Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fukuhara, Yoshiharu
Japan : Shiseido , 2000
658.152 2 FUK c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reagan, Author
"ABSTRAK
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang diperjualbelikan sewaktu-waktu. Instrumen keuangan yang urnurn diperjualbelikan di BEJ adalah saham biasa. Saham merupakan suatu sertiftkat kepemilikan atas perusahaan yang periode kepemilikannya dalam jangka pendek atau jangka panjang tergantung dari pemegang saham.
Pergerakan harga saham tidak dapat diramal secara pasti karena harga saham selalu berfluktuasi setiap hari bahkan setiap detik. Pergerakan harga saham secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal perusahaan dan faktor internal perusahaan.
Faktor internal perusahaan salah satunya dapat dilihat melalui perubahan laba perusahaan yang mencerminkan kinerja perusahaan. Hal ini menyebabkan nilai perusahaan menjadi ukuran yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan pembelian suatu saham karena tujuan utama setiap investor adalah mendapatkan keuntungan.
Investor dapat melakukan pengukuran kinerja dari suatu perusahaan guna mengetahui nilai perusahaan yang akan berpengaruh pada harga saham di bursa efek. Pengukuran kinerja perusahaan telah banyak dilakukan baik dengan metode tradisional maupun dengan metode yang baru dikembangkan. Beberapa metode tradisional yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE),
Return on Asset (ROA), Price to Earning Ratio (PER), Residual Income (RI) dan lain-lain.
Tahun 1989, Stern Stewart & Co mengembangkan metode baru guna mengukur kinerja perusahaan yang dinarnakan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).
EVA melakukan pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan keaadaan dalam perusahaan, sedangkan MVA telah mengikut sertakan keadaan di luar perusahaan. Ini tercermin dari komponen perhitungan dari MVA yaitu harga saham. Jika harga saham mengalami kenaikan
maka nilai MVA juga naik. Sebaliknya, jika harga saham turun maka nilai MVA juga ikut turun. Oleh karena itu, MVA dapat digunakan untuk mencerminkan penilaian investor terhadap suatu perusahaan.
Berdasarkan pemyataan tersebut di atas, penulis ingin mengetahui kinerja perusahaan-perusahaan
dan hubungan antara peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan dengan peningkatan atau penurunan penilaian investor. Metode perhitungan kinerja yang digunakan penulis adalah metode ROI, EVA dan MV A. Periode waktu penelitian yang dilakukan penulis adalah sejak tahun 2000 sarnpai dengan tahun 2004. Obyek penelitian dibatasi pada perusahaan-perusahaan yang sudah tercatat di BEJ dan termasuk dalam industri perdagangan eceran selama periode penelitian.
Dasar pemilihan industri ini karena pentingnya sektor perdagangan dalam menunjang perekonomian negara, semakin berkembangnya sektor retail di Indonesia sejak tahun 2000 sejalan dengan langkah strategis pengusaha yang melakukan ekspansi usaha dan juga akibat membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia. Perkembangan ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya retail-retail baru baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang berdiri seperti Indomaret, hypermart, giant, clubstore, wallmart dan lain-lain. Selain itu, bisnis ritel memiliki
cash flow yang sangat likuid, dimana transaksi sebagian besar dalam bentuk tunai.
Hasil dari perhitungan yang dilakukan oleh penulis dengan metode ROI, EVA dan MVA adalah berdasarkan metode ROI, perusahaan dengan kinerja ROI tertinggi selama lima tahun periode adalab PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Berdasarkan metode EVA, perusahaan dengan kinerja EVA tertinggi pada tahun 2000 dan tahun 2003 adalah PT. Toko Gunung Agung Tbk. Sedangkan pada tahun 2001 dan tahun 2002 adalah PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Selanjutnya pada tahun 2004 adalab PT. Hero Supermarket Tbk. Berdasarkan metode MY A, perusahaan dengan kinerja MV A tertinggi pada tahun 2000 dan tahun 2001 adalah PT. Alfa Retailindo Tbk. Sedangkan pada tahun 2002 dan tahun 2003 adalah PT. Toko Gunung Agung Tbk. Selanjutnya, pada tahun 2004 adalah PT. Ramayana Lestari Sentosa. Basil perhitungan tersebut kemudian dianalisis secara statistik dan basil yang diperoleb dari analisis korelasi menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi antara ROI dengan MVA dan tidak adanya korelasi antara EVA dengan MVA.
Pemeringkatan atas kinerja perusahaan pada penelitian ini, dibarapkan dapat memberikan referensi bagi investor yang ingin berinvestasi pada saham perusahaan dalam industry perdagangan ritel dan manajemen perusahaan dalam menilai baik buruknya kinerja suatu perusahaan. Namun, pemeringkatan ini bukan merupakan basil mutlak yang menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang tinggi berarti barga saham perusahaan tersebut akan tinggi. Karena investor juga tetap barus mempertimbangkan faktor-faktor eksternal lainnya seperti kebijakan politik, kebijakan fiskal dan pajak, regulasi pemerintah, persaingan, kondisi perekonomian dalam negeri dan luar negeri. Dari sisi perusahaan, untuk mengatasi EVA yang negatif manajemen perusahaan dibarapkan dalam melakukan investasi terutama ekspansi gerai bendaknya mempertimbangkan keuntungan ekonomis yang akan didapat sehingga nantinya akan dapat memberikan penambahan kesejahteraan bagi investor.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiwahjuni W.
"ABSTRAK
Salah satu kebijakan perusahaan yang sangat penting adalah manajemen struktur
modal, yaitu menentukan komposisi pemakaian hutang (debt) dan modal sendirl (equity).
Mengapa demikian, karena struktur modal merupakan faktor komponen yang menentukan
seberapa besar perusahaan dinilai oleh pasar. Itu sebabnya, teori struktur modal selalu
menekankan sejauh mana pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan
(value of the firm). Dan struktur modal yang dipilih adalah yang dapat memberikan nilai
perusahaan yang maksimal. Karena bagaimanapun juga, tujuan perusahaan adalah
mengoptimalkan kesejahteraan para pemegang saham, dan kondisi itu akan tercapai jika
nilai dari saham perusahaan itu maksimal.
Pendekatan teori yang paling senang digunakan untuk melihat optimalisasi struktur
modal adalah konsep yang diajukan oleh dua ilmuwan Modigliani-Miller. Dan untuk
memperkuat analisa dilengkapi dengan teori Agency Cost oleh Jensen & Meckling, serta
teori Altman?s Model untuk melihat probabilita terjadinya kebangkrutan.
PT.X adalah suatu perusahaan manufacturing di bidang industri pembuatan rantai
sepeda motor. Merupakan salah satu anak perusahaan dari suatu group industri otomotif
yang terkemuka di Indonesia. Berdiri tahun 1988, dan hingga tahun 1996 perusahaan ini
memiliki kinerja yang cukup baik dan sangat stabil. Tentu saja kondisi ini didukung oleh iklim
bisnis dan iklim usaha di masa itu. Kemudahan dalam mendapatkan external financing dan
dunia perbankan pada waktu itu juga menjadi salah satu kondisi yang dimanfaatkan dengan
baik oleh, PT.X untuk mendukung kegiatan operasionalnya, seperti juga halnya kebanyakan
perusahaan-perusahaan yang lain di Indonesia. Apalagi dengan berkembangnya
konglomerasi di Indonesia, membawa PT.X menjadi perusahaan industri rantai sepeda
motor yang terbesar di Indonesia dengan share market mencapal +1- 80% pada tahun 1996
Namun sangat disayangkan, masih tingginya kandungan bahan baku impor yang
dipakai oleh PT.X dan adanya pinjaman jangka panjang dalam US$, tidak urung membuat
PT.X cukup merasakan pahitnya dampak krisis moneter yang melanda negeri ini. Meskipun
sejak tahun 1999 industri kendaraan bermotor roda dua sudah mulal membaik dan
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sekitar 30% per-tahunnya, namun nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing masih tidak stabil. Untuk itu, sehubungan adanya
outstanding debt dalam US$, PT.X dihadapkan pada dua pilihan : pertama, meminta
rescheduling jatuh tempo pembayaran atau kedua, menyeiesaikan pinjaman dengan
mencari tambahan dana melalui peningkatan modal.
Karya akhir ini akan mencoba menganalisa kedua alternatif tersebut melalui analisa
struktur modal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Rekomendasi alternatif yang akan
diberikan kepada manajemen PT.X tentu saja yang dapat memberíkan nilai perusahaan
yang maksimal. Tetapi di samping itu pula, manajemen struktur modal tidak dapat
dipisahkan dari komponen-komponen manajemen keuangan yang lain. Karena di dalam
suatu perusahaan satu sama lain biasanya saling terkait. Selain juga untuk membantu
analisa secara lebih mendalam. Untuk itulah, dalam tulisan ¡ni juga akan dibahas beberapa
kebijakan keuangan perusahaan yang lain, seperti manajemen kas dan modal kerja,
manajemen investasi dan kebijakan dividen. Sebelumnya, akan dilihat pula kinerja
keuangan PT.X selama sepuluh tahun terakhir (tahun 1990 ? 1999) dengan menggunakan
rasio-rasio sebagai alat analisa.
Secara umum, kinerja keuangan PT.X selama sepuluh tahun analisa dapat
dikelompokkan dalam tiga periode, Periode tahun 1990-1996 menunjukkan kondisi yang
relatif stabil dan terkendali. Memasuki periode tahun 1997-1998 mulai terjadi penyimpangan
dari rata-rata rasio penode sebelumnya karena adanya Imbas krisis ekonomi. Periode tahun
1999, rasio keuangan menunjukkan perusahaan mulai mengalami recovery.
Analisa manajemen kas dan modal kerja menunjukkan PT. X melakukan pengelolaan
dengan menggunakan strategi pendanaan yang berubah-ubah dari periode ke periode,
menyesuaikan dengan iklim bisnis dan usaha yang ada pada saat itu. Fleksibilitas seperti ini
rasanya memang diperlukan untuk industri otomotif yang relatif cyclical agar perusahaan
bisa survive. PT.X cukup intensif melakukan investasi pada sektor real asset, khususnya
pada mesin-mesin produksi dan peralatannya, dalam rangka memenuhi target kapasitas
produksinya. Pada tahun 1998, selain untuk peralatan dan perabotan kantor, kegiatan
investasi lain nyaris tidak ada sama sekali, karena adanya ketentuan larangan investasi dan
kreditur. Sedangkan untuk kebijakan dividen, PT.X menerapkan sistim residual decision of
dividen, dimana pembayaran dividen baru dilakukan jika tidak ada peluang investasi yang
menjanjikan.
Hasil simulasi dan pendekatan kuantitatif nilai perusahaan menunjukkan, keputusan
pendanaan untuk proyeksi keuangan lima tahun ke depan (tahun 2000-2004), yang akan
memberikan nilai perusahaan yang maksimal adalah jika kebutuhan pendanaan dilakukan
melalui peningkatan equity dan bukan melalui debt. Meskipun alternatif ini tidaklah mudah
untuk diaplikasikan pada kenyataannya3, narnun hasil analisa ini diharapkan akan
memberikan masukan bagi manajemen PT.X untuk bisa Iebih aktif dalam menarik rnínat
investor untuk meníngkatkan modal perusahaan dan tidak hanya bergantung kepada
kreditur melalui hutang. .
"
2001
T1541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Era Novrianty, Author
"Pada tanggal 6 Oktober 2004, Bursa Efek Jakarta telah mulai memperdagangkan instrumen bam dengan nama Kontrak Opsi Saham (KOS). KOS merupakan instrument derivatif karena mengacu pada harga aset yang mendasarinya. KOS yang diperdagangkan di BEJ relatif berbeda dengan KOS yang diperdagangkan di Bursa lainnya, karena ada pembatasan pada tingkat keuntungan yaitu sebesar 10 persen dari harga exercise suatu KOS. Dengan model yang berbeda tersebut, investor di Indonesia belum banyak yang memahami teknik melakukan valuasi terhadap KOS dan manfaat serta resiko dari instrumen tersebut.
Penelitian ini mencoba memberikan pemahaman tentang teknik melakukan valuasi terhadap Kontrak Opsi Saham (KOS) di Bursa Efek Jakarta dan memberikan pemahaman tentang manfaat dan kerugian dari perdagangan KOS. Penelitian ini dibatasi pada valuasi KOS jenis call dan put yang tersedia pada tanggl 6 Oktober 2004. Valuasi dilakukan dengan menggunakan metode Binomial, karena relatif mudah dipahami.
Dalam melakukan valuasi, ada sejurnlah penyesuaian dari metode standar yang terkait dengan kemungkinan exercise sebelum maturity (tipe Amerika). Penyesuaian lain juga dilakukan terkait dengan pembatasan keuntungan sebesar 10 persen dari harga exercise serta kemungkinan terjadinya autoexercise sebelum maturity.
Valuasi harga kontrak opsi dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2004, bertepatan dengan dimulainya perdagangan instrumen tersebut. Pada tanggal tersebut, jumlah opsi mencapai 105 kontrak masing-masing untuk call dan put, yang merupakan kontrak opsi yang dimiliki oleh lima saham acuan yang relatif likuid dan berkapitalisasi besar yaitu ASII, BBCA, HMSP, INDF dan TLKM. Namun KOS yang akan divaluasi tidak semuanya, melainkan terbatas pada 6 seri KOS untuk setiap saham pada maturity yang sama (semuanya menjadi 90 kontrak seri KOS). Tiga KOS pertama merupakan jenis call yang mewakili call yang in the money, at the money dan out of the money. Sedangkan tiga KOS lainnya mewakili jenis put.
Pembentukan tree dari KOS BEJ sama halnya dengan pembentukan tree dari KOS standar. Penentuan kemungkinan harga saham (naik dan turun) sampai dengan masa berakhimya kontrak persis sama dengan Kontrak Opsi Saham standar. Namun, perbedaannya hanya pada penentuan nilai (value) dari KOS pada setiap node dari tree Binomial. Karena ada pembatasan keuntungan, maka nilai (value) yang lebih dari batasan tersebut harus disesuaikan atau diturunkan sehingga sama dengan batasan tersebut.
Dari hasil valuasi, untuk semua Jems KOS, harga call relatif lebih tinggi daripada harga put, ketika harga exercise (X) lebih rendah atau sama dengan harga saham awal (So), sementara ketika harga saham awal lebih tinggi dibanding harga call, maka harga call relatif lebih rendah daripada harga put. Selain itu, semakin panjang maturity dari KOS, harga KOS baik jenis call maupun put sama-sama semakin tinggi (berbanding lurus). Berdasarkan analisis berdasarkan harga exercise, semakin tinggi harga exercise maka harga call semakin rendah (berbanding terbalik), akan tetapi harga put justru semakin tinggi (berbanding lurus).
Dari hasil simulasi, instrumen KOS yang diperdagangkan di BEJ sangat efektif untuk melakukan hedging terhadap saham individual atau portfolio, terutama melalui strategi protective put. Dengan membeli put yang mampu meng-hedge portfolio, maka resiko penurunan nilai portfolio dibatasi maksimal 10 persen dari harga exercise, meskipun harga saham dalam portfolio semuanya mengalami penurunan yang sangat besar.
Instrumen KOS yang diperdagangkan di BEJ relatif kurang optimal untuk melakukan spekulasi. Misalnya pada strategi straddle, dimana investor berharap ada perubahan yang besar terhadap harga saham, potensi keuntungan yang diperoleh dibatasi hanya 10 persen dari harga exercise. Dalam simulasi yang dilakukan, imbal hasil yang diperoleh investor maksimal hanya 40 persen. Padahal, pada KOS standar, imbal hasil yang mungkin diperoleh investor masih jauh lebih tinggi lagi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Vani Irianty
"Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR terhadap biaya modal. Selain itu skripsi ini juga menguji apakah manajemen laba memperkuat (memperlemah) pengaruh pengungkapan CSR terhadap biaya modal. Yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah industri non keuangan yang terdaftar di BEI sebanyak 159 pada tahun 2014. Hasil dari penelitian ini menemukan pengungkapan CSR terbukti menurunkan biaya modal. Penelitian ini juga menemukan manajemen laba memperkuat pengaruh negatif pengungkapan CSR terhadap biaya modal. Hal ini menunjukkan bahwa investor menilai manajemen laba yang dilakukan perusahaan dengan CSR tinggi bersifat efisien untuk mengkomunikasikan informasi mengenai laba akan datang perusahaan.

The purpose of this paper is to examine the influence of CSR disclosure with the cost of capital. In addition this paper also examine whether earnings management strengthen (weaken) the impact of CSR on the cost of capital. The sample of this study are the non-financial industries listed on the Stock Exchange as many as 159 companies in 2014. The results of this study found the CSR shown to reduce cost of capital. The study also found earnings management strengthen negative influence CSR towards the cost of capital. This suggests that investors assess earnings management by the company with high CSR disclosure is efficient for communicating information about the companies future earnings."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kusumaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, manajemen aset, efisiensi operasional, ukuran bank dan pertumbuhan terhadap kinerja bank umum yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2006 -2010 baik secara simultan maupun secara parsial. Struktur modal diproxykan dengan DER, manajemen aset dengan AU, efisiensi operasional dengan BOPO, ukuran bank dengan SIZE, pertumbuhan dengan GWTH, kinerja bank dengan ROA dan ROE. Penelitian ini menggunakan sampel 9 bank dengan total aset terbesar dan data penelitian diperoleh dari laporan keuangan publikasi Bank Indonesia. Metode regresi linear berganda pada data panel menggunakan pendekatan effek random. Untuk pengujian secara simultan kelima variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap ROA dan ROE. Untuk pengaruh secara parsial DER, AU, BOPO, SIZE, GWTH berpengaruh signifikan terhadap ROA. AU, BOPO, SIZE, GWTH berpengaruh signifikan terhadap ROE, dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.

The study aims to determine the influence of capital structure, Asset management, operational efficiency, bank size and growth on commercial bank's performance registered in Indonesian Stock Exchange for 2006 - 2010 either simultaneously or partially. This study uses DER as proxy for capital structure, AU for asset management, BOPO for efficiency operational, SIZE for bank size, GWTH for growth, ROA and ROE for bank performance. The research used thenine sample of nine banks with largest total assets and research data obtained from published financial statement of Bank Indonesia. Multiple linear regression is used for this reseach on panel data using a random effect approach. For simultaneously testing, five independent variabels collectively influence ROA and ROE. For influence partially DER, AU, BOPO, SIZE, GWTH significant effect on ROA. AU, BOPO, SIZE, GWTH significant effect on ROE, and DER insignificant effect on ROE."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library