Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nastia Hidayati
Abstrak :
ABSTRAK Kesalahan pengobatan merupakan suatu kegagalan proses pengobatan yang dapat mengarah pada mortalitas, morbiditas dan memperpanjang masa rawat inap. Masalah dari pencegahan kesalahan pengobatan adalah kesadaran (awareness)  dan pengetahuan dari setiap tenaga kesehatan terutama apoteker. Secara umum dokumentasi kesalahan pengobatan yang terjadi selama ini masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh intervensi edukasi terhadap apoteker dalam mencegah kesalahan pengobatan di apotek komunitas X di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi pre-eksperimen dengan desain pre-post. Jumlah dan frekuensi kesalahan pengobatan ditentukan dengan menggunakan indikator kesalahan pengobatan, yaitu indikator prescribing error, dispensing error dan administration error serta pengkajian resep. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dari Mei hingga September 2018. Tingkat kesadaran apoteker dievaluasi dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 34 apoteker yang terpilih sesuai kriteria inklusi. Apoteker menerima intervensi edukasi dalam 4 kali pertemuan. Sebanyak 3085 resep dikumpulkan dalam periode tersebut. Data dianalisis menggunakan statistic General Linear Model. Hasil dari penelitian ini ditemukan 260 kasus kesalahan peresepan berkurang menjadi 135 kasus (43% menjadi 21,9%), 79 kasus kesalahan dispensing berkurang menjadi 46 kasus (13,1% menjadi 7,49%) dan 3 kasus kesalahan pemberian obat berkurang menjadi 1 kasus (0,49% hingga 0,16%). Pemberian edukasi menunjukkan peningkatan kesadaran apoteker secara signifikan dengan (p=0,000). Edukasi tidak memberikan dampak signifikan terhadap kejadian prescribing error, dispensing error dan administration error dengan nilai p masing-masing 0.127; 0.156; and 0.825. Sehingga dapat disimpulkan bahwa edukasi dapat mempengaruhi kesadaran apoteker dalam mencegah kesalahan pengobatan. Pemberian edukasi dapat mempengaruhi penurunan jumlah total kesalahan pengobatan.
ABSTRACT A medication error is a failure in the medication process that leads to the mortality, morbidity and prolong of hospitalization. The problem of medication errors prevention is the awareness and knowledge of every health practitioner especially pharmacist. Theres a limited records of medication errors that occur during the medication process, in general. This study aims to evalute the influence of education intervention to pharmacist awareness on preventing medication error in community pharmacy at DKI Jakarta. This study used the pre-experimental study with pre-post design. The amount and frequency of errors was investigated by using medication error indicator contain three types of medication errors and the analysis of prescription. This study conducted in a period of 5 months from May through September 2018. The awareness level of pharmacist evaluated by using the questionnaire giving to 34 selected community pharmacy in DKI Jakarta. They received the education intervention in 4 times periods. A total of 3085 prescription being analyzed for the periods. The data were analyzed using a general linear model of statistic. As a result, founded 260 cases of prescribing error reduce to 135 cases (43% to 21.9%), 79 cases of dispensing error reduce to 46 cases (13.1% to 7.49%) and 3 cases of administration error reduce to 1 case (0.49% to 0.16%). The education intervention shown the significance of pharmacist awareness increasing with p value = 0.000. On the other hand the result of incidence of prescribing errors, dispensing errors and administration error shown no significant educational effect with p value 0.127, 0.156 and 0.825, respectively. Based on the results of the study it can be concluded that the educational intervention influenced the pharmacist awareness on preventing the medication error. It can decreased the number of total medication error, in general.
2019
T52367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helm, Ann
Philadelphia: Lippincott Eilliams & Wilkin , 2003
344.041 4 HEL n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rochimiah
Abstrak :
Berdasarkan Kepmenkes no 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar pelayanan farmasi untuk tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat adalah 100 %. Kejadian kesalahan pemberian obat dari bagian farmasi di RS ?X? masih selalu muncul walaupun sudah ada Standar Prosedur Operasional (SPO). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan analisis konten. Peneliti melakukan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Dari hasil penelitian didapatkan faktor penyebab kejadian kesalahan pemberian obat yang perlu diperbaiki adalah faktor supervisi terhadap pelaksanaan SPO, lingkungan kerja fisik, kelelahan, stress dan interupsi, beban kerja serta ketrampilan dan pengetahuan petugas.
Based on Kepmenkes No. 129 year 2008 about Minimum Service Standards Hospitals, pharmaceutical service standards for the absence of medication error occurrence is 100%. Incidence of medication errors in a hospital "X" pharmacy section was always appear despite existing Standard Operating Procedures (SOPs). The purpose of this research is to identify and analyze the factors that caused the error. This is a qualitative research method with content analysis. Researchers conducted in-depth interviews, observation and document review. From the results, the causes of medication error events that need to be improved is the supervision of the implementation of SPO factors, physical work environment, fatigue, stress and interruptions, workload and skill and knowledge workers.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T41900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahelangi, Ulanya Hannagracia Mariatheodore
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran karakteristik individu, variabel organisasi dan faktor psikologis perawat pelaksana dan hubungannya dengan kesalahan pemberian obat yang dilakukan perawat di rumah sakit X tahun 2004. Maksud penelitian ini adalah untuk mengurangi kejadian kesalahan pemberian obat yang dilakukan perawat pelaksana di bangsal perawatan umum, agar mutu rumah sakit terjaga. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan potong lintang. Analisis statistik dilakukkn secara univariat dan bivariat. Dikarenakan pada hasil bivariat tak ditemukan hubungan antara karakteristik individu, variabel organisasi dan faktor psikologis dengan kesalahan pemberian obat, maka tidak dilanjutkan analisis multivariat regresi logistik. Tetapi dari hasil wawancara mendalam penelitian kualitatif menujukkan penyebab terjadinya kesalahan pemberian obat disebabkan supervisi yang kurang, beban kerja yang tersa berlebih, instruksi kerja yang kurang jelas, sikap masing-masing individu dalam hal kurang teliti, inkonsisten, juga kurangnya motivasi kerja. Disarankan agar dalam mengurangi kesalahan supervisi ditingkatkan, mulai membuat system pelaporan kejadian kesalahan, membuat analisa kerja dan tinjau ulang imbalan yang diberikan. Pihak manajemen harus lebih memperhatikan jaminan kualitas, kontrol proses, pelaksanaan siklus PDCA. Daftar Pustaka 54 (1982 - 2003)
Analyze Correlation Individual Variable, Organization and Psychologic Factors with Medication Errors by Nurse at X Hospital Year 2004 This study is to figure out the individual characteristic, organization variable and psychologist factors of the nurses active in general ward, and its correlation with medication errors which is done by these nurses at X hospital year 2004. The purpose of this study is to eliminate and minimize medication errors done by the nurses in general ward , and the result is quality hospital . This study is a cross sectional quantitative with univariate and bivariate analysis and qualitative. There is no significance correlation between individual characteristic, organization variable and psychologist factors with medication errors, therefore multivariate logistic regression analysis has not done . Result from in depth interview found out that medication error happened cause of minimal supervision, high work load, standard operating procedure not informative enough, inconsistency and low motivation. Suggestion to minimize medication errors are improvement in supervision, arrange medication error report system, evaluate work analysis and renewal reward and payment roll. Management should have to give more attention in quality assurance, controlling process, which is in PDCA cycle. References : 54 (1982 - 2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Hadiqotul Aini
Abstrak :
Seorang apoteker memiliki peran krusial dalam menjaga keselamatan pasien dengan memastikan pengelolaan maupun penggunaan obat yang aman. Adapun,  kesalahan pengobatan yang dapat membahayakan keselamatan pasien dapat terjadi  di berbagai tahap pelayanan kefarmasian, baik pada proses penulisan resep,  pembacaan resep, peracikan resep, maupun saat penggunaan obat. Sehingga, untuk menghindari terjadinya kesalahan pengobatan,  maka peran seorang apoteker sangat penting dalam melakukan pengkajian resep yang merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian. Kegiatan pengkajian ini setidaknya mencakup tiga aspek yakni aspek  administrasi,  farmasetik serta klinis. Pada tugas khusus Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek Atrika, dilakukan pengkajian dua resep obat jantung. Adapun, dari telaah dan pengkajian resep yang telah dilakukan, diketahui bahwa dua resep obat jantung tersebut tergolong resep yang baik dari segi administrasi, farmasetis serta klinis. ...... A pharmacist contributes to patient safety by ensuring the safe management and use of medications. Potential medication errors that pose risks to patient safety may occur at various stages of pharmaceutical care, including prescribing, transcribing, dispensing, and during medication administration. Therefore, the role of a pharmacist is essential in conducting prescription reviews to prevent medication errors. As part of Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) at Atrika Pharmacy, two prescriptions for cardiovascular drug were reviewed. Based on the analysis and review of the prescriptions, it can be concluded that both prescriptions are considered good in terms of administrative, pharmaceutical, and clinical aspects.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini
Abstrak :
Apotek merupakan fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan yang salah satunya adalah pelayanan untuk farmasi klinik. Kegiatan pelayananan farmasi klinik yang terdapat di Apotek adalah bagian dari kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang berhubungan langsung serta bertanggung jawab terhadap pasien. Pengkajian dan pelayanan resep merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik yang ada di apotek. Kegiatan pengkajian Resep yang ada di apotek dibagi menjadi tiga, meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Tujuan pengkajian berdasarkan tiga aspek tersebut untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pelayanan obat (medication error). Ada beberapa kesalahan pengobatan atau medication error yang sering terjadi seperti pemberian obat yang tidak tepat, pemberian dosis obat yang salah, kesalahan dalam menulis atau kesamaan bunyi nama obat, kesalahan pada penggunaan serta kesalahan pada perhitungan dosis obat yang diresepkan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengkajian 10 resep racikan dan 10 resep non-racikan yang ada di Apotek Kimia Farma 494 Beji Depok pada periode bulan April 2023. Hasil kajian dari 20 resep yang dilakukan, permasalahan yang banyak terjadi terdapat pada aspek klinisnya seperti ada interaksi obat. Terdapat 3 jenis interaksi obat pada resep racikan dan non racikan yaitu interaksi mayor, moderat, dan minor. ...... Pharmacy is a healthcare facility that provides services, one of which is clinical pharmacy services. Clinical pharmacy services in pharmacies are part of pharmaceutical services directly related to and responsible for patient care. Prescription assessment and service are among the clinical pharmacy services available in pharmacies. Prescription assessment activities in pharmacies are divided into three parts: administrative, pharmaceutical suitability, and clinical consideration. The purpose of assessing prescriptions based on these three aspects is to prevent medication errors. Several common medication errors include incorrect drug administration, wrong drug dosage, errors in writing or sound-alike drug names, errors in drug use, and errors in calculating prescribed drug doses. This study aims to assess 10 compounded and 10 non-compounded prescriptions at Kimia Farma Pharmacy 494 Beji Depok during April 2023. From the study's results, it was found that clinical aspects such as drug interactions were the most prevalent issue. There were three types of drug interactions found in compounded and non-compounded prescriptions: major, moderate, and minor interactions.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library