Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Ramadhan Fitriani
"Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris):
Kegagalan kognitif merupakan suatu fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari pada manusia. Kegagalan kognitif merupakan istilah yang mengacu pada segala jenis lapse secara kognitif. Pada mahasiswa, contoh dari fenomena ini adalah salah melihat jadwal kelas, lupa mengumpulkan tugas, dan salah memasuki ruang kelas. Kegagalan kognitif dapat menyebabkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan, seperti nilai dan performa akademik yang menurun. Pada mahasiswa, kegagalan kognitif seringkali terjadi karena individu kerap kali terpapar pada situasi yang stressful karena beban akademik dan tahap perkembangan yang dilalui. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran conscientiousness dan kemampuan metakognisi dalam memprediksi kegagalan kognitif pada mahasiswa program sarjana. Partisipan penelitian ini adalah 249 mahasiswa program sarjana berusia 18-25 tahun yang berkuliah di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa conscientiousness dan kemampuan metakognisi secara simultan memiliki kontribusi terhadap kegagalan kognitif sebesar 9,8% (F(2, 246) = 13,399, p < .001, R2 = .098). Ditemukan pula bahwa kemampuan metakognisi memiliki kontribusi yang negatif dan signifikan terhadap kegagalan kognitif (B = -.313, SE = .086, p < .001) dan conscientiousness tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kegagalan kognitif. Temuan ini dapat bermanfaat untuk memperkaya literatur terkait kegagalan kognitif, conscientiousness, dan kemampuan metakognisi. Melalui penelitian ini, diharapkan individu dapat meningkat awareness terkait kegagalan kognitif beserta penyebab dan hal yang dapat mengurangi, seperti kemampuan metakognisi, agar dampak buruk dari kegagalan kognitif dapat diminimalisir. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuat temuan penelitian yang lebih representatif.

Cognitive failure is a phenomenon that occurs in everyday life in humans. Cognitive failure is a term that related to all type of cognitive lapses. For students, examples of this phenomenon are looking at the class schedule incorrectly, forgetting to submit assignments, and entering the wrong classroom. Cognitive failure can cause various negative impacts in life, such as decline in academic grades and academic performance. In college students, cognitive failure often occurs because individuals are often exposed to stressful situations due to the academic load and developmental stages they go through. This study aims to look at the role of conscientiousness and metacognition ability in predicting cognitive failure in undergraduate students. The participants in this study were 249 undergraduate students aged 18-25 years studying in Indonesia. The results of this study indicate that conscientiousness and metacognition simultaneously have a significant contribution on cognitive failure by 9.8% (F(2, 246) = 13.399, p <.001, R2 = .098). It was also found that metacognitive ability had a negative and significant contribution on cognitive failure (B = -.313, SE = .086, p < .001) and conscientiousness did not have a significant contribution on cognitive failure. These findings can be useful to enrich the literature related to cognitive failure, conscientiousness, and metacognitive abilities. Through this research, it is hoped that individuals can increase awareness regarding cognitive failure and its causes and things that can reduce it, such as metacognition abilities, so that the negative effects of cognitive failure can be minimized. More research is needed to make the research findings more representative."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Chandra
"

ABSTRAK

Nama                   : Tiffany Chandra

Program Studi     : Psikologi Profesi, Peminatan Psikologi Pendidikan

Judul Tesis           : Pengaruh Math Anxiety Terhadap Math Achievement yang Dimediasi

oleh Metacognitive Knowledge pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar

 

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh math anxiety terhadap math achievement yang signifikan melalui masing-masing dimensi metacognitive knowledge ataupun secara keseluruhan. Data penelitian dikumpulkan dari 370 siswa-siswi kelas V di lima SD yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang terdiri dari alat ukur Math Achievement Test, Modified Abbreviated Math Anxiety Scale (mAMAS), serta Metacognitive Knowledge in Mathematics Questionnaire (MKMQ). Berdasarkan hasil uji parallel multiple mediation analysis yang dilakukan, diketahui bahwa math anxiety berpengaruh signifikan terhadap math achievement melalui peran metacognitive knowledge sebagai mediator. Selain itu, math anxiety juga berpengaruh signifikan tehadap math achievement baik melalui dimensi metacognitive knowledge of self (a1b1 = -0,08, BCa CI [-0,11, -0,05]) maupun melalui metacognitive knowledge of task (2b2 = -0,05, BCa CI [-0,08, -0,03]). Kendati demikian, pengaruh math anxiety terhadap math achievement ternyata tidak signifikan saat dimediasi oleh metacognitive knowledge of strategy (a3b3 = -0,01, BCa CI [-0,02, 0,01]). Adapun hasil dan limitasi penelitian dikaji lebih mendalam pada bagian diskusi.

 

Kata kunci:

Prestasi matematika, kecemasan matematika, metacognitive knowledge, siswa kelas V


ABSTRACT

Name                           : Tiffany Chandra

Study Programme       : Master Programme, Psychology in Education

Judul Tesis                  : The Relationships between Fifth Graders’ Math Anxiety and

Math Achievement Mediated by Metacognitive Knowledge

 

 

This study aimed to determine whether there is a significant effect of math anxiety on math achievement through each dimension of metacognitive knowledge, as well as through metacognitive knowledge itself. Data were collected from 370 fifth graders in five different elementary schools at South Jakarta. Data were collected through a set of questionnaires consisting of Math Achievement Test, Modified Abbreviated Math Anxiety Scale (mAMAS), and Metacognitive Knowledge in Mathematics Questionnaire (MKMQ). Based on the results of the parallel multiple mediation analysis, it was found that math anxiety significantly affected math achievement through the role of metacognitive knowledge as the mediator. Math anxiety also has a significant effect on math achievement both through metacognitive knowledge of self (a1b1 = -0.08, BCa CI [-0.11, -0.05]) and through the metacognitive knowledge of task (2b2 = -0.05, BCa CI [-0.08, -0.03]). However, the effect of math anxiety on math achievement was not significant when mediated by metacognitive knowledge of strategy (a3b3 = -0.01, BCa CI [-0.02, 0.01]). The results and limitations of this study are examined deeper in the discussion section.

 

"
2019
T54062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bellita Nusa Pratiwi
"ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh mindset terhadap kemampuan matematika yang dimediasi oleh metacognitive knowledge pada siswa SD. Penelitian ini melibatkan 370 siswa kelas 5 SD yang bersekolah di lima SD di wilayah Jakarta. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi 1) 12 soal matematika terkait hitungan sederhana dan penalaran; 2) alat ukur hasil adaptasi dari Metacognitive Knowledge in Mathematics Questionnaire (MKMQ) yang dikembangkan oleh Efklides & Vlachoupoulos (2012); 3) Adaptasi Implicit Theories of Intelligence Scale dari Dweck (1999) untuk mengukur mindset siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari mindset terhadap kemampuan matematika. Pengaruh ini tetap signifikan setelah dimensi-dimensi metacognitive knowledge, yaitu person, task, dan strategy, dikontrol. Diketahui pula bahwa pengaruh mindset terhadap kemampuan matematika dimediasi oleh dimensi-dimensi metacognitive knowledge secara keseluruhan. Peran mediator masing-masing dimensi secara spesifik diketahui signifikan untuk dimensi person dan task, namun tidak demikian halnya dengan strategy.


ABSTRACT


This study was conducted to examine the indirect effects of mindset on elementary school students mathematical ability through metacognitive knowledge, as well as through its each dimensions. The participants of this study were 370 5th grade students in five schools in Jakarta. The instruments used in this were: 1) a mathematical test; 2) adapted version of Metacognitive Knowledge in Mathematics Questionnaire (MKMQ) by Efklides & Vlachopoulos (2012); and 3) adapted version of Implicit Theories of Intelligence Scale (Dweck, 1999). The results showed that there was a significant effect of mindset on mathematical ability. This effect was still significant even after person, task and strategy dimensions of metacognitive knowledge were included. The total indirect effects of mindset on mathematical ability through metacognitive knowledge dimensions were significant. There were also significant specific indirect effects of mindset through person as well as task dimensions, but not through strategy dimension.

"
2019
T54034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Mustika
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah pemberian program intervensidengan pendekatan reciprocal teaching dan buddy reading dapat meningkatkanstrategi metakognitif yang digunakan siswa ketika membaca. Penelitian inimerupakan penelitian dengan desain subyek tunggal pada siswa kelas X SMAdengan kesulitan pemahaman bacaan. Program berlangsung selama 6 hari, danterdiri dari fase baseline dan fase treatment. S
elama fase baseline, dilakukan persiapan terhadap subyek, persiapan buddy, serta pengukuran strategi metakognitif subyek sebelum diberikan intervensi. Dalam fase treatment, subyek diberikan intervensi berupa program belajar dengan pendekatan reciprocal teaching dan buddy reading, kemudian diukur strategi metakognitifnya.
Hasilpenelitian menunjukkan peningkatan penggunaan strategi metakognitif padasubyek, baik dari segi jumlah, keberagama, dan tingkat efektivitas strategi metakognitif yang digunakan ketika membaca.

The objective of this research is to examine whether intervention program with reciprocal teaching and buddy reading can improve metacognitive strategies usedby student. This research is conducted using single subject design on high school student with reading comprehension difficulties. The program was administrated in 6 meetings and consisted of two phases baseline and treatment.
During the baseline phase, researcher prepared subject and buddy for intervention, and measured metacognitive strategies used by subject before intervention. During the treatment phase, subject received learning program with reciprocal teaching and buddy reading, then his metacognitive strategies was measured.
The result showed that there is improvement in the variety, and effectiveness ofmetacognitive strategies used by subject while reading.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melly Latifah
"Keterampilan membaca untuk tujuan memahami materi bacaan merupakan faktor penting dalam pembelajaran dan keberhasilan siswa di sekolah. Membaca bukan sekedar aktivitas menyimpan informasi dalam ingatan, namun lebih dari itu, merupakan proses membangun pengetahuan yang melibatkan pengolahan informasi pada tingkat yang lebih tinggi dari sekedar merekam informasi. Untuk membangun pemahaman, diperlukan strategi metakognitif yang berfungsi memfasilitasi proses pemahaman siswa. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan strategi metakognitif dalam pemahaman bacaan pada siswa-siswa sekolah menengah pertama di wilayah Jawa pesisir dan Jawa pedalaman. Penelitian ini menggunakan mixed methods research design, yang melibatkan 61 siswa dari wilayah pesisir dan 55 siswa dari wilayah pedalaman. Penelitian menggunakan prosedur think-aloud untuk mengetahui jenis-jenis strategi metakognitif yang digunakan selama proses memahami bacaan. Hasil penelitian menemukan tiga hal. Pertama, ada perbedaan penggunaan strategi metakognitif dalam membaca antara siswa di wilayah Jawa pesisir dan pedalaman. Siswa pedalaman terbukti menggunakan strategi lebih sering dari siswa pesisir. Akan tetapi, jenis strategi yang digunakan siswa di pesisir cenderung lebih beragam dan lebih berkualitas. Kedua, penggunaan strategi metakognitif dalam membaca terbukti berpengaruh terhadap tingkat pemahaman bacaan siswa. Ketiga, masing-masing wilayah penelitian Jawa pesisir dan Jawa pedalaman memiliki jenis-jenis strategi metakognitif khas. Strategi metakognitif khas yang dimiliki siswa di Jawa pesisir lebih banyak dan lebih menyebar di wilayah jenis strategi metakognitif yang lebih tinggi kualitasnya. Sebaliknya, strategi metakognitif khas siswa Jawa pedalaman jumlahnya lebih sedikit dan lebih menyebar di wilayah jenis strategi metakognitif yang lebih rendah. Implikasi dari penelitian ini adalah keterampilan metakognitif siswa SMP dalam pemahaman bacaan perlu ditingkatkan. Untuk itu, perlu dirumuskan suatu model pelatihan perancah metakognitif bagi guru agar mereka dapat melatih keterampilan metakognitif siswa-siswanya.
Reading skills for understanding reading materials are important factors in student learning and success in school. Reading is not just an act of storing information in memory, but more than that is a process of building knowledge that involves information processing at a higher level than just recording information. The metacognitive strategy is needed to facilitate the process of understanding. This study was conducted to examine the use of metacognitive strategies in reading comprehension among junior high school students in coastal and upland Java areas. This research uses mixed methods research design, involving 61 students from coastal areas and 55 students from upland areas. The study used a think-aloud procedure to identify the types of metacognitive strategies used during the reading comprehension process. The results of this study found three things. First, there is a difference in the use of metacognitive strategies in reading between students in coastal and upland Java areas. Upland students use strategies more often than coastal students. However, the types of strategies used by students on the coast are more diverse and more qualified. Second, the use of metacognitive strategies in reading affected the level of students 39; reading comprehension. Third, each research group coastal Java and upland Java has typical types of metacognitive strategies. The typical metacognitive strategies of students in coastal Java are more and more widespread in areas of higher quality metacognitive strategies. In contrast, the metacognitive strategy typical of upland students is fewer and more widespread in areas of lower metacognitive strategy. The implication of this research is the junior high school students 39; metacognitive skill in reading comprehension need to be improved. Therefore, it is necessary to formulate a model of metacognitive scaffolding training for junior high school teachers so that teachers can train the metacognitive skills of their students. With this training, teachers can help students to improve their skills in using metacognitive strategies so that students 39; reading comprehension can be improved."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2491
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cathleen Vania Karyadi
"Fleksibilitas kognitif merupakan kemampuan untuk mengalihkan set kognitif untuk beradaptasi terhadap stimulus lingkungan yang berubah. Penting bagi mahasiswa untuk memiliki fleksibilitas kognitif dalam menghadapi perkuliahan dan segala perubahan. Tujuan penelitian ini untuk melihat seberapa besar peran extraversion, openness to experience dan kemampuan metakognisi terhadap fleksibilitas kognitif pada mahasiswa program sarjana (S1). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan alat ukur Cognitive Flexibility Inventory (CFI), Metacognitive Skills Scale (MSS), dan IPIP-BFM-25 untuk mengukur variabel. Penelitian ini dilakukan pada 249 mahasiswa program sarjana di Indonesia (83 laki-laki dan 166 perempuan) berusia 18––25 tahun (M=21, SD=1,4). Hasil penelitian dengan analisis regresi linear berganda adalah extraversion, openness to experience dan kemampuan metakognitif secara simultan dan signifikan berkontribusi secara positif terhadap fleksibilitas kognitif pada mahasiswa program sarjana, Extraversion tidak berkontribusi secara signifikan terhadap fleksibilitas kognitif mahasiswa sedangkan kemampuan metakognitif memiliki peranan yang paling besar dalam memprediksi terjadinya fleksibilitas kognitif. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan proporsi demografi partisipan supaya lebih seimbang.

Cognitive flexibility is defined as the ability to adapt in changing environmental stimulus by switching cognitive sets. For college students, cognitive flexibility would be important to deal with academics in college studies as well as other changes. The purpose of this study is to see how significant are the roles of extraversion, openness to experience, and metacognitive skills towards the cognitive flexibility of undergraduate college students. The study used quantitative approach with Cognitive Flexibility Inventory (CFI), Metacognitive Skills Scale (MSS), and IPIP-BFM-25 to measure the variables. The study was conducted to a group of 249 undergraduate college students in Indonesia (83 males and 166 females) between the ages of 18––25 years old (M=21, SD=1,4). The result of the multiple linear regression had showed that when extraversion, openness to experience, and metacognitive skills are simultaneously regressed, it significantly gives positive contributions towards cognitive flexibility of undergraduate students. However, extraversion by itself did not prove to contribute significantly towards cognitive flexibility of undergraduate college students and on the other hand, metacognitive skills the biggest role in predicting cognitive flexibility among all variables. For the future research, it is recommended to pay attention on the demographic proportion on the participants in order for the research participants to be more balance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriasti Indah Wardhany
"Kesalahan kognisi dan metakognisi dalam proses penalaran klinis adalah faktor yang paling berperan pada terjadinya kesalahan diagnosis. Lesi jaringan lunak mulut merupakan lesi yang sulit dideteksi maupun didiagnosis dibandingkan dengan lesi karies. Tujuan: Tujuan penelitian ini menentukan intervensi yang paling efektif dalam meningkatkan akurasi deteksi dan diagnosis lesi jaringan lunak mulut. Metode penelitian: Penelitian ekperimental pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Tahap persiapan adalah adaptasi lintas budaya dan pengembangan berbagai instrumen untuk mengukur faktor – faktor yang berperan pada penalaran klinis. Tahap Intervensi adalah mengukur akurasi deteksi dan diagnosis lesi jaringan lunak mulut sebelum dan sesudah intervensi penalaran reflektif dan pendekatan algoritme. Hasil: 44 mahasiswa, didominasi oleh mahasiswi semester satu. Validitas dan reliabilitas DTI dipertanyakan (Cronbach’s alpha 0,632) dan SMQ-II sangat baik (Cronbach’s alpha 0,923). Skor DTI subjek < 150 (75%). Motivasi subjek untuk belajar ilmu penyakit mulut termasuk tinggi (64.8±12.1) terutama pada domain motivasi karir. Faktor afektif subjek berada pada kategori positif. Kesalahan proses diagnosis yang sering terjadi adalah inakurasi bagian kritis dari riwayat penyakit (47.7%). Terdapat penurunan selisih akurasi deteksi dan diagnosis lesi jaringan lunak mulut antara ekaminator dan mahasiswa pada seluruh intervensi. Intervensi pendekatan algoritme meningkatkan sensitivitas akurasi deteksi (40%) dan diagnosis (55.84%) diagnosis utama (n=252 diagnosis).

Cognitive and metacognitive error in clinical reasoning was the most important factors regarding diagnostic error. Oral soft tissue lesion was considered as hard to detect/diagnose compared to carious lesion. The objectives of this study are to determine interventions which most effective in increasing the oral soft tissue lesion detection and diagnosis. Method: Experimental study on Faculty of Dentistry Universitas Indonesia student. The preparation phase comprises cross cultural adaptation and instrument development. The intervention phase measure oral soft tissue lesion detection and diagnosis before and after the reflective reasoning and diagnostic algorithm approach. Result: 44 subjects mostly the first semester dentist profession program female student. Validity and reliability of DTI was questionable (Cronbach’s alpha 0,632) while SMQ-II was excellent (Cronbach’s alpha 0,923). DTI score was < 150 (75%). Subjects’ motivation in learning oral medicine was high (64.8±12.1) particullary on career domain. The diagnostic process error mostly on Inaccurate/misinterpreted critical piece of history data (47.7%). There was a reduction on the difference amount of oral soft tissue lesion detection and diagnosis accuracy between examinator and student on all intervention. However, the diagnostic algorithm approach increasing the oral soft tissue lesion detection (40%) and diagnosis (55.84%) of the adjuvant diagnosis (n= 252 diagnosis)"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarcisius Soemarman
"ABSTRACT
Tulisan ini hendak memberikan solusi masalah intoleransi yang melandalndonesia saat ini melalui butir butir pemikiran hipotetis model pembelajaran Kepemimpinan Kesejahteraan Hidup (KKH) atau The True Colors of Leadersth, yaitu dengan membantu anak bangsa menemukan model pengembangan warna kesejatian hidup dalam kebhinekaan secara cerdas dengan peningkatan toleransi kewargaan (citizenship tolerance).Adapuncara tersebut dikemas menjadi model pembelajaran KKH dalam Strategic Implementation on Metacagnitive-Experiential Learning (MCEL SI, Soemarman, 2016c) Developing The True Colors of Leadersth (TCL). Model pembelajaran KKH membantu anak bangsa belajar tiga hal penting, yaitu: person variables, task variables, strategy variables. Cara cerdas belajar diterapkan didalam model pembelajaran KKH melalui monitoring and control (F lavell, 1979 Eickmann, 2004) terhadap tiga hal penting itu sebagai pengetahuan metakognitif eksperiesial yang diharapkan membantu mengelola toleransi hidup kebhinekaan universal menurut konteks
fenomena intoleransi. Butir butir pemikiran hipotetis yang mendasarinya dapat dielaborasikan ke dalam usulan riset berkelanjutan (longitudinal reseamhs). Sehingga, dengan proyek proyek riset itu, butir butir pemikiran hipotetis dapat ditegaskan menjadi thotesa yang memastikan kesiapan daya toleransi kewargaan anak bangsa (Citizenchip Tolerance) dalam pengelolaan diri (self management) dan pengembangan jatidirimza (self development). Sehingga, kesiapan seperti itu dapat dinyatakan memenuhi syarat untuk dijadikan indikator tentang anak bangsa yang tidak hanya terbebas dari bencana intoleransi, tetapi lebih dari itu mereka mampu memasukiperkembangan global dunia kerja yang terintegrasi dan melibatkan keutuhan komitmen hidup pekerja global."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM : 41 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tarcisius Soemarman
"ABSTRAK
Tulisan ini hendak memberikan solusi masalah intoleransi yang melanda Indonesia saat ini melalui butir-butir pemikiran hipotesis model pembelajaran Kepemimpinan Kesejatian Hidup (KKH) atau "The True Colors of Leadership, yaitu dengan membantu anak bangsa menemukan model pengembangan warna kesejatian hidup dalam kebhinekaan secara cerdas dengan peningkatan toleransi kewargaan (citizenshiptolerance). Adapun cara tersebut dikemas menjadi model pembelajaran KKH dalam Strategic Implementation on Metacognitive-Experiental Leraning (MCEL-SI, Soemarman 2016c) for Developing The True Colors of Leadership (TCL). Model pembelajaran KKH membantu anak bangsa belajar tiga hal penting, yaitu: person variables, task variables, strategy variables. Cara cerdas belajar diterapkan didalam model pembelajaran KKH melalui monitoring and control (Flavell, 1979; Eickmann, 2004) terhadap tiga hal penting itu sebagai pengetahuan metakognitif eksperiensial yang diharapkan membantu mengelola toleransi hidup kebhinekaan universal menurut konteks fenomena intoleransi. Butir-butir pemikiran hipotesis yang mendasarinya dapat dielaborasikan ke dalam usulan riset berkelanjutan (longitidinal researchs). Sehingga, dengan proyek-proyek riset itu, butir-butir pemikiran hipotesis dapat ditegaskan menjadi hipotesa yang memastikan kesiapan daya toleransi kewargaan anak bangsa (Citizenchip Tolerance) dalam pengelolaan diri ( self management) dan pengembangan jatidirinya (self-development). Sehingga kesiapan seperti itu dapat dinyatakan memenuhi syarat untuk dijadikan indikator tentang "anak bangsa yang tidak hanya terbebas dari bencana intoleransi, tetapi lebih dari itu mereka mampu memasuki perkembangan global dunia kerja yang terintegrasi dan melibatkan keutuhan komitmen hidup pekerja global."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 42 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pangkuh Ajisoko
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji strategi metakognitif ketika proses membaca teks berbahasa Inggris dilakukan oleh pemelajar Indonesia. Subjek penelitian ini adalah 15 orang pemelajar universitas. Mereka adalah mahasiswa semester 4 dari fakultas ekonomi, di sebuah universitas di Jakarta Pusat. Pemelajar tersebut tergolong dalam tingkat kemampuan berbahasa Inggris menengah madya . Tujuan penelitian ini adalah 1 mengidentifikasi ragam strategi metakognitif yang digunakan mahasiswa dalam membaca teks dalam bahasa Inggris, 2 memaparkan frekuensi penggunaan strategi metakognitif pemelajar ketika membaca teks dalam bahasa Inggris, dan 3 menelaah hubungan penggunaan strategi metakognitif dengan hasil belajar dalam membaca teks bahasa Inggris. Mahasiswa diminta membaca sebuah teks berbahasa Inggris dengan cara menyuarakan pikiran mereka ketika mencoba memahaminya. Hal ini dikenal dengan metode think-aloud protocol TAP . Verbalisasi mereka direkam dengan alat perekam. Kemudian, data rekaman tersebut ditranskripkan. Terakhir, data tersebut dihubungkan dengan hasil belajar mereka di kelas bahasa Inggris. Pemelajar menggunakan 15 strategi dari 18 yang terklasifikasi ke dalam tiga fase membaca yaitu merencanakan, memantau, dan evaluasi. Ragam strategi metakognitif terbukti memiliki hubungan positif terhadap hasil belajar membaca mahasiswa. Sementara, frekuensi penggunaan strategi terbukti memiiki korelasi yang cukup baik terhadap hasil membaca mahasiswa.

ABSTRACT
This research examines the use of metacognitive strategies when Indonesian university students are reading English passages. The subjects of this study were 15 university students. They are the 4th semester students from faculty of economics in University X in Central Jakarta. The purposes of this research were 1 to identify the variety of metacognitive strategies that learners used in reading English, 2 to expose the frequency of the use of metacognitive strategies, and 3 to see the relationship between the use of metacognitive strategies and the learning result. Learners were asked to read a text by vocalizing their thoughts while trying to comprehend it. This is known as the method of think aloud protocol TAP . Their verbalization was recorded with a tape recorder. Then, the recorded data were transcribed. Finally, the data were correlated with the results of learning test. Learners used 13 strategies that are classified into 3 stages of reading i.e. planning, monitoring, and evaluating. The variety of metacognitive strategies is shown to have a positive relationship to the learning result of the learners. However, the frequency of metacognitive strategies has a fair correlation with the learning result."
2017
T48717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>