Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Canisa Cahya Aulia Katri
Abstrak :
Tubuh dan ruang dipahami sebagai produk produk budaya dan sejarah yang saling berkorelasi dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang penari menggunakan ruang sebagai media untuk menghadirkan pengalaman gerak tubuh. Dengan mengkaji sebuah tarian, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki cara tubuh bergerak, berinteraksi dengan ruang, dan bagaimana budaya mempengaruhi hubungan tersebut. Masyarakat tradisional Jawa memiliki keyakinan kosmologis yang menunjukkan bahwa manusia hanyalah sebagian kecil mikrokosmos yang harus mengetahui posisinya dengan kekuatan yang lebih besar di alam semesta makrokosmos. Masyarakat tradisional Jawa menggunakan kepercayaan ini untuk membentuk arsitektur, yang juga tarian tradisional mereka. Tari Srimpi adalah salah satu tarian tradisional Jawa yang berkaitan erat dengan budaya dan tradisi daerah yang diadakan sebagai upacara sakral oleh Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kraton Jogja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memeriksa rekaman pertunjukan tari Srimpi di Bangsal Sri Manganti di Keraton Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan kosmologis yang mereka pegang mempengaruhi bagaimana penari Srimpi bergerak di dalam ruang dengan mengacu pada kekuatan pusat dan orientasi utara selatan.
Body and space are both cultural and historical products which correlate and affecting each other. Dancers present body movements experience as spatial performance in the architectural environment it takes place. By examining dance, this study aims to investigate the way bodies move through and interact with space and how cultural cognition affects their relationship. Javanese traditional people have the cosmological belief that humans are just a small part microcosmos who must know their position with the more significant power in the universe macrocosmos. Javanese traditional people use this belief to form architecture, which also their traditional dance. Srimpi Dance is one of the most known traditional Javanese dance, which closely related to the regional culture and tradition that held as a sacred ceremony by Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kraton Jogja. The study uses the qualitative approach by examining the Srimpi dance performance recording at Bangsal Sri Manganti Ward of Kraton Yogyakarta. The result indicates the cosmological belief they hold influence how the dancer of the Srimpi dance embodied the space by the power of the center and north south oriented.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Knya Dwihany Ruth Oktavia
Abstrak :
Untuk menciptakan pertunjukan tari yang baik, penari melakukan proses latihan yang berulang-ulang. Anggota tari mempelajari gerakan dan formasi dalam tari. Sistem sensori digunakan penari dalam mengumpulkan informasi dan detail untuk setiap gerakan, perpindahan posisi, formasi dan arah. Proses mempelajari elemen pada tari ini, membentuk semua memori spasial yang menyebabkan penari mampu mengingat gerakan berdasarkan formasi maupun music atau lagu. Pada tulisannya ini, penulis mencoba melihat proses kelompok tari (dengan delapan anggota) mempersiapkan sebuah penampilan tari. Penulis melihat bagaimana memori spasial pada masing-masing anggota bekerja pada satu kelompok tari dalam melakukan latihan. Analisis dilakukan dengan mengamati gerak dan formasi pada tari serta perbandingan pada tiga rekaman latihan. ......In order to perform a great dance performance, dancer should pass through many practices. Dancers need to learn the movements and formation. Which require sensory systems, to gather the information and detail about each movement, gesture, formation, orientation. As the dancers learning about the elements of dancing, the bodies create spatial memories, that allowed dancers to memorize each gestures with the movements based on the music. On this writing, we tried to see how a group of dancers -consists of 8 individuals- create a performance with 8 different memories. We tried to see, how the spatial memory of each individual works in a group dance, considering the space, choreographies, blockings, dance flows, music and energy. By learning each individual way to move, to dance, and how the group dancing spatial from three practice videos.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Jatiningrum
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang proses pembentukan konsep diri pada penari di Jakarta dengan kategori usia dewasa muda. Menggunakan konsep dasar dari teori interaksional simbolik, penelitian ini juga melihat bagaimana para penari bertukar simbol untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tindakan yang dilakukan oleh para penari tersebut digali lebih dalam untuk memahami bagaimana interaksi yang mereka lakukan membentuk konsep diri mereka dan juga bagaimana keputusan serta cara mereka berkomunikasi dibangun dari konsep diri yang mereka miliki. Oleh sebab itu, dapat dikatakan pertukaran simbol yang penari lakukan melibatkan dua komponen penting dalam diri mereka, yaitu profesi sebagai penari serta aktivitas menari yang dijalankan sehari-hari. Penemuan dari penelitian ini menyatakan bahwa masing-masing komponen memberikan peran tersendiri bagi konsep diri individu dengan proses dan takaran yang beragam. Hal tersebut juga didasari oleh kaitan beberapa aspek yang mendukung, seperti bagaimana para individu memulai memutuskan untuk mengikuti aktivitas menari, cara mereka merespon pandangan orang lain tentang profesinya, nilai dan tujuan yang mereka bentuk dalam menari, serta konsekuensi dari menari itu sendiri. Semua aspek tersebut dirangkum dan digali dari para individu melalui wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari pengalaman serta pemaknaan yang mereka punya. Untuk dapat melihat proses pembentukan konsep diri dengan lebih komprehensif, penelitian. ......This study discusses the process of forming self-concept in dancers in Jakarta with young adult age categories. Using the basic concepts of symbolic interactional theory, this study also looks at how dancers exchange symbols to try and discuss with the surrounding environment. The actions taken by the dancers were explored more deeply to discuss about how they made their self-concept and also how to decide how they would build from the self-concept they made. Therefore, it can be discussed symbols that dancers do two important components for themselves, namely dancers and activities performed daily. The findings from this study state that each component provides its own role for individual self-concepts with diverse processes and measurements. This is also based on the renewal of several supporting aspects, such as how individuals begin to decide to participate in dance activities, how they respond to other people's views about their profession, the values and goals they make in the form of dancing, and discuss from the work itself. All aspects are summarized and explored from individuals through interviews to get data from their experience and meaning. To be able to see the process of making self-concept with more complete research.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library