Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anderson, Christopher
New York : Simon & Schuter , 1994
782.421 66 AND m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Berthelot, Joseph A.
New York: Twayne Publishers, 1967
821.3 BER m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Grant, Michael, 1914-2004
London: Routledge, 1999
937.06 GRA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iovine, julie
San Fransisco: Chronicle Books, 2002
720.92 IOV m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Michael Faraday (1791?1867) was one of the most important men of science in nineteenth century Britain. His discoveries of electro-magnetic rotations (1821) and electro-magnetic induction (1831) laid the foundations of the modern electrical industry. His discovery of the magneto-optical effect and diamagnetism (1845) led him to formulate the field theory of electro-magnetism, which forms one of the cornerstones of modern physics. These and a whole host of other fundamental discoveries in physics and chemistry, together with his lecturing at the Royal Institution, his work for the state (including Trinity House), his religious beliefs and his lack of mathematical ability, make Faraday one of the most fascinating scientific figures ever. All these aspects of his life and work and others, such as his illnesses, are reflected in his correspondence. This volume, in which just over 70 per cent of the 841 letters are previously unpublished, covers the latter half of the 1850s and most of 1860. Topics include: Faraday's work on regelation, the transmission of light through gold and his attempts to bring gravity into his general scheme of forces; the offer by Queen Victoria - and Faraday's acceptance - of a 'grace and favour' house at Hampton Court; his advice to Trinity House, the Board of Trade and the Royal Commission on lighthouses; his investigation of the deterioration of the stonework of the relatively new Houses of Parliament; the conservation issues surrounding the National Gallery's pictures; and his appointment by Emperor Napoleon III to be a Commander of the Legion of Honour.
London: Institution of Engineering and Technology, 2008
e20452112
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Roberts, Chris, 1959-
London: Carlton Books, 2014
R 782.421 ROB m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academy Editions, 1993
720.92 JAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khairil Parmato
Abstrak :
Tubuh merupakan medium yang paling tepat untuk memvisualisasikan diri. Tubuh juga merupakan titik pusat bagi diri. Tubuh yang melekat merupakan jembatan yang menghubungkan diri ini dengan ruang-ruang tak terbatas yang akan memvisualisasikan identitas diri. Dalam sejarahnya, persoalan mengenai tubuh tidak banyak mengambil porsi dalam pembicaraan yang besar seperti politik. Baru pada abad ke-20, tubuh mulai ramai dibicarakan di ruang publik dikarenakan perkembangan teknologi dan media yang ada. Tubuh mulai banyak disorot dan persoalan mengenai tubuh dengan cepat menjadi topik utama dan meluas ke area di mana ada diskursus mengenai citra tubuh yang dibentuk dalam masyarakat sampai mengenai identitas sosial yang dibentuk oleh tubuh. Diskursus mengenai tubuh semakin meluas ketika arus media dan industri fashion mulai berkembang dengan cepat. Berbagai nilai dan konsekuensi yang hares diambil tubuh menjadi suatu hal yang dianggap wajar. Problem tubuh tidak lagi hanya menyangkut masalah nilai dan identitas sosial seorang individu, namun juga meluas kepada problem kesehatan bahkan seksualitas. Dalam sejarah filsafat sendiri, persoalan mengenai tubuh lebih fokus dibahas oleh seorang filsuf Prancis, Michel Foucault. Baginya, tubuh merupakan media bagi sensasi, rasa dan kenikmatan bertempat. Menurutnya, tubuh merupakan satu dimensi dengan empat variabel di dalamnya, yakni kuasa-pengetahuan, kenikmatan, rasa, dan sensasi. Baginya, kuasa bagi tubuh bukanlah alat untuk merepresi tubuh melainkan alat untuk memperluas kemampuan tubuh dan meningkatkan kualitas tubuh. Foucault membuat tiga bentuk analisanya terhadap tubuh, yakni force relation, di mana di sini ia mengemukakan mengenai kekuasaan dan tubuh. Kemudian ia juga mengemukakan mengenai anatomi tubuh dan perwujudan kekuasaan dalam tingkah laku. Yang terakhir, ia berbicara mengenai tubuh sosial di mana, di sinilah adanya perwujudan kekuasaan dan tubuh. Bagi Foucault, sebuah diskursus mengenai tubuh tidak akan habis dibahas karena pembicaraan ini menyangkut segala aspek yang ada di masyarakat, karena nilai-nilai sosial yang dibentuk dalam masyarakat, bahkan identitas sosial seorang individu akan berakar pada tubuh. Tubuh merupakan benda sosial di mana ia adalah penanda bagi sebuah masyarakat. Perkembangan masyarakat dengan sistem kapitalisme globalnya, membuat masyarakat modem terjebak pada sebuah era eksplorasi dan eksploitasi tubuh. Itulah mengapa Foucault mengatakan bahwa tubuh manusia merupakan tempat yang paling esensial untuk pengoperasian kekuasaan. Tubuh juga merupakan tempat untuk tempat di mana praktek-praktek sosial terjadi. Dan sini tercapai sebuah kejelasan bagaimana tubuh sampai digolong-golongkan, dikonstitusi, dan dimanipulasi oleh kekuasaan. Diskursus mengenai tubuh mulai melebar lagi ketika negara dan media mengambil tempat di dalanmya. Mulailah ada proses normalisasi dan idealisasi yang dibentuk oleh negara dan media. Problematika yang terjadi menjadi bertambah luas ketika perkembangan media menawarkan berbagai idealisasi di dalamnya. Hal ini membuat tubuh bukan lagi seonggok daging dengan kebebasan dan kuasa di dalamnya, melainkan tubuh sebagai barang bongkar-pasang yang bisa diutak-atik sesuai dengan keinginan, kapan pun dan di mana pun. Diskursus mengenai tubuh tidak akan luput dari pembahasan seksualitas. Perkembangan seksualitas sering kali mengalami represi, yang dimulai dari zaman Victoria. Bahkan, sampai sekarang pun represi terhadap seksualitas masih terjadi dengan adanya bentukan idealisasi dan normalisasi dan negara dan media tali. Kuasa yang tadinya berfungsi melebarkan sayap kualitas tubuh menjadi berbalik menghakimi dan membatasi ruang gerak tubuh. Diskursus yang ada mulai membuat sebuah nilai kebenaran mengenai tubuh dan seksualitas. Tubuh merupakan sebuah media tempat segala macam aksesoris melekat. Sekarang, tubuh bisa dengan mudah dibentuk, dimanipulasi, dan direpresi. Diskursus mengenai tubuh dan seksualitas tidak akan pernah memiliki truth (kebenaran) dengan T besar di dalamnya, karena my body, your body, our body is wonderland!
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S16196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Zakky
Abstrak :
Tesis ini membahas keinginan untuk kembali ke Yerusalem dalam novel The Yiddish Policemen?s Union karya Michael Chabon. Dengan menggunakan teori memori kolektif dari Maurice Halbwachs dan didukung dengan teori diaspora, analisis penelitian menunjukkan bahwa memori kolektif hadir dalam masyarakat yang berdiaspora. Memori kolektif hadir pada orang-orang Yahudi yang berdiaspora di Alaska. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa tokoh yang menganggap memori kolektif sebagai jalan keluar dari keadaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh orang Yahudi di Alaska. Melalui representasi tersebut, Chabon mencoba untuk menghadirkan memori kolektif yang berupa kepercayaan akan datangnya mesiah dan kembali ke Yerusalem sebagai jalan keluar bagi orangorang Yahudi yang hidup berdiaspora di Alaska.
This thesis discusses a theme, returning to Jerusalem in The Yiddish Policemen?s Union, a novel by Michael Chabon. By applying Maurice Halbwachs? theory of collective memory and Stuart Hall?s theory of diaspora, its analysis shows that the collective memory presents in diasporic society. The Jews who live in diaspora in Alaska consider collective memory as a solution for uncertain condition. Chabon highlights the concept of messianism and returning to Jerusalem as a collective memory, and those things become a solution for Jews who live in diaspora in Alaska.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28345
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Wiono
Abstrak :
Tidak ada batasan yang tetap dan pasti mengenai pembangunan, yang ada hanyalah merupakan saran-saran mengenai apa yang harus ditunjukkan oleh pembangunan dalam konteks tertentu, misalnya ekonomi. Pembangunan sendiri pada dasarnya terkait dengan masalah perubahan, yang mencakup pada masalah-masalah politik, ekonomi maupun sosial. Teori pembangunan berhubungan erat dengan strategi pembangunan, dalam hal perubahan struktur ekonomi dan lembaga-lembaga sosial. Perubahan tersebut berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh para penentu kebijaksanaan dalam masyarakat. Selain teori dan strategi pembangunan, ideologi pembangunan memegang peranan penting, karena menyangkut pada landasan apa pembangunan itu akan diletakkan. Pembahasan masalah pembangunan ekonomi disini memiliki konteks terhadap realitas ekonomi negara-negara dan kawasan-kawasan, khusuanya di Dunia Ketiga. Hal ini yang kami gunakan sebagai tema skripsi ini. Untuk itu kami menggunakan kerangka-kerangka pemahaman yang sederhana, yang dapat memberikan suatu gambaran karakteristik kehidupan ekonomi dari negara-negara dan kawasan-kawasan di Dunia Ketiga. Skripsi ini kami batasi pada pembahasan teori pembangunan ekonomi seperti yang diutarakan oleh Todaro, dalam kaitannya dengan teori-teori pembangunan yang berkembang sampai sekarang, khususnya analisis yang dibuat oleh Bjorn Hettne. Dalam bab pertama kami babas tentang permasalahan pembangunan ekonomi secara umum, pandangan-pandangan tentang pembangunan, nilai-nilai yang mendasari pembangunan, masalah-masalah yang timbul antara pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan dan kemiskinan, serta alternatif lain yang ditawarkan oleh Todaro. Negara-negara Dunia Ketiga baik di Asia, Afrika maupun Amerika Latin, pada umumnya merupakan negara-negara bekas jajahan bangsa-bangsa Eropa Barat Yang pada era 20-tahun pertama setelah kemerdekaannya, lebih mengkonsolidasikan diri dalam perubahan sosial-ekonomi dan politiknya, daripada pembangunan nasional dalam arti yang sebenarnya. Memang terdapat peningkatan pendapatan balk secara nasional maupun perkapita, tetapi tidak selalu membawa hasil pemerataan yang memuaskan. Sebagian mereka hidup dalam serba kecukupan bahkan sebagian lagi secara berlebihan, di pihak lain hidup serba kekurangan dan kesulitan. Problema-problema pokok tersebut antara lain, masalah-masalah kemiskinan, ketidaksamaan, pengangguran dan stagnasi pedesaan.Masalah-masalah saling ketergantungan ekonomi dunia dalam bidang-bidang pangan, energi, sumber-sumber daya alam, teknologi dan keuangan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>