Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathan Luthfi Hawari
Abstrak :
Pemanfaatan mikrobioma kulit sebagai bahan aktif produk perawatan kulit banyak dikembangkan oleh peneliti dari berbagai negara. Di Indonesia, pemanfaatan mikrobioma kulit dengan melakukan isolasi beberapa bakteri komensal kulit dari wajah orang Indonesia yang berpotensi sebagai bahan aktif farmasi baru seperti bakteri Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J dan Bacillus subtilis MBF10-19J. Koktail bakteri atau penggabungan beberapa mikroba dalam satu media memiliki formula yang lebih efisien dibandingkan dengan galur bakteri tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rendemen (Yield) dari koktail bakteri Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, dan Bacillus subtilis MBF10-19J yang telah dimodifikasi; Mengformulasikan lioprotektan (inulin) dengan sel lisat koktail bakteri yang terbaik untuk memperoleh serbuk yang stabil dalam jangka waktu yang panjang menggunakan metode freeze-drying; serta melakukan karakterisasi, evaluasi, dan penetapan potensi antiradical scavenging activity terhadap serbuk lisat koktail bakteri. Fraksi lisat koktail bakteri diformulasikan dengan lioprotektan (inulin) kemudian dikeringkan menjadi serbuk menggunakan metode freeze-drying. Serbuk yang diperoleh dievaluasi dan diuji antiradical scavenging activity menggunakan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) serta stabilitasnya selama 7 pekan dengan beberapa parameter yaitu organoleptis; pH; kadar air; dan antiradical scavenging activity. Hasil yang didapatkan menunjukkan dari ketiga formulasi fraksi lisat koktail bakteri hanya formula dengan lioprotektan 10% yang menghasilkan serbuk sempurna dengan bentuk yang kasar berwarna coklat pucat yang berbau khas lisat, rata-rata pH 7,84, rata-rata kandungan lembab 8,31%, dan memiliki antiradical scavenging activity dengan potensi yang rendah sebesar 349,17 µg/ml serta terjadi peningkatan rendemen serbuk fraksi lisat koktail bakteri sebesar 5-8%. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan formulasi lisat koktail bakteri dengan lioprotekatan inulin yang stabil dalam penyimpanan ruang suhu (25-30oC). ......The use of the skin microbiome as an active ingredient in skin care products has been widely developed by researchers from various countries. In Indonesia, the use of the skin microbiome by isolating several skin commensal bacteria from Indonesian faces that have the potential as new pharmaceutical active ingredients such as Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J and Bacillus subtilis MBF10-19J. Bacterial cocktails or incorporation of several microbes in one medium have a more efficient formula than a single bacterial strain. This study aimed to obtain the yield (Yield) of a cocktail of bacteria Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, and Bacillus subtilis MBF10-19J that have been modified; Formulating a lyoprotectant (inulin) with the best bacterial cocktail cell lysate to obtain a powder that is stable in the long term using the freeze-drying method; and to characterize, evaluate, and determine the potential antiradical scavenging activity against bacterial cocktail lysate powder. The bacterial cocktail lysate fraction was formulated with a lyoprotectant (inulin) and then dried into powder using the freeze-drying method. The powder obtained was evaluated and tested for stability for 7th (seven) weeks with several parameters, namely organoleptic, pH, moisture content, and anti-radical scavenging activity used the DPPH method. The results showed that of the three formulations of the bacterial cocktail lysate fraction, only the formula with 10% lyoprotectant produced a perfect powder with a rough, tan colour with a characteristic lysate odour, an average pH of 7.84, an average moisture content of 8.31% and had anti-radical scavenging activity with low strength of 349.17 µg/ml and an increase in the yield of bacterial cocktail lysate fraction powder by 5-8%. Based on the results of the study a bacterial cocktail lysate formulation with inulin lyoprotectant was obtained which be stable at room temperature (25-30oC).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Vania
Abstrak :
Kulit sebagai organ terbesar dan terluar dari tubuh manusia yang langsung berhadapan dengan lingkungan luar menjadi pertahanan fisik lini pertama sekaligus tempat kolonisasi mikrobiota komensal dalam mencegah invasi patogen. Identifikasi komposisi mikrobiota kulit menarik dilakukan untuk mengetahui interaksi antar mikrobiota sehingga mikrobiota kulit komensal yang bersifat probiotik dapat dikembangkan menjadi bahan aktif terapeutik mikrobioma kulit untuk menjaga kesehatan kulit. Keberagaman mikrobiota kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor etnis. Penelitian ini mempelajari pengaruh faktor etnis pada dewasa muda pria dan wanita yang mewakili etnis Papua, Jawa, dan keturunan Tionghoa terhadap profil mikrobioma kulit. DNA genomik mikrobiota dari sampel kulit wajah diekstraksi dan disekuens dengan metode Next Generation Sequencing lalu dilakukan analisis diversitas alfa dan beta. Berdasarkan analisis alfa dengan indeks OTU yang dterobservasi, Shannon, dan Faiths PD, diversitas dalam grup tertinggi terdapat pada grup etnis Papua dan terendah pada grup etnis keturunan Tionghoa, namun diversitas alfa ketiga grup tidak berbeda signifikan secara statistik. Analisis beta dilakukan berdasarkan kualitatif dan kuantitatif menunjukkan pengaruh faktor etnis pada profil mikrobioma kulit antar etnis yang signifikan secara statistik serta pengelompokkan yang baik berdasarkan hasil PCoA pada indeks Jaccard, disimilaritas Bray Curtis, Unweighted, dan Weighted. Bakteri yang bersifat komensal dan dominan selanjutnya dapat dikembangkan menjadi bacterial cocktail maupun formula postbiotik untuk terapi mikrobiota kulit dengan pertimbangan interaksi komposisi mikrobiota kulit pada etnis terkait.
Skin as the largest and the outermost part of human body that directly exposed to the outer environment serves as the first physical barrier and colonised by commensal bacteria to prevent pathogen invasion. Identifying composition of commensal skin microbiota is interesting to know the interaction between the microbiota so the commensal skin microbiota who has probiotic effect can be developed as active substance of skin microbiome therapeutic to maintain skin health. The skin microbiome diversity is influenced by several factors, one of them is ethnicity. This study shows the influence of ethnicity factor in Papuans, Javanese, and Chinese descent young adults on skin microbiome profiles. The microbiota genomic DNA are extracted from the face skin samples and sequenced with Next Generation Sequencing method to be further analysed on its alpha and beta diversity. According to alpha diversity analysis with observed OTU, Shannon, and Faiths PD indices, the greatest alpha diversity shown in Papuans, while the smallest is shown in the Chinese descent group, but alpha diversity differences between three groups are not statistically significant. Beta diversity was assessed by the use of Jaccard index, Bray Curtis dissimilarity, Unweighted and Weighted Unifrac with PCoA shows the difference skin microbiome profiles according to ethnicity and is statistically significant between ethnic group. The characterised commensal and dominant bacteria can be further developed as bacterial cocktail and postbiotic formula as skin microbiome therapeutic with interaction between skin microbiota composition within each ethnicity taking into account.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library