Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afiyatul Mardiyah
"Pendahuluan: Infeksi virus dengue merupakan infeksi yang paling banyak terjadi di Indonesia. Terapi infeksi dengue umumnya bersifat suportif berupa terapi cairan dan simptomatik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, quercetin diketahui memiliki potensi sebagai antiviral dengue. Namun, mekanisme penghambatannya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menilai persentase hambatan quercetin pada mekanisme penghambatan reseptor dan penempelan virus dengue serotipe 2 (DENV-2), persentase viabilitas sel terhadap quercetin, serta ikatan energi antara quercetin dengan protein E pada DENV secara in silico. Metode: Senyawa diuji secara in vitro terhadap DENV-2 menggunakan sel Vero. Dilakukan dua jenis pengujian, yaitu uji penghambatan reseptor dan penempelan virus melalui uji fokus dan uji viabilitas sel melalui uji MTT. Konsentrasi quercetin yang digunakan sebagai uji adalah sebesar 2 kali IC50 (36,81 µg/ml). Pengujian hambatan secara in silico dengan menggunakan software Autodock Tools - 1.5.6. Hasil: Nilai persentase penghambatan pada reseptor dan penempelan DENV dengan quercetin adalah 23,53% dan 45%. Persentase viabilitas sel vero terhadap quercetin pada penghambatan tahap pra-infeksi adalah 109,82%. Interaksi antara quercetin dan protein E DENV memiliki nilai ikatan energi dan konstanta inhibisi pada konformasi terbaik sebesar -4,89 kkal/mol dan 0,26 mM. Kesimpulan: Quercetin berpotensi sebagai antiviral dengue melalui mekanisme penghambatan pada tahap pra-infeksi, terutama penghambatan penempelan virus

Introduction: Viral dengue infection is the most common infection in Indonesi. Nowadays, management of DHF is only supportive care, i.e, fluid and symptomatic therapy. Based on previous research, quercetin has potency as antiviral dengue, but the mechanism is still unknown. Thus, the purpose of this research is to evaluate the percentage of reseptor inhibition and dengue serotype 2 virus (DENV-2) attachments inhibition with quercetin, cell viability percentage against quercetin, and energy bond between quercetin and protein E DENV in silico. Method: The compound was tested in vitro against DENV-2 using Vero Cells. There were 2 type of tests, receptor and DENV attachment inhibitory test using focus assay and viability test using MTT assay. The quercetin concentration was 2 times IC50 (36,81µg/ml). In silico study was conducted using Autodock Tools – 1.5.6. Results: Inbitory percentage of reseptor and DENV attachment with quercetin were 23,53% and 45%. Vero cell viability against quercetin in pre-infection step was 109,82%. Energy bond and inhibition constanta between quercetin and protein E DENV were -4,89 kkal/mol and 0,26 mM. Conclusion: This study shows that quercetin has potency as antiviral dengue through DENV attachment inhibition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prameswari SM
"ABSTRAK
Korosi baja tulangan dalam beton dewasa ini Ielah menjadi masalah utama dalam merawat struktur-struktur bangunan terutama pada jembatan dan bangunan disekitar laut. Pada kondisi ini, serangan ion khlorida dari air laut sangat herperan dalam menurunkan umur pakai dan kualitas beton. Usaha dan penelitian telah banyak dilakukan untumengendalikan korosi pada haja tulangan dalam beton, salah satunya adalah dengan penambahan inhibitor nitril (dalam hal ini NaNO2) ke dalam campuran heton. Inhibitor ini sangat disarankan karena lebih efektif dan ekonomis haik untuk
struktur-struktur baru maupun yang diperbaiki. Untuk mempelajari mekanisme NaNO2 dalam mengikisi korosi baja tulangan dalam helon digunakan Electrochemical Impedance Spectroscop karena dapat memberikan data yang lebih akurat untuk mempelajari prilaku koro si dan pasifitas antarmuka baja tulangan dalam beton.
Parameter kondisi beton dibuat dengan perhandingan air-semen 0.6 dengan.
Variabel konsentrasi inhibitor NaN02 sebesar 5 L/m3, 15 L/m3, dan 30 L/m3, yang dicelup lie dalam air laut buatan (35 gpl Na) teknis. Pengukuran EIS dilalrukan selama 5 minggu (minggu ke-5, 6, 7, 8. dan ke-9 setelah curing) dengan membenikan polensial bolak-balik 10 mV dan selang frek uensi dari 5000 Hz sampai 0,002 Hz. Spektra impelansi hasil pengukurcan HIS dipresentasikan da/am bentuk kurva Nyquist dan Bode.
"
2001
S41398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Rifai
"ABSTRAK
Beton dengan baja tulangan sebagai penguat telah digunakan sejak abad
20. Pada umumnya baja tulangan bersifat tahan korosi karena berada dalam
larutan pori beton yang bersifat basa dengan kisaran pH sekitar 12,_5 - 13,8
(bergantung pada ripe semen yang digunakan. Karena berada dalam linglamgan
basa, maka baja tulangan ini akan membentuk lapisan pasir protektif.
Kemampuan protekin lapisan pasif ini dapat berkurang karena adanya ion-ion
agresif seperti klorida sehingga mempercepat pecahnya lapisan pasif yang
terbentuk.
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah korosi yang disebabkan
ion klorida pada hiya tulangan dalam lamtan pori beton adalah dengan
penambahan inhibitor. Inhibitor yang banyak digunakan adalah inhibitor nitrit
karena sifat dan fungsinya yang dapat mestabilkan lapisan pasif dari serangan
ion /florida dengan membentuk lapisan pasif 3(y-=Fe;»03). Selama ini berbagai
penelitian lelah dilalaikan untuk mengetahui kelahanan baja tulangan dalam
larutan pori belon yang terbatas pada laju korosi dan sifat pasivasinya.
Sedangkan mekanisme inhibisi dari inhibitor NaN02 belum diketahui.
Mekanisme inhibisi dari inhibitor dalam meningkatkan ketahanan korosi
baja Iulangan dapat dipelajari dengan menggunakan Eletrochemichal Impedance
Spectroscopy (ELS). EIS akan memberikan nilai tahanan polarisasi yang Iebih
aknrar sehingga peneriman laju korosi baja angan dapat dilenturkan lebih
teliti. Dengan metoda ini sistem bcya inlangan dalam larutan pori digambarkan
sebagai rangkaian listrik ekuivalen yang harga iahanan dan kapasitasinya dapat
di ukur pada berbagai frekuensi (5000 sampai 0,002 Hz).
Pengukuran EIS dilakukan setiap minggu selama 5 minggn berturut-turut
pada baja tulangan dalam Iarutan SPS, lamtan SPS yang mengandung 35 gp/
NaCl, larutan SPS yang mengandnng 35 gpl NaCl ditambah 20,7 gl NQN02 ,
larutan SPS yang mengandung 35 gp] NaCl ditambah 24,84 gp! NGNO2 dan
larutan SPS yang mengandung 35 gpl NaCl ditambah 28, 95° gpl NaNO.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model rangkaian ekivalen yang
terbentuk pada baja tulangan dalam larutan SPS yang mengandung NaCl dengan
penambahan variasi konsentrasi NQNOQ adalah model 2 yang tidak mengalami
perubahan selama 5 minggu pengukuran. Model 2 ini menunjukkan lapisan pas
protek yang dibentuk oleh ion NO; belum rata Hal ini dapat dilihat dari nilai
iahanan polarisasinya yang tidak stabil dengan harga malrsimum 1.10 2?
ohm.cm2. Dari nilai alfa-i yang berkisar 0,91 - 1 terlihat bahwa pada awal
perendaman lapisan pasif terbentuk rata yang kemudian mengalami
ketidakmerataan akibat serangan ion florida pada daerah yang lunak. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi yang digunakan belum
efisien yang terlihat dari mudah terserangnya lapisan pasif protektif oleh ion
klorida.

"
2001
S41397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library