Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leo Anis
"Penentuan berat lumpur adalah faktor yang sangat penting dalam optimalisasi pemboran. Model mekanika bumi ? MMB dapat dibuat dan dipakai untuk menghitung jendela berat lumpur sehingga dapat mengoptimalkan pemboran. MMB adalah sebuah representasi dari seluruh aspek geomekanika pada sebuah lapangan atau basin seperti: kekuatan batuan, stress, tekanan formasi, stratigrafi mekanika. Multi-displin tim : geophysicist, geologist, petrophysicist, reservoir engineer, drilling engineer dan ahli geomekanik diperlukan untuk pembuatan MMB. Informasi mengenai struktur geologi, litologi, stratigrafi, kekuatan dan elastisitas batuan, deformasi batuan, kandungan fluida dan reservoir properties disatu sisi yang dikombinasikan dengan informasi mengenai stress bumi, drilling fluida, teknologi drilling disisi yang lain adalah merupakan input yang sangat berharga dalam pembuatan MMB. Dengan mengkombinasikan dan mengintegrasikan seluruh informasi dari GGRP (Geologi, Geofisika, Reservoir, Petrofisika) dan informasi pemboran, MMB dapat dibuat dan dapat diaplikasikan untuk tahap eksplorasi maupun pengembangan khususnya pada optimalisasi pemboran.

In order to minimize the risks and for drilling optimization, a determination of mud weight is extremely important. One of the processes to minimize the risks is to plan for wellbore stability and the key process for wellbore stability is building a Mechanical Earth Model (MEM). MEM is a living representation of all geomechanics aspect for a field or basin such as: rock strength, earth stresses, pore pressure, mechanical stratigraphy. Building a MEM required multi-disciplinary team: geophysicist, geologist, petrophysicist, reservoir engineer, drilling engineer and geomechanics. In one side, information about structural geology, lithology, stratigraphy, strength and elasticity of the rock, rock deformation, fluid content, and reservoir properties are combined with information about earth stresses, drilling fuid, drilling practices in the other side gives valuable input when building MEM. By combining, integrating and analyzing all the information from GGRP (Geology, Geophysics, Reservoir, Petrophysics) and drilling, a MEM is built and the result of MEM can be used for explorationand development such as drilling optimization."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T20987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kukuh Al Rasyid
"ABSTRAK
Model mekanika bumi yang meliputi parameter mekanika batuan, tekanan pori serta magnitudo in-situ stres merupakan kunci utama dalam mendeterminasi rentang berat lumpur pemboran yang aman pada sumur vertikal. Namun begitu, estimasi dari parameter-parameter ini dikenal untuk memiliki ketidakpastian yang besar. Ketidakpastian ini biasanya muncul dari tidak adanya data-data pengkalibrasi (data lab dan data pengukuran langsung). Terdapat beberapa literatur mengenai aplikasi dari QRA dalam mengkuantifikasi ketidakpastian parameter input untuk menentukan rentang berat lumpur pemboran. Namun begitu, sedikit sekali publikasi mengenai hal ini pada lapangan-lapangan migas di Indonesia. Untuk itu, pada studi ini, model mekanika bumi untuk sumur JKL-01, yang terletak pada Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara, akan dibuat dan dianalisis menggunakan uji risiko kuantitatif hingga mengetahui rentang berat lumpur yang ideal untuk sumur tersebut. Formasi Cibulakan atas dipilih sebagai formasi yang dianalisis karena pada formasi ini terjadi cukup banyak masalah pemboran yang terjadi akibat penggunaan berat lumpur yang kurang tepat. Dari hasil uji risiko kuantitatif diketahui bahwa excees sebesar 5% hingga 10% pada berat lumpur hasil simulasi, dibutuhkan untuk menjaga lubang bor agar tetap aman. Selain itu berdasarkan hasil analisis sensitivitas diketahui bahwa parameter UCS (unconfined compressive strength) merupakan parameter yang paling sensitif terhadap prediksi berat lumpur pemboran yang dihasilkan.

ABSTRACT
Mechanical earth model, that covers up rock mechanic parameters, pore pressure, and the in-situ stress magnitude, is an essential key to predict safe drilling mud weight window in a vertical well. However, parameters that built mechanical earth model is well known for comprising number of uncertainties. This uncertainty mostly came from the absence of calibrator data such as lab data and field test data. Meanwhile, there are bunch of literature that quantify the uncertainty of every single parameter that is used to predict safe drilling mud weight window using quantitative risk assessment method, there are few similar studies that take place in Indonesia. Therefore, this study will construct the mechanical earth model for well JKL-01, which located in Jatibarang sub-basin, North west Java basin, so that quantitative risk assessment can be conducted to quantify the uncertainty in predicting safe drilling mud weight window. Since there are numerous mud weight related drilling issues in Cibulakan Atas formation, this formation is chosen to be our main focus. From the result of quantitative risk assessment, it was concluded that we need excess of 5 to 10% on the mud weight predicted to keep the well safe. Furthermore, based on the sensitivity analysis conducted, the UCS (unconfined compressive strength) input parameter are known to be the most sensitive parameter in predicting the mud weight window."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Hudaya
"Salah satu upaya dalam rangka meningkatkan produksi hidrokarbon yang ekonomis dari reservoir yang memiliki karakter permeabilitas dan porositas yang rendah seperti yang terdapat pada lapisan batupasir dari Formasi Lower Pematang di Lapangan K yang berada di daerah Selat Malacca adalah dengan cara melakukan teknik stimulasi hydraulic fracturing dimana stimulasi ini adalah suatu teknik yang relative baru di berbagai tempat di Indonesia sehingga tidak begitu banyak memiliki pengalaman yang dapat digunakan sebagai bahan referensi.
Untuk melakukan teknik stimulasi tersebut diperlukan pembuatan desain hydraulic fracturing yang benar berdasarkan analisa model mekanika bumi (MMB) yang merupakan suatu representasi dari integrasi seluruh aspek geomekanika pada sebuah reservoir seperti: permeability, Young's Modulus, Poison's ratio, friction angle, tekanan formasi, kondisi geologi serta tektonik yang berpengaruh pada daerah disekitar reservoir tersebut. MMB dibangun berdasarkan dari data full waveform sonic berkualitas tinggi yang diakuisisi dengan menggunakan alat yang mutakhir dan data pendukung lainnya sehingga dapat melakukan pengukuran parameter geomekanik dengan baik. Saat ini eksekusi hydraulic fracturing dapat dijadikan alat untuk mengkonfirmasi validitas desain awal dari suatu MMB.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu desain hydraulic fracturing yang selanjutnya dapat digunakan oleh pihak engineering dalam membuat analisa keteknikan program stimulasi ini yang pada akhirnya dapat meningkatkan rasio keberhasilan menjadi lebih baik lagi.

Hydraulic Fracture stimulation, if properly executed, can provide a major boost to productivity in low permeability & low porosity reservoirs such the sandstone in Lower Pematang Formation in the Malacca Strait area. This technique is a relatively new development in many parts of Indonesia, so experience may be lacking.
A proper hydraulic fracturing design that derived from mechanical earth modeling (MEM) analysis is the key for designing this program. MEM is a representation of the integration of all geomechanics aspects in the reservoir such permeability, Young's Modulus, Poison's ratio, friction angle, pore pressure and the geological tectonic setting in the particular area. MEM was constructed, based on particular on high quality full waveform sonic data from a recently introduced sonic tool and others relevant data, which provides unique geomechanical measurements. At the time of frac execution, pressure and other measurements confirmed the validity of the MEMs and the initial frac designs.
Hopefully this study will generate a proper hydraulic fracturing design that can help engineering team to prepare the engineering aspects of this program and et the end it will be increase the success ratio of hydraulic fracturing program in this area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T21580
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library