Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dodi Gamaliel
Abstrak :
ABSTRAK
Terbentuknya Uni Eropa tidak terlepas dari adanya cita-cita untuk melakukan kerjasama dan integrasi dibidang ekonomi dan moneter di antara negara-negara Eropa. Salah satu perwujudan dari cita-cita tersebut adalah dengan menghadirkan mata uang tunggal yang saat ini dikenal dengan nama Euro. Dari 28 negara anggota Uni Eropa, ada dua negara anggota Uni Eropa memutuskan untuk tidak menggunakan mata uang Euro, salah satunya adalah Denmark. Akibat dari tidak bergabungnya Denmark dengan Euro, maka ada sejumlah konsekuensi yang harus mereka alami, baik secara ekonomi maupun hukum, seperti yang diatur di sejumlah peraturan dalam hukum Uni Eropa.
ABSTRACT
The establishment of the European Union can not be separated from their ideals to cooperate in the economic and monetary integration among European countries. One embodiment of these ideals is to have a single currency which is currently known as the Euro. Among the 28 EU member states, there are two EU member states that decided not to use the Euro currency, one of them is Denmark. As a result of not joining the Euro, there are a number of consequences that should be experienced by Denmark, both in economic and law, as stipulated in the regulations of EU laws.
2015
S60814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Erna Sari Ulina
Abstrak :
Salah satu alternatif mengatasi persoalan dispersi mata uang adalah dengan membentuk mata uang tunggal, tetapi harus memenuhi berbagai persyaratan agar manfaat yang diperoleh lebih besar dari kerugian. Salah satu teori yang mendasari pembentukan mata uang bersama adalah Teory Optimum Currency Area (OCA), di mana nilai tukar negara-negara dalam OCA harus bergerak ke arah derajat yang sama (co-movement). Nilai tukar nominal akan mengambil alih peran variabel riil dalam melakukan penyesuaian terhadap goncangan. Co-movement nilai tukar harus dipengaruhi oleh indikator makro, yaitu inflasi, suku bunga, produk domestik bruto, dan jumlah uang beredar. Arah permodelan dan teknik estimasi yang digunakan harus ditujukan untuk mendeteksi terpenuhinya ketiga karakteristik di atas, sehingga digunakan vector error correction model (VECM). Hasilnya, diketahui co-movement jangka panjang hanya diperoleh dari pergerakan ringgit Malaysia dan dolar Singapura. Namun, tidak semua indikator makro menjadi faktor penjelas dari pegerakan nilai tukar itu. Dengan demikian, secara keseluruhan tidak ditemukan indikasi pementukan mata uang tunggal dari pergerakan nilai tukar dan indikator makro ekonomi ASEAN5. ......One alternative to overcome the dispersion problem is the currency by establishing a single currency, but must meet various requirements for benefits greater than the losses. One theory that underlies the formation of a common currency is the Theory of Optimum Currency Area (OCA), in which the exchange rate of countries in the OCA should be moving toward the same degree (comovement). Nominal exchange rate would takeover the role of real variables in making adjustments to the shocks. Co-movement rate should be influenced by economic indicators, namely inflation, interest rates, gross domestic product, and the money supply. The direction of modeling and estimation techniques used should be directed to detect the fulfillment of the three characteristics above, so the used vector error correction model (VECM). The result, known to long-term co-movement is only obtained from the movement of Malaysian ringgit and Singapore dollar. However, not all macro indicators of movement explanatory factors of exchange value. Thus, overall indication to create not find a single currency exchange rate fluctuations and macroeconomic indicator ASEAN5.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28307
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library