Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Azarine Zahra, Author
Abstrak :
Pada tahun 2030 Indonesia memiliki target untuk minyak dan gas bumi sebesar 1 juta barrel per hari (bph). Untuk mencapai target tersebut dilakukan strategi eksplorasi hidrokarbon pada lapangan yang telah terproduksi sebelumnya. Lapangan Y yang terletak di Cekungan Sumatera Selatan, merupakan lapangan yang menghasilkan minyak dan gas bumi. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi reservoir pada zona target Res#9 dan Res#7 yang terletak di formasi Air Benakat. Penelitian ini dilakukan dengan integrasi metode seismik yaitu Inversi akustik impedansi dan atribut RMS amplitudo. Berdasarkan hasil pengolahan data dan interpretasi menunjukan bahwa zona yang diindikasikan merupakan reservoir berasosiasi dengan amplitudo yang tinggi dan memiliki nilai akustik impedansi 6000 - 8000 [kPa.s/m]. Berdasarkan hasil analisa sensitivitas pada data log nilai P - Impedance tidak dapat memisahkan antara batuan pasir dan serpih. Hal ini disebabkan litologi penyusun pada daerah penelitian adalah batuan pasir dengan keberadaan batuan serpih yang cukup dominan.
In 2030, Indonesia aims to produce 1 million barrels of oil and gas per day (bpd). To achieve this goal, an exploration strategy in a previously produced field is implemented. Field Y is an oil and gas producing field in the South Sumatra Basin. Reservoirs were performed in the Res#9 and Res#7 target zones of the Air Benakat formation in this study. This research is conducted by integrating seismic methods, namely acoustic inversion of impedance and RMS amplitude attributes. Results Based on the data and interpretation, the indicated zone is a high amplitude associated reservoir with an acoustic impedance of 6000 - 8000 [kPa.s/m]. The sensitivity analysis of the log data shows that the P - Impedance value cannot distinguish between sandstone and shale. This is due to the field resesearch lithology, which is sandstone with a fairly dominant presence of shale.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Wulandari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Robiatul Adawiyah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29506
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Haris
Depok: Universitas Indonesi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2019
PGB-PDF
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Malona
Abstrak :
Prospek hidrokarbon pada penelitian ini berada di Indonesia Timur dengan struktur geologi kompleks. Untuk dapat mengeksplorasi keseluruhan area penelitian yang luas membutuhkan waktu dan biaya yang mahal. Salah satu metode geofisika yang paling umum dilakukan dalam eksplorasi pendahuluan adalah metode gravitasi untuk skala regional dan dilanjut dengan data seismik pada skala lokal. Dalam penelitian ini akan menggunakan data gravitasi satelit yang tersedia secara open source dengan keunggulan biaya murah dan dapat mencakup wilayah yang luas. Hasil metode gravitasi berupa anomali gravitasi residual dapat mengidentifikasi potensi cekungan. Pulau Masela sebagai target penelitian miliki anomali gravitasi tinggi yang seharusnya teridentifikasi sebagai cekungan dengan anomali gravitasi rendah. Ketidakmunculan anomali gravitasi rendah di Pulau Masela disebabkan ketidakmampuan resolusi gravitasi satelit karena wilayah target yang kecil. Namun secara struktural gravitasi satelit dapat mengidentifikasi patahan dengan proses filter anomali gravitasi residual berupa first horizontal derivative (FHD) dan second vertical derivative (SVD) karena resolusi strukturnya regional. Pada wilayah Masela terdapat patahan normal memanjang berarah NW-SE pada peta second vertical derivative dan dikonfirmasi dengan data seismik. Berdasarkan anomali gravitasi residual ditemukan sembilan indikasi cekungan yang dua diantaranya sudah proven. Selanjutnya integrasi metode gravitasi dan seismik dilakukan dengan forward modelling untuk mengidentifikasi struktur perangkap hidrokarbon. Berdasarkan forward modelling ditemukan batuan induk di lapisan Triassic dengan densitas 2.67 gr/cc, batuan reservoir di lapisan Jurassic dengan densitas 2.67 gr/cc, dan batuan penudung di lapisan Cretaceous dengan densitas 2.45 gr/cc. ......The hydrocarbon prospect in this research is in Eastern Indonesia with a complex geological structure. To be able to explore the entire large research area requires expensive time and costs. One of the most common geophysical methods used in preliminary exploration is the gravity method on a regional scale and followed by seismic data on a local scale. This research will use satellite gravity data which is available open source with the advantage of low cost and can cover a wide area. The results of the gravity method in the form of residual gravity anomalies can identify potential basins. Masela Island as a research target has a high gravity anomaly which should be identified as a basin with a low gravity anomaly. The absence of low gravity anomalies on Masela Island causes promise in satellite gravity resolution due to the small target area. However, structurally, satellite gravity can identify faults using the residual gravity anomaly filter process in the form of first horizontal derivative (FHD) and second vertical derivative (SVD) because the structural resolution is regional. In the Masela area there is an elongated normal fault trending NW-SE on the second vertical derivative map and confirmed with seismic data. Based on the remaining gravity anomalies, nine indications of basins were found, two of which have been proven. Next, the gravity and seismic integration method is carried out using forward modeling to identify hydrocarbon trap structures. Based on forward modeling, the source rock was found in the Triassic layer with a density of 2.67 gr/cc, the reservoir rock in the Jurassic layer with a density of 2.67 gr/cc, and the cap rock in the Cretaceous layer with a density of 2.45 gr/cc.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Setiawan
Abstrak :
Struktur patahan merupakan salah satu komponen penting dalam petroleum system. Untuk itu, pengidentifikasian struktur pada data seismik merupakan hal yang sangat krusial. Dalam interpretasi seismik, mengidentifikasi patahan merupakan langkah penting yang seringkali dilakukan secara manual dan menghabiskan banyak waktu, sehingga tingkat efisiensi dari kegiatan interpretasi seismik menjadi sangat rendah. Untuk meningkatkan efisiensi interpretasi, perlu dilakukannya beberapa pengembangan metode dan teknik dalam kegiatan interpretasi. Metode yang lebih otomatis dalam estimasi struktur patahan salah satunya atribut unkonvensional fault likelihood. Atribut ini dapat digunakan untuk mencitrakan patahan relatif lebih jelas dibandingkan dengan atribut lainnya serta dapat dilakukan secara otomatis. Metode lainnya adalah dengan memanfaatkan artificial intelligence (AI) yaitu convolutional neural network (CNN) untuk mengestimasi patahan. Pada penelitian ini, membahas mengenai bagaimana penggunaan metode fault likelihood dan convolutional neural network untuk melakukan estimasi patahan secara lebih otomatis. Selain itu, kedua metode juga akan dikomparasi untuk mengetahui metode mana yang lebih optimal dalam estimasi patahan. Setelah dikomparasi, hasil estimasi patahan pada metode terbaik akan dilanjutkan dengan mengevaluasi prospek hidrokarbon. Aspek – aspek penting dalam evaluasi prospek hidrokarbon dalam penelitian ini yaitu mengetahui jenis trap hidrokarbon, jalur migrasi hidrokarbon, dan perhitungan cadangan hidrokarbon. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan metode convolutional neural network lebih unggul dibandingkan dengan metode fault likelihood. Metode tersebut lebih akurat dan tegas dalam menarik fitur patahan. Analisis strain ellipsoid menunjukkan bahwa gaya maksimum yang mengontrol daerah penelitan berorientasi utara-selatan. Hasil perhitungan cadangan hidrokarbon menggunakan simulasi – monte carlo yaitu sebesar P10 = 3.98 bcf, P50 = 2.57 bcf, dan P90 = 1.53 bcf. ......The fault structure is an important component in the petroleum system. For this reason, the identification of structures in seismic data is very crucial. In seismic interpretation, identifying faults is an important step that is often done manually and takes a lot of time, so the efficiency of seismic interpretation activities is very low. To improve the efficiency of seismic interpretation, it needs to develop several methods and techniques in interpreting activities. One of the automated methods for estimating fault structures is fault likelihood attribute. This attribute can be used to imaging the fault more clearly than another attribute. Another method is using artificial intelligence (AI), namely convolutional neural network (CNN). In this study, we discuss how to use fault likelihood and convolutional neural network methods to estimate faults more automatically. In addition, the two methods will also be compared to find out which method is more optimal in fault estimation. After the comparison, the fault estimation results on the best method will be followed by evaluating the hydrocarbon prospect. Important aspects in evaluating hydrocarbon prospects in this study are knowing the types of hydrocarbon traps and hydrocarbon migration paths. The results obtained that the convolutional neural network method is better than fault likelihood method. This method is more accurate and precise in imaging fault features. The strain ellipsoid analysis shows that the maximum force is north-south oriented. The results of the calculation of hydrocarbon reserves using the Monte Carlo simulation are P10 = 3.98 bcf, P50 = 2.57 bcf, and P90 = 1.53 bcf.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Trenggono Muhammad
Abstrak :


ABSTRAK
Penggunaan survei seismik 3 dimensi telah menjadi metode unggulan dalam eksplorasi hidrokarbon. Geometri yang umum digunakan sebagai desain survei seismik 3D adalah penggunaan geometri Orthogonal di mana receiver line dan source line membentuk sudut 90o. Dalam penelitian ini geometri Orthogonal dikomparasikan menggunakan 3 geometri lain, yaitu Brick, Slanted dan Zig-Zag. Sedangkan model geologi yang digunakan adalah model sintetik dengan 3 lapisan horizon dan 1 patahan sebesar 500. Komparasi dihitung dalam 4 parameter yang berbeda, yaitu layout pengukuran, Bin Fold, ray tracing parameter dan pembuatan seismic section secara sintetik. Layout pengukuran menjelaskan secara umum parameter permukaan yang ada. Bin Fold menjelaskan parameter fold yang dihasilkan dari geometri. Semakin banyak Fold membuat CMP yang dapat di stack menjadi lebih banyak dan memberikan data yang lebih baik. Ray tracing atribut menjelaskan atribut dari jejak gelombang seismik yang terpantulkan pada bidang reflektor. Synthetic seismic section memberikan data seismik yang dapat diamati. Penelitian ini sebagian besar berurusan mengenai variasi aspek dari geometri survei desain dan dampaknya pada parameter permukaan dan juga Illumination Study dari ray tracing attribute serta sintetik seismic section.
ABSTRAK
The use of Seismic 3D method has been the most useful way in hydrocarbon exploration. In the acquisition, the most common geometry is the Orthogonal geometry where the receiver line and source line form a 90o angle. In this research, Orthogonal geometry is being compared to other 3 geometries, which are Brick, Slanted and Zig Zag. The geological model which is used in this research is using a synthetic geological model. The model is contained of 3 major layers and a normal fault structure with a 50o angle. The comparation is valued with 4 parameters, which are the acquisition layout, Bin Fold, ray tracing attribute and synthetic seismic section. The layout is defining about the surface parameter which deals about source and Receiver parameter. Bin Fold is about the Fold which is generated by the variety of the geometry. The higher Fold gives more stacked CMP and it will give more a good data. Ray tracing explain about the raytrace of the seismic wave which reflected from the reflector. Synthetic Seismic Section generate the seismic data which can be observed. This study deals with the various aspects of the geometry survey design and its impact to the surface parameter and the illumination study in ray tracing attribute to generate synthetic seismic section.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Pratama Hernanto
Abstrak :
Kepulauan Tanimbar yang berada dalam posisi kunci di dalam Busur Banda, memperlihatkan susunan struktur geologi yang rumit dan masih belum sepenuhnya dijelaskan. Busur Banda adalah salah satu wilayah geologi yang paling kompleks dan dipenuhi kontroversi di planet ini. Salah satu struktur geologi kompleks yang terdapat di Kepulauan Tanimbar adalah struktur patahan. Dalam penelitian ini, metode gravitasi dan seismik diintegrasikan untuk mengidentifikasi dan mengetahui jenis patahan. Dengan memanfaatkan data gravitasi berupa anomali gravitasi, first horizontal derivative (FHD), dan second vertical derivative (SVD), dapat ditentukan distribusi dari lintasan patahan. Selain menentukan distribusi dari lintasan patahan, nilai SVD juga digunakan untuk menentukan jenis dari patahan dengan cara membandingkan nilai mutlak maksimum dan minimum SVD. Beberapa jenis patahan yang telah diidentifikasi menggunakan nilai SVD kemudian diverifikasi dengan data penampang seismik 2D. Dengan metode gravitasi, ditemukan 25 lintasan patahan dimana 15 lintasan memiliki jenis patahan normal dan 10 lintasan memiliki jenis patahan naik. Dari 25 lintasan patahan, 5 lintasan patahan diverifikasi dengan metode seismik. Metode seismik berhasil memverifikasi metode gravitasi dalam menentukan jenis patahan. Keberadaan dan jenis patahan yang ditentukan oleh perbandingan antara nilai mutlak minimum dan maksimum SVD pada 5 lintasan patahan dapat diverifikasi oleh penampang seismik 2D. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas penentuan jenis patahan dengan menggunakan perbandingan nilai SVD. ......The Tanimbar Islands, situated at a pivotal position within the Banda Arc, exhibit a complex geological structure that has not been fully elucidated. The Banda Arc is one of the most complex and controversial geological areas on this planet. One of the complex geological structures found in the Tanimbar Islands is the fault structure.. In this study, gravity and seismic methods are integrated to identify and understand the type of faults. By utilizing gravity data such as gravity anomalies, First Horizontal Derivative (FHD), and Second Vertical Derivative (SVD), the distribution of fault traces can be determined. In addition to determining the distribution of fault traces, the SVD values are also used to determine the type of faults by comparing the absolute maximum and minimum SVD values. Several types of faults that have been identified using SVD values are then verified with 2D seismic cross-section data. Using gravity methods, 25 fault traces were found, where 15 traces have normal faults and 10 traces have reverse faults. Of the 25 fault traces, 5 fault traces were verified with seismic methods. Seismic methods successfully verified the gravity methods in determining the type of faults. The presence and type of faults determined by the comparison between the absolute minimum and maximum SVD values on the 5 fault traces can be verified by 2D seismic cross-sections. However, further research is needed to understand the effectiveness of determining the type of faults using the comparison of SVD values.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Adityo
Abstrak :
Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan dalam kegiatan eksplorasi seismik untuk memetakan struktur kedalaman, serta menemukan lokasi dengan prospek migas. Penelitian berlokasikan di Kalimantan dengan objek Cekungan X. Dengan menggunakan basis data berupa seismik 2D, checkshot borehole, log sumur, dan data-data geologi seperti stratigrafi regional dan peta geologi. Konversi kedalaman menggunakan metode layering cake, dengan dua strategi layering. Dimulai dengan picking horizon seismik dan fault, kemudian dilanjutkan dengan memetakan struktur berdasarkan two-way time. Konversi kedalaman bisa dilakukan setelah menentukan nilai k, Vo dan Vinterval. Dengan membuat permodelan Vo dan Vinterval yang kemudian diaplikasikan pada formula DT, maka didapatkan peta struktur kedalaman. Dari kalibrasi terhadap data log sumur, didapatkan data residual. Ketika permodelan peta residual diaplikasikan ke peta kedalaman sebelumnya maka akan didapatkan hasil akhir peta struktur kedalaman. Terakhir, dilakukan suatu analisis untuk menentukan prospek migas di cekungan tersebut, dan didapatkan dua lokasi yang memiliki prospek migas.
Seismic Interpretation is a part of exploration project to get depth structure map, also to find an interesting structure with hidrocarbon prospect. Located in Kalimantan with the main object is Basin X. 2D seismic data, borehole checkshot, well logs, and some geological data such as geological map and regional stratigraphy are the main database. In this study, depth conversion is performed by using layering cake method with two layering strategies. Starting with seismic horizon and fault picking, then mapping the time structure map based on two-way time. The depth conversion can be done after the value of k, Vo and Vinterval are inverted from checkshot. After make velocity modelling for Vo and Vinterval, used it with DT formula, then the result would be considered the fisrst depth structure map. Callibrated it with log data would gain residual depth, the residual modelling will give correction to the depth structure map, that would be considered as the final depth structure map. HC prospect and structure of interest are analyzed using this depth structure map, and found two structures with HC prospect.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S28984
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library