Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Pusparini
"Life table multivariat merupakan salah satu metode pada analisis ketahanan yang dapat digunakan untuk rnenggambarkan ketahanan individu yang memperhatikan karakteristik-karakteristik dari individu tersebut. Tugas akhir ini membahas suatu metode pembentukan model yang sesuai untuk penaksiran life table multivariat. Metode ini menggunakan data ketahanan dan disebut metode hazard dengan pendekatan tabel kontngensi. Model yang didapat disebut model hazard. Metode hazard ini dapat menangani masalah sensor dan dapat menganalisis waktu ketahanan yang terdistribusi secara eksponensial sepotong-sepotong. Karena nlenggunakan pendekatan tabel kontingensi, variabel-variabel yang diamati harus diperlakukan secara kategorik. Penaksiran parameter-parameter model hazard menggunakan metode likelihood. Sedang pengujian hipotesis untuk pemilihan model yang tepat menggunakan metode rasio likelihood. Penerapan metode hazard dengan pendekatan tabel kontingensi ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruh kematian bayi dan anak, berdasarkan data Survei Prevalensi Kotrasepsi Indonesia tahun 1987. Faktor-faktor yang diamati sebagai kovariat-kovariatnya, antaral ain: lingkungan rumah tangga, usia ibu waktu melahirkan, urutan dan jarak kelahiran, tempat dan penolong persalinan, status ekonomi keluarga, pendidikan ibu, dan keterpaparan terhadap informasi.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Aditya Hamka
"Kapal merupakan sarana transportasi yang paling efektif dalam pendistribusian barang antarpulau. Melalui jalur laut, ribuan ton barang dikemas dalam petikemas, ditumpuk dalam satu kapal, dan dikirim ke tujuan pengiriman. Salah satu aktivitas yang sering dilakukan terkait petikemas adalah bongkar muat khususnya kegiatan stevedoring. Stevedoring memiliki tujuan untuk memindahkan dan menyusun petikemas dari dermaga ke atas kapal atau sebaliknya. Pihak pelabuhan menyadari bahwa aktivitas stevedoring sangat berbahaya dan memiliki risiko yang tinggi bagi para pekerjanya.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang Safety Risk Assessment guna meminimalisir angka kecelakaan kerja pada kegiatan stevedoring. Dengan menggunakan metode Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA), peneliti mengidentifikasi jenis, penyebab, dan dampak serta pengendalian dari kemungkinan risiko berdasarkan rangkaian aktivitasnya. Melalui metode tersebut, peneliti mendapatkan hasil berupa risk matrix dan risk level, yang kemudian diteruskan dengan mencari root cause dari suatu kecelakaan yang memiliki tingkat risiko 5 tertinggi dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA).

Ship is the most effective transportation in the distribution of commodities between islands. Thousand tons of commodities packed in the container, stacked in a ship, and sent to the destination of delivery through the sea. One critical activity related to the container is loading and unloading activities, named stevedoring. Stevedoring is a series of activities to move and arrange container from the wharf to the ship and vice versa. The container terminal side realized that these activities are very dangerous and have a high risk for the workers.
This research aims to design a Safety Risk Assessment in order to minimize the number of work accidents on stevedoring. By using Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA), researcher identified the types, causes, effects, and also control of any possible risks based on each activity on stevedoring. From this method, researcher get the result in the form of risk matrix and risk level that will be continued to be used in finding the root cause of accident which has the five highest of risk level by using Fault Tree Analysis (FTA).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Ravie Cahyadi
"Laporan Praktik Keinsinyuran meneliti terkait dengan baterai Valve Regulated Lead Acid (VRLA) yang disebabkan suhu ambient (lingkungan) yang melebihi batas komponen baterai dan lingkungan berdebu yang berpotensi terjadinya short circuit pada cadangan energi baterai, sehingga dapat mempercepat umur komponen. Berdasarkan permasalahan kegagalan baterai VRLA menggunakan Metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control (HIRADC) pada penelitian ini yang dilakukan dalam rangka untuk menjaga mutu elektrifikasi operasi prasarana dan sarana pada komponen energi cadangan (baterai), sehingga dapat mencegah kegagalan sistem kelistrikan dengan tujuan dapat mitigasi risiko-risiko yang terjadi pada kerusakan baterai. Kondisi baterai yang terdapat diruangan back of house (BOH) tidak memiliki perlindungan yang lebih tinggi dari IP4X, sehingga semua panel tidak terlindungi dari debu. BOH mempunyai sirkulasi udara ruangan yang tidak memadai karena tidak ada aliran udara yang baik dan ventilasi udara dalam kondisi terbuka. Kondisi ruangan BOH menyebabkan panel dan peralatan Listrik rentan terhadap gangguan. Baterai VRLA beroperasi pada suhu -20 sampai dengan 50oC. kisaran suhu yang disarankan untuk beroperasi berada pada suhu 20 sampai dengan 30oC (derajat celcius), namun ketika di ukur suhu baterai menggunakan infrared thermogun didapatkan suhu senilai 82oC (derajat celcius).

The Engineering Practice Report examines related to Valve Regulated Lead Acid (VRLA) batteries caused by ambient temperatures (environments) that exceed the limits of battery components and dusty environments that have the potential for short circuits in the battery energy reserve, so that it can accelerate the life of components. Based on the problem of VRLA battery failure, using the Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control (HIRADC) Method in this study which was carried out in order to maintain the quality of electrification of infrastructure and facilities in the backup energy component (battery), so that it can prevent electrical system failure with the aim of mitigating the risks that occur in battery damage. The condition of the battery in the Back of House (BOH) room does not have protection higher than IP4X, so all panels are not protected from dust. BOH has inadequate room air circulation because there is no good airflow and air ventilation is open. The condition of the BOH room causes the panels and electrical equipment to be susceptible to interference. VRLA batteries operate at temperatures of -20 to 50oC (degress celcius). The recommended temperature range for operation is at 20 to 30oC, but when measuring the temperature of the battery using an infrared thermogun, a temperature of 82oC (degrees celcius) is obtained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library