Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ruben Agustinus Chesin
Abstrak :
Beton merupakan salah satu material konstruksi yang paling sering digunakan. Properti material beton yang seringkali menjadi perhatian adalah kuat tekan atau mutunya. Namun, modulus elastisitas juga merupakan salah satu parameter yang penting, dimana modulus elastisitas menentukan kekakuan struktur beton. Oleh sebab itu, diperlukan adanya studi mengenai modulus elastisitas beton di Indonesia, yang kemudian akan dibandingkan dengan literatur mengenai modulus elastisitas. Hubungan kuat tekan dengan modulus elastisitas pada beton yang menggunakan semen non-OPC (yaitu PPC atau Portland Pozzolan Cement) yang diukur menggunakan 3 buah ekstensometer memiliki persamaan berupa E = 8297,8 ln(fc’) - 2740,4 (dalam MPa) untuk metode ASTM C469, dan E = 7834,9 ln(fc’) – 1107,7 (dalam MPa) untuk metode ISO 1920:10. Bila disesuaikan dengan bentuk ACI 318-14, yaitu dalam akar dari fc’, maka persamaan yang diperoleh untuk metode ASTM C469 adalah E = 3450,4 √fc’ + 6572,1 (dalam MPa) dan untuk metode ISO 1920:10 adalah E = 3251,7 √fc’ + 7716,3 (dalam MPa). Apabila konstanta tersebut dihilangkan atau intercept nol, maka persamaan yang diperoleh untuk metode ASTM C469 adalah E = 4753,8 √fc’ (dalam MPa) dan untuk metode ISO 1920:10 adalah E = 4753,8 √fc’ (dalam MPa). Hubungan tersebut juga memiliki perbedaan untuk sampel curing dan non-curing, yaitu sampel yang dirawat secara curing memiliki nilai modulus elastisitas yang lebih tinggi, terutama pada sampel dengan mutu rendah. Hubungan antara hasil yang didapat jika dibandingkan dengan literatur ACI 318-14 adalah nilai modulus elastisitas beton dengan semen PPC lebih tinggi daripada literatur ACI 318-14 untuk mutu dibawah 28,5 MPa, sementara untuk mutu diatas 28,5 MPa nilainya lebih rendah dibandingkan dengan literatur ACI 318-14. ......Concrete is one of the most frequently used construction materials. The material property of concrete that is often of concern is its compressive strength. However, the modulus of elasticity is also an important parameter, where the modulus of elasticity determines the stiffness of the concrete structure. Therefore, it is necessary to study the modulus of elasticity of concrete in Indonesia, which will then be compared with the literature on the modulus of elasticity. The relationship between compressive strength and elastic modulus in concrete using non-OPC cement (PPC or Portland Pozzolan Cement) as measured using 3 extensometers has the equation E = 8297.8 ln(fc') - 2740.4 (in MPa) for ASTM C469 method, and E = 7834.9 ln(fc') – 1107.7 (in MPa) for the ISO 1920:10 method. When adjusted to the ACI 318-14 trendline, namely in the roots of fc', the equation obtained for the ASTM C469 method is E = 3450,4 √fc’ + 6572,1 (in MPa) and for the ISO 1920:10 method is E = 3251,7 √fc’ + 7716,3 (in MPa). If these constants are omitted or the intercept is zero, then the equation obtained for the ASTM C469 method is E = 4753,8 √fc’ (in MPa) and for the ISO 1920:10 method is E = 4753,8 √fc’ (in MPa). This relationship also has differences for cured and non-cured samples, namely cured-treated samples have higher elastic modulus values, especially for samples with low compressive strength. The relationship between the results obtained when compared with the ACI 318-14 literature is that the elastic modulus value of concrete with PPC cement is higher than the ACI 318-14 literature for compressive strength below 28.5 MPa, while for compressive strength above 28.5 MPa the value is lower than ACI literature 318-14.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aulia
Abstrak :
Bahan karton minuman aseptik ini sulit didaur ulang. Namun proses recyling untuk jenis bahan ini masih dapat dilakukan dengan menerapkan hydra proses pembuatan pulp (lapisan pemisahan), tetapi akan memakan biaya yang cukup mahal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan alternatif untuk mendaur ulang bahan-bahan dengan membuat papan dari cacahan karton aseptik yang akan dilaminasi menggunakan perekat polypropylene, dan untuk mengetahui perilaku lentur nya. Dalam membuat papan panel, pertama 32 mm x 4 mm karton aseptik diparut dicampur dengan 0%, 2,5%, 5% dan 7,5% fenol formaldehida dan, kemudian dikompresi dengan tekanan 25 kg/cm2 dan dipanaskan pada 170oC. Hal ini ditemukan bahwa panel dengan fenol formaldehida 0% memberikan kuat lentur terbaik. Panel-panel tersebut kemudian direkatkan dengan polypropylene (bijih plastik) dianggap sebagai perekat termal, untuk membuat papan dua lapisan dengan masing-masing ketebalan 10 mm dan tiga papan lapisan masing-masing dengan ketebalan 8,3 mm. Papan berlapis tersebut kemudian dibandingkan dengan yang dilem dengan epoxy sebagai perekat dingin dalam hal sifat mekanik yaitu modulus elastisitas (MOE) dan modulus pecah (MOR). Pengujian prosedur sifat fisik dan mekanik dilakukan dengan menggunakan standar JIS A 5908: 2003 dan ASTM C 580-02. Hasil dari penelitian nilai MOE dan MOR papan laminasi aseptik menggunakan bijih plastik lebih tinggi dari papan laminasi yang memiliki perekat dingin atau epoxy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1867
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Cold-formed steel structural has a thinner dimensional typical steel structural than order standars steel structural which it has a thickness up to 8 mm and wider ratio dimensional.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jonbi Eddhie
Abstrak :
The mechanical properties and durability of high-performance concrete can be improved with the use of nanosilica. Still, the relationship between the content of nanosilica and the mechanical properties of concrete needs to be verified in order to develop of compressive strength that can be applied to any concrete mixture. The aim of this study was to develop mathematical equations that account for the relationship among concrete’s compressive strength, the modulus of elasticity with its compressive strength, and the modulus of rupture with its compressive strength. The specimens of ƒ’c80-NS10-SF5 and ƒ’c100-NS10-SF5 were fabricated by mixing natural nanosilica and silica fume, and those of ƒ’c80-NSHD5-SF5 and ƒ’c100-NSHD5-SF5 were fabricated by mixing commercial nanosilica and silica fume as the main composition materials, with the addition of other materials. The compressive strength and indirect tensile strength of the concrete were tested at 1, 3, 7, and 28 days. New mathematical models of generalized compressive strength against concrete age were empirically developed and then validated in order to derive new insights into the substitution of natural nanosilica for commercial nanosilica in the civil-engineering industry.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gandjar I. Bondan
Abstrak :
Tulisan ini menyajikan hasil penelitian mekanik beton (kuat tekan, modulus elastisitas, kuat lentur, rangkak dan susut) mutu tinggi dan baton mutu normal. Beton mutu tinggi dibuat dengan w/c 0,28 dan menggunakan bahan tambah silica fume dan superplasticizer. Nilai modulus elastisitas tekan beton diambil berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton dengan pemberian beban secara bertahap sebesar 2 ton. Benda uji yang digunakan adalah benda uji silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Modulus elastisitas tarik beton diambil dari hasil pengujian kuat lentur balok beton tanpa tulangan yang pada sisi tarik balok dipasang strain gauge untuk mengetahui besarnya regangan berdasarkan beban yang diberikan. Ukuran benda uji adalah 15 x 15 x 60 cm. Pengujian modulus elastisitas beton dilakukan setelah mencapai umur 28 hari. Pengamatan susut (shrinkage) beton berlangsung selama 90 hari pada balok beton tanpa tulangan dengan ukuran 10 x 10 x 50 cm. Sedangkan pengujian rangkak (creep) beton dilakukan pada benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm selama 90 hari setelah berumur 28 hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa beton mutu tinggi memiliki kecuraman yang lebih tajam pada daerah elastis kurva hubungan tegangan regangan baton, dengan demikian besarnya modulus elastisitas lebih besar dibandingkan dengan beton mutu normal. Korelasi antara modulus elastisitas tekan dan tarik dengan kuat tekannya mempunyai niai yang mirip, Ec= Etrk=4300/ f'c . Hasil pengujian rangkak yang dianalisa berdasarkan model Fxs Newtonian dan pengujian susut yang didekati dengan formulasi Lorman, menunjukkan bahwa beton yang menggunakan silica fume memiliki regangan lebih kecil dibanding dengan beton tanpa menggunakan silica fume, dan mendekati persamaan empiris yang disarankan ACI.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T5963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rashtra Rahardiansyah Ananditto Widodo
Abstrak :
Sebanyak 11% dari 67,8 juta ton sampah di Indonesia pada tahun 2019 merupakan sampah kertas. Pemanfaatan limbah kertas menjadi agregat dalam beton menjadi salah satu usaha daur ulang sampah kertas. Kertas menjadi material substitusi agregat halus dalam rencana campuran beton sebanyak 10, 15, 20, dan 25% volume agregat halus dalam beton. Benda uji beton yang dibuat kemudian diuji tekan, dibantu dengan strain gauge dan digital image correlation (DIC) sebagai metode analisis regangan dan lendutan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan kadar kertas sebagai substitusi agregat halus mereduksi kuat tekannya sebesar 43 s.d. 62%. Penambahan kertas tersebut juga mereduksi berat isi dan modulus elastisitas beton. ......As many as 11% of 67.8 million of waste in Indonesia consist of paper waste, as of 2019. The use of paper waste as a concrete material helps to recycle paper waste. Paper being the material as a partial substitution of the fine aggregate, with an incremental substitution of 10%, 15%, 20%, and 25% of the fine aggregate’s volume in the concrete mix. This paper carries out compression strength test to the concrete, assisted by strain gauge and digital image correlation analysis to obtain its strain and displacement data. The results show that an increment of paper in the concrete mixture reduces the compression strength by 43 to 62%. The increment also reduce the concrete’s density and Young modulus.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banu Adjie Nugroho
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang hubungan kuat tekan dan modulus elastisitas dengan faktor air semen beton yang dibuat dengan menggunakan semen portland putih/White Cement (WC) serta membandingkannya dengan beton yang dibuat dengan menggunakan semen abu-abu/Portland Composite Cement (PCC). Penelitian ini dilakukan melalui percobaan laboratorium dengan membuat benda uji silinder beton diameter 150 mm dan tinggi 300 mm sebanyak 68 buah. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa beton dengan semen putih/WC memiliki kuat tekan dan modulus elastisitas yang lebih besar dari pada beton dengan semen abuabu/PCC. Juga didapatkan hubungan bahwa semakin besar kuat tekan, semakin besar nilai modulus elastisitas yang dihasilkan. Semakin kecil FAS (antara 0,4-0,55), semakin besar nilai kuat tekan yang dihasilkan (hingga 118,34%). Dan semakin besar FAS, semakin kecil nilai modulus elastisitas yang dihasilkan (hingga 65,45%).
The focus of this study is about the relation between compression strength and modulus of elasticity with water cement ratio the concrete made by using White Cement (WC) and also compare it with the concrete made by using Portland Composite Cement (PCC). This Research through attempt in laboratory by making samples concrete cylinder with diametre of 150 mm and 300 mm high as many as 68 samples. From the research got that concrete with White Cement (WC) had the strength and modulus of elasticity larger than concrete with Portland Composite Cement (PCC). Was also got the relation that more big of strength, more biger produce modulus of elasticity. The smaller water cement ratio (between 0,4-0,55), the bigest strength (up to 118,34%). And the bigest water cement ratio, smaller assessed produce the modulus of elasticity (up to 65,45%).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50500
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Arisikam
Abstrak :
Perkerasan kaku memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan aspal beton, diantaranya adalah kemampuan menahan beban lalu lintas yang lebih besar serta sifat durabilitas yang lebih baik. Tetapi perkerasan jenis ini juga memiliki kelemahan ketahanan terhadap retak baik karena penyusutan maupun yang disebabkan oleh terjadinya perbedaan penurunan tanah dasar, serta kurang nyaman bagi pengendara karena sifat kekakuan bahan. Studi yang dilakukan mengharapkan suatu hasil berupa alternatif bahan perkerasan yang memenuhi kriteria kekuatan dan kenyamanan bagi pengendara. Serangkaian uji coba campuran beton di laboratorium dengan variasi pada kadar penambahan bahan karet dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap kuat tekan, kuat lentur dan modulus elastisitas beton. Hasil evaluasi data hingga saat ini memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Penambahan bahan karet dalam campuran beton mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan beton. 2. Penggunaan admixture jenis plasticiser dapat membantu pencapaian beton karet yang memenuhi kriteria workabilitas, kekuatan tekan minimum fc = 34 MPa dan kekuatan lentur minimum fr = 45 kg/cm2 sesuai dengan spesifikasi untuk perkerasan jalan beton.
Rigid pavement has some superiority than flexible pavement; its like can restrain the traffic load and good durability. But this pavement has some weakness too; it's like can not restrain the crack by shrinkage and different settlement of sub grade, and not comfort for user (driver) because the material very rigid. The expectation of this study is to find the pavement material alternative whit strength criteria and comfort for user (driver). Some trial mixes of concrete with various (percentage) increasing of rubber in laboratory were to find the influence about Compressive Strength, Flexural Strength, and Modulus of Elasticity of concrete. The conclusions are: 1. The increasing of rubber in concrete can to decrease the strength of concrete. 2. The increasing of admixture (plasticizer type) in rubber concrete can increase the strength of concrete and workability, the minimum Compressive Strength fc = 34 MPa and the minimum Flexural Strength fr = 45 kg/cm2, it is appropriate by rigid pavement specification.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50472
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dodik Widiyono
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai perilaku lentur papan laminasi dengan bahan karton minuman daur ulang yang menggunakan perekat urea formaldehida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan alternatif untuk mendaur ulang bahan-bahan dengan membuat papan dari cacahan karton aseptik yang akan dilaminasi menggunakan perekat urea formaldehida dan untuk mengetahui perilaku lenturnya. Dalam membuat papan panel, cacahan karton aseptik dicampur dengan 0%, 2,5%, 5%, dan 7,5% phenol formaldehida dan kemudian dikompresi dengan tekanan 25 kg/cm2 dan dipanaskan pada 170°C. Hal ini dihasilkan panel dengan phenol formaldehida 0% memberikan kuat lentur terbaik. Panel-panel tersebut kemudian direkatkan dengan urea formaldehida, untuk membuat papan dua lapisan dengan masing-masing ketebalan 10 mm dan tiga papan lapisan masing-masing dengan ketebalan 8 mm. Papan berlapis tersebut kemudian dibandingkan dengan yang dilem dengan epoksi sebagai perekat dingin dalam hal sifat mekanik yaitu modulus elastisitas (MOE) dan modulus pecah (MOR). Pengujian prosedur sifat fisik dan mekanik dilakukan dengan menggunakan standar JIS A 5908: 2003 dan ASTM C 580-02. Hasil dari penelitian nilai MOE dan MOR papan laminasi aseptik menggunakan perekat urea formaldehida lebih tinggi dari papan laminasi dengan perekat dingin epoksi. ......This final project discussed the flexural behavior of recycle beverage carton lamina using urea formaldehide adhesive. The objectives of this research were to determine an alternative to recycle those materials by making shredded aseptic carton laminated board using urea formaldehide adhesive and to find out its flexural behavior. In making panel board, shredded aseptic cartons were mixed with 0%, 2.5%, 5%, and 7.5% phenol formaldehyde and later compressed with a pressure of 25 kg/cm2 and heated under 170°C. It is found that panel with 0% phenol formaldehyde gave the best flexural strength. Those panels were then glued with urea formaldehyde, in order to make a two layers board containing each with 10 mm thickness and a three layers board each with 8 mm thickness. Those layered boards were then compared to those glued with epoxy as cold adhesive, in term of mechanical properties of modulus of elasticity (MOE) and modulus of rupture (MOR). Testing procedures of physical and mechanical properties were performed by using standard JIS A 5908: 2003 and ASTM C 580-02. MOE and MOR values of aseptic laminated board using urea formaldehyde adhesive was higher than those with a epoxy adhesive.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>