Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The contamination of some kinds of mold as aspergillus spp., Penicillium spp., and Mucor spp., can be found in feed and espicially corn. The contamination causes health disturbance of animals. The disease is not only caused by the mold, but also by toxin produced. Health loss in term of economy due to the mold contaqminiation is quite significant..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Nourama Dhaniyati Abdis
"ABSTRAK
Kertas sangat umum digunakan sebagai bahan arsip. Kerusakan kertas yang disebabkan oleh faktor biologik banyak terjadi di negara-negara tropik, dan kapang merupakan penyebab kerusakan yang paling penting. Kertas terbuat dari seret-seret selulosa. Selulosa Ini dapat digunakan sebagai sumber karbon oleh kapang.
Dalam penelitian ini diperiksa den diidentifikasi jenis jenis kapang yang menyebabkan kerusakan pada kertas arsip. Metoda pengambilan sampel adalah dengan menyapukan kuas steril pada permukaan kertas arsip yang ditumbuhi kapang, kemudian dioleskan pada cawan petri yang berisi medium TEA, lalu diinkubasi pada suhu kamar (30oC). Medium yang digunakan adelah Taoge Extract Agar (TEA), Czapek Dox Agar (CDA), dan Malt Extract Agar (MEA).
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa sampel arsip yang diperiksa di Arsip Nasional Republik Indonesia Depot Gajah Mada, ternyata terkontaminasi oleh berbagai jenis kapang. Kapang-kapang yang ditemukan adalah beberapa jenis dari genus Asperqillus, Curvularia brachyspora, Humicola fuscoatra, Neurospora sp., Paecilomyces variotii, beberapa jenis dari genus Penicillium, Syncephalastrum racemosum, dan Trichoderma pseudokoningii."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hasnan
"Injection molding is the most common process for producing plastic products. The surface quality and the cycle time of the plastic product is strongly influenced by the cooling system, which accounts for approximately 70% of cycle time. In conventional injection molds, beryllium copper (BeCu) inserts are commonly used to speed up the cooling process and to obtain a uniform temperature distribution. This study aims to compare the abilities of the vapor chamber and the BeCu insert to increase the cooling rate and provide an even temperature distribution. The experiment was conducted with variations in heat inputs, cooling temperatures, and cooling rates. The vapor chamber had a copper foam wick with a pore diameter of 0.2 mm, filling ratio of 30%, and water as the working fluid. The vapor chamber provides an effective way to speed up the heat transfer process in injection molding, with heat transfer up to 67% greater than in conventional cooling methods that use BeCu."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Laurent Susilowati Larosa
"ABSTRAK
Aspergillus tamarii merupakan mikroorganisme jenis kapang dari marga Aspergillus. Kapang dikenal sebagai mikroorganisme yang dapat mensekresi protein dan metabolit tingkat tinggi dalam media kultur, yang menjadikannya berguna secara industri. Aspergillus tamarii tergolong dalam jenis kapang yang aman untuk dimanfaatkan oleh manusia. Dalam review ini akan dirangkum pemanfaatan Aspergillus tamarii dan kondisi optimum yang dibutuhkannya. Pemanfaatan Aspergillus tamarii dilakukan melalui proses fermentasi, baik dengan metode Solid State Fermentation (SSF) ataupun Submerged Fermentation (SmF). Hasil dari pemanfaatan tersebut berupa produk-produk bioteknologi yang dapat digunakan pada berbagai bidang industri seperti industri pangan, tekstil, farmasi, dan kertas. Produk bioteknologi yang dapat dihasilkan antara lain yaitu enzim seperti amilase, protease, xilanase, β fruktofuranosidase, pektinase, dan tannase, serta metabolit sekunder seperti asam kojat. Kondisi optimum fermentasi diperoleh melalui optimasi terhadap substrat yang digunakan, suhu dan pH kultur fermentasi, tingkat aerasi dan agitasi, serta waktu yang diperlukan untuk proses fermentasi. Kondisi optimum yang diperlukan untuk memproduksi enzim seperti amilase, yakni substrat yang mengandung polisakarida, pH 4-10, dan suhu 30oC.

ABSTRACT
Aspergillus tamarii is a type of mold microorganism from the genus of Aspergillus. Molds are known as the microorganisms that can secrete high levels of proteins and metabolites in their culture medium, which makes them industrially useful. Aspergillus tamarii is classified as a type of mold that is safe for human use. This review will summarize the application of Aspergillus tamarii and the optimal conditions they need. Application of Aspergillus tamarii is carried out through a fermentation process, either by the Solid State Fermentation (SSF) or Submerged Fermentation (SmF) methods. The results of these applications are produce of biotechnology products that can be used in various industrial fields such as the food, textile, pharmaceutical and paper industries. Biotechnology products that can be produced include enzymes such as amylase, protease, xylanase, β fructofuranosidase, pectinase, and tannase, as well as secondary metabolites such as kojat acid. The optimum fermentation conditions are obtained through optimization of the substrate used, temperature and pH of the fermentation culture, aeration and agitation, and time required for the fermentation process. For example, the optimum conditions needed to produce enzymes such as amylase, which is a substrate that contains polysaccharides, pH 4-10, and temperature 30oC.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiawati Puspitasari
"Endofit adalah mikroorganisme yang membentuk koloni di dalam jaringan tanaman tanpa menimbulkan gejala negatif pada inangnya. Kapang adalah salah satu bentuk mikroorganisme endofit yang paling banyak ditemukan. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroba endofit dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba yang pada umumnya menunjukkan potensi sebagai antikanker.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas isolat hasil fermentasi kapang endofit dari tanaman Garcinia tetrandra Pierre dan Garcinia mangostana Linn, diperoleh 20 isolat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah uji kematian larva Artemia salina Leach, dikenal dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Isolat kapang endofit difermentasi dengan media Potato Dextrose Yeast (PDY), kemudian diekstraksi dengan etil asetat dan n-butanol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Lethal Concetration (LC50) dari 20 isolat kapang endofit baik dari ekstrak etil asetat maupun n - butanol memiliki syarat toksik dengan nilai LC50 < 1000 μg/ml.

Endophyte is microbes that colonize living tissues without causing any negative effect to their host plants. Molds are one of the endophyte most frequently isolated. Secondary metabolite which is produced by endophyte microbe reported possesses antimicrobial activity which is generally have potensial as anticancer.
The aim of this research is to know the toxicity of fermentation product of endophyte mold that was isolated from plant Garcinia tetrandra Pierre and Garcinia mangostana Linn, got 20 isolates endophyte mold. The method that was used in this research was the lethality test of Artemia salina Leach larvae, which is known as Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). The isolate of endophyte molds were fermented in medium Potato Dextrose Yeast (PDY) and then were extracted with ethyl acetic and n - buthanol.
The result of this research showed that lethal concentration (LC50) from 20 isolates of endophyte mold from ethyl acetic extracts and n - buthanol extracts had toxicity with LC50 < 1000 μg/ml.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32866
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfillah Amin
"Model simulasi pengembangan coran pada pelek casting paduan aluminium sangatmembantu dalam memprediksi kegagalan proses low pressure die casting. Shrinkageporosity hingga mencapai volume 7 menjadi masalah utama karena bergantung padakoherensi daerah padat yang menghambat logam cair masuk dan tingkat solidifikasipada saat casting. Pemodelan menggunakan diameter 17 inch dan lebar 7 inch danpemotongan pada sudut 720. Kondisi logam cair distandarkan pada temperatur 700°Cdan pada tekanan 800 bar.
AlSi7Mg0,3 merupakan material utama casting wheeldengan SKD61 menjadi material cetakan standar. Peningkatan nilai temperatur dari400°C hingga 450°C pada cetakan 'Tm' mempengaruhi besar penurunan persentasetotal shrinkage porosity dari 5,73 menjadi 1,17 dan variabel waktu yang menjadibertambah panjang. Perbedaan jenis material cetakan memiliki efek pada heat flux yangakan mempengaruhi aliran panas pada saat solidifikasi. Dimensi ketebalan pada strukturcetakan dapat mempengaruhi karakter solidifikasi pada area casting. Kondisi gatingsystem juga mempengaruhi laju pengisian logam cair yang mengakibatkan kondisitemperatur pada saat filling time.

The simulation model of casting development on aluminum alloy casting wheel is veryhelpful in predicting the failure of the low pressure die casting process. Shrinkageporosity up to 7 volume becomes a major problem as it depends on the coherence ofdense areas that inhibit liquid metal entry and solidification rate at the time of casting.Modeling uses 17 inch diameter and 7 inch width and cutting at 720. The liquid metalcondition is standardized at 700°C and at 800 bar pressure.
AlSi7Mg0,3 is the mainmaterial casting wheel with SKD61 become standard mold material. An increase in thetemperature value from 400°C to 450°C in the Tm mold affects the large percentagedecrease in total shrinkage porosity from 5,73 to 1,17 and the time variablebecomes longer. Differences in the type of mold material have an effect on heat fluxthat will affect heat flow during solidification. The thickness dimensions of the moldstructure may affect the solidification character of the casting area. The condition of thegating system also affects the loading rate of liquid metal resulting in temperatureconditions at the time of filling time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Marthiana
"Dua buah komponen penyusun sistem sendi lutut buatan yaitu Gliding dan Femoral support terbuat dari material polymer (polyethelene) dan salah satu metoda proses pengolahan material ini adalah dengan menggunakan metoda injeksi cetakan (injeksi molding). Dengan digunakannnya metoda ini diharapkan produk memenuhi standar dengan proses pengerjaan akhir seminimal mungkin.
Sehubungan dengan hal tersebut diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan suatu rancangan proses manufaktur dengan metoda injeksi cetakan, dan dapat digunakan sebagai masukan untuk mempertimbangkan pemilihan metoda ini dalam manufakturnya serta hasil rancangan prosesnya dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk proses produksi selanjutnya.
Dalam metoda injeksi cetakan sangat dipengaruhi oleh faktor :cetakan, pemilihan proses, material dan mesin injeksi. Dalam penelitian ini spesifikasi material yang digunakan adalah Polyethelene yang memiliki jangkauan penyusutan sebesar 1.2 - 2.2 % dan kapasitas mesin injeksi yang digunakan sebesar 80 ton.
Tahap awal pengerjaan adalah penentuan rancangan cetakan yang menggunakan model cetakan dua bagian serta jenis Family mold serta faktor penyusutan sebesar 2%. Perhitungan parameter proses injeksi dilakukan dengan dua metoda yaitu perhitungan eksak serta simulasi komputer menggunakan program Quick Fi - Mold. Parameter proses ini yang digunakan dalam implementasi ke produksi.
Dari hasil implementasi proses diperoleh :
Rancangan proses manufaktur secara manual atau simulasi dapat ditetapkan pada kondisi produksi, dan dapat digunakan sebagai acuan.
Produk akhir tetap memerlukan pengecekan akhir walaupun proses pengerjaan akhir telah minimal. Biaya produksi sebesar Rp 500.

Gliding and femoral support, the two components of knee joint prostheses are mode from polymer resin (polyethelene) and one of manufacturing method to process this resin is by injection molding. By this method we hope there is minimal finishing process.
In connection with it, hoping that this thesis could give an injection molding manufacturing process design especially for joint prostheses.
Injection Molding process is very influenced by mold, process choosing, raw material and machine. In this thesis resin material which is used is polyethelene with 2% shrinkage factor.
The first step in designing is mold design and injection process parameter which is calculated by exact method and compare by computer simulation method.
From process implementation it was found that :
- Exact and simulation calculating method could be implemented in actual production process.
Although products has minimal finishing process, it still need inspections process. Production cost is about Rp 500 per set."
2000
T4355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kapang endofit merupakan kekayaan alam yang potensial untuk
pengembangan senyawa obat. Tanaman Garcinia forbesii King dan Garcinia
porrecta Wall yang diketahui mengandung xanton ternyata juga menjadi
inang bagi sejumlah kapang endofit. Sebanyak 12 isolat kapang endofit
diisolasi dari G.forbesii dan 5 isolat dari G.porrecta. Isolat kapang endofit
difermentasi dengan media cair dan diekstraksi dengan metanol, n-butanol,
dan etil asetat. Ekstrak kering diuji aktivitas antibakteri dan toksisitasnya. Uji
antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus
subtilis, Escherichia coli, Salmonella typhosa, dan Pseudomonas aeruginosa.
Hasil zona hambat menunjukkan 10 isolat kapang memiliki aktivitas
antibakteri. Uji toksisitas dilakukan dengan cara Brine Shrimp Lethality Test
terhadap larva Artemia salina Leach. Nilai LC50 yang diperoleh dari 17 isolat
kapang tersebut memenuhi syarat toksik yaitu <1000 ppm."
Universitas Indonesia, 2007
S32603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frizziero, Leonardo
"The planning activity relative to physical items, environment, and services that adapts to optimize social, economic, and ecological impact is the target of sustainable design. Quality Function Deployment (QFD) achieves product design by choosing and defining factors that can be qualitatively argued. The aim of design is to match needs in new and innovative ways. In this perspective, the QFD aims to evaluate the quality of a design process. TRIZ is a design methodology that aims at defining and overcoming some critical issues that can affect the development of a product, by means of potential innovative solutions. In this paper, QFD and TRIZ analysis were adopted in order to validate a design method for direct open molds by means of a new strategy: hybrid manufacturing can reduce production time, use of material, and energy and waste consumption, employing subtractive and additive techniques efficiently combined."
Taylor and Francis, 2018
658 JIPE 35:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyanto
"ABSTRAK
Protease asam yang dihasilkan oleh kapang memiliki peranan penting dalam industri pangan dan farmasi. Rhizopus spp. merupakan salah satu jenis kapang yang memiliki aktivitas proteolitik dan tidak menghasilkan toksin. Kemampuan Rhizopus dalam menghasilkan enzim proteolitik bervariasi baik antar spesies maupun antar galur dalam spesies yang sama. Untuk memperoleh enzim dengan aktivitas proteolitik yang tinggi, perlu diperhatikan faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitasnya. Tingkat keasaman (pH) dan suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan aktivitas enzim proteolitik. Setiap enzim memiliki pH optimum yang khas, yaitu pH lingkungan yang menyebabkan aktivitasnya maksimum. Enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme juga mempunyai suhu optimum tertentu untuk mengkatalisis suatu reaksi enzimatis.
Indonesia dikenal kaya akan keanekaragaman hayati kapang. Untuk memanfaatkan keanekaragaman hayati kapang indigenous Indonesia, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi produksi protease asam ekstra selular dari Rh. microsporus v. Tiegh. var. rhizopodiformis (Cohn) Schipper & Stalpers dan Rh. microsporus v. Tiegh. var. chinensis (Saito) Schipper & Stalpers koleksi University of Indonesia Culture Collection (UICC). Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi biakan Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 519, 520, dan Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 dalam menghasilkan enzim proteolitik, dan penentuan waktu fermentasi, pH, dan suhu optimum aktivitas proteolitik pada kapang terpilih.
Aktivitas proteolitik semi kuantitatif dari ketiga biakan dipelajari berdasarkan kemampuannya membentuk zona bening pada medium 4% (b/v) Skim Milk Agar (SMA) dengan cara pencawanan (plating) spora tunggal pada suhu ruang selama 28-29 jam. Filtrat kultur fermentasi Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 yang diekstraksi dari medium dedak padi digunakan untuk uji aktivitas proteolitik. Uji aktivitas proteolitik kuantitatif dari filtrat kultur dilakukan dengan mengukur jumlah tirosin yang dihasilkan dari hidrolisis substrat kasein pada suhu suhu 37°C ± 2°C selama 30 menit. Setiap labu yang berisi medium fermentasi steril diinokulasi dengan 1 ml suspensi spora Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 yang berisi 3,9-4,6 x(10 pangkat 5)koloni/ml. Medium fermentasi selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang (26--30°C) tanpa pengocokan. Protease kasar diekstraksi dari medium fermentasi pada 0, 24, 48, 72, 96, dan 120 jam untuk mengetahui waktu fermentasi optimum. Untuk menentukan pH optimum aktivitas proteolitik, kasein sebagai substrat enzim dilarutkan dalam larutan dapar hingga diperoleh pH 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; dan 8,0. Untuk menentukan suhu optimum aktivitas proteolitik, sampel direaksikan dengan substrat kasein 0,7% (b/v) dalam dapar glisin-HCI pH 3,0 dan dinkubasikan pada suhu 35, 40, 45, 50, dan 55°C.
Berdasarkan diameter zona bening yang terbentuk dari pertumbuhan spora tunggal pada medium SMA dapat disimpulkan bahwa Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 memiliki kemampuan menghasilkan protease lebih cepat dibandingkan Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 519 dan Rh. microsporus var. chinensis UICC 521 dalam waktu yang sama (28-29 jam). Aktivitas proteolitik Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 dengan medium fermentasi dedak padi mencapai maksimum, yaitu sebesar 0,0944 U/ml pada inkubasi selama 72 jam. Peningkatan aktivitas proteolitik yang cepat diikuti dengan penurunan pH filtrat kultur.
Enzim proteolitik dalam filtrat kultur Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 aktif pada kisaran pH substrat 2,0-6,0 dan memiliki dua puncak aktivitas, yaitu puncak tertinggi pada substrat kasein dengan pH 2,0-3,0 (0,0772--0,0912 U/ml) dan puncak aktivitas kedua yang lebih rendah dari puncak pertama, yaitu pada pH substrat 5,0-6,0 (0,0603-0,0649 U/ml). Enzim proteolitik dari filtrat kuitur Rh. microsporus var. rhizopodiformis UICC 520 aktif pada kisaran suhu 35--50°C. Aktivitas proteolitik tertinggi diperoleh pada suhu 45° C.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>