs. The results showed as many as 9 countries had AVE SPS and TBT negative and 11 countries had AVE positive. This shows that there are differences in the impact of implementing SPS and TBT policies that can be trade impeding effects and demand enhancing effects. As related to income per capita, in general there is a negative relationship between income per capita with AVE. The existence of protectionist motives from the Government can be seen from the high value of AVE compared to MFN rates in certain sectors.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library