Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
In order for a reactor design is considered acceptable absolute technical requirement is fulfilled because the most important part of a reactor design. Safety considerations emphasis on the handling of radioactive substances emited during the operation of a reactor and radioactive waste handling....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Seger Handoyo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik pekerjaan sebagai moderator dari hubungan antara kepribadian dan kinerja karyawan. Penelitian ini juga akan menguji bagaimana hakekat interaksi antara kepribadian dan karakteristik pekerjaan, bila karakteristik pekerjaan tertentu menjadi moderator hubungan antara kepribadian dan kinerja. Hipotesanya adalah hubungan antara kepribadian dan kinerja dimoderatori oleh karakteristik pekerjaan. Hipotesis tersebut diturunkan dari landasan teori bahwa (1) kegagalan model sifat yang ditunjukkan dari tidak adanya konsistensi perilaku pada situasi yang berbeda yang mestinya ditunjukkan oleh pemilikan sifatnya; (2) pandangan interaksional yang menyatakan.bahwa faktor situasi berinteraksi dengan karakteristik individual dalam menentukan perilaku seseorang; dan (3) pendapat Barrick dan Mount yang menyatakan bahwa hubungan antara kepribadian dan kinerja dimoderatori oleh karakteristik pekerjaan, sebagai faktor situasinya. Kepribadian big-five yang telah teruji validitasnya sebagai taksonomi kepribadian yang ringkas dan tegap digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan karakteristik pekerjaan menggunakan lima dimensi inti pekerjaan dan motivating potential score yang dikembangkan oleh Hackman dan Oldham. Ukuran kinerja menggunakan 22 }criteria yang berdasarkan 5 penilai telah memadai untuk mengukur kinerja kepala regu/kepala urusan, sebagai sampel dalam penelitian ini. Dari 100 kepala regu/kepala urusan di P.T. Iglas (Persero), sebagai tempat penelitian, 91 kepala regu/kepala urusan menjadi sampel dalam penelitian ini. Kinerja mereka diukur oleh atasan langsungnya dengan menggunakan behaviorally anchor rating scale yang dibuat dalam 5 skala dengan rentang pengukuran dari sangat buruk sampai sangat baik. Sebagai alat ukur paralelnya digunakan graphic rating scale dengan 7 skala dengan rentang .pengukuran yang sama. Reliabilitas alpha alat ukur utama adalah 0,80, sedangkan reliabilitas paralel adalah 0,77. Pengukuran kepribadian menggunakan adaptasi Personality Characteristics Inventory (PCI). Validitas konstrak alat ukur ini dilakukan dengan analisa faktor. Hasil akhir analisa faktor memperoleh 4 faktor yang mempunyai struktur faktor yang baik dan bersih. Keempat faktor tersebut masing-masing diberi nama ketekunan, kemantapan emosi, kemampuan menghadapi tantangan dan kemurahan hati. Estimasi koefisien reliabilitas alpha adalah 0,83 untuk ketekunan, 0,76 untuk kemantapan emosi, 0,71 untuk kemampuan menghadapi tantangan, dan 0,55 untuk kemurahan hati. Alat ukur karakteristik pekerjaan adalah adaptasi dari Job Diagnostics Survey. Validitas diskriminan dari keanekaragaman ketrampilan, identitas tugas, kebermaknaan tugas, otonomi, dan umpan balik masing-masing adalah 0,16, 0,13, 0,30, 0,14, dan 0,16, sedangkan reliabilitas paralelnya masing-masing adalah 0,72, 0,77, 0,69, 0,73, dan 0,72. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa ketekunan merupakan prediktor kinerja yang sahih. Kebermaknaan tugas, otonomi, dan Motivating Potential Score (MPS) terbukti secara signifikan sebagai moderator hubungan antara ketekunan dengan kinerja. Hakekat interaksi antara ketekunan dengan ketiga karakteristik pekerjaan tersebut relatif sama, yaitu orang dengan ketekunan tinggi akan mempunyai kinerja lebih baik pada pekerjaan dengan tingkat kebermaknaan tugas, otonomi atau MPS yang tinggi, sedangkan orang berketekunan rendah berkinerja lebih baik pada pekerjaan dengan tingkat kebermaknaan tugas, otonomi atau MPS yang rendah. Kemantapan emosi, kemampuan menghadapi tantangan, dan kemurahan hati tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan kinerja pada taraf signifikansi 5%. Karakteristik pekerjaan juga tidak terbukti menjadi moderator hubungan antara tiga dimensi kepribadian tersebut dengan kinerja.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwanto
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006
374.2 IRW f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Hoedoro Hoed
Jakarta: Fakultas Sastra-UI, 1995
374.22 BEN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Luthfiyah
Abstrak :
Kecerdasan emosional memiliki kedudukan yang penting dalam ranah industri dan organisasi. Namun pada kenyataannya, kecerdasan emosional juga berpotensi dalam menghasilkan perilaku kerja yang tidak diinginkan, seperti manipulasi emosi. Manipulasi emosi yang dimaksud berkaitan dengan kepemimpinan dark triad dan gender dalam konteks bekerja. Akan tetapi, hasil penelitian sebelumnya dapat dikatakan belum ajeg sebab ada hasil studi yang menyatakan bahwa manipulasi berkaitan dengan ketiga dimensinya (Hyde, et al., 2020; Jonason, et al., 2012). Ada pula yang menyatakan hanya pada salah satu dimensi, seperti machiavellianisme (Austin, et al., 2007; Hyde & Grieve, 2018), atau hanya pada dimensi psikopati saja (Grieve, et al., 2019). Sedangkan pada studi Hyde dan Grieve (2018) ditemukan bahwa laki-laki memiliki kecenderungan untuk menampilkan manipulasi emosi pada saat bekerja maupun sehari-hari dibandingkan perempuan. Pada penelitian ini, pengaruh variabel kepemimpinan dark triad akan diuji setiap dimensinya (narsisme, machiavellianisme, dan psikopati) terhadap variabel manipulasi emosi. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk menguji peran gender sebagai moderator dalam hubungan kepemimpinan dark triad dan manipulasi emosi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini, yaitu 216 orang yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia. Kriteria partisipan dalam penelitian ini antara lain, berusia di atas 18 tahun, tergabung dalam sebuah lembaga/organisasi/tempat kerja, dan memiliki minimal satu bawahan. Pengukuran masingmasing variabel menggunakan alat ukur Short Dark Triad (SD3) dan Emotional Manipulation Scale (EMS). Analisis dilakukan dengan uji regresi linier berganda dan regresi Hayes model 1. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh antara dimensi narsisme terhadap manipulasi emosi. Kemudian dimensi machiavellianisme ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manipulasi emosi. Selanjutnya, dimensi psikopati juga ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manipulasi emosi. Hasil lainnya dari penelitian ini menunjukkan bahwa gender tidak dapat berperan sebagai moderator dalam hubungan kepemimpinan dark triad dan manipulasi emosi. ......Emotional intelligence has an important position in the realm of industry and organizations. But in reality, emotional intelligence also has the potential to produce unwanted work behaviors, such as emotional manipulation. Emotional manipulation is related to dark triad leadership and gender in the work context. However, the results of previous studies can be said to have not been steady because there are study results which state that manipulation is related to the three dimensions (Hyde, et al., 2020; Jonason, et al., 2012). There are also those who stated only on one dimension, such as machiavellianism (Austin, et al., 2007; Hyde & Grieve, 2018), or only on the psychopathic dimension (Grieve, et al., 2019). Meanwhile, the Hyde and Grieve (2018) study found that men have a tendency to display emotional manipulation at work and daily basis compared to women. In this study, the effect of the dark triad leadership will be tested for each dimension (narcissism, machiavellianism, psychopathy) on the emotional manipulation variable. This study also conducted to examine the role of gender as a moderator in a relationship between dark triad leadership and emotional manipulation. The number of participants in this study were 216 people from several regions in Indonesia. The criteria of participants in this study are over 18 years old, joined in an institution/organization/workplace, and had at least one subordinate. Measurement of each variable using the Short Dark Triad (SD3) and Emotional Manipulation Scale (EMS). The analysis was carried out multiple linear regression and Hayes regression model 1. The results showed that there was no influence on the dimensions of narcissism on emotional manipulation. Then the dimension of machiavellianism was found to have a significant influence on emotional manipulation. Furthermore, the psychopathic dimension was also found to have a significant effect on emotional changes. Another result of this study showed that gender could not be a moderator in the relationship between dark triad leadership and emotional manipulation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarisa Ilma Humaira
Abstrak :
Tuntutan akademik seringkali membuat mahasiswa mengalami stres. Diyakini bahwa salah satu dampak dari stres akademik adalah GERD, sementara strategi koping merupakan cara mahasiswa mengatasi stres tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh stres akademik terhadap Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dengan strategi koping sebagai moderator pada mahasiswa. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Partisipan yang terkumpul mencapai 202, namun yang dapat diolah hanya 183 partisipan. Data dianalisis dengan PROCESS Hayes. Hasil penelitian (p = 0.004) menunjukkan bahwa emotion-focused coping memoderasi pengaruh stres akademik terhadap GERD. Sementara itu, kedua jenis strategi koping lainnya tidak menunjukkan interaksi yang signifikan. Penelitian ini memberikan kontribusi untuk memahami penggunaan strategi koping yang efektif untuk meregulasi stres akademik, sehingga juga memperlemah pengaruhnya terhadap GERD. Saran untuk penelitian lanjutan adalah penggunaan teknik sampling yang lebih terkontrol, sehingga partisipan bisa lebih representatif. ......Academic demands often cause students to experience stress. It is believed that one of the impacts of academic stress is GERD, while coping strategies are the way students deal with that stress. This study aims to analyze the effect of academic stress on Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) with coping strategies as a moderator among students. The method used is a quantitative approach with data collection techniques through questionnaires. The collected participants reached 202, but only 183 participants could be processed. The data were analyzed using PROCESS Hayes. The results of the study (p = 0.004) showed that emotion-focused coping moderates the effect of academic stress on GERD. Meanwhile, the other two types of coping strategies did not show significant interactions. This study contributes to understanding the effective use of coping strategies to regulate academic stress, thereby weakening its impact on GERD. Suggestions for further research include using more controlled sampling techniques so that participants can be more representative.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Andina Ramadhiyanti
Abstrak :
Pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai perubahan yang terjadi pada aspek kehidupan, termasuk dampak terhadap perusahaan dan karyawan. Krisis kesehatan dan ekonomi yang terjadi membuat perusahaan menerapkan beberapa kebijakan sebagai upaya untuk tetap dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat peran grit sebagai moderator pada hubungan antara ketidakamanan kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional study. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan yaitu The Minessota Satisfaction Questionnaire (MSQ) short-form, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), dan short grit scale (Grit-S). Populasi dari penelitian ini adalah karyawan yang perusahaannya melakukan kebijakan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Analisis data secara statistik yang dilakukan yaitu uji asumsi, uji korelasi, dan uji moderasi menggunakan PROCESS Hayes Model 1. Berdasarkan hasil analisis statistik dari 748 partisipan ditemukan terdapat efek interaksi antara ketidakamanan kerja dan grit terhadap kepuasan kerja signifikan (b = -0,02, 95% CI [-0,04, -0,01], t=-3,09, p<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa grit berperan sebagai moderator pada hubungan antara ketidakamanan kerja dan kepuasan kerja. Analisis lanjutan yang dilakukan mendapatkan bahwa grit dapat melemahkan pengaruh negatif dari ketidakamanan kerja terhadap kepuasan kerja ketika grit pada tingkat kategori sedang dan tinggi. Hasil penelitian menegaskan pentingnya perusahaan untuk melakukan usaha guna menurunkan ketidakamanan kerja dan meningkatkan kepuasan kerja. ......Covid-19 brought changes in various aspects of life, including impact on companies and employees. The health and economic crisis that occurred made the company implements several policies as an effort to continue to be able to carry out its operational activities. This study aims to examine the role of grit as a moderator in the relationship between job insecurity and job satisfaction on employee. The approach of this research is quantitative with a cross sectional study design. There are three measuring tools used, namely The Minesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) short-form, Multidimensional Qualitative Job Insecurity Scale (MQJIS), and short grit scale (Grit-S). The population of this research is employees whose company implemented policy as result of the Covid-19. S Data analysis was carried out by assumption test, correlation test, and moderation test using PROCESS Hayes Model 1. Based on the statistical analysis from 748 participants, the results show significant interaction effect between job insecurity and grit on job satisfaction (b = -0.02, 95% CI [-0.04, -0.01], t=-3.09, p<0.05). With that, it can be concluded that grit acts as a moderator on the relationship between job insecurity and job satisfaction. Further analysis found that grit can attenuate the negative effect of job insecurity on job satisfaction when grit is in the medium and high category. The results of the study emphasize the importance of companies to make efforts to reduce job insecurity and increase job satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlan Dewita
Abstrak :
Reaktor tipe HTGR merupakan reaktor berpendingin gas temperatur tinggi (~900°C). Terdapat 2 tipe elemen bakar HTGR yaitu praismatik dan pepple bed. Kedua tipe elemen bakar tersebut tersusun dari partikel berlapis TRISCO yang terdiri dari lapisan IPyC, SiC, dan OPyC yang berfungsi sebagai pengungkung produk fisi dan menjaga integritas bahan bakar. Reaktor beroperasi dengan temperatur tinggi, sehingga kinerja/kemampuan bahan bakar dalam menajan produk fisi perlu diketahui. Tujuan studi adalah untuk memperoleh pemahaman tentang karakteristik produk fisi yang dihasilkan bahan bakar, karakteristik penghalang dan kinerja bahan bakar dalam menahan produk fisi. Metode yang digunakan adalah kajian dan analisis dengan mengevaluasi kemampuan penghalang (barrier) dalam menahan produk fisi pada elemen bakar primatik dan pebble. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat beberapa mekanisme beberapa produk potensial lepasnya produk fisi, yaitu: difusi melalui lapisan, kerusakan lapisan, korosi SiC oleh produk fisi palladium dan dekomposisi termal SiC. Bahan bakar merupakan penghalang pertama terhadap beberapa mekanisme potensial lepasnya radionuklida produk fisi sedangkan lapisan SiC merupakan penghalang utama yang menahan sebagian besar produk fisi gas dan padat pada temperatur operasi normal (< 1250°C).
Jakarta: Pusat Pengembangan Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
530 JPEN 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ilhafa Qoima
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang analisis pola hubungan faktor demografi, kebutuhan korban gempa, tingkat trauma dan tingkat keinginan bangkit dari korban gempa Palu September 2018. Pengujian dilakukan dengan metode analisis jalur. dari Partial Least Squares (PLS) dengan variabel moderator. Tingkat trauma korban gempa mempengaruhi keinginan mereka untuk bangkit. Semakin tinggi tingkat trauma korban gempa, maka semakin tinggi pula keinginan korban gempa untuk bangkit. Jenis kelamin dan kebutuhan korban akan makanan (makanan dan minuman) serta barang-barang rumah tangga mempengaruhi tingkat trauma. Wanita memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami trauma dibandingkan pria. Korban yang merasa membutuhkan peralatan rumah tangga untuk menghadapi kondisi pascabencana memiliki tingkat trauma yang lebih rendah dibandingkan dengan korban yang tidak membutuhkan peralatan rumah tangga. Di sisi lain, korban yang membutuhkan makan dan minum memiliki tingkat trauma yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang merasa tidak membutuhkan. Perlunya pendampingan masyarakat mempengaruhi tingkat keinginan untuk bangkit dari korban gempa dan kebutuhan pendampingan pemerintah berperan sebagai variabel moderasi yang mempengaruhi kekuatan dan hubungan antara tingkat trauma dan tingkat keinginan untuk bangkit dari korban gempa Palu. gempa bumi September 2018. ......This thesis discusses the analysis of the relationship pattern of demographic factors, the needs of earthquake victims, the level of trauma and the level of desire to rise from the victims of the Palu earthquake of September 2018. The test was carried out using the path analysis method. from Partial Least Squares (PLS) with moderator variables. The trauma level of the earthquake victims affected their desire to rise. The higher the trauma level of the earthquake victims, the higher the desire of the earthquake victims to get up. The victim's gender and needs for food (food and drink) and household items affect the level of trauma. Women are more likely to experience trauma than men. Victims who felt they needed household equipment to deal with post-disaster conditions had a lower trauma rate than victims who did not need household appliances. On the other hand, victims who needed to eat and drink had a higher level of trauma than those who felt they did not. The need for community assistance affects the level of desire to rise from earthquake victims and the need for government assistance acts as a moderating variable that affects the strength and relationship between the level of trauma and the level of desire to rise from the Palu earthquake victims. the September 2018 earthquake.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Dwi Gayati
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis strategi kesantunan yang diterapkan Karni Ilyas dan peserta acara dalam tayang bincang Indonesia Lawyers Club Episode “Denny: Advokat Koruptor=Koruptor”. Tujuannya adalah mengetahui strategi kesantunan yang digunakan oleh Karni Ilyas sebagai moderator dan peserta ILC lainnya untuk menjaga dan melindungi „muka‟ dari tindak mengancam muka. Hasil penelitian ini adalah dalam penggunaan strategi kesantunan tersebut, dapat menimbulkan tindak mengancam muka yang lain kepada lawan bicara. Tindak mengancam muka tersebut dipengaruhi oleh perbedaan posisi dalam berargumentasi, yakni afirmatif, negatif, dan moderator. Kesimpulan yang didapat dari analisis tersebut adalah moderator menerapkan tindak mengancam muka dengan intensitas lebih tinggi daripada peserta acara yang lain. Hal tersebut disebabkan oleh faktor kuasa antara penutur dan lawan tutur. Dalam acara ini, moderator memiliki kuasa yang lebih tinggi dalam mengendalikan acara. ......This thesis analyzes the politeness strategies that are applied by Karni Ilyas and participants in the talk show Indonesia Lawyers Club Episode "Denny: Advokat Koruptor= Koruptor". The goal is to determine the politeness strategies used by Karni Ilyas as ILC moderator and other participants to maintain and protect the 'face' from face threatening acts (FTA). The result of this study is that the use of the politeness strategies may impact another face threatening acts to the other person. The face threatening acts are influenced by differences in the position of arguing, such as affirmative, negative, and moderator. The conclusion of the analysis is that the moderator applies the face threatening acts with a higher intensity than the other participants. This is due to the factor of the power between the speakers and the opponents. In this talk show, the moderator has a higher power in control of events.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45727
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>