Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Kusnadi
"Banyak faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya suatu perbuatan jahat, diantaranya disebabkan karena niat dan kesempatan sudah bersatu dan saling mempengaruhi. Dimana hal itu berawal dari adanya Faktor Korelatif Kriminogen (FKK), Police Hazard (PH) sehingga timbullah Ancaman Faktual (AF ) berupa penyimpangan perilaku kejahatan.
Kepadatan arus kendaraan, penumpang menuju ke Pelabuhan Penyeberangan Merak Bakauheni merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesempatan terjadinya perbuatan jahat (kejahatan). Dimana hal ini dapat dibuktikan pada periode tahun 2001 dengan adanya peningkatan kepadatan jumlah kendaraan dan penumpang menuju Palau Sumatra melalui Penyeberangan Merak Bakauheni (wilayah Pulomerak) tahun 2001, mempengaruhi terjadinya peningkatan kejahatan dan begitupun juga sebaliknya. Akan tetapi di dalam aspek pengendaliannya, kejahatan maupun kepadatan arus kendaraan dan penumpang itu tidak akan terjadi perubahan apabila dalam arti jumlah personil/pelaksana di lapangan serta sarana dan prasarana (fasilitas penunjang) masih tetap. Sehingga untuk itu perlu adanya penambahan dan pengaturan yang baik dari pelaksana di lapangan, serta adanya pembenahan, penambahan sarana dan prasarana (fasilitas) penunjang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T3647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlina
"Kelelahan merupakan perasaan lelah dan kewaspadaan yang berkurang yang berhubungan dengan kantuk, sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan tugas bahkan dapat berakibat celaka. Untuk mengetahui tingkat kelelahan salah satu metode menggunakan instrumen dari International Fatigue Research International dan skala Linckert agar dapat diketahui terjadinya pelemahan motivasi, kegiatan dan fisik pada crew Kapal Penyebrangan Merak Bakauheni Banten sebanyak 43 responden. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan pendekatan cross sectional.
Penelitian mendapatkan hasil tingkat kelelahan ringan 27,9 % dan kelelahan sedang 72,1%. Tingkat kelelahan ringan dan sedang di hubungkan dengan variabel-variabel. Hasil uji Chi Square pada variabel tersebut mempunyai p value > 0,5, artinya tidak adanya hubungannya antara umur, jenis kelamin, masa kerja, status gizi, status kesehatan, shift/pola kerja kerja jabatan, kurang tidur dan lingkungan dengan tingkat kelelahan.Hanya variabel dukungan keluarga yang didapat p value 0,048 dengan alpha 0,05 dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kelelahan.

Fatigue is a feeling of exhaustion and the decreased of alertness which related to the drowsiness, so it could affect the capability and willingness to carry out the task even if it may couse harms. One the method to find out the fatigue level is use the instrument from International Fatigue Research International and Linckert scales so to be known the motivation weakening, activity and the physical on Merak-Bakauheni Ferry's strait crew at as many as respondents. This research uses quantitative and Cross Sectional Approach.
The research gets the results 27.9% rate of mild fatigue and exhaustion was 72.1%. Mild and moderate levels of fatigue are connecting with the variables. Chi Square test results on these variables had p value > 0.5, meaning no relationship between age, sex, length of employment, nutritional status, health status, shift / work patterns, occupation, lack of sleep and environment to the level of exhaustion. Only the family support variables obtained p value 0.048 with an alpha of 0.05 could be concluded there is a correlation between family support and fatigue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Islamiahti
"Industri usaha transportasi penyeberangan di Indonesia menjadi salah satu industri usaha yang penting dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Melihat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau dan dipisahkan oleh laut sehingga untuk melakukan perpindahan mobilisasi dari pulau-pulau yang dipisahkan laut maka dibutuhkan alat transportasi angkut penyeberangan untuk membantu masyarakat berpindah secara efektif dan efisien. Salah satu pelabuhan yang paling ramai dikunjungi oleh konsumen yaitu pelabuhan merak – bakauheni yang berada di Banten dan Lampung. Dermaga baru didirikan di pelabuhan merak bakauheni dengan menggunakan konsep sebagai “dermaga eksekutif” dimana dalam dermaga tersebut pelayanan yang akan diberikan pada konsumen akan jauh lebih berkualitas daripada di dermaga lainnya. Dermaga eksekutif ini dibangun oleh negara untuk memberikan kenyamanan kepada para konsumen. Namun, terdapat permasalahan yang muncul dimana dermaga eksekutif ini hanya dioperasikan oleh satu perusahaan saja yaitu perusahaan BUMN (PT ASDP Indonesia Ferry). Tidak ada perusahaan operator penyeberangan lain yang ikut mengoperasikan kapal-kapal milik mereka di dermaga eksekutif. PT ASDP Indonesia Ferry sebagai pihak yang mengelola dermaga dan juga sebagai perusahaan yang menawarkan jasa angkut kapal sehingga market control yang dimiliki sangat besar. Kecurigaan-kecurigaan ini mengarahkan pada pelanggaran praktik monopoli dan penguasaan pasar dalam usaha jasa penyeberangan di dermaga eksekutif. Pada akhirnya, penulis, memberikan kesimpulan bahwa telah terjadi praktik monopoli dan pelanggaran persaingan usaha di dermaga eksekutif diakibatkan oleh besarnya market control yang dipegang oleh PT ASDP Indonesia Ferry sehingga menyebabkan dampak kerugian yang diterima oleh perusahaan swasta lain dan konsumen.

The ferry transportation business industry in Indonesia is one of the most important industries and is widely used by the community. Knowing that Indonesia is an archipelagic country consisting of several islands and separated by the sea, so that in order to carry out the mobilization of the islands separated by the sea, it is necessary to use cross-transportation to help people move effectively and efficiently. One of the most crowded ports visited by consumers is the Merak - Bakauheni port in Banten and Lampung. The new wharf was built at the port of Merak Bakauheni using the concept of an “executive wharf” in which the services that will be provided to consumers will be much higher quality than at other docks. This executive dock was built by the state to provide comfort to consumers. However, there are problems that arise where this executive dock is only operated by one company only, namely a state-owned corporation (PT ASDP Indonesia Ferry). There are no other ferry operators operating their vessels at the executive dock. PT ASDP Indonesia Ferry as the party that manages the wharf and also as a company that offers ship transportation services so that the market control it has is very large. These suspicions lead to the violation of monopolistic practices and market control in the ferry transportation business at the executive dock. In the end, the author concludes that there have been monopolistic practices and business competition violations at the executive dock caused by the large market control held by PT ASDP Indonesia Ferry, causing the impact of losses to other private ferry companies consumers.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library