Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arnold, Dennis.
Nakornpathom, Thailand : Office of Human Rights Studies and Social Development, Faculty of Graduate Studies, Mahidol University, 2007
331.9 ARN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi. Sekretariat Jenderal DPR RI, 2005
331.12 SEK t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Abstract: "This volume makes the case for the fair treatment of female migrant workers from the global South who are employed in wealthy liberal democracies as care workers, domestic workers, home health workers, and farm workers. An international panel of contributors provide analyses of the ethical, political, and legal harms suffered by female migrant workers, based on empirical data and case studies, along with original and sophisticated analyses of the complex of systemic, structural factors responsible for the harms experienced by women migrant workers. The book also proposes realistic and original solutions to the problem of the unjust treatment of women migrant workers, such as social security systems that are transnational and tailored to meet the particular needs of different groups of international migrant workers
New York : Routledge, Taylor & Francis Group, 2016
331.4 WOM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sugihardjo
Abstrak :
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa motif ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan migrasi. Meskipun demikian tidak berarti faktor-faktor lain di luar faktor ekonomi tidak mempunyai pengaruh pada keputusan seseorang untuk melakukan migrasi. Faktor-faktor sosial, budaya, psikologi dan lingkungan sering mempunyai pengaruh yang cukup menentukan dalam keputusan seseorang untuk melakukan migrasi. Orang melakukan migrasi pada umumnya mengharapkan memperoleh kesempatan yang lebih baik di daerah tujuan. Setelah sampel di daerah tujuan terdapat pilihan sektor pekerjaan yang dapat dimasuki oleh para migran. Pada penelitian ini sektor pekerjaan dibedakan menjadi dua yaitu sektor formal dan sektor informal. Gambaran di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa sektor formal mulai menunjukkan kejenuhan dalam menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu sektor informal menjadi alternatif lain bagi para migran. Tesis ini mencoba menganalisa probabilitas migran dari Jawa Tengah untuk masuk kegiatan di sektor informal dengan menggunakan data hasil Supas 1985. Data yang digunakan dibatasi hanya migran yang saat pindah berusia 10 tahun ke atas. Selain itu juga dibatasi hanya migran yang saat wawancara dilakukan, bertempat tinggal di DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Timur. Kriteria migran yang dipakai untuk analisa adalah migran berdasarkan tempat tinggal lima tahun yang lalu (recent migrant). Berdasarkan pembatasan dan kriteria terssebut dapat diketahui bahwa jumlah sampel migran yang dianalisa adalah 818 dengan perincian menuju DKI Jakarta sebanyak 439 dan 379 menuju Non DKI Jakarta. Model statistik yang dipakai untuk memperkirakan probabilitas migran dari Jawa Tengah masuk kegiatan sektor informal adalah regresi logistik berganda. Variabel bebas yang diamati, yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap probabilitas migran untuk masuk di sektor informal adalah persepsi mengenai rasio penghasilan di sektor informal dan formal, tingkat pendidikan, usia saat pindah, status perkawinan dan jenis kelamin. Selain pengaruh variabel utama tersebut, juga diperhatikan adanya pengaruh variabel interaksi antara daerah tujuan dan persepsi rasio penghasilan usia saat pindah dan tingkat pendidikan serta tingkat pendidikan dan persepsi rasio penghasilan. Dari hasil perhitungan menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat pendidikan dengan probabilitas migran untuk masuk di sektor informal. Semakin rendah tingkat pendidikan migran, semakin besar probabilitasnya untuk masuk di sektor informal dan sebaliknya, semakin tinggi tingkat pendidikan migran semakin kecil probabilitasnya untuk masuk di sektor informal. Hal ini berlaku baik untuk migran dengan daerah tujuan DKI Jakarta maupun Non DKI Jakarta. Bagi migran yang mempunyai karakteristik usia saat pindah 20 tahun, perempuan, berstatus kawin, nilai persepsi rasio penghasilan sama dengan satu dan berpendidikan hanya tamat SD ke bawah, mempunyai probabilitas masuk di sektor informal 0,49 untuk daerah tujuan DKI Jakarta dan 0,50 untuk daerah tujuan Non DKI Jakarta. Sedangkan bagi migran dengan pendidikan SMTP dan SMTA ke atas, besarnya probabilitas masuk di sektor informal adalah 0,48 dan 0,12 untuk daerah tujuan DKI Jakarta serta 0,49 dan 0,13 untuk migran dengan daerah tujuan Non DKI Jakarta. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa variabel interaksi raducl dan ra2ducl mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas migran masuk di sektor informal. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat perbedaan pengaruh persepsi rasio penghasilan menurut tingkat pendidikan. Pengaruh variabel persepsi rasio penghasilan terhadap probabilitas migran untuk masuk di sektor informal berbentuk huruf U. Akan tetapi karena jumlah sampel pada saat probabilitas meningkat setelah mencapai nilai terendah sangat kecil maka hal ini dianggap tidak "representative" untuk dianalisa. Untuk itu pembahasan selanjutnya hanya memperhatikan pengaruh persepsi rasio penghasilan pada saat probabilitas untuk masuk di sektor informal menurun. Nilai probabilitas terrendah bagi migran dengan karakteristik usia saat pindah 20 tahun, perempuan, berstatus kawin adalah sebagai berikut : Untuk migran dengan daerah tujuan DKI Jakarta, probabilitas terendah dicapai pada saat persepsi rasio penghasilan sama dengan 2,94 bagi migran berpendidikan Tamat SD ke bawah dan 2,82 bagi migran berpendidikan SMTP dan SMTA ke atas. Sedangkan bagi migran dengan daerah tujuan Non DKI Jakarta, probabilitas terendah dicapai pada saat nilai persepsi rasio penghasilan sama dengan 4,33 untuk yang berpendidikan Tamat SD ke bawah dan 3,38 untuk migran yang berpendidikan SMTP dan SMTA ke atas. Adanya pengaruh yang signifikan dari variabel Usducl menunjukkan adanya perbedaan pengaruh usia saat pindah antara migran berpendidikan Tamat SD ke bawah dengan migran berpendidikan SMTA ke atas. Dari nilai Odds ratio dapat diketahui bahwa setiap peningkatan usia saat pindah sebesar 10 tahun, kemungkinan (resiko) seorang migran berpendidikan tamat SD ke bawah dengan daerah tujuan DKI Jakarta maupun Non DKI Jakarta untuk masuk di sektor in-formal adalah 1,12 kali. Sedangkan untuk migran berpendidikan SMTP dan SMTA ke atas, untuk setiap peningkatan usia saat pindah sebesar 10 tahun, kemungkinan (resiko) migran untuk masuk di sektor informal adalah 0,48 kali. Ini terjadi balk untuk migran dengan daerah tujuan DKI Jakarta maupun Non DKI Jakarta. Dari nilai Odds ratio dapat diketahui bahwa bagi migran berpendidikan tamat SD ke bawah usia saat pindah mempunyai pengaruh positif terhadap probabilitasnya untuk masuk di sektor informal. Sedangkan bagi migran berpendidikan SMTP dan SMTA ke atas, usia saat pindah mempunyai pengaruh negatif terhadap probabilitasnya untuk masuk di sektor informal. Status perkawinan juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas migran untuk masuk sektor informal. Migran berstatus kawin mempunyai probabilitas untuk masuk di sektor informal lebih besar bila dibandingkan dengan migran belum kawin. Untuk migran dengan karakteristik Tamat SD ke bawah, usia saat pindah 20 tahun, nilai persepsi rasio penghasilan sama dengan satu, jenis kelamin perempuan dan belum kawin, besarnya probabilitas untuk masuk di sektor informal adalah 0,49 untuk daerah tujuan DKI Jakarta dan 0,50 untuk daerah tujuan Non DKI Jakarta. Sedangkan untuk migran belum kawin, dengan karakteristik yang sama, probabilitasnya untuk masuk di sektor informal adalah 0,26 untuk daerah tujuan DKI Jakarta dan 0,27 untuk daerah tujuan Non DKI Jakarta. Dari semua variabel bebas yang diperhatikan, variabel jenis kelamin ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas migran untuk masuk di sektor informal. Hal ini berarti migran dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan mempunyai peluang yang sama untuk masuk di sektor informal.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T6831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasballah M. Saad
Jakarta: Komnas Ham, 2005
306.361 HAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kaunang-Roeroe, Maria H. E.
Abstrak :
ABSTRACT
"Thus they changed their social life - changed as in the whole universe only man can change. They were not farm men any more, but migrant men. And the thought, the planning, the long staring silence that had gone out to the fields, went now to the roads, to the distance, to the West. That man whose mind had been bound which acres lived with narrow concrete miles. And his thought and his worry were not any more with rainfall, with wind and dust, with the thrust of the crops."

With these words John Steinbeck described the farmers who lost their properties. They were forced away from Oklahoma to the West, so they decided to go to California seeking work, food, and a better life. This is a reflection of the developing dynamics of the dispossessed, which demanded a change of an entire system of values to achieve a betterment that became their dream.

John Steinbeck, the novelist of the Depression era was working for social justice and human rights in an effort to free the poor from the scourge of hatred and anger due to economic disasters, and the catastrophe of the drought.

Outstanding among Steinbeck's many influential books and articles was The Grapes of Wrath (1939). The background of the story is the economic depression of the 1930s. People were unemployed, had no place to live, were hungry; many people were on the breadline and were poorly dressed.

They were facing the years of extreme drought and high winds which ruined the crops, and they were facing landless, ness too as the farmers were forced to give up their lands to the bank-companies. This situation made life unbearable for farmers in the "Dust Bowl," an area centering on eastern Colorado and New Mexico and the panhandles of Texas and Oklahoma.

This was greatly different from the 1920s, which was considered a patriotic, prosperous, very wealthy period with so many luxuries; people seeking pleasure continuously, money being very easy to make, and the people able to achieve everything they wanted in their daily life.

The 1930s were called "The wounded Thirties", due to poverty, starvation, economic disorganization, insecurity, the absence of love and mercy.

Steinbeck, a literary critic, was interested in history, in "the usable past". He thought: ""How can we use the past to improve the problems of nowadays?" For him the past is useful today.

Steinbeck by nature and by great talent went out from the field to the impoverished Hoovervilles, the itinerant workers camps, where he was called "migrant John" who moved in the presence of human suffering on a grassroots basis, listening to the aspiration of sharecroppers, the Joad family, the Okies who were filthy and ignorant.

Steinbeck spoke for a need to help the poor, the hungry, and the tenant farmers in general "the forgotten men". He called for reconciliation and brotherhood to replace the raging conflict between the rich and the poor, between the big landowners and the dispossessed.

Steinbeck saw in the facts of life, tragedies. He was much concerned about hardships and the burdens of family, due to the shortage of food and money. He felt sympathy with the children of the poor grew up rachitic and suffering from pellagra due to inadequate diet. He was much concerned with the migrants who were hungry and almost starving who streamed over the mountains and got no place to live. Like ants they were scurrying for food and shelter.

Steinbeck is highly significant on account of his moral consciousness of the basic necessities of each human being, and this has been one of my principal interests, and for that reason I have been greatly concerned with his work.

It is he who gives us the most encouraging view of human nature in his Okies, rude, filthy, full of lice, and crude in outward show; struggling desperately with natural catastrophes and economic exploitation, deprived of all artificial aids to a decent life, and in his time made homeless, but carrying with them the positive traditions: communal life, cooperative endeavor, loyalty, hard work, and charity.
1983
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Dwiana
Abstrak :
Analisis kualitas penyelenggaraan program pemagangan ke Jepang (Studi Kasus Program Kerjasama Depnakertrans RI dengan IMM Jepang) Pada 1994, Departemen Tenaga Kerja melalui Sub.Dit.Jen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas telah menandatangani kerjasama dengan Asosiasi Pengembangan Tenaga Kerja untuk Perusahaan Berskala Kecil - Menengah Jepang (IMM) mengenai program pemagangan bagi tenaga kerja muda Indonesia di Jepang. Tujuan program ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja Indonesia melalui pemagangan. Diharapkan dari hasil permagangan pemuda-pemuda Indonesia memiliki bekal pengalaman, alih teknologi, etos kerja dan ide-ide baru yang cukup untuk membuka peluang usaha baru. Namun sejak tahun 2000, kuota pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Jepang terus menurun. Peserta yang gagal menyelesaikan program sesuai kontrak selama 3 tahun pun mencapai rata-rata 15%. Banyak hal yang menjadi penyebab kegagalan, antara lain karena alasan pribadi peserta atau karena permasalahan dalam program. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas penyelenggaraan program pcmagangan melalui analisis kesenjangan antara ekspektasi dan persepsi peserta magang setelah menyelesaikan kontrak selama 3 tahun dengan menggunakan metode servqual Parasuraman et.aI. Data dikumpulkan melalui observasi, penelitian terdahulu dan kuesioner yang terbagi atas 5 tahap penyelenggaraan program tersebut, yaitu 1)Sosialisasi, rekrutmen dan seleksi; 2) Pelatihan Tahap I; 3) Pelatihan tahap II; 4) Pemagangan di Jepang; dan 5) Pasca Pemagangan. Dari pengolahan data sccara statistik diperoleh hasil bahwa seluruh dimensi servqual pada setiap tahap penyelenggaraan bernilai kurang dari 0 (nol). Artinya kualitas penyelenggaraan secara keseluruhan menurut responden masih belum memuaskan. Penggambaran secara deskriptif dengan diagram kartesius menunjukkan beberapa atribut-atribut yang mendapat prioritas perbaikan ditinjau dari tingkat kepentingannya menurut peserta magang. ......Service Quality Analysis of Apprenticeship Program to Japan (Case Study of Cooperation Program of Dep. Manpower RI and IMM Japan) In 1994, a Memorandum of Understanding between Department of Manpower under Sub. Dit.Jen Training and Productivity and The Association of Medium and Small Enterprises (EMM) Japan is made regarding apprenticeship program where by it is agreed that Indonesia is given opportunity to send its manpower for technical training and industrial practice. This program known as “Program Pemagangan ke Jepang”. The objective of this program is to help developing skill and knowledge of Indonesian manpower. Hopefully the successors could create new ideas, new job opportunities and entrepreneurship. Unfortunately, since the year of 2000 the sending quota keeps declining. About 15 percent of the participants fail to finish this program up to 3 years as contract. There are a lot of problems caused. Most of them are because of personal affairs and the program it self. This research focuses to find out the apprenticeship program quality through participants’ perception and expectation gap analysis after finished 3 years’ contract by using Servqual Method of Parasuraman et.a1. The data is obtained by using observation, exploring previous researches and questionnaires which are divided into 5 service steps as the apprenticeship program set (Socialization, recruitment and selection ; Preparatory Training I, Preparatory Training II, Apprenticeship in Japan and After Apprenticeship). The result indicated that based on statistic count, all dimensions of Servqual in every service steps is less than 0. This means that the quality of service as a whole is still unsatisied. The description using Kartesius Diagram showing some attributes that requires priority to enhance the performance due to it is considered as the most important.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34004
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Han, Changfu
Abstrak :
Contents: (1) Presents a comprehensive picture of the issue of migrant workers that has emerged due to China's urbanization. (2) Compares the processes of China s migration of labor and population, and its urbanization and industrialization with those of developed and developing countries. (3) Examines the social and economic trends regarding China's migrant workers and the impact they have on China's economy and society. (4) Proposes the construction of a social support system for migrant workers that will aid China's central government in developing its macroeconomic policy.
Singapore: Cengage Learning, 2011
331.051 HAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sumanto
Abstrak :
Perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri sangat menarik untuk dikaji karena pemerintah belum memiliki aturan setingkat undang-undang yang mengikat semua pihak yang terkait dalam pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Peraturan yang ada hanya mengatur mengenai pra penempatan dan purna penempatan dan belum menyentuh pada aspek perlindungan secara komprehensif. Tidak adanya aturan yang mengikat ini mengakibatkan pengiriman tenaga kerja tidak memenuhi standar baik dari segi kualitas maupun persyaratan-persyaratan teknis dan administrasi yang kemudian melahirkan begitu banyak tenaga kerja ilegal. Tesis ini membahas tentang pelaksanaan fungsi legislatif yang merupakan saiah satu fungsi utama DPR RI. Tesis ini berusaha memperoleh gambaran sejauhmana DPR RI telah dapat menjalankan fungsinya yang dapat dijadikan sebagai salah satu indikator suatu proses demokratisasi. Pokok permasalahan tesis ini berusaha mengungkap proses konversi, yaitu bagaimana input kepada DPR berupa RUU usul inisiatif Anggota Dewan diproses menjadi output yaitu menjadi sebuah Rancangan Undang-undang usul inisiatif DPR RI. Teori yang digunakan adalah teori sistem David Easton, dan teori kelompok kepentingan Gabriel Almond. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran daftar pertanyaan model tertutup dan dokumentasi. Untuk menganalisa masalah menggunakan pendekatan komprehensif integralistik, sedangkan mekanisme pembahasannya dilakukan secara terbuka, serta pengambilan keputusan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama proses konversi berlangsung, berbagai masukan dari universitas, dan kelompok kepentingan segera diartikulasikan, dikelompokkan dan disatukan, baru kemudian diolah menjadi sebuah draft RUU usul inisiatif DPR RI. Bahkan draft RUU telah mengalami penyempurnaan beberapa kali sebelum akhirnya disampaikan kepada Presiden.
Process of Preparation of the Initiative by the DPR RI on Draft of Law concerning Protection toward Indonesian Migrant Workers Abroad (Study on Public Planning and Policy)Protection toward Indonesian migrant workers (Tenaga Kerja Indonesia - TKI) to foreign countries is an interesting subject to study since the government has no regulation parallel to law that binding all parties related to the placement of Indonesian workers abroad. The existing regulations only deal with pre placement and post placement and not touching the aspect of protection comprehensively. No binding regulation means low standard of quality as well as technical and administrative requirement of the placement of Indonesian workers that leads to increasing number of illegal migrant workers. This thesis analyzes the legislative function execution as one of the main function of the DPR RI. This thesis tries to illustrate to what extent the DPR RI has execute its function and can be one measure of the process of democracy. The main issue of this thesis is to try to describe conversion process, which is in a way that the input to DPR in form of members' initiative Draft of Law goes through a process to become an output that is Draft of Law on behalf of an initiative of the DPR RI. The system theory of David Easton is used and theory of group interest of Gabriel Almond is used. This research use qualitative research method with data collecting technique in form of closed list questions and documentation. To analyzed problem using comprehensive approach of integrality while its solution mechanism is conducted openly, and also decision-making by using general consensus. Result of from this research indicate that since conversion process took place from the beginning, all input from university, and group interest soon would articulate, categorized and gathered them to become a Draft of Law concerning Protection toward Indonesian Migrant Workers. The draft of the Law has changes for 3 times before finish to send Executive (Presidens).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
DKI Jakarta sebagai ibukota negara yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pembangunan nasional, pusat industri, perdagangan dan pariwisata merupakan propinsi yang banyak dituju migran. Disamping itu DKI Jakarta juga merupakan propinsi dengan persentase pekerja sektor informal non pertanian tertinggi dibanding dengan propinsi lain yaitu sebesar 35 persen.

Beberapa studi mengungkapkan bahwa membengkaknya sektor informal yang terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta disebabkan karena terbatasnya daya serap sektor modern atau formal terhadap angkatan kerja. Meningkatnya jumlah angkatan kerja di kota, diantaranya disebabkan oleh arus migrasi dari desa, dan karena mereka tidak dapat tertampung di sektor formal maka mereka menciptakan kesempatan kerja untuk dirinya atau memasuki pekerjaan di sektor informal.

Tesis ini mencoba menganalisa apakah probabilitas di dalam memasuki pekerjaan di sektor informal ditentukan oleh status migrannya atau lebih ditentukan oleh variabel sosial demografis yang lain seperti tingkat pendidikan, umur, status perkawinan dan jenis kelamin dengan menggunakan data Supas 1985. Data yang digunakan dibatasi pada mereka yang berusia 10 tahun ke atas atau lebih baik yang bekerja di sektor formal maupun informal. Klasifikasi dari sektor formal- informal menggunakan pendekatan kombinasi antara status dan jenis pekerjaan. Sedang kriteria migran yang dipakai adalah migran berdasarkan tempat tinggal lima tahun yang lalu (recent migrant) yaitu diluar DKI Jakarta.

Model statistik yang dipakai untuk memperkirakan probabilitas migran atau non migran dalam memasuki kegiatan di sektor informal adalah regresi logistik berganda. Variabel bebas yang diamati adalah status migran, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, usia, jenis kelamin serta status perkawinan. Selain variabel utama tersebut juga diperhatikan adanya pengaruh variabel interaksi baik interaksi dua faktor seperti interaksi antara status migran dan tingkat pendidikan, interaksi antara status migran dan jenis kelamin maupun interaksi tiga faktor antara status migran, tingkat pendidikan dan jenis kelamin dan sebagainya.

Dari hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara status migran dengan probabilitasnya memasuki pekerjaan di sektor informal. Kemudian setelah memperhatikan tingkat pendidikannya, didapatkan hubungan negatif antara tingkat pendidikan dengan probabilitasnya memasuki. pekerjaan di sektor informal. semakin rendah tingkat pendidikan migran maupun non migran, maka kemungkinannya memasuki pekerjaan di sektor informal semakin besar.

Migran yang berpendidikan tamat SD ke bawab mempunyai kemungkinan sebesar 2,1 kali dibanding migran yang berpendidikan tamat SLTA ke atas. Pada kelompok non migran mereka yang berpendidikan tamat SD ke bawah mempunyai probabilitas sebesar 3,9 kali dalam memasuki pekerjaan di sektor informal dibanding yang berpendidikan tamat SLTA ke atas.

Berdasarkan perbedaan variabel jenis kelamin, migran laki-laki mempunyai probabilitas lebih besar (1,3 kali) dalam memasuki pekerjaan di sektor informal dibanding migran perempuan. Sebaliknya pada kelompok non migran laki-laki mempunyai probabilitas lebih kecil (0,6 kali) dibanding perempuan dalam memasuki pekerjaan di sektor informal.

Hasil perhitungan yang menjelaskan hubungan antara status migran dan sektor pekerjaan di sektor informal setelah memperhatikan kelompok umur, ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor interaksi status migran dan kelompok umur dalam hubungannya dengan kemungkinaa memasuki pekerjaan di sektor informal. Namun variabel utama kelompok umur mempunyai hubungan yang signifikan. Pada kelompok usia muda (10-29 th) mempunyai probabilitas bekerja di sektor informal lebih besar dibanding mereka yang berumur 30-49 th, selanjutnya pada kelompok umur 50 tahun ke atas probabilitas untuk bekerja di sektor informal juga lebih besar dibanding mereka yang berumur 30-49 tahun. Jadi probabilitas bekerja di sektor informal cukup tinggi pada kelompok umur 10-29 th, dan menurun pada kelompok umur 30-49 th, kemudian meningkat lagi pada kelompok umur 50 tahun ke atas. Pola tersebut terjadi baik pada kelompok migran maupun non migran.

Apabila diperhatikan hubungan antara status migran dan sektor pekerjaan dengan memperhatikan variabel status perkawinan, ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan pada variabel utama yaitu status migran dan status perkawinan. Tetapi variabel interaksi antara status migran dan status perkawinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan sektor pekerjaan di sektor informal. Baik migran maupun non migran yang berstatus belum kawin mempunyai probabilitas untuk bekerja di sektor informal lebih kecil dibanding migran atau non migran yang berstatus kawin.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>