Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lanny Widjaja
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pengaruh sari buah L9omordica charantia Linn yang segar dan yang dila yukan terhadap kadar glukosa darah kelinci. Sari buah segar maupun sari buah layu memperlihatkan efek penurunan kadar glukosa darah yang bermakna ( signifikan ) pada takaran pemakaian 260 g / kg BB, tetapi efek mi lebih kecil dibandingkan dengan efek penurunan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh tolbutamid ( signifikan ). Walaupun tidak bermakna, efek penurunan kadar glukosa darah sari buah segar lebih kecil dibandingkan efek penurunan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh sari buah la yu pada takaran pemakaian yang sama. ABSTRACT The experiment has been done to know the effect of the fresh and faded juice of Momordica charantia Linn to the blood glucose level of the rabbit. The fresh and the faded juice indicated the effect of the declining of the blood glucose level which was significant at the dose of 260 g / kg BB but this effect was smaller compared with the effect of tolbutamid (significant). The effect of the declining of the blood glucose level of the fresh juice was smaller compared with the effect of the faded juice at the same dose, but non significant.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Isolation of charantin from the extract of Momordica charantia L and validation of TLC densitometry for the determination of charantin has been done.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muzajjanah
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui keseluruhan tanaman pare (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) dilaporkan berkhasiat sebagai obat tradisional. Hasil penyarian, ekstrak biji pare mengandung banyak komponen yang belum teridentifikasi dengan baik. Komponen tersebut antara lain Momordikosid yang tergolong dalam glikosida triterpen, cucurbitasin glikosida, dan momorcharin serta MAP 30 yang termasuk kelompok protein tanaman. Komponen dalam tanaman pare mempunyai aktivitas biologis yaitu antifertilitas, antidiabetik, antivirus, antitumor dan mempunyai efek sitostatik dan sitotoksik. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa momorcharin yang diekstrak dari biji pare, yang diberikan secara intraperitonium dapat menghampat implantasi zigot. Demikian juga ekstrak buah pare dapat menurunkan kesuburan individu jantan. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji dan ekstrak daging buah pare terhadap kesuburan mencit betina. Dilakukan penelitian pemberian ekstrak biji dan daging buah pare secara oral selama 40 hari pada dosis 500 mg/kg bb, 750 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb terhadap kesuburan mencit betina. Setelah selesai perlakuan dilakukan pengambilan data berat badan mencit dan parameter kesuburan yaitu lama sikius estrus, jumlah folikel ovarium, berat ovarium dan jumlah anak yang dilahirkan. Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak biji dan daging buah pare yang diberikan secara oral pada semua dosis perlakuan tidak berpengaruh terhadap berat badan dan jumlah folikel primer (p>0.05). Akan tetapi dapat menyebabkan sikius estrus menjadi lebih panjang, penurunan jumlah folikel sekunder/tersier dan folikel de Graaf, menaikkan jumlah folikel atresia dan berat ovarium. Mulai dosis 750 mg/kg bb beberapa mencit tidak beranak (p<0.01).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhuda
Abstrak :
Pare merupakan salah satu jenis tanaman yang diduga bersifat antifertilitas. Dugaan ini didasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak buah pare dapat mempengaruhi perkembangan sel-sel yang aktif membelah seperti sel tumor dan feotus. Beberapa hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa pemberian ekstrak buah pare dapat mempengaruhi proses spermatogensis. Walaupun demikian perlu diteliti dosis optimum yang dapat mempengaruhi proses spermatogenesis secara keseluruhan. Tujuan penelitian, yaitu untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak buah pare dosis 750 mg sampai dosis 2000 mg/kgBB terhadap kesuburan dan kadar testosteron tikus jantan strain LMR. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan. Sebanyak 24 ekor tikus jantan ditempatkan dalam tiga kandang masing-masing delapan ekor. Enam ekor tikus pertama masing-masing menerima dosis ekstrak buah pare 750 mg, 1000 mg, 1250 mg, 1500 mg,1750 mg dan 2000 mg/kgBB ,sedangkan dua ekor sisanya disediakan sebagai kontrol perlakuan dan kontrol tanpa perlakuan. Tiap dosis perlakuan diberikan secara oral sebanyak 0,5 mL/hari selama 50 hari. Kontrol perlakuan hanya diberi pelarut berupa CMC 1% sebanyak 0,5 mL, sedangkan kontrol tanpa perlakuan tidak diberi perlakuan apapun. Setelah perlakuan selesai (50 hari), keesokan harinya tikus jantan dikawinkan dengan tikus betina fertil fase proestrus selama tujuh hari. Selanjutnya tikus jantan dimatikan dengan eter untuk diambil darah dari jantung dan spermatozoa vas deferen. Tikus betina dipelihara sampai melahirkan anak. Parameter yang dinilai adalah kadar testosterone jumlah, persentase motilitas, persentase kelainan bentuk kepala spermatozoa dan jumlah anak. Hasil dan kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah pare pada dosis 1250 mg sampai dosis 2000 mg/kg BB meningkatkan kadar testosteron dan persentase kelainan bentuk kepala spermatozoa yang sangat bermakna (P<0,01), sedangkan dibawah dosis tersebut tidak berpengaruh (P>0,05). Sebaliknya pemberian ekstrak buah pare dosis 1250 mg sampai dosis 2000 mg/kg BB dapat menurunkan jumlah, persentase motilitas spermatozoa dan jumlah anak sangat bermakna (P<0,01), sedangkan dibawah dosis tersebut tidak berpengaruh. Hasil penelitian dapat disimpulkan pemberian esktrak buah pare pada dosis 1250 mg sampai dosis 2000 mg/kg BB dapat meningkatkan kadar testosteron dan menurunkan fertilitas tikus jantan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhatih Eka Sasongko
Abstrak :
Fitosom merupakan teknologi untuk meningkatkan penetrasi, absorbsi dan bioavailabilitas ekstrak herbal atau fitokonstituen. Penelitian ini bertujuan mengembangkan fitosom ekstrak pare untuk meningkatkan penetrasi sub- kutan pada penghantaran transdermal. Tiga formula  dikembangkan yaitu F1, F2 dan F3 dengan rasio berat ekstrak dan fosfatidilkolin masing-masing 1:1, 1:2 dan 1:3. Fitosom dikarakterisasi dengan parameter morfologi, distribusi ukuran partikel, zeta potensial dan efisiensi penjerapan. Uji stabilitas pada tiga suhu dan uji penetrasi in vitro dilakukan pada ketiga formula dan formula terbaik dilanjutkan uji in vivo. Hasil menunjukkan F3 adalah formula terbaik dengan efisiensi penjerapan 90,06±1,07%, Dmeanvolume 282,3±16,4 nm, index polidispersitas 0,68±0,03 dan potesial zeta 39,2±0,14 mV. Ketiga formula stabil pada penyimpanan disuhu 40C selama 12 minggu. Uji penetrasi in vitro menunjukkan jumlah kumulatif ekstrak terpenetrasi F3 51,40±1,15 mg/cm2, nilai fluks 8,27±0,79 mg/cm2.jam pada 2 jam pertama dan 1,52±0,05 mg/cm2 pada jam berikutnya.  Uji in vivo menunjukkan  kadar glukosa darah puasa tikus diabetes dapat turun hingga kadar normal dengan fitosom dosis 500mg/kgBB rute transdermal pada hari ke- 11, ekstrak pare transdermal pada hari ke- 14 dan ekstrak pare oral pada hari ke- 18. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa fitosom- ekstrak pare yang diberikan melalui rute transdermal dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes lebih cepat dibandingkan ekstrak pare non- fitosom. ......Phytosomes are novel technology that improve penetration, absorption and bioavailability of herbal extracts or phytoconstituent. This study was aimed to develop phytosomes containing bitter melon extract for improving subcutaneous penetration in transdermal delivery. Three formulas were developed,  F1, F2, and F3 with the weight ratio of extract and phosphatidylcholine was 1:1, 1:2 and 1:3 respectively. Phytosomes were characterized and carried out to stability study, in vitro penetration study, and the better formula was conducted to in vivo study. The results revealed that  F3 was the better formula with entrapment efficiency 90.06±1.07%, Dmeanvolume 282.3±16.4nm, polydispersity index 0.68±0.03 and potential zeta 39.2±0.14mV. All formulas were stable during storage at 40C for 12 weeks. In vitro penetration study showed F3 had cumulative penetration of extract 51.40±1.15mg/cm2, flux value 8.27±0.79mg/cm2.hours for 2 hours firstly and 1.52±0.05mg/cm2.hours henceforth. In vivo study showed that blood glucose levels in diabetic rats could reduce until normal after 11 day administration  500 mg/kg weight/day phytosomes transdermal route, after 14 day administration extract transdermal route and after 18day extract oral route. It can be concluded that bitter melon extract load phytosomes  transdermal route can reduce blood glucose levels in diabetic rats faster than convensional extract.

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanna Aristanti
Abstrak :
Pare (Momordica charantia L.) telah lama digunakan sebagai agen hipoglikemik pada diabetes melitus tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Tujuan penelitian ini adalah membuat sediaan tablet dari ekstrak buah pare. Tablet dipilih karena berbagai keuntungannya. Ekstrak buah pare diperoleh dari perasan jus buah pare hijau segar dan dikeringkan dalam oven vakum suhu 50°C. Ekstrak kental diserbukkan dengan avicel PH 101 (1:1), lalu dikeringkan dalam oven suhu 50°C selama 4 jam. Serbuk ditambahkan 5% aerosil sebagai adsorben. Penelitian ini menggunakan metode cetak langsung dan menggunakan aerosil, amilum, avicel PH 102 dan Mg stearat sebagai bahan tambahan. Evaluasi massa tablet meliputi laju alir, kompresibilitas, dan sudut istirahat. Uji tablet meliputi uji visual, keseragaman ukuran, kekerasan, keregasan, waktu hancur, dan keseragaman bobot. Formula D adalah formula terbaik diantara tiga formula lainnya dan menggunakan 5% avicel PH 102 sebagai disintegrator. Bobot tablet mengalami kenaikan pada uji keregasan karena serbuk ekstrak buah pare sangat higroskopis.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzana Fauzi
Abstrak :
Ekstrak buah pare memiliki berbagai macam khasiat, namun hampir semua kandungannya memiliki rasa yang sangat pahit. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa beads alginat dapat menutupi rasa pahit ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata). Pada penelitian ini beads ekstrak buah pare (Momordica charantia Linn) dibuat dengan menggunakan metode gelasi ion dengan terjadinya taut silang antara natrium alginat dengan kalsium klorida yang dimanfaatkan untuk menutupi rasa pahit. Beads dibuat menggunakan natrium alginat (1,5% b/v) dengan berbagai perbandingan ekstrak buah pare (0,5:1; 1:1; dan 2:1), gelatin (2% b/v) dan CaCl2 3%. Formula beads dievaluasi fisik dan fungsional meliputi morfologi, efisiensi proses, ditribusi ukuran partikel, daya mengembang, kadar air, dan uji rasa pahit. Formula 1 dengan perbandingan ekstrak:alginat (0,5:1) yang memiliki bentuk hampir bulat dengan ukuran diameter 600-1200 µm, daya mengembang 113,21% dan kadar air 15,34% menunjukkan formula yang paling optimal menutupi rasa pahit karena memiliki nilai yang berbeda bermakna secara statistik dengan nilai p<0,05 jika dibandingkan dengan standar. ......The bitter gourd fruit has many pharmaceutical effect, but almost all the substances was bitter. The previous study has shown that alginate beads can mask the bitter flavour of sambiloto (Andrographis paniculata). In this study beads of bitter gourd fruit extract (Momordica charantia Linn) was prepared by using ionic gelation method that cross linking occured between sodium alginate and calcium chloride that used to covering the bitter flavour. Beads were prepared using sodium alginate (1.5% w/v) with various comparisons bitter gourd fruit extract (0,5:1, 1:1, and 2:1), gelatin (2% w/v), and CaCl2 3%. The obtain beads were characterized physically and functionally include morphology, process efficiency, particle distribution, swelling index, and water content. Formula one with comparison extract:alginate (0,5:1) which has almost spherical shape with diameter 600-1200 µm, swelling index 113,21% and water content 15,34% has shown the best formula could cover the bitter taste that has the value statisticly different with p value >0,05 if compared with standard.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safina Nadiyah Mujahidah
Abstrak :
Pare Momordica charantia adalah tanaman merambat yang mudah dibudidayakan dan banyak dimanfaatkan sebagai sayuran maupun untuk pengobatan. Namun, buah pare memiliki kelemahan yaitu rasanya yang pahit sehingga pemanfaatannya kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan pahit pada pare dengan metode mikroenkapsulasi. Mikrokapsul ekstrak kental pare dibuat dengan metode semprot kering menggunakan penyalut maltodekstrin DE-18 dan gom arab. Pada penelitian ini dibuat tiga formula mikrokapsul pare dengan variasi konsentrasi ekstrak kental pare yaitu 28.57 ; 37.5 ; dan 50 . Hasil evaluasi pada uji viskositas larutan formula menunjukkan nilai viskositas di bawah 300 cps sehingga dapat digunakan dalam metode semprot kering. Hasil uji morfologi menunjukkan bahwa mikrokapsul berbentuk bulat namun tidak sferis sempurna atau ada cekung di permukaannya. Uji distribusi ukuran partikel memberikan hasil diameter mikrokapsul pada rentang 12,72 7,16 hingga 14,69 7,92 nm. Kadar air yang terkandung dalam mikrokapsul pare berkisar antara 2,89 0,03 hingga 3,59 0,03 . Hasil uji rasa pahit menunjukkan adanya perbedaan rasa pahit pada standar rasa pahit yaitu ekstrak kental pare dengan ketiga formula mikrokapsul pare. Mikrokapsul pare yang menggunakan maltodekstrin dan gom arab sebagai penyalut dapat menutupi rasa pahit pare, dimana Formula 2 paling baik dalam menutupi rasa pahit. ......Bitter melon is a vine that is easy to be grown and can be used as a vegetables or for treatment. However, bitter melon rsquo s fruit has a weakness because its bitter taste. This study aims to overcome the bitter problem by microencapsulation method. Microcapsule of bitter melon extract is made by spray drying method using maltodextrin DE 18 and gum arabic as coating polymers. Bitter melon microcapsules were formulated with 3 variation of bitter melon concentration 28.57 37.5 and 50. The viscosity result of formula solutions indicated that the formula had viscosity below 300 cps so it can be used in spray drying method. The morphological test result showed that the three microcapsule formulas are round but not perfectly spheris or have concave on the surface. The particle size distribution test result is microcapsule diameter in the range 12,72 7,16 to 14,69 7,92 nm. Water content in bitter melon microcapsules range from 2,89 0,03 to 3,59 0,03 . Result of bitter taste test showed a difference in bitter taste standard and three formulas of bitter melon microcapsules. Bitter melon microcapsules that use maltodextrin and gum arabic as coatings can mask the bitter taste of bitter melon extract, which Formula 2 is the best at masking bitter taste.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salina Febriany
Abstrak :
Diabetes adalah penyakit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang untuk dapat mencegah efek komplikasi. Salah satu cara adalah dengan pengobatan tradisional. Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat besar, Indonesia juga memiliki obat tradisional yang disebut JAMU. Pengkajian secara bioinformatik dengan aplikasi berbasis web diperoleh kandidat formula antihiperglikemik terkuat yaitu brotowali, jahe, sembung, dan pare. Untuk membuktikan bahwa formula jamu berdasarkan bioinformatika dengan komposisi tersebut dilakukan pencarian komposisi terbaik jamu antihiperglikemik pada Zebrafish serta tikus jantan albino galur Sprague Dawley. Induksi pada Zebrafish dilakukan menggunakan larutan glukosa 111 mM selama 14 hari sedangkan pada tikus jantan albino galur SD digunakan streptozotosin pada dosis 45 mg/kgBB dengan penambahan larutan fruktosa 10%. Dari hasil diperoleh kombinasi pare dan sembung dengan perbandingan 1:1 merupakan formula dengan penurunan kadar glukosa darah tertinggi pada Zebrafish (57.36%), dan dosis 400 mg/kgBB merupakan dosis terbaik dalam menurunankan kadar glukosa darah tikus (66,56±7,93 %) yang tidak berbeda bermakna terhadap kadar glukosa darah tikus yang diberikan glibenklamid 5 mg/kgBB (p>0,05). Hasil histologi pankreas menggunakan pewarnaan HE menunjukan bahwa pada pankreas dengan pemberian jamu 800 dan 400 mg/kgBB tidak mengalami kelainan yang spesifik, namun sel yang terdapat pada pulau langerhans tidak sebanyak seperti pada kelompok kontrol normal.
Diabetes is a chronic disease that requires long-term treatment to prevent complications effects. Some people in some countries use traditional medicine. Indonesia is a country with enormous biodiversity, therefore Indonesia has a traditional medicine is called Jamu. With is a web-based bioinformatics applications assessment, it is obtained the antihyperglycemic formula for diabetes which strongest candidate is brotowali (Tinospora crispa), ginger (Zingiber officinale), sembung (Blumea balsamifera), and pare (Momordica charantia). In order to get the best composition of herbs antihyperglycemic formula based in bioinformatics the research have performed test in zebrafish and Sprague Dawley strain albino male rats. Induction in zebrafish carried out using a solution of 111 mM glucose for 14 days and the male albino rats used streptozotosin at 45 mg/kg dose with the addition of 10% fructose solution. The result shows that sembung (Blumea balsamifera) and pare (Momordica charantia) combination with a ratio of 1: 1 is the formula with the highest decrease in blood glucose levels in Zebrafish (57.36%), and a dose of 400 mg / kg was the best dose decrease blood glucose levels in rats (66.56 ± 7.93%) which did not differ significantly on blood glucose levels of mice were given glibenclamide 5 mg/kg (p> 0.05). Pancreatic histology results using HE staining showed that the pancreas which is given 800 and 400 mg/kg herbs has no specific abnormalities, but the cells contained Langerhans island is not as much as in the normal control group.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T45433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nur Maryam
Abstrak :
Stigmasterol glukosida (STG) ditemukan di karantin, yang mengandung campuran STG dan beta-sitosterol glukosida (1: 1), dan terdapat pada buah pare (Momordica charantia L.) (BP). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan ekstraksi STG dari BP dengan menggunakan metode ekstraksi berbantuan ultrasonikasi-cairan ionik (IL-UAE) diikuti dengan ekstraksi cair-cair. Optimasi bertujuan untuk mendapatkan kandungan STG tertinggi dan meliputi optimasi jenis pelarut, konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi, dan rasio pelarut terhadap sampel, yang dianalisis dengan metodologi permukaan respons (RSM). Ekstrak yang diperoleh diukur dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Metode UAE dibandingkan dengan metode ekstraksi maserasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ekstraksi optimum menggunakan pelarut 1-butil-3-methylimidazolium tetrafluoroborate (BMIMBF4) dengan konsentrasi 0,61 M, waktu ekstraksi 47,43 menit, dan perbandingan pelarut terhadap sampel 10: 1. Kondisi optimum menghasilkan kandungan STG aktual sebesar 1,90 mg/g, yang mendekati kandungan RSM prediksi optimal (1,95 mg/g) untuk ekstraksi cair. Setelah ekstraksi cair-cair, kandungan STG meningkat menjadi 4,96 mg/g. Metode ekstraksi UAE dan maserasi memperoleh jumlah STG masing-masing 1,05 mg/g dan 1,44 mg/g. Penelitian ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan metode ekstraksi maserasi, ekstraksi IL-UAE memberikan hasil STG yang lebih tinggi. ......Stigmasterol glucoside (STG) is found in charantin, which contains a mixture of STG and beta-sitosterol glucoside (1:1), and is present in bitter melon fruit (Momordica charantia L.) (BMF). The study aim was to optimise extraction of STG from BMF by using an ionic liquid–ultrasonication-assisted extraction (IL-UAE) method followed by liquid–liquid extraction. The goal of optimisation was to obtain the highest STG content and involved optimising the solvent type, solvent concentration, extraction time and solvent-to-sample ratio, which were analysed by response surface methodology (RSM). The obtained extract was measured by high-performance liquid chromatography. The UAE method was compared with a maceration extraction method. The results show that the optimum extraction conditions were using 1-butyl-3-methylimidazolium tetrafluoroborate (BMIMBF4) as a solvent with concentration of 0.61 M, an extraction time of 47.43 minutes and a solvent-to-sample ratio of 10:1. The optimum conditions produced an actual STG content of 1.90 mg/g, which was close to the optimum predicted RSM content (1.95 mg/g) for liquid extraction. After liquid–liquid extraction, the STG content increased to 4.96 mg/g. The UAE and maceration extraction methods obtained STG amounts of 1.05 mg/g and 1.44 mg/g, respectively. This study showed that compared with the maceration extraction method, IL-UAE extraction provided a higher STG yield.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>