Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arfi Kurniawan
Abstrak :
Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi TB telah menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Peningkatan jumlah kasus TB disebabkan oleh munculnya TB yang resisten terhadap obat (MDR-TB/ Multi Drugs Resistant) dan koninfeksi dengan HIV. BCG merupakan vaksin yang tersedia saat ini, efisien melindungi manifestasi penyakit parah pada anak, tetapi vaksin ini tidak mencegah pembentukan TB laten atau reaktivasi penyakit paru pada orang dewasa. Protein rpfB M.tuberculosis merupakan faktor virulensi dan resusitasi dari dormansi M. tuberculosis. Protein ini diketahui berperan dalam pemecahan peptidoglikan dari dinding sel bakteri dan menstimulasi pertumbuhan bakteri dan resusitasi dari keadaan laten. Hal ini menjelaskan bahwa protein rpfB mempunyai sifat imunogenik yang tinggi dan berpotensi untuk dikenali oleh sistem imun dan dikembangkan strategi vaksin yang berbasis vaksin subunit yang dapat digunakan untuk menstimulasi sel T. Strain yang digunakan pada penelitian ini adalah strain Beijing yang diisolasi di Indonesia dan strain H37Rv sebagai kontrol. Strain Beijing diketahui bersifat lebih virulen, relatif resisten terhadap obat dan cenderung menyebabkan penyakit paru pada orang dewasa dibandingkan strain lain. Gen rpfB strain Beijing dan H37Rv diamplifikasi dengan teknik PCR dan diinsersikan ke dalam vector pGEX-6P-1. Plasmid rekombinan pGEX 6P-1-rpfB ditransformasi ke E.coli BL21 untuk diekspresikan. Protein rpfB diekspresikan dengan induksi IPTG. E.coli BL21 berhasil ditransformasi dengan plasmid rekombinan dengan arah orientasi yang benar. Analisis epitop sel T CD4+ dan CD8+ memperlihatkan tidak ada mutasi yang ditemukan pada asam amino yang menjadi epitop pengenalan sel T CD4+ dan CD8+. Protein rpfB rekombinan berhasil diekspresikan pada E.coli BL21. Hasil ekspresi protein rpfB menunjukkan pita protein yang berada pada ukuran 66 kDa. Analisis western blot mengkonfirmasi kebenaran protein rpfB dengan antibodi anti-GST. ......Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis pathogen. TB infection has been a major threat to global health. The wide spread of TB cases attributed by TB drug resistant (MDR-TB/ Multi Drugs Resistant) and HIV coinfection. BCG is a current available vaccine for TB, is efficient for protection manifestations of childhood disease, but it has failed to prevent latently TB form or reactivation adult pulmonary. rpfB protein need for virulent and resuscitation from dormant Mtb. rpfB protein is known to involved in peptidoglycan cleaveage from bacteria cell wall and stimulate bacteria growth and resuscitation of latently. It suggests that rpfB protein has highly immunogenic characteristic and potent to recognized immune respons and to be developed vaccine strategy based on subunit vaccine which can use to stimulate T cells. Strains that used in this research, consist of Beijing strain that isolated from Indonesia and H37Rv strain as control. Beijing strain is known more virulent, relatively resistant to drug and tend to caused adult pulmonary disease compared to other strain. rpfB gene of Beijing strain and H37Rv amplify by PCR and insert to pGEX-6P-1 vector. Recombinant plasmid (pGEX-6P-1-rpfB) is transformed to Escherichia coli BL21 for protein expression. rpfB protein expressed by IPTG induction. E.coli BL21 was successed to transformed with recombinant plasmid in correctly orientation. Epitope analysis of CD4+ T cell and CD8+ T cell shown no mutation found in amino acid that encoded recognized epitope of CD4+ T cell and CD8+ T cell. Recombinant protein has been expressed in E.coli BL21. The result of expression showed the molecular weight of protein band is in 66 kDa. Western blot analysis confirmed correct rpfB protein using anti-GST antibody.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Farihatun
Abstrak :
ABSTRAK
Prevalensi DO pada pasien TB MDR terus meningkat setiap tahunnya di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian DO pada pasien TB MDR di Provinsi DKI Jakarta tahun 2011-2015 berdasarkan faktor risiko umur, jenis kelamin, status HIV, masa pengobatan, kepatuhan berdasarkan tipe pasien, riwayat pengobatan TB sebelumnya, dan jumlah resistansi OAT. Data yang digunakan adalah data sekunder data register kohort e-TB Manager dengan jumlah sampel sebanyak 516 pasien. Desain penelitian studi kuantitatif observational cross sectional. Prevalensi DO pasien TB MDR pada penelitian ini 44.6 yang merupakan prevalensi kasar. Tren prevalensi DO pada penelitian ini cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2015 dan selalu melebihi angka 10 setiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk dapat mengurangi jumlah kasus DO pada pasien TB MDR. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan program P2TB yang lebih baik dan tepat sasaran.
ABSTRACT
The prevalence of DO among MDR TB patients increases every year in DKI Jakarta Province. This research aims to analyse DO among MDR TB patients in DKI Jakarta Province in 2011 2015 based on risk factors of age, sex, HIV status, treatment periode, adherence based on type of patients, history of TB treatment, and number of OAT resistance. The data used is secondary data cohort registration e TB Manager with sample of 516 patients. The design study is an observational cross sectional quantitative study. The crude prevalence of DO among MDR TB patients was 44.6. Prevalence tren of DO among MDR TB increases since 2011 untill 2015 and always more than 10 in every year. Therefore, it is necessary efforts that can decrease DO cases among MDR TB patients. This study expected to be a reference for DKI Jakarta Province Health Office in implement P2TB Program and reach target precisely.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulut Azmi Supardi
Abstrak :
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian tertinggi di dunia yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Vaksin BCG sebagai satu-satunya vaksin TB, memiliki beberapa kekurangan, diantaranya tingkat proteksi yang tidak merata di populasi orang dewasa dan kekhawatiran aplikasinya pada populasi imunokompromais, hal ini mendorong dikembangkannya vaksin TB alternatif. PE11 merupakan protein yang bertanggung jawab dalam rekonstruksi komponen lipid dinding sel M. tuberculosis dan berdasarkan analisis in-siliko diketahui memiliki domain pengenalan terhadap antibodi dan MHC-II. Dalam studi ini, gen pe11 dari M. tuberculosis strain Beijing diinsersikan ke dalam plasmid pcDNA3.1, pcDNA3.1-pe11, yang kemudian diuji kemampuannya dalam menginduksi respon imun humoral dan mediator seluler pada mencit Balb/c sebagai bentuk DNA vaksin. Berdasarkan uji western blot, respon imun humoral berupa IgG spesifik terhadap protein rekombinan PE11-His berhasil dikonfirmasi. Selain itu, mediator imun seluler dari splenosit mencit pasca vaksinasi dan pajanan antigen secara in-vitro menunjukkan adanya peningkatan produksi IL-12, IFN-γ dan IL-4 dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun tidak terhadap sitokin IL-10. ......Tuberculosis (TB) caused by infection bacteria Mycobacterium tuberculosis, one of ten causes of death in the world that can be prevented through vaccination. The BCG vaccine, as the only TB vaccine, has several drawbacks, including an uneven level of protection in adult population and risk application in immunocompromised population, this has led to the development of an alternative TB vaccine. PE11 is a protein that is responsible for the reconstruction of the lipid component of the cell wall of M. tuberculosis and based on in-silico analysis is known to have the recognition domain for antibodies and MHC-II. In this study, the pe11 gene from the Beijing strain of M. tuberculosis was inserted into the plasmid pcDNA3.1, pcDNA3.1-pe11, then tested for its ability to induce humoral immune responses and cellular mediators in Balb/c mice as a form of vaccine DNA. Based on the western blot test, the specific IgG humoral immune response to the recombinant protein PE11-His was confirmed. In addition, cellular immune mediators from post-vaccination mice splenocytes and in-vitro antigen exposure showed increased production of IL-12, IFN-γ and IL-4 compared to the control group, but not to the IL-10 cytokine.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reina
Abstrak :
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis (MTB). TB menular melalui udara dengan paru-paru sebagai target organ utama. Enzim beta-ketoacyl-Acyl Carrier Protein (ACP) synthase (KasA) berperan dalam biosintesis mycolic acid yang merupakan komponen pertahanan MTB. Thiolactomycin dipilih sebagai ligan inhibitor MTB. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur ligan hasil Fragment Based-Design yang memiliki potensi sebagai inhibitor enzim KasA pada MTB, memaparkan interaksi antara enzim KasA dengan ligan hasil modifikasi, dan menjelaskan proses farmakokinetika yang meliputi proses Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi (ADME) maupun toksisitas pada ligan hasil modifikasi. Enzim didapatkan dari situs Research Collaboratory for Structural Bioinformatics Protein Data Bank (RCSB PDB) dan ligan thiolactomycin dari situs PubChem. Penapisan sifat druglikeness terhadap ligan dilakukan melalui perangkat lunak OSIRIS DataWarrior. Perangkat lunak Molecular Operating Environment (MOE) 2014.09 digunakan untuk penapisan senyawa, penambatan molekul, dan modifikasi scaffold replacement terhadap thiolactomycin. Penambatan molekul dilakukan dengan metode penapisan virtual, rigid docking, dan induced-fit docking. Analisis terhada sifat ADMET dilakukan pada perangkat lunak OSIRIS DataWarrior dan Toxtree maupun situs pkCSM. Penelitian ini membuktikan bahwa senyawa hasil fragment-based design mampu menginhibisi enzim KasA didasarkan pada lima ligan terbaik dengan nilai RMSD, perubahan energi bebas Gibbs, dan pKi. Interaksi antara enzim KasA dengan ligan hasil fragment-based design terjadi pada asam amino Met213 dan Arg214. Selain itu, didapatkan senyawa 3063 dan 953 dengan sifat farmakologi terbaik. ......Tuberculosis (TB) is a disease caused by infection of Mycobacterium tuberculosis (MTB). TB spreads via air transmission with lung as its primary target. beta-ketoacyl-Acyl Carrier Protein (ACP) synthase (KasA) enzyme acts in mycolic acid biosynthesis, which has a significant role in MTB virulence. Thiolactomycin was chosen as MTB ligand inhibitor. This research aims to define fragment-based design ligand structure that has a potential as KasA enzyme in MTB, define the interaction between KasA enzyme and modified enzyme, and describe pharmacokinetics process including Adsorption, Distribution, Metabolism, and Excretion as well as toxicity of the modified ligand. KasA enzyme was obtained from Research Collaboratory for Structural Bioinformatics Protein Data Bank (RCSB PDB) and thiolactomycin ligand was downloaded from PubChem. Screening of ligand druglikeness was done using OSIRIS DataWarrior. Molecular Operating Environment (MOE) 2014.09 software was operated to screen, dock, and run scaffold replacement towards thiolactomycin. Molecular docking methods used were virtual screening, rigid docking, and induced-fit docking. ADMET analysis was done using OSIRIS DataWarrior and Toxtree software as well as pkCSM site. This research has proven that fragment-based design compounds were able to inhibit KasA enzyme based on the RMSD value, change of Gibbs free energy binding, and pKi of five best ligands. Interaction between KasA enzyme and fragment-based design ligand occurred in Met213 and Arg214 amino acids. Meanwhile, compound 3063 and 953 were considered as best pharmacological compounds.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Raka Sabila Isliyana
Abstrak :
Tuberkulosis adalah bakteri penyebab penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Robert Koch menemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis pada tanggal 2 Maret 1882. Penyakit tuberkulosis selama ini diobati dengan senyawa yang menghambat kerja salah satu enzim pada bakteri tersebut. Umumnya bakteri ini dapat diobati dengan isoniazid atau rifampin, atau kombinasi senyawa tersebut yang nantinya akan dibiosintesis oleh bakteri dan menghasilkan produk yang dapat menghambat kerja enzim InhA dalam bakteri tersebut. InhA adalah suatu enzim yang terdapat pada bakteri genus Mycobacterium yang berperan dalam pembentukan asam mikolat yang merupakan senyawa utama pada dinding sel bakteri genus tersebut, sehingga bakteri tersebut dapat dikendalikan dengan menggunakan obat yang dapat mengganggu kerja enzim tersebut. Namun beberapa mutasi pada InhA pada rantai 94 yang merubah asam amino serin menjadi alanin dalam bakteri genus Mycobacterium membuat bakteri tersebut resisten dengan isoniazid, sehingga dibutuhkan jenis antimikroba baru yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Senyawa flavonoid dikenal sebagai senyawa bahan alam yang relatif aman dalam berbagai penggunaannya dan juga memiliki sifat antimikroba yang menarik perhatian dunia kesehatan. Dalam penelitian ini, akan dicari kandidat obat baru dari senyawa golongan flavonoid. Penelitian dilakukan dengan cara in silico. Untuk simulasi molecular docking, digunakan software MOE 2014.09 untuk mendapat informasi energi yang dilepas saat enzim berikatan dengan ligan dan nilai RMSD dari ikatan tersebut. Melalui uji farmakologi dengan pkCSM, 8 dari 10 senyawa flavonoid memiliki sifat toksisitas, sehingga hanya 2 senyawa flavonoid yang dapat menjadi kandidat obat tuberkulosis ......Tuberculosis is an infecting contagious disease that caused by Mycobacterium tuberculosis. Robert Koch first to discover Mycobacterium tuberculosis bacteria at 2 March 1882. Tuberculosis disease can be cured by substance that can inhibit one of the enzyme in that bacteria. Generally this bacteria can be cured by isoniazid or rifampin, or combination of that substance later will be biosynthesized by that bacteria and make a product that can inhibit InhA enzyme of that bacteria. InhA are one of the enzyme that found in Mycobacterium genus bacteria that used in mycolic acid synthesis that make up the cell wall of that bacteria, therefore that bacteria can be controlled by drug that can disturb that enzyme work. But some mutation of InhA of the bacteria at chain number 94 that change from amino acid serine to alanine make the bacteria more resist against the isoniazid, therefore there is urgency to find new antimicrobe that can inhibit the bacteria growth. Flavonoid substances known for their antimicrobe properties that caught attention in pharmation world. In this research will find new drug candidate from flavonoids. The research will run in silico. For molecular docking simulation, MOE 2014.09 software will be used to get information about energy released by protein and ligand binding and RMSD value from the bond. From pharmacological studies with pkCSM, 8 out of 10 have toxicity properties, therefore only 2 flavonoid substances that can be new drug candidate for tuberculosis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tryna Tania
Abstrak :
Latar Belakang : Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia, termasuk di Indonesia. Analisis menggunakan whole-genome sequencing (WGS) masih jarang digunakan untuk investigasi penyakit TB dan MDR-TB di Indonesia. Tujuan: Mengevaluasi potensi penggunaan WGS untuk melakukan drug susceptibility testing (DST) dan mengetahui strain Mycobacterium tuberculosis resisten obat antituberkulosis di Jawa, Indonesia. Metode: Tiga puluh isolat MDR-TB dilakukan DST menggunakan Mycobacteria Growth Indicator Tube 960 (MGIT) dan WGS. Analisis filogenetika dilakukan menggunakan data dari WGS. Hasil DST yang didapatkan dengan menggunakan MGIT dan WGS dibandingkan. Hasil:. Kesesuaian antara WGS dan MGIT adalah 93,33% untuk rifampicin, 83,33% untuk isoniazid, dan 76,67% untuk streptomycin tetapi hanya 63,33% untuk ethambutol. Kesesuaian yang moderat ditemukan pada obat antituberkulosis lini kedua termasuk amikacin, kanamycin, dan fluoroquinolone (73,33%-76,67%). MDR-TB lebih sering ditemukan pada isolat yang berasal East Asian Lineage (63,33%). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan penerapan dari WGS untuk DST dan epidemiologi molekular dari TB resisten obat di Jawa, Indonesia. ......Background: Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) is a major public health problem globally, including in Indonesia. Whole-genome sequencing (WGS) analysis has rarely been used for the study of TB and MDR-TB in Indonesia. Aim: We evaluated the use of WGS for drug susceptibility testing (DST) and to investigate population structure of drug-resistant Mycobacterium tuberculosis in Java, Indonesia. Method: Thirty suspected MDR-TB isolates were subjected to MGIT-960 system (MGIT)-based DST and WGS. Phylogenetic analysis was done using the WGS data. Results obtained using MGIT-based DST and WGS-based DST were compared. Result: Agreement between WGS and MGIT was 93.33% for rifampicin, 83.33% for isoniazid and 76.67% for streptomycin but only 63.33% for ethambutol. Moderate WGS-MGIT agreement was found for second-line drugs including amikacin, kanamycin, and fluoroquinolone (73.33-76.67%). MDR-TB was more common in isolates of the East Asian Lineage (63.33%). Conclusion: This study demonstrated the applicability of WGS for DST and molecular epidemiology of DR-TB in Java, Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Lia Kusumawati
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu penyebab kegagalan pengendalian tuberkulosis di Indonesia, adalah karena lemahnya diagnosis untuk deteksi dini kasus infeksi disamping kegagalan terapi kasus tuberkulosis yang resisten terhadap beberapa obat anti tuberkulosis dan hambatan dalam melakukan kontrol tuberkulosis secara global. Dengan ditemukannya teknik molekuler "spoligotyping" (spacer olygonucleotide typing) yang dilakukan berdasarkan analisis keragaman jumlah dan letak daerah diantara lokus direct repeat (DR) DNA M, tuberculosis dan hibridisasi menggunakan pelacak spacer oligonucleotide yang terletak diantara daerah DR ini akan dapat memperlihatkan perbedaan antar galur. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan deleksi cepat sekaligus dapat membedakan galur M. tuberculosis langsung dari spesimen klinik tanpa melakukan kultur kuman.

Sebanyak 30 sampel yang terdiri dari 29 sampel klinik bakteri Al tuberculosis yang dikumpulkan dari 28 penderita tuberkulosis dan I sampel kuman standard Al BGC dilakukan pemeriksaan mikroskopik BTA, kultur pada media Lowenstein Jensen, uji bioldmia, uji resistensi serta ekstraksi DNA. DNA hasil ekstraksi kemudian diamplifikasi dengan menggunakan oligonukleotida DRa dan DRb 5'biotinylated sebagai primer untuk amplifikasi lokus direct repeat (DR) DNA M tuberculosis. DNA hasil amplifikasi dihibridisasi dengan pelacak (probe) yang terdiri dari I set oligonukleotida (43 jenis spacer oligonucleotides). Deteksi DNA hasil hibridisasi dilakukan dengan alat deteksi substrat kemiluminesen ECL (Amersham) dan dipaparkan pada film sinar-X ( Hyperfilm ECL; Amersham).

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ekstraksi DNA M. tuberculosis dengan menggunakan metode Boom maupun Fenol-Kloroform dapat menghasilkan DNA dengan tingkat kemurnian atau nilai rasio absorbansi (a. 2601280) berkisar 1,4-1,9. Keberhasilan isolasi DNA ini telah dibuktikan dengan adanya pita DNA dalam gel agarosa dari hasil amplifikasi PCR dengan ukuran 541 bp, yang sesuai dengan fragmen DNA Al tuberculosis yang disintesis dengan menggunakan primer Pt8 dan Pt9. Hibridisasi telah dilakukan untuk menentukan galur pada 9 dari 30 sampel yang berhasil dikumpulkan dan di dapatkan 8 pola pita hibridisasi unik yang menunjukkan adanya 8 galur yang berbeda. Pada 2 sampel sputum yang dikumpulkan dalam 2 waktu pengambilan yang berbeda dari seorang penderita tuberculosis, memberikan pola pita hibridisasi yang sama. 4 galur MDR-TB (Multi Drug Resistance - Tuberculosis) dalam sampel penelitian ini mempunyai pola kekerabatan yang lebih dekat dibandingkan dengan 3 galur lainnya yang sensitif terhadap semua jenis Obat Anti Tuberculosis. Dari ke 9 sampel yang diidentifikasi dengan teknik spoligotyping, dapat menunjukkan perbedaan antar galur dan diperoleh 8 pola pita hibridisasi DNA Al. tuberculosis yang dapat digunakan sebagai penanda epidemiologi untuk bakteri penyebab penyakit tuberkulosis di Indonesia.

Teknik spoligotyping dapat menjadi alternatif disamping isolasi M. tuberculosis untuk mendeteksi adanya bakteri M. tuberculosis sekaligus dapat membedakan galur kuman pada penderita tuberkulosis, sehingga dapat digunakan untuk memantau penyebaran kuman penyakit tuberkulosis yang sangat penting untuk dikembangkan lebih lanjut.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. Lia Kusumawati
Abstrak :
Salah satu penyebab kegagalan pengendalian tuberkulosis di Indonesia, adalah karena lemahnya deteksi dini kasus infeksi disamping kegagalan terapi kasus yang resisten terhadap obat anti tuberkulosis dan hambatan dalam melakukan kontrol tuberkulosis. Dengan ditemukannya teknik molekuler spoligotyping (spacer obgofrzicleolide tying) yang dilakukan berdasarkan polimorfisme/keragaman spacer diantara daerah direcz repeat (DR) pada genom M tuberculosis complex, dapat dilakukan pembedaan gaiur-galur diantara M tuberculosis complex. Peneiitian ini bertujuan untuk melakukan deteksi cepat sekaligus dapat membedakan galur M tubercosis langsung dari spesimen klinik tanpa melakukan pembiakan kuman. Sebanyak 29 sampei klinik bakteri M tuberculosis, terdiri dari 5 sampel sputum penderita tuberkulosis dan 24 sampel isolat M tuberculosis dilakukan pemeriksaan mikroskopik BTA, pembiakan pada medium Lowenstein-Jensen, uji biokimia, uji resistensi. Serta ekstraksi DNA. Sebagai standard digunakan l galur ,M bovis BCG dari vaksin BCG. DNA dari sampel isolat diekstraksi dengan fenol-kloroform, DNA dri sampel sputum dan M bovis BC G diekstraksi dengan metode Boom. DNA hasil ekstraksi dibulctikan dengan teknik PCR menggunakan pimer Pt8 & Pt9 untuk melihat fragmen spesifik DNA tuberculosis complex berukuran 54l bp. Pada teknik spoligogfping, uji PCR dilakukan dengan primer DRa dan DRb berlabel biotin untuk ampliiikasi sekwens direct repeat (DR) DNA M tuberculosis complex. DNA hasil amplifikasi dihibridisasi dengan 1 set pelacak yang terdiri dan 43 jenis oiigonukleotida space; menggunakan membran Hybond N'. Deteksi DNA hasil hibridisasi dilakukan dengan Streptavidin Horseradish Peroksidase dan alat deteksi substrat khemiluminesen ECL (Amersham) kemudian dipaparkan pada film sinar-X( Kodak). Hasil dan Kesimpulan: Sebanyak 8 sampel klinik dari penderita tuberkulosis dan 1 sampe1M bovis BCG, telah dianalisis dengan teknik spoligozjvping. Hasil identifikasi dari 9 sampel yang dihibridisasi menunjukkan 8 pola hibridisasi yang berbeda, satu diantara isolat MDR yang dianalisis, mempunyai pola hibtfidisasi yang identik dengan galur Beijing yang ditemukan luas di Asia Timur dan juga telah ditemukan di Inggris. Dua Sampel sputum dari seorang pendentatuberkulosis yang dikumpulkan dalam 2 kali pengambilan yang berbeda memberikan pola hibridisasi yang sama. Teknik spoligozyping dapat diterapkan Iangsung pada sampei kiinik untuk deteksi cepat infeksi M tuberculosis sekaligus dapat membedakan galur kuman pada penderita tuberkulosis, sehingga dapat digunakan untuk diagnosis dan pemantauan penyebaran kurnau penyakit tuberkulosis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T3741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Dian Saraswati
Abstrak :
ABSTRAK Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan angka kematian yang tinggi diseluruh dunia. Vaksin pencegah yang tersedia saat ini adalah Bacillus Calmette-Guerin (BCG) yang berasal dari Mycobacterium bovis. BCG memiliki beberapa kelemahan yakni efikasi yang berbeda pada setiap individu, tidak memberikan perlindungan TB paru pada individu dewasa serta reaktivasi subsekuen. Hal ini mendorong penelitian terkait perlunya vaksin jenis baru untuk TB. Protein yang terbentuk dari gen resuscitation promoting factors B (rpfB) M. tuberculosis memiliki karakteristik biologi dan imunologi tertinggi diantara protein lain dalam famili Rpfs. Protein ini mampu menginduksi proliferasi bakteri TB dorman pada infeksi laten TB. Oleh karena itu protein ini kemudian banyak dikembangkan sebagai kandidat vaksin TB. Pada penelitian ini gen rpfB M. tuberculosis strain Beijing diamplifikasi dengan PCR kemudian diklon kedalam plasmid pcDNA3.1. Kemampuan plasmid rekombinan pcDNA3.1-rpfB dalam menginduksi respon imun humoral diuji dengan memberikan imunisasi plasmid rekombinan pada mencit Balb/C jantan. Hasil western blot menggunakan serum mencit hasil imunisasi menunjukkan bahwa gen rpfB berhasil menginduksi respon imun humoral mencit dengan adanya pita spesifik pada kisaran 66 kDa, sedangkan transfeksi plasmid rekombinan pada sel CHO-K1 memperlihatkan protein RpfB berhasil terekspresi pada sel mamalia berdasarkan uji imunostaining. Dengan demikian penelitian ini berhasil memperlihatkan bahwa protein RpfB M. tuberculosis strain Beijing mampu diekspresikan pada sel mamalia serta terbukti merupakan antigen yang dapat menginduksi respon imun humoral pada mencit.
ABSTRACT Tuberculosis (TB) is a chronic infection disease caused by Mycobacterium tuberculosis and has a high death-rate worldwide. Bacillus Calmette-Guerin is the only TB vaccine which is currently available with several drawbacks, such as its different efficacy for different individuals, lack of protection for lung TB in adults and subsequent reactivation which lead the research for novel TB vaccine approach. Resuscitation-promoting factor (rpf) protein in M. tuberculosis is a protein cluster which play a big role in TB dormancy during latent infection. Member from this cluster protein is RpfB which shows the greatest biological and immunological characteristics among other proteins in the rpf family, now is widely explored as novel TB vaccine candidate. In this study, the rpfB gene of the M. tuberculosis Beijing strain was amplified using PCR and then cloned into pcDNA3.1 plasmids. The ability of recombinant pcDNA-rpfB to induce humoral immune response was tested through Balb/C mice immunization. A positive recombinant RpfB protein ~66 kDa was detected through western blot analysis using immunized mice sera. Meanwhile, recombinant pcDNA-rpfB was transfected in to CHO-K1 mammalian cell line and recombinant rpfB antigen expression was confirmed through immunostaining. Therefore, we have succesfully express the recombinant RpfB proten of M. tuberculosis strain Beijing in mammalian expression system which proven to be antigenically induced humoral immune response in mice model.
[Depok;Depok;Depok;Depok, Depok]: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kensarita
Abstrak :
[ABSTRAK
Kemampuan Mycobacterium tuberculosis yang dapat memanipulasi dan menghindari respon imun adalah tantangan dalam mencari terapi dan vaksinasi efektif. Penelitian ini untuk menguji potensi ekstrak metanol akar Eurycoma longifolia Jack dalam memodulasi peningkatan IgA dan IgG mencit putih jantan yang divaksinasi BCG, sekaligus untuk menganalisis peningkatan sitokin proinflamasi yang berhubungan dengan produksi IgA dan IgG. Plasma diambil sebelum dan setelah vaksinasi BCG pada 18 ekor mencit yang dibagi ke dalam 2 kelompok; perlakuan dan kontrol. Kadar IgA, IgG, TNF-! dan IL-10 diukur dengan metode ELISA. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan IgA kelompok air (0,33±0,16) lebih tinggi dibandingkan kelompok pasak bumi (0,30±0,30), sedangkan peningkatan IgG kelompok pasak bumi (0,38±0,25) terlihat lebih tinggi dibandingkan kelompok air (0,29±0,35). Rasio TNF-!/IL-10 kelompok pasak bumi (0,46±0,07) lebih tinggi dibandingkan kelompok air (0,41±0,05). Terdapat korelasi antara TNF-! dengan IgA pada kelompok air (r=0,601, p=0,035) juga dengan IgG pada kelompok pasak bumi (r=0,559, p=0,059). Disimpulkan, pemberian pasak bumi cenderung berpotensi memodulasi peningkatan IgG, tetapi tidak IgA. Selain itu, pemberian pasak bumi juga cenderung meningkatkan sitokin proinflamasi yang mempengaruhi produksi IgA dan IgG.
ABSTRACT
The ability of Mycobacterium tuberculosis to manipulate and evade host?s immune response is a challenge in finding an effective therapy and vaccination. The purpose of this research were to investigate the potency of methanol extract of the roots of Eurycoma longifolia Jack as immunomodulators for male white mice vaccinated with BCG, as well as to analyze the increase of proinflammatory cytokines associated with IgA and IgG production. Plasma were taken before and after BCG vaccination from 18 mice, that were divided into 2 groups; treatment and control. IgA, IgG, TNF-! and IL-10 levels were measured by using ELISA. The results showed that the enhancement of IgA group with water (0,33±0,16) was higher than group with pasak bumi (0,30±0,30). On the other hand the enhancement of IgG group with pasak bumi (0,38±0,25) was higher than group with water (0,29±0,35). The ratio of TNF-!/IL-10 group with pasak bumi (0.46±0.07) was higher than group with water (0.41±0.05). There are correlarions between TNF-! and IgA in the group with water (r=0.601, p=0.035) as well as between TNF- ! and IgG in group with pasak bumi (r=0.559, p=0.059). As the conclusion, methanol extract of pasak bumi root tend to potentially modulate the increase IgG production, but not IgA. In addition, it also tends to increase the proinflamasi cytokines associated with IgA and IgG production.;The ability of Mycobacterium tuberculosis to manipulate and evade host’s immune response is a challenge in finding an effective therapy and vaccination. The purpose of this research were to investigate the potency of methanol extract of the roots of Eurycoma longifolia Jack as immunomodulators for male white mice vaccinated with BCG, as well as to analyze the increase of proinflammatory cytokines associated with IgA and IgG production. Plasma were taken before and after BCG vaccination from 18 mice, that were divided into 2 groups; treatment and control. IgA, IgG, TNF-! and IL-10 levels were measured by using ELISA. The results showed that the enhancement of IgA group with water (0,33±0,16) was higher than group with pasak bumi (0,30±0,30). On the other hand the enhancement of IgG group with pasak bumi (0,38±0,25) was higher than group with water (0,29±0,35). The ratio of TNF-!/IL-10 group with pasak bumi (0.46±0.07) was higher than group with water (0.41±0.05). There are correlarions between TNF-! and IgA in the group with water (r=0.601, p=0.035) as well as between TNF- ! and IgG in group with pasak bumi (r=0.559, p=0.059). As the conclusion, methanol extract of pasak bumi root tend to potentially modulate the increase IgG production, but not IgA. In addition, it also tends to increase the proinflamasi cytokines associated with IgA and IgG production., The ability of Mycobacterium tuberculosis to manipulate and evade host’s immune response is a challenge in finding an effective therapy and vaccination. The purpose of this research were to investigate the potency of methanol extract of the roots of Eurycoma longifolia Jack as immunomodulators for male white mice vaccinated with BCG, as well as to analyze the increase of proinflammatory cytokines associated with IgA and IgG production. Plasma were taken before and after BCG vaccination from 18 mice, that were divided into 2 groups; treatment and control. IgA, IgG, TNF-! and IL-10 levels were measured by using ELISA. The results showed that the enhancement of IgA group with water (0,33±0,16) was higher than group with pasak bumi (0,30±0,30). On the other hand the enhancement of IgG group with pasak bumi (0,38±0,25) was higher than group with water (0,29±0,35). The ratio of TNF-!/IL-10 group with pasak bumi (0.46±0.07) was higher than group with water (0.41±0.05). There are correlarions between TNF-! and IgA in the group with water (r=0.601, p=0.035) as well as between TNF- ! and IgG in group with pasak bumi (r=0.559, p=0.059). As the conclusion, methanol extract of pasak bumi root tend to potentially modulate the increase IgG production, but not IgA. In addition, it also tends to increase the proinflamasi cytokines associated with IgA and IgG production.]
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>